Anda di halaman 1dari 38

KOMPUTER SIMPLE AS

POSSIBLE (SAP-2)

Moh. Zainuddin, S.Si.,M.Kom


PENGUMUMAN :
1. UAS Semester Genap Dilaksanakan pada
Hari Rabu / 18 Juli 2018, bersifat
Open Book.
2. Hari Rabu / 11 Juli 2018, perkuliahan
terakhir dengan materi : Latihan Soal UAS,
dibuat kelompok : 4 mahasiswa per
kelompok. Membawa kertas Folio Bergaris
3. Hari ini Absensi, lalu ditaruh di meja kerja
saya di Ruang Dosen Kampus Pusat.
Arsitektur Komputer SAP-2
Perbedaan SAP-1 dengan SAP-2
• Penambahan register-register baru.
• Penambahan lebar bus menjadi 16 bit (lebar
data yang dioperasikan ALU tetap 8 bit).
• RAM yang tersedia 64 KB.
• Penambahan kemampuan logika pada ALU.
• Adanya flag (bendera).
• Peningkatan jumlah instruksi dari 5 ke 43
instruksi (42 instruksi + 1 instruksi No
operation).
Penambahan Register
 Register-register pada SAP-1 (5 buah) :
– Input Register dan MAR (1 buah)
– Output Register (1 buah)
– Register Instruksi (1 buah)
– Register Aritmatika (2 buah : A dan B)
 Register-register pada SAP-2 (11 buah) :
– Input Register (2 buah)
– Output Register (2 buah)
– Register Instruksi (1 buah)
– Register Aritmatika (4 buah : A, B, C, TMP)
– MAR (Memory Addres Register) (1 buah)
– MDR (Memory Data Register) (1 buah)
Penambahan Lebar Bus dan PC
 Penambahan lebar bus menjadi 16 bit untuk mendukung
lebar alamat memori yang dikeluarkan oleh PC
(Program Counter).
 PC mengeluarkan 16 bit alamat berarti dapat
mengalamati 2^16 alamat = 65.536 alamat, dari
0000 H sampai FFFF H
 65.536 alamat dengan tiap alamat 8 bit maka :
– 65.536 * 8 bit = 524.288 bit
– 524.288 : 8192 = 64 kByte
 PC dapat menerima data masukan dari bus W yg
bermanfaat untuk instruksi Jump dan pemanggilan
subroutine.
RAM 64 KB
 Kapasitas RAM 64 kB dari alamat
0000 H sampai FFFF H.
 2 kB pertama (0000 H s/d 07FF H) untuk
program monitor : serangkaian program
untuk menampilkan isi input register dan
output register ke monitor.
 62 kB berikutnya untuk instruksi dan data.
Kemampuan Logika ALU & Flag
 SAP-1 belum punya ALU tetapi hanya Penambah &
Pengurang.
SAP-2 sudah memiliki ALU.
 Adanya Flag :
– Sign Flag untuk menandai nilai pada register
A negatif (sign flag = 1) atau
A positif (sign flag = 0).
– Zero Flag untuk menandai nilai pada register
A nol (zero flag = 1) atau
A bukan nol (zero flag = 0).
Peningkatan Jumlah Instruksi
 Data yang masuk dari IR (Instruksi
Register) ke Pengendali & Pengurut
sebanyak 8 bit.
 8 bit ini menjadi alamat bagi Pengendali &
Pengurut.
 Kemampuan pengalamatannya
2^8 = 256 alamat, dari 00 H s.d FF H.
 Tiap alamat berisi 1 signal CON.
 Dari 256 signal CON didapat 43 instruksi.
Perangkat Instruksi
 Instruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu
kode operasi (operation code, opcode) dan
yang dioperasikan (operand).
Kode operasi lebarnya 8 bit, menempati
satu alamat di RAM.
 Contoh instruksi dengan operand yang
berbeda-beda :
Perangkat Instruksi (2)
ADD B : Kode operasi 80 dan tidak
membutuhkan memori untuk operand.
MVI A, 18 H : Kode operasi 3E
membutuhkan satu alamat RAM untuk
operand.
STA 4861 H : Kode operasi 32 membutuhkan
2 alamat RAM untuk operand.
Perangkat Instruksi (3)
 Misal ketiga instruksi tersebut disimpan
pada RAM secara berurutan mulai alamat
1000 H, maka peta isi RAM sebagai berikut
:
RAM
BILANGAN BINER, OKTAL,
DESIMAL & HEXADESIMAL
Sebelum melakukan perhitungan, ada baiknya kita tau tentang
pengertain dari Bilangan Biner, Oktal, Desimal, dan
Hexadesimal.

