Anda di halaman 1dari 8

STAI DARUSSALAM

Tokoh
KUNIR

Pembaharu
Pendidikan
Islam
Mata Kuliah : Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Ahmad Ramdhan S.Pd

Disusun Oleh Kelompok 6 :


Huda fitriyani, Heri purnama, Syahrul firmansyah
Melly nurul imanah Dan Siti hurun aen
Tokoh Pembaharu
Pendidikan Islam

Muhammad Ali Pasya At-tahtawi Jamaludin Al-afghani Muhammad Abduh


( 1795 - 1849 ) ( 1801 - 1803 ) ( 1839 - 1897 ) ( 1849 - 1905 )
1. Muhammad Ali Pasya (1795-
1849) Muhammad Ali, adalah seorang keturunan Turki yang lahir di Kawalla, Yunani,
pada tahun 1765, dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Orang tuanya bekerja sebagai
seorang penjual rokok dan dari kecil Muhammad Ali telah harus bekerja. Ia tak
memperoleh kesempatan untuk masuk sekolah dengan demikian dia tidak pandai menulis
maupun membaca, meskipun ia tak pandai membaca atau menulis, namun ia adalah
seorang anak yang cerdas dan pemberani, hal itu terlihat dalam karirnya baik dalam
bidang militer ataupun sipil yang selalu sukses.

Setelah dewasa, Muhammad Ali Pasya bekerja sebagai pemungut pajak


dan karena ia rajin bekerja jadilah ia kesenangan Gubernur dan akhirnya
menjadi menantu Gubernur.
2. At-tahtawi ( 1801 –
1803 )
Al-Tahtawi dilahirkan di Thahta, sebuah kota kecil di Mesir tiga
tahun setelah Napoleon Boneparte menginjakkan kakinya di Mesir.
Ia melewati masa kecilnya di kota itu, mempelajari ilmu agama dan
mendengarkan cerita-cerita kejayaan Islam masa silam. Ia selalu tertarik
mendengar kisah-kisah semacam itu, satu hal yang kemudian sangat
mempengaruhi perjalanan intelektualnya. Dia adalah seorang pembawa
pemikiran pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama
dari abad ke-19 di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan Muhammad Ali Pasya,
Al-Tahtawi turut memainkan peranan. Ketika Muhammad Ali Pasya
mengambilalih seluruh kekayaan di Mesir harta orang tua Al-Tahtawi termasuk
dalam kekayaan yang dikuasai itu. Ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan
bantuan dari keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun, ia pergi ke Kairo untuk
belajar di Al-Azhar. Setelah lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari studinya di Al-Azhar pada tahun 1822.
Jamaluddin al-Afgani lahir di Asadabad Afganistan pada tahun 1838 sebagai seorang anak dengan kualitas Intelektual
yang sangat luar biasa. Ia meninggal dunia pada tahun 1897 M. Berdasarkan silsilah keturunannya al-Afgani
adalah keturunan Nabi melalui Sayyidina Ali ra. Ia bergelar sayyid menunjukan ia berasal dari keturunan Husain
bin Ali bin Abi Thalib. Disamping itu ia juga dikenal dengan nama Asadabadi

Pada umur 18 tahun ia telah menguasai berbagai cabang ilmu


pengetahuan, filsafat, politik, ekonomi, hukum dan agama. Karena
keluasan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, maka pada saat umur
18 tahun tersebut ia telah mempesona dunia intelektual dan politik
dengan gaya agitasinya yang sungguh menakjubkan. Ketika baru
berusia 22 tahun ia telah menjadi pembantu bagi pangeran Dost
Muhammad Khan di Afganistan. Di tahun 1864 ia menjadi
penasehat Sher Ali Khan

3. Jamaludin Al-afghani
(1839-1897)
4.Muhammad Abduh (1849-
1905)
Gagasan pembaharuan Islam sesungguhnya muncul pda
akhir abad ke 18 dan awal 19 Masehi. Dari sekian
pembaharu, Muhammad Abduh (1849-1905) adalah tokoh
yang monumental dan paling bersemangat melakukan
pembaharuan bagi dunia Islam. Muhammad Abduh sebagai
tokoh pembaharu dalam pendidikan  Islam patut dikenang
dan diteladani, karena ia telah banyak berjuang untuk
mengubah kebiasaan masyarakat yang sebelumnya bersifat
statis menjadi dinamis

Muhammad Abduh sebagai seorang pembaharu dalam


pendidikan, ada beberapa masalah yang ia temukan di
lapangan yang menurutnya menyimpang dan menjadi
penyebab kemunduran umat Islam, di antara masalah-
masaah tersebut adalah masalah kurikulum, metode
mengajar, dan pendidikan wanita.
5. Rasyid Ridha ( 1865-
1935 )
Rasyid Ridha adalah murid Muhammad ‘Abduh yang terdekat. Ia lahir pada
tahun 1865 di al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari
kota Tripoli (Suria). Menurut keterangan, ia berasal dari keturunan al-Husain, cucu
Rasulullah.

Semasa kecil, ia belajar di sebuah sekolah tradisional di al-Qalamun untuk


belajar menulis, berhitung dan membaca al-Qur’an. Pada tahun 1882, ia
meneruskan pelajaran di al-Madrasah al-Wataniah al-Islamiyyah (Sekolah
Nasional Islam) di Tripoli. Sekolah ini didirikan oleh al-Syaikh Husain al-Jisr,
seorang ulama Islam yang telah dipengaruhi oleh ide-ide modern.

Di Madrasah ini, selain dari bahasa Arab diajarkan pula bahasa Turki dan
Perancis, dan di samping pengetahuan-pengetahuan agama juga diajarkan
pengetahuan modern.

Rasyid Ridha meneruskan pelajarannya di salah satu sekolah agama yang


ada di Tripoli. Namun hubungan dengan al-Syaikh Hussein al-Jisr berjalan terus
dan guru inilah yang menjadi pembimbing baginya di masa muda. 
Sekian Persentasi dari kelompok kami ,
Mohon maaf bila ada kata kata atau ucapan yang tidak
berkenan di hati rekan rekan semua dan terima kasih atas
bimbingannya.

thanks your
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &

.
watching
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai