Anda di halaman 1dari 36

Direktorat Jenderal Bina Marga

Direktorat Bina Program

Kementerian Pekerjaan Umum


LATAR BELAKANG

Pengelolaan dan penanganan prasarana dan sarana bidang pekerjaan umum


terkait penyelenggaraan jalan telah terbagi antara Pemerintah, Pemerintah
Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
(UU-38/2004 dan PP-34/2006, tentang Jalan)

Prasarana dan sarana dasar bidang pekerjaan umum yang penyelenggaraannya


merupakan wewenang tugas Pemerintah di bidang jalan meliputi :
• Penyelenggaraan Jalan Secara Umum
• Penyelenggaraan Jalan Nasional

o Secara Umum adalah secara makro yang mencakup seluruh status jalan, baik
Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kota dan Jalan Desa
o Jalan Nasional adalah ruas jalan yang menjadi kewajiban dan merupakan
kewenangan Pemerintah
o Wewenang penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan
nasional meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan
(tur-bin-bang-was)

2
ASAS PENYELENGGARAAN JALAN

o Asas Kemanfaatan, memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya bagi


pemangku kepentingan, kepentingan nasional maupun kesejahteraan masyarakat
o Asas Keamanan dan Keselamatan, memenuhi persyaratan keteknikan jalan,
kondisi permukaan dan geometrik jalan
o Asas Keserasian, keharmonisan lingkungan sekitar
o Asas Keselarasan dan Keseimbangan, keterpaduan dengan sektor lain dan
keseimbangan antar wilayah dan pengurangan kesenjangan sosial
o Asas Keadilan, memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak, tidak
memberikan keuntungan kepada pihak-pihak tertentu
o Asas Transparansi dan Akuntabilitas, diketahui oleh masyarakat dan dapat
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat
o Asas Keberdayaan dan Keberhasilan, pemberdayaan sumber daya dan ruang
yang optimal, dan pencapaian hasil sesuai sasaran
o Asas Kebersamaan dan Kemitraan, melibatkan peran serta pemangku
kepentingan melalui hubungan kerja yang harmonis, setara, timbal balik, dan
sinergis.

3
KEWENANGAN Penyelenggaraan Jalan Secara Umum
UU No.38/2004
PEMERINTAH Penyelenggaraan Jalan Nasional

Pengaturan Pembinaan Pembangunan Pengawasan


• Pembentukan peraturan • Pengembangan sistem • Penyusunan PJM dan tahunan • Evaluasi dan pengkajian
perundang-undangan; bimbingan, penyuluhan, jaringan jalan nasional; pelaksanaan kebijakan
• Penyusunan pembiayaan dan
• Perumusan kebijakan serta pendidikan dan penyelenggaraan jalan;
penganggaran penyelenggaraan
perencanaan; pelatihan di bidang jalan; jalan nasional; • Pengawasan terhadap
• Penyusunan dan • Pemberian bimbingan, • Pelaksanaan perencanaan teknis pemenuhan standar
penetapan norma, standar, penyuluhan, dan pelatihan dan pengadaan lahan untuk jalan pelayanan minimal yang
nasional;
kriteria, dan pedoman. para aparatur di bidang • Pelaksanaan preservasi jalan ditetapkan;
• Penetapan fungsi jalan jalan; nasional; • Evaluasi kinerja
untuk ruas jalan arteri dan • Pengkajian serta • Pelaksanaan pembangunan jalan penyelenggaraan jalan
nasional;
jalan kolektor yang penelitian dan • Menentukan persyaratan laik
nasional;
menghubungkan antar pengembangan teknologi fungsi secara teknis dan • Pengendalian fungsi dan
ibukota provinsi dalam bidang jalan; administratif; manfaat hasil
• Pemberian fasilitas • Pengoperasian jalan nasional
sistem jaringan jalan pembangunan jalan
setelah ditetapkan laik fungsi;
primer; penyelesaian sengketa • mengutamakan pemeliharaan dan nasional;
• Penetapan status jalan antarprovinsi dalam pemeriksaan jalan secara berkala • Pemberian izin,
nasional; dan penyelenggaraan jalan. untuk mempertahankan tingkat dispensasi, rekomendasi
pelayanan jalan sesuai dengan
• Penyusunan perencanaan standar pelayanan minimal yang pemanfaatan dan
umum jaringan jalan ditetapkan; penggunaan bagian
nasional. • dapat membantu pembiayaan jalan bagian jalan nasional.
daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
• dapat menetapkan pelaksanaan
sebagian penyelenggaraan jalan
nasional melalui tugas pembantuan
dan dekonsetrasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
• pengembangan dan pengelolaan
sistem manajemen jalan nasional.
4
VISI & MISI DITJEN BINA MARGA

• Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan


VISI berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial

• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan


mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai, untuk
melayani pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan kawasan
strategis nasional
• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan
MISI dan di kawasan perkotaan yang memiliki intensitas pergerakan logistik
tinggi yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan
ekonomi utama nasional
• Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam
menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan dengan mobilitas,
aksesibilitas dan keselamatan yang memadai

5
SASARAN STRATEGIS 2010-2014

OUTCOME

◦ Meningkatnya kondisi mantap jaringan jalan nasional menjadi 94 %.


◦ Meningkatnya penggunaan jalan pada ruas jalan nasional menjadi 91,55
milyar kendaraan kilometer/tahun.
◦ Meningkatnya fasilitasi penyelenggaraan jalan daerah untuk menuju 60
% kondisi mantap.

OUTPUT
◦ Panjang jalan yang mendapat preservasi 170.323 km
◦ Panjang jembatan yang mendapat preservasi 602.691 m
◦ Panjang jalan yang mendapat peningkatan kapasitas 19.370 km
◦ Panjang jembatan, fly over dan terowongan yang dibangun 26.670 m
◦ Jumlah lajur kilometer jalan nasional 104.702 km
◦ Panjang preservasi dan peningkatan kapasitas jalan dan jembatan di
Kawasan Strategis dan Wilayah Tertinggal 1.378 km
◦ Panjang Jalan tol yang dibangun 700 km (42 km diantaranya akan
dibangun oleh pemerintah)

6
KEWENANGAN PEMERINTAH
DALAM PENYELENGGARAAN JALAN SECARA UMUM
TERKAIT PENYELENGGARAAN JALAN
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
MATERI

1)Penyiapan Rencana Fasilitasi Penyelenggaraan


Jalan Provinsi/Kab/Kota dan Desa
2)Fasilitasi Penyusunan Program Jalan
Provinsi/Kab/Kota dan Desa
3)Fasilitasi Penyiapan Pelaksanaan Jalan
Provinsi/Kab/Kota dan Desa termasuk Bimbingan
Teknis

1)Koordinasi Pengusulan Program Penanganan Jalan


Provinsi/Kab/Kota dan Desa yang dibiayai oleh
Dana Alokasi Khusus dan Dana Pusat Lainnya
2)Penilaian Usulan Program Penanganan Jalan
Provinsi/Kab/Kota dan Desa yang dibiayai oleh
Dana Alokasi Khusus dan Dana Pusat Lainnya

8
Proses Penyelenggaraan Jalan Daerah
Dasar Acuan • PKPJ menghasilkan Kebijakan Perencanaan (KP)
RPJP Nas/Prov/Kab/Kota Perumusan kebijakan • KP disusun berdasarkan prinsip2 (kemanfaatan,
perencanaan jalan (PKPJ) keamanan, dll) & memperhatikan pertimbangan
RTRW Nas/Prov/Kab/Kota (koordinasi, good governance, dll)

Perumusan Kebijakan Perencanaan


• PPU menghasilkan rencana umum jaringan jalan
Pengaturan

(RUJJ) yg meng-gambarkan wujud jaringan jalan sbg


Penyusunan Perencanaan Umum Penyusunan Perencanaan Umum satu kesatuan sistem jaringan berupa kumpulan
rencana ruas2 jalan beserta besaran pencapai-an
(PPU) sasaran kinerja pelayanan jalan utk jangka waktu
tertentu
Pengendalian Penyelenggaraan Jalan • RUJJ terdiri dari RUJPJJ dan RUJMJJ
Secara Makro

Penyusunan dan Penetapan NSPK • RUJPJJ disusun utk perioda 20 th, dievaluasi
Rencana Umum Jangka Panjang paling lama tiap 5 th
Jaringan Jalan (RUJPJJ)
• RUJPJJ disusun berdasarkan RPJP, RTRW,
Pembinaan

Pelayanan dan Pemberdayaan RUJTJ, pedoman menteri


Sumber Daya Manusia
• RUJMJJ disusun utk perioda 5 th, dievaluasi
Penelitian dan Rencana Umum Jangka Menengah paling lama tiap 3 th
Pengembangan Jalan Jaringan Jalan (RUJMJJ) • RUJMJJ disusun dgn memperhatikan RUJPJJ &
pedoman menteri
Pemrograman dan Penganggaran
• Pemrograman untuk menyusun rencana kegiatan
penanganan ruas jalan yg mencakup penetapan rencana
Pembangunan

Perencanaan Teknis Jalan tingkat kinerja & perkiraan biaya yg mengacu kepada
Pemrograman dan Penganggaran RUJMJJ & pedoman menteri
(P&P) • Penganggaran merupakan kegiatan pengalokasian dana
Pengadaan tanah yg diperlukan untuk mewujudkan sasaran program

Pelaksanaan Konstruksi
• PT merupakan kegiatan penyusunan dokumen
Pengoperasian dan Pemeliharaan
Pengawasan

rencana teknis yang berisi gambaran produk yang


Perencanaan Teknis (PT) ingin diwujudkan
Pengawasan • PT harus dilakukan secara optimal dgn
memperhatikan aspek lingkungan hidup dan
pedoman menteri
Hasil: Sistem Jaringan Jalan
Sumber: digambarkan dari pasal-pasal dalam PP No. 34 Tahun 2006 9
PEMERINTAH MEMFASILITASI KEBUTUHAN
PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN JALAN DAERAH
SESUAI AMANAT UU-38/2004 dan PP-34/2006 … (1)

NSPK
Kewenangan Daerah
Yang Dibutuhkan Untuk
Sesuai UU dan PP Jalan
Melaksanakan Kewenangan Daerah
1. PENGATURAN

1.1 Perumusan kebijakan 1. Pedoman perumusan kebijakan perencanaan jalan Provinsi


perencanaan jalan dan Kabupaten/Kota

1. Pedoman penetapan fungsi jalan Provinsi dan


Kabupaten/Kota
2. Pedoman penetapan status jalan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
1.2 Penetapan status dan fungsi jalan
3. Pedoman penetapan kelas jalan untuk jaringan Jalan
Provinsi dan Kabupaten/Kota
4. Tatacara/SOP pengusulan fungsi dan status jalan Provinsi
dan Kabupaten/Kota
1. Pedoman teknis penyusunan Rencana Umum Jangka
Panjang Jaringan Jalan (RUJPJJ) Provinsi dan
1.3 Penyusunan perencanaan
Kabupaten/Kota
jaringan jalan
2. Pedoman teknis penyusunan Rencana Jangka Menengah
Jaringan Jalan (RUJMJJ) Provinsi dan Kabupaten/Kota

10
PEMERINTAH MEMFASILITASI KEBUTUHAN
PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN JALAN DAERAH
SESUAI AMANAT UU-38/2004 dan PP-34/2006 … (2)

NSPK
Kewenangan Daerah
Yang Dibutuhkan Untuk
Sesuai UU dan PP Jalan
Melaksanakan Kewenangan Daerah
2. PEMBINAAN
1. Pedoman sistem penilaian kompetensi pejabat dan
2.1 Pelaksanaan bimbingan, penyuluhan,
pelaksana penyelenggara Jalan Provinsi dan
dan diklat aparatur
Kabupaten/Kota

1. Pedoman penyelenggaraan pengkajian, penelitian, dan


2.2 Litbang dan teknologi terapan
pengembangan di bidang jalan Provinsi dan Kabupaten/Kota

1. Pedoman Penetapan Ruang Manfaat dan Ruang Ruang


Milik Jalan (red: bisa masuk ke standard geometrik jalan)
2. Pedoman penempatan bangunan utilitas pada ruang
2.3 Pemberian ijin, rekomendasi,
manfaat dan ruang milik jalan
dispensasi, & pertimbangan
3. Pedoman Pemberian izin, rekomendasi, dan dispensasi
pemanfaatan ruang jalan
pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan (red:
termasuk dalam hal pembagian tugas dan wewenang antar
instansi terkait)

1. Kriteria klasifikasi sengketa dalam penyelenggaraan jalan


2.4 Pelaksanaan fasilitasi sengketa antar Provinsi dan Kabupaten/Kota
Kab/Kota 2. Tatacara/SOP pelaksanaan fasilitasi sengketa antar
Kabupaten/Kota oleh Provinsi

11
PEMERINTAH MEMFASILITASI KEBUTUHAN
PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN JALAN DAERAH
SESUAI AMANAT UU-38/2004 dan PP-34/2006 … (3)

NSPK
Kewenangan Daerah
Yang Dibutuhkan Untuk
Sesuai UU dan PP Jalan
Melaksanakan Kewenangan Daerah
3. PEMBANGUNAN
1. Pedoman-pedoman dan standard-standard perencanaan teknis jalan
3.1 Pelaksanaan perencanaan teknis jalan Provinsi dan Kabupaten/Kota, diantaranya untuk: geometrik jalan,
perkerasan jalan, jembatan, dlsb
1. Pedoman penyusunan program dan anggaran Jalan Provinsi,
3.2 Pelaksanaan pemprograman dan Kabupaten/Kota (red: modifikasi dari SK 77, IRMS, dan URMS)
penganggaran 2. Pedoman penghitungan harga satuan pekerjaan jalan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
1. Tatacara (SOP) pengadaan lahan untuk pembangunan jalan Provinsi
3.3 Pengadaan lahan
dan Kabupaten Kota
1. Tata cara (SOP) pengawasan pelaksanaan konstruksi jalan Provinsi
3.4 Pelaksanaan konstruksi jalan
dan Kabupaten Kota
1. Pedoman Penetapan dan Evaluasi Laik Fungsi Jalan Provinsi dan
3.5 Pengoperasian jalan
Kabupaten/Kota
3.6 Pengembangan dan pengelolaan sistem 1. Pedoman pengembangan sistem informasi leger jalan Provinsi dan
manajemen jalan Kabupaten/Kota
4. PENGAWASAN

4.1 Pelaksanaan evaluasi kinerja 1. Pedoman penetapan SPM (standar pelayanan minimal) jalan Provinsi
penyelenggaraan jalan dan Kabupaten/Kota

1. Pedoman pelaksanaan pengendalian fungsi dan manfaat


4.2 Pengendalian fungsi dan manfaat
pembangunan jalan Provinsi dan Kabupaten/Kota
pembangunan jalan
2. Pedoman analisis dampak

12
Dana Alokasi Khusus (DAK)

o Acuan a.l. : PP No. 55 Tahun 2005, Permen Keu. tentang Penetapan


DAK dan Permen PU tentang Petunjuk Teknis
o Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan kepada daerah tertentu
untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari
program yang menjadi prioritas nasional
o Daerah yang dapat memperoleh alokasi DAK, berdasarkan kriteria
umum, kriteria khusus dan kriteria teknis
o Kriteria teknis dirumuskan melalui indeks teknis oleh menteri teknis
terkait
o Eselon I dan/atau Eselon II terkait di Bidang Jalan membantu proses
perencanaan kegiatan yang dibiayai DAK.
o Petunjuk Teknis Penggunaan DAK dikoordinasikan oleh Menteri
Dalam Negeri

13
Peran Kementerian PP No. 55 Tahun 2005
Pekerjaan Umum
o Mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai oleh DAK Bidang Infrastruktur. Kegiatan
Khusus bidang infrastruktur adalah prasarana Jalan, prasarana Irigasi, prasarana dan
sarana Air Bersih dan Sanitasi.
o Menyusun dan menyampaikan kriteria teknis untuk pengalokasian dan penggunaan dana
DAK Bidang Infrastruktur.
o Menyusun dan menetapkan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK sebagai pedoman bagi
Daerah dalam menyusun Rencana Kegiatan.
o Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemanfaatan dan teknis pelaksanaan
kegiatan yang didanai dari DAK.
o Menteri Teknis menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK.

Peran Ditjen Permen 15/2010


Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK
Bina Marga
o Perencanaan dan Pemrograman,
o Perencanaan Teknis Jalan,
o Pelaksanaan Kegiatan/Konstruksi,
o Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan, Pelaporan,
o Penilaian Kinerja.
14
Mekanisme Koordinasi & Pelaporan
MENTERI

Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur


Kementerian Pekerjaan Umum
GUBERNUR Tim Teknis Sub Tim Teknis Sub Tim Teknis SB Air
Bidang Irigasi Bidang Jalan Bersih dan Sanitasi

Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Infrastruktur Provinsi


Balai/Satker P2JJ

BUPATI / WK
Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK
Bidang Infrastruktur Kabupaten/Kota

SKPD DAK
Kabupaten/Kota
15
ARAH KEBIJAKAN DAK
DALAM RPJMN 2010-2014

1. Mendukung program dan kegiatan yang menjadi prioritas


nasional dalam RPJMN 2010-2014.
2. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah yang
memiliki kemampuan keuangan relatif rendah dalam
membiayai pelayanan publik sesuai Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
3. Diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan dalam
program yang bersifat lintas (cross cutting) sektor yang
merupakan prioritas nasional, termasuk program yang
bersifat kewilayahan.

16
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
TUJUAN KEBIJAKAN 2011

1. Meningkatkan pagu nasional DAK secara lebih optimal


Mendukung pencapaian dalam mendukung pencapaian prioritas nasional. Selain itu
prioritas nasional yang akan dilakukan transformasi dari dana kementerian/lembaga
yang digunakan untuk mendanai urusan daerah.
telah menjadi urusan 2. Mendukung program yang menjadi prioritas nasional dalam
daerah melalui kegiatan RKP 2011 sesuai kerangka pengeluaran jangka menengah
(medium term expenditure framework) dan penganggaran
khusus, yang diutamakan berbasis kinerja (performance based budgeting), termasuk
untuk pembangunan program yang bersifat lintas (cross cutting) sektor dan
program yang bersifat kewilayahan yang menjadi prioritas
dan/atau pengadaan nasional.
dan/atau peningkatan 3. Membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan
keuangan relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik
dan /atau perbaikan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam rangka
sarana dan prasarana fisik pemerataan pelayanan dasar publik di seluruh wilayah
4. Meningkatkan penyediaan data-data teknis, koordinasi
pelayanan dasar pengelolaan DAK secara utuh dan terpadu di pusat dan
masyarakat daerah, sinkronisasi kegiatan DAK dengan kegiatan lain
yang didanai APBN dan APBD, serta meningkatkan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan DAK di daerah

17
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RKP 2011
PERENCANAAN DAK 2011
1. LANDASAN HUKUM:
a. PP NO. 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN
b. PERMEN PPN/KEPALA BAPPENAS NO. 008 TAHUN 2007 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RKP
2. PROSES:
a. PENETAPAN TEMA DAN PRIORITAS NASIONAL DLM RKP 2011

“Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkeadilan Didukung Pemantapan Tata Kelola


Dan Sinergi Pusat-Daerah”

11 PRIORITAS NASIONAL
+
3 PRIORITAS LAINNYA

19
PEMETAAN BIDANG DAK DENGAN
PRIORITAS NASIONAL 2011

20
NOMENKLATUR BIDANG DAK TAHUN 2011
No Bidang DAK 2010 No Bidang DAK 2011
1 Pendidikan 1 Pendidikan
2 Kesehatan 2 Kesehatan
3 Infrastruktur Jalan 3 Infrastuktur Jalan
4 Infrastruktur Irigasi 4 Infrastuktur Irigasi
5 Infrastruktur Air Minum 5 Infrastuktur Air Minum
6 Infrastruktur Sanitasi 6 Infrastuktur Sanitasi
7 Prasarana Pemerintah 7 Prasarana Pemerintahan Daerah
8 Kelautan dan Perikanan 8 Kelautan dan Perikanan
9 Pertanian 9 Pertanian
10 Lingkungan Hidup 10 Lingkungan Hidup
11 Keluarga Berencana 11 Keluarga Berencana
12 Kehutanan 12 Kehutanan
13 Sarana Prasarana Pedesaan 13 Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal
14 Perdagangan 14 Sarana Perdagangan
15 Listrik Pedesaan
16 Perumahan dan Permukiman
BIDANG
17 Keselamatan Transportasi Darat
BARU
18 Transportasi Perdesaan
19 Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan

21
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RKP 2012

1. Mendukung prioritas nasional RPJMN 2010-2014.


2. Prioritas u/ daerah2 kemampuan keuangan rendah dlm membiayai
pelayanan publik (sesuai SPM).
3. Prioritas utk mendanai kegiatan2 cross cutting sektor yg prioritas
nasional & bersifat kewilayahan.
4. Meningkatkan bertahap pagu nasional DAK u/ meningkatkan
efektivitasnya dalam mendukung pencapaian sasaran prioritas
nasional, yang disertai dg:
a) Upaya mempertajam perencanaan dan penghitungan alokasi DAK berdasarkan
kerangka pengeluaran jangka menengah dan penganggaran berbasis kinerja,
b) Meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK secara utuh dan terpadu di pusat dan
daerah,
c) Meningkatkan sinkronisasi kegiatan DAK dengan kegiatan lain yang didanai APBN
dan APBD,
d) Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan DAK di daerah.

22
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN
DAK TA 2010-2012

Tahun
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Anggaran

Pemeliharaan
√ √ √          
Rutin

Pemeliharaan √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
Berkala (70%) (60%) (60%)

√ √ √
Peningkatan
√ (30%) (40%) (40%) √ √ √

Pembangunan       √ √

Catatan :
Untuk DAK 2010, Juknis digunakan Permen PU No. 42/2007 + Surat Edaran Menteri PU (porporsi tidak
ditentukan)
Untuk DAK 2011, Juknis digunakan Permen PU No. 15/2010 (Pembangunan diperbolehkan)

23
PERKEMBANGAN ALOKASI DAK (2003-2012)
UNTUK PRASARANA JALAN

BIDANG PRAS.
NO.
JALAN ALOKASI DAK (dalam RP Milyar)

    2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Kab./Kota 842.5 839.5 945.0 2,575.7 3,113.0 3,788.7 3,794.9 2,388.7 3,315 3,410.8

2 Provinsi - - - - - 256.0 706.0 421.5 585,0 601.9

   Total 842.5 839.5 945.0 2,575.7 3,113.0 4,044.7 4,500.9 2,810.2 3,900 4,012.7

Catatan :
- 2010 , Juknis : Permen PU No. 42/2007 + Surat Edaran Menteri PU.
- 2011 , Juknis : Permen PU No. 15/2010

24
ALOKASI DAK 2011 UNTUK PRASARANA JALAN

Jumlah
Alokasi DAK Rp.Juta Rata-Rata (Rp.Juta)
Prov/Kab/Kota

Kab./Kota 3,315,000 428 7,745.327

Provinsi 585,000 32 18,281.250


Total Nasional 3,900,000 460 8,478.609

ALOKASI DAK 2012 UNTUK PRASARANA JALAN

Jumlah
Alokasi DAK Rp.Juta Rata-Rata (Rp.Juta)
Prov/Kab/Kota

Kab./Kota 3,410,846 448 7,613,497

Provinsi 601,914 32 18,809,817


Total Nasional 4,012,761 480 8,359,919

25
KRITERIA & INDEKS PENGALOKASIAN DAK

Kemampuan Indeks Fiskal


Kriteria Umum
Keuangan Daerah Netto (IFN)

Indeks Fiskal dan


Wilayah (IFW)

Peraturan yang
Indeks
Berlaku dan
Kriteria Khusus Kewilayahan
Karakteristik
(IKW)
Kewilayahan

Ditetapkan oleh
Indeks Teknis
Kriteria Teknis Menteri Teknis
Per Bidang (IT)
Terkait

26
BAGAN PENGALOKASIAN DANA ALOKASI KHUSUS
Proses Penentuan Daerah Proses Penentuan Besaran Alokasi

(Kriteria Umum) Ya
(Kriteria Teknis)
Kemampuan Keuangan
Bobot Teknis (BT) =
(IFN < 1)
IT * IKK

(Kriteria Khusus)
Daerah Papua & Papua Barat
Daerah Tertinggal Bobot DAK = f(BD,BT)
Ya

Alokasi DAK
Daerah Layak
(Kriteria Khusus)
Indeks Karakteristik
Wilayah (IKW)

Indeks Fiskal dan Wilayah (IFW) =


f (IFN, IKW) Bobot Daerah (BD) =
Indeks Fiskal dan Wilayah (IFW) = IFW * IKK
Ya f (IFN, IKW)
Tidak

Tidak Layak IFW > 1


27
KRITERIA TEKNIS SUBBIDANG JALAN DAK 2011 & 2012
Status Jalan : Provinsi/Kabupaten/Kota

NO. INDEKS BOBOT


1 Panjang Jalan (km) 25%
2 Kondisi Jalan (km, tidak mantap) 25%
3 Aksesibilitas (km/km2) 10%
4 Mobilitas (km/1000 penduduk) 10%
5 Keperdulian (% APBD untuk jalan di luar DAK) 10%
6 Pelaporan 20%

28
KLASIFIKASI PROGRAM/KEGIATAN PENANGANAN

JUKNIS DAK JUKNIS DAK 2011(Permen 15/2010)


(Permen 42/2007) Penanganan Jalan Penanganan Jembatan

- Pemeliharaan Rutin (PR) - Pemeliharaan Berkala - Pemeliharaan Berkala

- Pemeliharaan Berkala (PB) - Rehabilitasi - Rehabilitasi

- Rehabilitasi Jalan - Peningkatan - Penggantian

- Peningkatan Jalan (PK) - Pembangunan - Pembangunan

29
JUKNIS DAK 2011,Permen PU 15/2010
Petunjuk Teknis DAK Bidang Infrastruktur

PEMBANGUNAN JALAN :
Pekerjaan pembangunan jalan meliputi pembuatan/pembukaan jalan baru sesuai dengan
kebutuhan lalu lintas yang diperkirakan dan mengacu pada standar teknis jalan dengan umur
rencana minimal 10 tahun. Pekerjaan pembangunan ini tidak menyangkut pembebasan/
permasalahan lahan dan/atau yang melintasi hutan lindung.

PENGGANTIAN JEMBATAN :
Pekerjaan mengganti bagian elemen atau struktur yang telah mengalami kerusakan berat dan
tidak berfungsi, sebagai contoh : sambungan siar-muai, perletakan, pembatas, dsb. Kadang-
kadang bagian struktur juga diganti, jika diperlukan contohnya elemen lantai, gelagar
memanjang secara individu, bagian-bagian sekunder atau elemen pengaku, dan sebagainya.
Penggantian keseluruhan jembatan merupakan pertimbangan terakhir dalam proses
peningkatan prasarana yang ada

PEMBANGUNAN JEMBATAN :
Pembangunan jembatan baru meliputi pekerjaan yang menghubungkan dua ruas jalan yang
terputus akibat adanya rintangan atau pemindahan lokasi jembatan mulai dari pekerjaan
pondasi, bangunan bawah dan bangunan atas.

30
JUKNIS DAK 2011,Permen PU 15/2010
Petunjuk Teknis DAK Bidang Infrastruktur

 Tahap awal yang perlu dipersiapkan oleh Pelaksana Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/kota, adalah menyusun daftar ruas jalan provinsi serta, ruas
kabupaten/kota, sesuai form Data Dasar Prasarana Jalan dan Jembatan.
 Ruas jalan provinsi dan kabupaten/kota yang dapat ditangani adalah ruas-ruas
jalan sebagaimana telah ditetapkan atau dalam proses penetapan keputusan
gubernur/bupati/walikota tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan sebagai Jalan
Provinsi dan Jalan Kabupaten/Kota;
 DAK Bidang Infrastruktur diarahkan untuk membiayai kebutuhan fisik sarana
dan prasarana dasar yang menjadi kewenangan daerah namun merupakan
program prioritas nasional Bidang Infrastruktur, meliputi:
Prasarana jalan, untuk kegiatan pemeliharaan berkala/rehabilitasi, peningkatan
jalan, pemeliharaan berkala/rehabilitasi jembatan, penggantian jembatan, dan
penyelesaian pembangunan jalan/ jembatan.

31
PERMASALAHAN PEMANFAATAN DAK

1. Pelaksananaan pekerjaan di lapangan tidak seluruhnya dapat


dilaksanakan oleh kontraktor daerah, karena masalah sumber daya,
2. Keterlambatan pelaksanaan akibat proses tender,
3. Kepatuhan dan ketertiban pelaporan menurun baik dari segi
kuantitas maupun ketepatan waktu pelaporan
4. Hampir sebagian besar provinsi, kabupaten/kota belum membentuk
tim koordinasi, sesuai juknis, untuk kegiatan pemantauan dan
evaluasi,
5. Dana operasional tim koordinasi di provinsi tidak tersedia, sehingga
tidak dapat melaksanakan kegiatannya dengan maksimal, seperti
monitoring ke lapangan, dsb.

32
FENOMENA PENYELENGGARAAN DAK
PERENCANAAN PELAKSANAAN
 Masih terdapat kegiatan yang tidak sesuai
 Sebagian daerah belum siap dengan sistem dengan petunjuk teknis,
data base untuk proses perencanaan yang  Penggunaan DAK dirasakan masih belum
optimal, optimal,
 Sebagian kegiatan masih belum mengikuti  Masih ada daerah yang kesulitan menyediakan
kaidah-kaidah perencanaan yang baik dan dana pendamping,
benar,  Jenis pekerjaan kurang sesuai dengan
 Adanya keterbatasan SDM pelaksana kebutuhan dan kondisi lapangan,
proses perencanaan, terutama untuk  Masih terdapat kegiatan yang tidak selesai pada
daerah-daerah pemekaran, waktunya,
 Masih adanya perbedaan prioritas antara  Kualitas pekerjaan masih substandar,
para pemangku kepentingan,  Kualitas dan substansi pelaporan kurang
 Penentuan program (paket, lokasi, dan memadai,
besaran biaya), belum melalui justifikasi  Waktu pelaporan terlambat terlalu jauh dari
teknis dan ekonomis yang semestinya, yang semestinya, sehingga sulit dievaluasi,
 Sangat bervariasinya kondisi dan  Monev masih sulit dilakukan (kemampuan
kebutuhan daerah, pusat terbatas sedang jumlah daerah terlalu
 Masih ada kegiatan yang kurang efektif banyak),
(tidak segera fungsional).  Peran provinsi dalam koordinasi dan monev
kurang optimal.
33
USULAN KEBIJAKAN DAK KE DEPAN

1. Ketentuan bahwa daerah harus menyusun Rencana Kegiatan (RK) sesuai yang
tercantum dalam juknis, belum ada aturannya yang jelas sehingga pemerintah
pusat mengalami kesulitan dalam pengendaliannya, perlu ada kajian lebih lanjut.

2. Perlu disusun kewenangan yang jelas antara pusat dan daerah (provinsi dan
kabupaten/kota) dalam hal penyelenggaraan jalan sehingga adanya tanggung
jawab yang jelas bila ada kerusakan pada infrastruktur.
3. Mengintensifkan kegiatan sosialisasi NSPK ke daerah untuk meningkatkan
kemampuan aparat daerah,

4. Mengintensifkan kegiatan koordinasi dengan daerah sebagai tindak lanjut acara


konsultasi teknis, sehingga secara berkala dapat menampung masalah, dan
kebutuhan daerah,

5. Membentuk forum komunikasi sebagai pusat informasi menyangkut jalan daerah,

6. Mengalokasikan dana untuk tim koordinasi provinsi, melalui dana dekonsentrasi.

34
ALUR DANA APBN KE DAERAH (MONEY FOLLOWS FUNCTION)

PUSAT DAERAH
Belanja Pusat
di Pusat

Belanja 6 Urusan Mutlak


K/L
Pemerintah
Pusat Belanja Pusat Kanwil di Daerah
di Daerah
1. Belanja Pegawai
Di luar 6 Urusan
2. Belanja Barang
A 3. Belanja Modal Dikerjakan sendiri Dana Sektoral
P 4. Pembayaran Bunga Utang Melalui UPT di Daerah
5. Subsidi Dilimpahkan ke Dana
B 6. Hibah Gubernur Dekonsentrasi
N 7. Bantuan Sosial Ditugaskan ke
Gub/Bupati/ Dana Tugas
8. Belanja Lain-lain Pembantuan
Walikota

Transfer ke
Daerah
APBD
1. Dana Perimbangan: DBH, DAU,DAK
Dana
2. Dana Otonomi Khusus Desentralisasi
3. Dana Penyesuaian: Penyeimbang
DAU, Tunjangan Kependidikan, Sarana Hibah
& Prasarana Prov Papua Barat,
Infrastruktur Sarana & Prasarana Dana Darurat
35
36

Anda mungkin juga menyukai