“Studi Truck Terminal Booking System;

apa yang perlu dipersiapkan oleh Pelabuhan Tanjung Priok

dalam mengimplementasikan”

Dr. Tiopan H M Gultom, ST, MT

UNIVERSITAS MULAWARMAN
LATAR BELAKANG
 VCR = 0.53
Tg. Priok VCR = 0.60
VCR = 0.67 2015
VCR = 0.36 Cakung
VCR = 0.72
Tomang VCR = 0.69
VCR = 0.63 VCR = 0.59

VCR = 0.57
VCR = 0.75
VCR = 0.92 VCR = 0.38
Keterangan : Cawang Cikunir Cibitung
VCR = 0.97 VCR = 0.49
Koridor JORR
Koridor Tol Dalam Kota
Resume VCR
 PT. LAPI - ITB

DETAIL PERILAKU KEDATANGAN Vs PELAYANAN INSTITUT TEKNOLOGI

BANDUNG

EKSISTING
Jam Arrival Level of Service
KET.
Truk/jam Kumulatif Truk/jam Kumulatif

00.00-01.00 449 449 481 481 199 Masuk 1 hari Sebelumnya

01.00-02.00 321 770 399 880 21 Masuk 1 hari sebelumnya
02.00-03.00 223 993 308 1188
03.00-04.00 102 1095 189 1377 67 Masuk 1 hari sebelumnya
04.00-05.00 163 1258 132 1509 17 Masuk 1 hari sebelumnya
05.00-06.00 163 1421 149 1658 18 Masuk 1 hari sebelumnya
06.00-07.00 113 1534 257 1915
07.00-08.00 38 1572 131 2046
08.00-09.00 73 1645 150 2196 26 Masuk 1 hari sebelumnya
09.00-10.00 20 1665 25 2221
10.00-11.00 14 1679 10 2231 10 Masuk 1 hari sebelumnya
11.00-12.00 62 1741 49 2280 8 Masuk 1 hari sebelumnya
12.00-13.00 60 1801 59 2339
13.00-14.00 53 1854 53 2392
14.00-15.00 232 2086 139 2531
15.00-16.00 110 2196 202 2733
16.00-17.00 300 2496 290 3023 14 Masuk 2 hari sebelumnya
17.00-18.00 101 ± 30%
2597 141 3164
18.00-19.00 184 2781 103 3267
19.00-20.00 154 2935 138 3405 7 Masuk 1 hari sebelumnya
20.00-21.00 278 3213 129 3534
21.00-22.00 463 3676 233 3767 4
22.00-23.00 185 3861 126 3893
23.00-24.00 3861 112 4005

Sumber: JICT, 1 Mei 2013 BERVARIASI

PERMASALAHAN YANG DIKETAHUI DARI ANALISIS TRT
(Terminal Run Time)
1. Perencanaan letak kontainer yang tidak mempertimbangkan rencana
keberangkatan/kedatangan container yang akan diangkut truk (karena
saat ini kedatangan truk probalistik). Suffling ratio saat studi 2015
mencapai 30%. Sedangkan di Hanjin Port 15%.

2. Pemakaian RTGC belum optimal. Dari 74 RTGC di JICT hanya 44 yang

dipakai (hasil wawancara), produktifitas hanya 60%, sangat jauh
dibandingkan dengan produktifitas di Hanjin Port yang mencapai 100%.
KESIMPULAN KONDISI EKSISTING SAAT STUDI 2015

1. Empty truk dominan di jaringan jalan sekitar Pelabuhan yang menyebabkan

kemacetan  bagi pengusaha ada penambahan biaya operasional

2. Jumlah kendaraan yang datang tidak seimbang dengan waktu layan 

waktu tunggu yang Panjang  kemacetan

3. Kinerja jalan di sekitar Pelabuhan sudah mendekati titik jenuh

4. Kontainer ditumpuk tidak sesuai jadwal keberangkatan / kedatangan 

perencanaan container yard tidak matang
Terminal Booking System (TBS)
Definisi:
Kedatangan Truk Kontainer ke Terminal Pelabuhan berdasarkan Janji atau
kesepakatan dengan pihak operator terminal untuk mengantar dan atau
mengambil kontainer

Tujuan :
• Mendistribusikan jumlah kedatangan truk disesuaikan dengan peak/off
hour traffic.
• Meningkatkan produktifitas terminal pelabuhan
• Mengoptimalkan alat angkut kontainer bagi pengusaha truk
• Mengurangi pergerakan truk kontainer pada peak hour
Syarat Diberlakukannya TBS
• Syarat utama yang harus dipenuhi oleh Terminal adalah waktu
layan yang konsisten (sumber: hasil studi di Long Beach Port).

Untuk itu diperlukan investigasi terhadap kapasitas terminal

sesungguhnya (Berth Capacity, Yard Capacity dan Gate Capacity 
saling berkesinambungan, tidak terjadi bottle neck capacity

Window time dan Ada kepastian waktu

slot layan

Pengusaha truk dapat mengatur waktu

keberangkatan truk dari pool
Tujuan dan Dampak dari TBS

Kontrol kedatangan truk di terminal

Menghindari kemacetan pada jam puncak

TBS Pemerataan beban kerja

Meningkatkan pelayanan angkutan

dan perencanaan lebih efisien

Mengurangi waktu antrian dan

Terminal Run Time (TRT)

Mengurangi penggunaan modal kerja

(alat dioptimalkan bekerja)
 Hal Kritis dari Sistem TBS
Jendela waktu  jendela waktu yang ketat
mungkin tidak sesuai dengan kemauan
perusahaan pengangkut (trucking companies)

Mengkoordinasikan penjemputan dan

pengantaran kontainer dengan jendela janji temu
yang sama

Potensi manipulasi sistem oleh operator

terminal dan perusahaan truck

Sebuah sistem di terminal harus dirancang dengan mempertimbangkan 3 hal,

(Philips D, 2009):

1. Mempertimbangkan efisiensi terminal (mengoptimalkan fungsi peralatan dan tenaga)

2. Memberikan insentif bagi perusahaan truk yang patuh
3. Pengamanan untuk mencegah manipulasi sistem
 Success Story di Botany Port, Melbourne

Sumber : Philips Davies, 2009

TBS
 SUCCESS STORY TBS di Long Beach Port, California
SP2 ( Selesai
Administrasi Dok SP2,
dan Pemeriksaan) ijin dari PIER PASS
Terminal Consignee atau Truck
Operator pemilik barang Company
Pembayaran
Administrasi
Ijin melewati YES
jaringan jalan
Portal TBS

PIER PASS
Gate 1
Konfirmasi ID Truk

Konfirmasi ID Truk, ID kontainer dan Pemilik Barang

Informasi posisi
kontainer
Container Yard
Gate out Gate 2
Import/eksport

Organisasi PIER PASS merupakan organisasi independen yang dibiayai dari pendapatan dari Truk
yang melalui saat Peak Hours.

Untuk pekerjaan lembur, biaya operasional terminal diperoleh dari restribusi truk saat di Peak Hours.
Yang Perlu disiapkan untuk menerapkan TBS:

1. Mengevaluasi efisiensi penggunaan

sumber daya (manusia, infrastruktur dan
sistem)
2. Menyiapkan insfrastruktur
3. Membangun system digital TBS
4. Sosialisasi system TBS
5. Membangun Unit Traffic Management
Centre Tanjung Priok– UTMCTP
6. Meningkatkan kapasitas operator dan
tenaga pendukung di terminal
1. Mengevaluasi efisiensi penggunaan sumber daya
(infrastruktur, manusia, dan sistem)

a. Mengidentifikasi gap dan potensi dari kapasitas terminal

(manusia, infrastruktur dan system) terhadap target
perusahaan angkutan dan container yang harus dilayani.

b. Menetapkan indeks pelayanan dari setiap titik kegiatan yang

menjadi kewajiban operator terminal (tidak menutup
kemungkinan dengan eksternal seperti BC)
2. Menyiapkan insfrastruktur

a. Membuat tempat tunggu atau buffer zone di Gate 1 dan 2

sesuai perkiraan kedatangan truk

b. Menggunakan teknologi digital yang terintegrasi lintas sektoral

untuk mengoptimalkan implementasi dan pengawasan waktu
pelayanan.

c. Kebutuhan lain sesuai hasil evaluasi kapasitas terminal.

Kebutuhan Buffer Zone di Gate 1 dan 2 di Pelabuhan
Tanjung Priok (kajian 2016)

TP

9,5 Ha
3. Membangun Sistem TBS yang Online

a. Sistem terintegrasi dengan sistem unit-unit terkait yang telah ada

maupun yang akan dikembangkan

b. Membangun SOP yang integratif (internal dan eksternal)

c. Mudah dipahami dan digunakan oleh User (operator dan customer)

d. Tangguh, data tidak mudah bocor dan tidak mudah dimanipulasi

4. Sosialisasi sistem TBS

a. Membuat manual sistem TBS

b. Membuat materi KIE (komunikasi informasi edukasi) terkait TBS

c. Sosialisasi pentingnya sistem TBS kepada pemangku

kepentingan terkait (BC, Operator Terminal, Kemenhub,
perusahaan angkutan, dll)
5. Membuat Unit Traffic Management Centre
Tanjung Priok – UTMCP
• Berkoordinasi lintas sektor, Polres di sekitar Tanjung Priok, Dishub, asosiasi
angkutan dll untuk membangun system Unit Traffic Managemen Centre Tanjung
Priok (UTMCTP), kemudian menerapkan UTMCTP.

• UTMCTP ini berfungsi untuk:

a. Memonitor PERILAKU sopir truk yang berakibat terganggunya kinerja jalan
disekitar Pelabuhan. UTMCTP bisa memberikan sangsi bagi sopir yang perilaku
mengemudinya buruk.
b. Memberikan early warning akan prediksi waktu tempuh dari truk berasal
menuju titik pejemputan di terminal.
c. Memberikan insentif bagi perusahaan yang patuh (kriteria: tepat waktu,
dokumen lengkap, perilaku sopir)
6. Meningkatkan kapasitas operator dan tenaga pendukung
di Terminal

a. Meningkatkan kapasitas operator dan tenaga pendukung di terminal agar

mampu mengoperasikan sistem TBS supaya terjadi keseimbangan antara
waktu layan dan kedatangan truks sesuai slot tersedia di jendela waktu.

b. Meningkatkan kemampuan perencanaan penyusunan container

berdasarkan kedatangan di/keluar dari terminal sehingga bisa menekan
shuffling ratio.

c. Meningkatkan kemampuan untuk dapat menyelesaikan persoalan

dilapangan dengan efektif.
TERIMA KASIH