BILANGAN ANGGOTA
BINER (2) 0, 1
OKTAL (8) 0,1,2,3,4,5,6,7
DESIMAL (10) 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
HEXADESIMAL (10+6) 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,
A,B,C,D,E,F
Merubah Bilangan Biner menjadi
Bilangan Hexadesimal
Konversi Biner menuju Hexadesimal ini
sama dengan konversi Biner menuju Oktal,
dimana awalnya dilakukan dengan :
1. Membagi Biner menjadi beberapa
kelompok,
2. Kelompoknya mempunyai maksimal 4
digit,
3. Dimulai dari bilangan Biner paling kanan.
Perangkat Instruksi SAP-2
Perangkat Instruksi SAP-2
Instruksi-Instruksi SAP-2
1. LDA (Load The Accumulator)
Mengambil data dari memori dan dipindahkan ke
Akumulator.
Format : LDA alamat
Contoh : LDA 1500H (isi reg A dgn nilai pada alamat
1500H)
2. STA (Store The Accumulator)
Mengambil data dari Akumulator dan dipindahkan ke
memori.
Format : STA alamat
Contoh : STA 1501H (isi RAM pada alamat 1501H
dengan nilai yg ada pada Akumulator)
Instruksi-Instruksi SAP-2 (2)
3. MVI (Move Immediate)
Mengisi register aritmatika (A, B, C) dengan nilai tertentu.
Format : MVI register, nilai
Contoh : MVI B, C4H (isi register B dengan nilai C4H)

4. MOV (Move)
Menyalin data dari satu register aritmatika ke register
aritmatika lain.
Format : MOV register, register
Contoh : MOV B, C (isi register B dgn data pd register C).
Instruksi-Instruksi SAP-2 (3)
5 & 6. ADD dan SUB
Menambah atau mengurang isi reg A dgn nilai register
aritmatika lain dan hasil disimpan pada Akumulator.
Format : ADD register atau SUB register
Contoh : ADD B (A = A + B) SUB C (A = A – C)

7 & 8. INR (Increment) dan DCR (Decrement)


Menambah atau mengurangi isi sebuah register aritmatika
dengan 1.
Format : INR register atau DCR register
Contoh : INR B (B = B + 1) DCR C (C = C – 1)
Instruksi-Instruksi SAP-2 (4)
9. JMP (Jump)
Instruksi lompatan tidak bersyarat. Prosesor langsung
mengalihkan eksekusi program sesuai dengan alamat
tujuan lompatan.
Format : JMP alamat
Contoh : JMP 2500H
PC 2500H
Instruksi ini memberitahu prosesor untuk menjalankan
instruksi pada alamat 2500H.
Proses ini mengubah nilai program counter dengan alamat
2500H.
Instruksi-Instruksi SAP-2 (5)
10. JM (Jump if Minus)
Instruksi lompatan bersyarat. Prosesor akan
memeriksa flag (Sign) keluaran dari ALU pada
operasi sebelumya.
Jika sign flag bernilai 1, artinya hasilnya negatif,
maka lompatan dilakukan.
Jika sebaliknya maka lompatan tidak dilakukan.
Format : JM alamat
Instruksi-Instruksi SAP-2 (6)
 Contoh :
Asumsi : Nilai reg A = 45H, B = 10H, dan C=60H
i. SUB B : A = A - B
= 45H - 10H
A = 35H (hasil positif tdk dilakukan
lompatan di urutan ii)
ii. JM 1000
iii. SUB C : A = A - C
= 35H - 60H
A = Hasilnya -25H (lebih kecil dari 0)
iv. JM 2600H (Lompatan dilakukan menuju 2600H )
Instruksi-Instruksi SAP-2 (7)
 Setelah instruksi pertama dieksekusi nilai A
positif. Pada instruksi berikutnya (JM 1000H)
kondisi syarat untuk lompat tidak dipenuhi maka
prosesor mengerjakan instruksi berikutnya (SUB
C).
 Setelah instruksi ketiga isi A bernilai negatif
maka pada instruksi ke 4 (JM 2600H) prosesor
akan lompat dan mengerjakan instruksi pada
alamat 2600H.
Instruksi-Instruksi SAP-2 (8)
11. JZ (Jump if Zero)
Instruksi lompatan bersyarat. Prosesor akan
memeriksa (flag) Zero keluaran dari ALU
sebelumnya.
Jika flag Zero bernilai 1, artinya hasilnya 0, maka
lompatan akan dilakukan. Jika sebaliknya maka
lompatan tidak dilakukan.
Format : JZ alamat
Contoh : JZ 2500H
Instruksi ini memberitahu prosesor untuk menjalankan
instruksi pada alamat 2500H jika zero flag bernilai 1.
Instruksi-Instruksi SAP-2 (9)
12. JNZ (Jump if not Zero)
Instruksi lompatan bersyarat. Prosesor akan
memeriksa (flag) Zero keluaran dari ALU
sebelumnya. Jika flag Zero bernilai 0, artinya
hasilnya bukan 0, maka lompatan akan dilakukan.
Jika sebaliknya maka lompatan tidak dilakukan.
Format : JNZ alamat
Contoh : JNZ 2500H
Instruksi ini memberitahu prosesor untuk
menjalankan instruksi pada alamat 2500H jika zero
flag bernilai 0.
Instruksi Logika
 Dikerjakan oleh ALU
 Proses logika adalah proses yang didasarkan
pada peraturan aljabar logika
 Contoh :
– CMA (complement the accumulator)
– ANA (and the accumulator)
– ORA (or the accumulator)
– XRA (xor the accumulator)
– XRI (xor immediate)
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai