Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK 2

1. DEDY FERNANDES 202201024

2. NAOMI DONA SHINTA 202201008

3. MEILAN FRELY LEKATOMPESSY 202201033

4. KRISTINA SUPRIYATI 202201004

5. YUDITH ROMIAN SIREGAR 202202038

Patricia Benner
Excellence and Power in Clinical Nursing Practice
PENDAHULUAN
• Perubahan pola pikir, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada tuntutan
dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas, termasuk pelayanan
keperawatan.
• Teori keperawatan menyediakan sebuah perspektif tentang cara mendefinisikan perawatan,
menggambarkan siapa yang diberikan perawatan, kapan perawatan dibutuhkan, serta
mengidentifikasi batas dan tujuan kegiatan terapeutik dalam perawatan.
• Semakin meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan membuat beberapa teoris modern
merancang perspektif baru keperawatan yang menunjukkan bahwa keperawatan adalah gabungan
ilmu dan seni, yang berfokus pada kliennya secara holistik, humanistic.
• Salah satu teori keperawatan filosofi adalah From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap
akuisisi peran dan perkembangan profesi.
TUJUAN
1. UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI LATAR BELAKANG DAN
DEFINISI TEORI KEPERAWATAN FILOSOFIS OLEH PATRICIA
BENNER
2. UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI MODEL KONSEP TEORI
KEPERAWATAN FILOSOFIS OLEH PATRICIA BENNER.
3. UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI EVIDENCE BASED NURSING
PENGGUNAAN TEORI KEPERAWATAN FILOSOFIS OLEH PATRICIA
BENNER DALAM KEPERAWATAN SERTA PEMBAHASANNYA.
4

PATRICIA BENNER
Excellence and Power
in Clinical Nursing Practice
Latar Belakang Filsuf
Agustus 1942 Lahir di Hampton, Virginia

Tahun 1964 Mendapatkan gelar sarjana Seni di Pasadena College

Tahun 1970 mendapatkan gelar master dalam keperawatan dengan spesialisasi


keperawatan medikal bedah dari university of california
memulai karirnya sebagai seorang perawat
pasca sarjana peneliti di school of Nursing di
UCSF
Tahun 1982 mendapatkan gelar PhD university of california, Berkeley
Tahun 1982 Associate profesor (1982)
Tahun 1989 professor pada Departement of Physiological Nursing di
UCSF
Tahun 2008 Pensiun, namun ia terus terlibat dalam berbagai presentasi, konsultasi, menulis
berbagai proyek penelitian.
penghargaan Sigma Theta Tau International penghargaan American Journal of Nursing Book of the Year
Book Author untuk Bukunya yang berjudul Pada Tahun 1984,1989,1996 dan 1999 untuk bukunya yang
Interpretive Phenomenology in Health berjudul From Novice to expert: Excellence and power in
Care Research. clinical Nursing Practice
terpilih untuk the CHOICE list outstanding Pada tahun 1989 ia menerima penghargaan national
academic book untuk bukunya yang berjudul league for nursing’s linda richards untuk kepemimpinan
The crisis of care affirming and restoring dalam pendidikan,
caring practice in the helping profession Pada tahun 2010 menerima penghargaan NLN Excellence
in leadership award untuk pendidikan keperawatan
2002 Patrcia Banner menerima penghargaan NLN president’s award untuk kreativitas dan inovasi
untuk kontribusi luar biasa kepada profesi dalam pendidikan keperawatan pada tahun 2010
dari national council of state board of
nursing untuk mengembangkan sebuah
Patricia Benner mendapatkan penghargaan american
instrument Taxonomy of error, Root cause dan
journal of nursing book of the year tahun 2010 atas buku
Practice (TERCAP) sebuah alat pengumpulan
yang dipublikasikan oleh carnegie foundation for the
data elektronik untuk menangkap
advancement of teaching national nursing educational study
sumber-sumber dan sifat dari kesalahan
yang berjudul educating nurses: a call for radical
dalam keperawatan.
transformation.

tahun 2011 american academy of nursing menganugerahi


patricia benner dengan penghormatan sebagai legenda hidup
SUMBER FILOSOFIS
• Virginia handerson
Benner menyatakan bahwa perkembangan ilmu akan bertambah seiring waktu dalam
disiplin praktik dan dikembangkan melalui pembelajaran, pengalaman, pemikiran dan
refleksi pada praktik dalam situasi praktik tertentu
• Hubert Dreyfus
Patricia Benner mengadaptasi model Dreyfus untuk praktik keperawatan klinis. model
Benner bersifat situasional dan menggambarkan lima tingkat penguasaan
keterampilan dan pengembangan:
1. Pemula (novice)
2. Pemula lanjut (advanced beginner)
3. Kompeten (competen),
4. Mahir (proficient)
5. Pakar (expert).
KONSEP UTAMA 8

1. PEMULA (NOVICE)
• Pada tahap pemula dimulai dengan seseorang yang
tidak memiliki latar belakang pengalaman tentang
situasi yang dihadapinya.
• Peraturan bebas konteks dan sifat objektif harus
diberikan untuk menuntun kinerja.
• Secara umum pada tingkat ini berlaku pada
mahasiswa keperawatan.
KONSEP UTAMA 9

2. PEMULA LANJUT (ADVANCED BEGINNER)

• Pada tahap ini, seseorang secara umum dapat


menunjukan kinerja yang baik dapat diterima.
• Pada tahap ini seseorang telah cukup
berpengalaman untuk memahami berbagai aspek
dari situasi.
• Pada tahap ini , perawatan melihat situasi klinis
sebagai sebuah ujian terhadap kemampuan mereka
dan tuntutan situasi yang dihadapi dan
dibandingkan dengan kebutuhan dan respon pasien.
KONSEP UTAMA 10

3. KOMPETEN (COMPETEN)

• Konsistensi, prediktabilitas dan manajemen waktu merupakan


hal yang penting dalam berkinerja kompeten.
• Perawat yang kompeten mampu menunjukan rasa tanggung
jawab yang besar terhadap pasien, seringkali lebih dari
realistis dan dapat menunjukan kehadiran dirinya yang
sesungguhnya serta pandangan kritis tentang diri sendiri.
• Pembelajaran pada tahap kompeten sangat penting dalam
membentuk kompartemen etik perawat sehari-hari.
KONSEP UTAMA 11

4. MAHIR (PROFICIENT)

• Pada tahap mahir, perawat melihat situasi secara keseluruhan,


lebih dari pada segi aspek dan perawat dibimbimg berdasarkan
kaidah-kaidah.
• Pada tahap ini perawat mengenali aspek yang paling menonjol
dan memiliki pemahaman inntuitif dari situasi berdasarkan
pemahaman tentang latar belakang.
• Pada tahap ini, perawat mendemonstrasikan kemampuan baru
untuk melihat perubahan yang relevan pada suatus situasi,
termasuk pengenalan dan pengimplementasian respon terampil
pada situasi dalam perkembangannya.
KONSEP UTAMA 12

5. Pakar (Expert)

• Perawat pakar sebagai seseorang yang memiliki pemahaman intuitif


terhadap situasi dan mampu mengidentifikasi masalah tanpa
kehilangan waktu untuk mempertimbangkan berbagai alternatif
diagnosa dan solusi.
• Aspek kunci dari praktik seorang pakar adalah sebagai berikut :
1) Menunjukan pemahaman klinis dan praktik berbasis sumber daya
2) Mengetahui-bagaimana melihat gambaran besar
3) Melihat yang tak terduga
• Bagi perawat pakar, memenuhi persoalan dan kebutuhan pasien
adalah hal yang penting, terutama untuk membuat perencanaan dan
menegosiasikan perubahan rencana asuhan.
PENGGUNAAN BUKTI EMPIRIS 13

Dalam mengembangkan teori nya, Patricia Benner melakukan beberapa penelitian pembuktian

1. Proyek AMICAE pada tahun 1984 dilakukan untuk mengembangkan metode evaluasi untuk
partisipasi pada instittusi pendidikan keperawatan dan rumah sakit di san fransisko. Tiga puluh satu
kompetensi muncul dari hasil analisis transkripsi wawancara mengenai deskripsi mengenai perawat
tentang peristiwa asuhan pasien yang termasuk intensi dan interpretasi mereka terhadap suatu
peristiwa. Berikut adalah tujuh ranah yang secara induktif berasal dari dasar kesamaan fungsi dan
tujuan (Benner, 1984a) :
 Peran pembantu
 Fungsi mengajar melatih
 Fungsi pemanttauan diagnosis pasien
 Manajemen yang efektif tentang perubahan situasi yang cepat
 Pemberian dan pemantauan intervensi terapi dan penyembuhan
 Memantau dan memastikan kualitas praktik asuhan Kesehatan
 Kompetensi peran organisasi.
PENGGUNAAN BUKTI EMPIRIS 14

• Banner dan Wrubel (1989) mengembangkan penelitian dan menghasilkan


buku The Primacy of Caring: Stress Coping in Health and Illnes.
• Memperluas riset dan mengembangkan karya Expertise in nursing
practice: caring, clinical judgement and ethichs
• Mengembangkan karya Clinical Wisdom and Interventions in Acute and
Critical Care: A Thinking-in-Action Approach
Asumsi Utama
o Tidak ada data yang bebas dari interpretasi. Hal ini menimbulkan asumsi dari ilmu alam
bahwa terdapat sebuah realitas independent yang maknanya dapat diwakili oleh istilah
abstrak atau konsep (Taylor, 1982).

o Tidak data yang non reaktif. Hal ini meninggalkan keyakinan yang salah tentang ilmu
alam seseorang dapat mengamati data dasar secara netral.

o Makna melekat pada ketrampilan, praktik maksud, harapan, dan hasil akhir. Unsur
tersebut tidak dihargai dan tidak diakui sebagai suatu pemahaman

o Orang-orang yang memiliki kesamaan budaya dan sejarah bahasa memiliki latar
belakang makna yang sama memungkinkan terjadinya suatu pemahaman serta
interpretasi.

o Makna yang melekat dalam ketrampilan, pra maksud, harapan, dan hasil akhir tidak
dibuat sepenuhnya secara eksplisit; meski demikian dapat diinterpretasikan oleh
seseorang yang mmemiliki latar belakang bahwa kebudayaan yang sama dan dapat
divalidasi melalui kesepakatan peserta praktisi terkait. keterpisahan antara fisik dan
mental.
ASUMSI UTAMA
16

KEPERAWATAN

• Keperawatan di deskripsikan sebagai suatu hubungan dalam pemberian


asuhan
• Asuhan adalah hal yang utama karena asuhan membentuk kemungkinan
pemberian bantuan dan penerimaan bantuan.
• “Keperawatan dipandang sebagai suatu praktik asuhan dimana sains di
tuntun oleh nilai moral dan etika asuhan dan tanggung jawab”.
• Benner dan Wrubel (1989) memahami praktik keperawatan sebagai asuhan
dan studi pengalaman hidup mengenai Kesehatan, sakit, serta penyakit dan
hubungan antar unsur tersebut.
ASUMSI UTAMA 17

MANUSIA

• Banner dan wrubel (1989) menggunakan deskripsi fenomenologi Heidegger


mengenai manusia, ”Seseorang manusia adalah makhluk yang mampu
menginterpretasikan dirinya, yakni, seorang manusia tidak lahir kedunia dengan
memiliki pemahaman sebelumnya melainkan mulai memahami dalam
perjalanan kehidupannya”

• Manusia juga memiliki pemahaman yang mudah dan non-reflektif tentang


dirinya di dunia. “Manusia tersebut dipandang sebagai peserta dalam makna
umum”.
• Benner dan Wrubel, mengkonseptualisasikan 4 aspek utama pemahaman yang
harus dihadapi :
1)Peranan situasi 3) Peranan urusan pribadi
2)Peranan tubuh 4) Peranan kesementaraan
ASUMSI UTAMA 18

KESEHATAN SITUASI
• Kesehatan didefenisikan sebagai apa Benner dan Wrubel (1989)
yang dapat dikaji, sedangkan menggunakan istilah situasi
kesejahteraan adalah pengalaman dibandingkan lingkungan, karena
manusia terhadap Kesehatan dan situasi menyatakan lingkungan sosial
keutuhan. bersama dengan defenisi sosial dan
• Hidup sejahtera dan hidup dengan kemaknaanya. Mereka
penyakit dipahami sebagai dua menggunakan istilah fenomenologi
pandangan berbeda tentang dalam suatu situasi dan makna
keberadaan manusia di dunia. situasi, yang didefenisikan oleh
• Kesehatan dideskripsikan tidak hanya interaksi seseorang, interpretasi, dan
sebagia ketiadaan penyakit, karena pemahaman terhadap situasi.
sakit adalah pengalaman manusia
tentang kehilangan atau gangguan,
sedangkan penyakit adalah apa yang
dapat dikaji pada tingkat fisik.
KRITIK TEORI 19

Kejelasan
Kejelasan model "pemula hingga pakar" milik benner telah menunjukkan
pemanfaatannya oleh perawat di seluruh dunia. Karya benner tidak hanya
memberikan kontribusi dalam penghargaan atas pemahaman dari praktik
klinis. Tetapi juga mengungkapkan bahwa pengetahuan keperawatan
tertanam erat dalam praktik.

Kesederhanaan
Banner telah mengembangkan catatan deskripsi interpretatif tentang
praktik keperawatan klinis. Konsepnya berdasarkan tingkat keterampilan
dalam praktik yang berasal dari model dreyfus, di antaranya, pemula,
pemula lanjut, kompeten, mahir, dan ahli.
Model ini relatif sederhana berkenaan dengan lima tahapan akuisi
keterampilan, dan memberikan panduan komparatif untuk mengidentifikasi
tingkat praktik keperawatan dari deskripsi individu perawat dan observasi
serta intepretasi divalidasi oleh kesepakaan.
PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT 20

Keumuman / Generalis
Model penguasaan kemampuan "Pemula sampai Pakar" memiliki karakteristik
yang universal, tidak dibatasi oleh umur, penyakit, kesehatan atau lokasi praktik
keperawatan.

Aksesibilitas
Pendekatan interpretatif kualitatif menguraikan praktik keperawatan pakar dengan
contoh. Karya Benner dapat dikatakan sebagai penghasil hipotesis daripada
penguji hipotesis. Benner menyediakan sebuah metodelogi untuk mengungkap
dan masuk ke dalam makna situasi dari asuhan keperawatan pakar. Altmann
(2007) menekankan bahwa kritik terhadap karya Benner seringkali berkembang
dari kesalahan interpretasi terhadap filosofinya sebagai teori dan evaluasi
penelitian kualitatifnya dengan parameter kuantitatif.
PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT 21

Keumuman / Generalis
Model penguasaan kemampuan "Pemula sampai Pakar" memiliki karakteristik
yang universal, tidak dibatasi oleh umur, penyakit, kesehatan atau lokasi praktik
keperawatan.

Aksesibilitas
Pendekatan interpretatif kualitatif menguraikan praktik keperawatan pakar dengan
contoh. Karya Benner dapat dikatakan sebagai penghasil hipotesis daripada
penguji hipotesis. Benner menyediakan sebuah metodelogi untuk mengungkap
dan masuk ke dalam makna situasi dari asuhan keperawatan pakar.

Kepentingan
Perawat klinis di seluruh dunia dengan antusias menerima From Novice to Expert (1984a).
beberapa akademisi dan administrator pada awalnya menginterpretasikan hal ini sebagai
mempromosikan radisionalisme dan menurunkan nilai pendidikan dan teori praktik
keperawatan (Christman, 1985).
APLIKASI
TEORI DALAM
DUNIA
KEPERAWATAN
• Pelayanan Keperawatan
• Pendidikan Keperawatan
• Penelitian Keperawatan
Aplikasi Pelayanan Keperawatan
Judul jurnal: 'From Expert to Novice', Perceptions of General Ward Nurses on Deployment to
Outbreak Intensive Care Units during the COVID-19 Pandemic: A Qualitative Descriptive Study
Sebuah penelitian kualitatif desktiptif dibuat di Singapura tahun 2021 membahas tentang “Persepsi
perawat bangsal umum tentang penempatan ke unit rawat intensif selama pandemic COVID-19”
(Tang et al., 2021).
Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi kesiapan yang dimiliki perawat dan kesejahteraan
psikososial perawat dari bangsal umum sebelum ditempatkan ke bangsal ICU selama pandemi.
Peneliti melakukan wawancara yang direkam ditranskripsikan kata demi kata lalu dianalisis secara
sistematis, kemudian dilaporkan sesuai dengan checklist COREQ.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah meskipun perawat bangsal umum merasakan penempatan
ICU secara positif, mereka tetap membutuhkan dukungan berkelanjutan untuk memfasilitasi
transisi yang lancar.
Aplikasi dalam Pendidikan keperawatan
Judul jurnal: Benner's model and Duchscher's theory: Providing the framework for
understanding new graduate nurses' transition to practice
Sebuah desertasi dilakukan oleh Murray, dkk (2019) mengungkapkan bahwa teori
keperawatan yang digagas oleh Patricia Benner dan Judy Boychuk Duchscher sangat
berimplikasi dalam menyediakan kerangka kerja untuk memahami transisi lulusan perawat
baru ke praktik keperawatan. Populasi dalam penelitian yang dilakukan Muray dkk (2019)
adalah new graduate registered nurses (NGRN). Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi pengetahuan tentang keselamatan pasien, perilaku klinis, sikap NGRN
terhadap keselamatan pasien, kesalahan medis, dan perawatan yang berkualitas (Murray et
al., 2019).
Aplikasi dalam Pendidikan keperawatan
Judul Jurnal “Evidence-Based Practice Curriculum Development for Undergraduate Nursing
Students: The Preliminary Results of an Action Research Study in Taiwan”
 
Di Taiwan dimana penelitian ini dilakukan, mengakatan bahwa kurikulum keperawatan yang sistematis
dengan mengintegrasikan konsep EBP di program sarjana keperawatan selama 4 tahun belum
dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini untuk menyusun kurikulum keperawatan sarjana EBP dan
mengembangkan skenario klinis yang mendukung pengajaran EBP. Hasil dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa sebuah kurikulum keperawatan EBP dibangun yang mengintegrasikan tiga tingkat
tujuan pembelajaran dan sesuai hasil belajar, isi pengajaran, dan kegiatan belajar. Selanjutnya, evaluasi
awal menunjukkan kesesuaian dan kelayakan kurikulum yang dikembangkan, yang terbukti dapat
menumbuhkan kompetensi EBP siswa dan meningkatkan kepercayaan diri dan sikap positif mereka
Aplikasi dalam Penelitian
Judul jurnal: A Delphi Study to Determine Leveling of the Interprofessional Core Competencies
for Four Levels of Interprofessional Practice (Koehn & Charles, 2019)
 
Teori novice to expert yang dikembangkan oleh Patricia Benner digunakan oleh Koehn dan
Charles (2019) sebagai dasar mengembangkan dokumen perataan yang berisi pedoman
terstruktur untuk membantu fakultas dalam memilih tingkat peserta didik yang paling setara
untuk berpartisipasi dalam kegiatan interprofessional. Penelitian ini merupakan yang pertama
kali meratakan kompetensi Interprofessional Education Collaborative (IPEC) dan berkontribusi
pada body of knowledge dari pembelajaran dan pengajaran interprofesional
PEMBAHASAN 27

Penerapan metode Patricia Benner dalam pelayanan


Kesehatan
Penerapan teori keunggulan dan kekuatan yang di gagas oleh Patrica
dalam penelitian yang dilakukan oleh Tang et al (2021), ini
mengimplikasikan bahwa meskipun perawat sudah mahir dalam
suatu bidang (dalam hal penelitian ini adalah perawat dari bangsal
umum), jika perawat tesebut akan mutasi tempat baru (ICU) maka
tahap keterlampilan perawat tersebut akan menjadi pemula (novice)
sehingga diperlukan pembimbingan untuk masuk ke tempat yang
baru.
PEMBAHASAN 28

Penerapan metode Patricia dalam Pendidikan keperawatan


Konsep teori keperawatan filosofis oleh Patricia Banner yang
mengemukakan 5 tahapan mulai dari novice hingga expert, kelompok kami
menemukan dalam jurnalnya Muray, dkk (2019) menjelaskan bahwa NGRN
pada masa transisinya, sesuai dengan teori Benner, dianggap memiliki
tingkat keterlampilan pemula tingkat lanjut yang mampu menunjukan
keterlampilan dasar yang didapat dari masa belajarnya.

Implikasi teori Benner terhadap pendidik perawat, mentor dan pemimpin di


tempat kerja, agar dapat mengakui dan memahami mahasiswa keperawatan
sebagai pemula tingkat lanjut (Murray et al., 2019).
PEMBAHASAN 29

Penerapan metode Patricia dalam Pendidikan keperawatan

Hubungan dengan teori keperawatan dari Patricia Benner, jelas bahwa


diperlukan suatu sistem dalam dunia pendidikan keperawatan untuk
mengembangkan dan mendukung para mahasiswa keperawatan
sebagai bukti dan menunjukkan kesesuaian dan kelayakan kurikulum
untuk dikembangkan sehingga menumbuhkan kompetensi mahasiswa
dan meningkatkan kepercayaan yang positif saat menjalankan proses
Pendidikan keperawatan.
PEMBAHASAN 30

Penerapan metode Patricia dalam Penelitian

Dari konsep teori keperawatan yang dikemukakan oleh Patricia Benner


“from Novice to Expert” kelompok kami menemukan dalam penelitian ini
adalah bahwa teori Patricia Benner digunakan dalam mengembangkan
dokumen leveling untuk merencanakan pengalaman pendidikan yang sesuai
untuk pra-lisensi melalui pembelajar praktik yang bertujuan untuk
mencerminkan peningkatan kompetensi yang terjadi seiring kemajuan tim
pembelajaran interprofessional sepanjang pendidikannya. Semakin banyak
kompetensi yang dikembangkan sebagai tolok ukur keahlian dan pendidikan
untuk melakukan perawatan pasien yang optimal. Hal ini sesuai dengan teori
Patricia Benner, ketika akan menjadi expert kita harus melewati tahap
pemula (novice).
KESIMPULAN
• Pendekatan teori keperawatan dari Patricia Benner bahwa
diperlukan suatu sistem yang membangun untuk meningkatkan
kemampuan dan kompetensi perawat baik dimulai dari
Pendidikan, pelayanan dan penelitian
• Kompetensi yang dimaksud adalahkesimpulan
bagaimana perawat dapat menjalankan
perannya sebagai mahasiswa, pekerja dan peneliti dengan disesuaikan dari
latar belakang nya masing – masing antara lain Pendidikan, Pengalaman
bekerja yang kemudia dibagi beberapa tahap sesuai dengan konsepnya
yaitu Pemula (Novice), Pemula Lanjut (advanced beginner), Kompeten
(Comptence), Mahir (Proficient), dan Pakar (Expert).
DAFTAR PUSTAKA

Hsiao-Ying HUNG,et all. 2019. Jurnal Nursing Research “Evidence-Based Practice Curriculum Development for Undergraduate
Nursing Students: The Preliminary Results of an Action Research Study in Taiwan”.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6641095/pdf/nrj-27-e30.pdf. Diakses pada 5 Oktober 2022 pukul 10.00 WIB
 
Koehn, M. L., & Charles, S. C. (2019). A Delphi Study to Determine Leveling of the Interprofessional Core Competencies for Four
Levels of Interprofessional Practice. Medical Science Educator, 29(2), 389–398. https://doi.org/10.1007/s40670-018-00656-3
 
Marinner, & Tomey. (2018). Nursing Theorists and Their Work. St.Louis, Missouri: Elsevier.
Murray, M., Sundin, D., & Cope, V. (2019). Benner’s model and Duchscher’s theory: Providing the framework for understanding new
graduate nurses’ transition to practice. Nurse Education in Practice, 34, 199–203. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2018.12.003
 
Tang, C. J., Lin, Y. P., & Chan, E.-Y. (2021). “From Expert to Novice”, Perceptions of General Ward Nurses on Deployment to Outbreak
Intensive Care Units during the COVID-19 Pandemic: A Qualitative Descriptive Study. Journal of Clinical Nursing.
https://doi.org/10.1111/jocn.16029
 
Roffi, M. (2021). Teori dan Falsafah Keperawatan (edisi 1). http://eprints.undip.ac.id/83782/
 
Yani S, a., Hamid, & Ibrahim, K. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka . Singapore: Elsevier. 32

Anda mungkin juga menyukai