Anda di halaman 1dari 37

Pelayanan

Linen RS
(Unit Laundry)
Kelompok 2 – Angkatan 18B

Dwi Sulistyowati Ika Oktaviani Risanti


Estry Mardhiah Pangastuti Indah Rosiana
Fitri Kinanti Joni Wahyuhadi
Gede Wirya Kusuma Duarsa Luqman Hakim
Heri Suroto
Kasus
RS Citra Bunda dengan 100 bed merupakan RS tipe C di Kabupaten
Indah Permai Provinsi Sumatera Utara. Dalam 1 bulan ini terdapat 4
keluhan pelanggan yang serupa dan salah satunya mengemukakan di
media massa. Kasus terparah adalah RS diberitakan di koran lokal
karena tidak melayani pasien dan keluarga dengan baik. Hal ini
disebabkan karena sudah 3x meminta selimut kepada petugas namun
masih belum juga diberikan dengan alasan persediaan di bangsal
sedang kosong. Keluarga pasien kecewa dan marah hingga
melayangkan surat pembaca di koran.
Unit laundry RS terdiri dari 1 orang kepala unit (D3 administrasi
publik), 1 orang petugas administrasi (lulusan SMK), dan 10 orang
petugas pelaksana (lulusan SMP dan SMA) yang masuk setiap hari
dan melakukan kegiatan cuci, setrika, dan packing.

2
Pertanyaan
a) Jelaskan workflow dan fungsi unit laundry yang ideal terkait
dengan unit-unit lain !
b) Jelaskan standar ketenagaan unit laundry dan pengembangan SDM!
c) Jelaskan standar bangunan, alat dan bahan unit laundry!
d) Jelaskan bagaiaman seharusnya unit laundry menjaga mutu
pelayanan!
e) Jelaskan penyelesaian masalah untuk kasus di atas!

3
Pelayanan Unit
Laundry
Rumah Sakit
Pendahuluan
• Linen merupakan salah satu kebutuhan pasien dirumah sakit yang dapat memberikan dampak
kenyamanan dan jaminan Kesehatan
• Pengelolaan linen yang buruk akan menyebabkan potensi penularan penyakit bagi pasien, staf
dan pengguna linen lainnya.

5 Presentation title 20XX


Fungsi Unit Laundry
Terdapat dua fungsi Unit Laundry

 Manajemen Linen; Spesifikasi linen, kecukupan linen untuk semua unit terkait

 Manajemen Laundry; Pemrosesan linen secara efektif dan efisien, memastikan linen
higienis (tidak menyebarkan kuman-infeksi) dan linen tidak rusak

6 Presentation title 20XX


Pengelolaan Linen
Permenkes no 7 Tahun 2019

7 Presentation title 20XX


8 Presentation title 20XX
Flow chart Pelayanan Linen
a. Pengumpulan
1. Pemilahan antara linen infeksius dan non
infeksius dimulai dari sumber dan memasukkan
linen kedalam kantong plastik sesuai jenisnya
serta diberi label  alur, kantong, label, dan
APD petugas berbeda sejak dari ruangan
2. Menghitung dan mencatat linen diruangan.
3. Dilarang melakukan perendaman linen kotor di
ruangan sumber.
b. Penerimaan
4. Mencatat linen yang diterima dan telah dipilah
antara infeksius dan non infeksius.
5. Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.

9 Presentation title 20XX


Proses Laundry
c. Pencucian
1. Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan
kapasitas mensin cuci dan kebutuhan deterjen dan
disinfektan.
2. Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah dan
muntahan dengan menggunakan mesin cuci infeksius.
3. Mencuci dikelompokan berdasarkan tingkat
kekotorannya.
4. Pengeringan linen dengan mesin pengering (dryer)
sehingga didapat hasil pengeringan yang baik. Finishing
5. Penyeterikaan dengan mesin seterika uap, mesin flat
ironer sehingga didapat hasil seterikaan yang baik.
6. Linen bersih harus ditata sesuai jenisnya dan sistem stok
linen (minimal 4 bagian) dengan sistem first in first out.

10 Presentation title 20XX


Flow chart Pelayanan Linen
c. Distribusi; dilakukan berdasarkan kartu tanda terima dari petugas penerima, kemudian petugas menyerahkan linen
bersih kepada petugas ruangan sesuai kartu tanda terima.

d. Pengangkutan
1. Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan untuk membungkus
linen kotor.
2. Menggunakan kereta yang berbeda dan tertutup antara linen bersih dan linen kotor. Untuk kereta linen kotor
didesain dengan pintu membuka keatas dan untuk linen bersih dengan pintu membuka ke samping, dan pada
setiap sudut sambungan permukaan kereta harus ditutup dengan pelapis (siller) yang kuat agar tidak bocor.
3. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor.
4. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.
5. Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda warna.
6. Rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangkutannya dari dan ketempat laundry harus
menggunakan mobil khusus.

11 Presentation title 20XX


Sudah dipisahkan linen
infeksius & non infeksius

Dibedakan linen
infeksius dan non
infeksius

12 Presentation title 20XX


Prinsip Pelayanan Unit Laundry sesuai Permenkes
1. Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam waktu 25 menit atau 95°C dalam waktu 10 menit.
2. Penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian dilengkapi Informasi Data Keamanan
Bahan (MSDS) agar penanganan risiko paparannya dapat tertangani secara cepat dan tepat.
3. Standar kuman bagi linen dan seragam tenaga medis bersih setelah keluar dari proses cuci tidak mengandung
20 CFU per 100 cm persegi.
4. Pintu masuk linen kotor dan pintu keluar linen bersih harus berbeda atau searah.
5. Jarak rak linen dengan plafon : 40 cm.
6. Dilakukan identifikasi jenis B3 yang didigunakan laundry dengan membuat daftar inventori B3 dapat berupa
tabel yang berisi informasi jenis B3, karakteritiknya, ketersediaan MSDS, cara pewadahan, cara penyimpanan
dan simbol limbah B3.
7. Penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian dilengkapi Informasi Data Keamanan
Bahan (MSDS) agar penanganan risiko paparannya dapat tertangani secara cepat dan tepat.
8. Ditempat laundry tersedia keran air keperluan higiene dan sanitasi dengan tekanan cukup dan kualitas air yang
memenuhi persyaratan baku mutu, juga tersedia air panas dengan tekanan dan suhu yang memadai.

13 Presentation title 20XX


Prinsip Pelayanan Unit Laundry sesuai Permenkes
9. Bangunan laundry dibuat permanen dan memenuhi persyaratan pedoman teknis bangunan laundry rumah sakit
atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Rumah Sakit melakukan pencucian secara terpisah antara linen infeksius dan noninfeksius.
11. Khusus untuk pencucian linen infeksius dilakukan diruangan khusus yang tertutup dengan dilengkapi sistem
sirkulasi udara sesuai dengan ketentuan.
12. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan awal (pre-treatment)
sebelum dialirkan ke unit pengolahan air limbah.
13. Bangunan laundry terdiri dari ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu ruang linen kotor dan ruang linen
bersih harus dipisahkan dengan dinding yang permanen, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang
perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk
linen.
14. Laundry harus dilengkapi “ruang antara” untuk tempat transit keluar-masuk petugas laundry untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme.
15. Alur penanganan proses linen mulai dari linen kotor sampai dengan linen bersih harus searah (Hazard Analysis
and Critical Control Point).
14 Presentation title 20XX
Prinsip Pelayanan Unit Laundry sesuai Permenkes
16. Dalam area laundry tersedia fasilitas wastafel, pembilas mata (eye washer)dan atau pembilas badan (body
washer)dengan dilengkapi petunjuk arahnya.
17. Proses pencucian laundry yang dilengkapi dengan suplai uap panas (steam), maka seluruh pipa steam yang
terpasang harus aman dengan dilengkapi steam trap atau kelengkapan pereduksi panas pipa lainnya.
18. Ruangan laundry dilengkapi ruangan menjahit, gudang khusus untuk menyimpan bahan kimia untuk pencucian
dan dilengkapi dengan penerangan, suhu dan kelembaban serta tanda/simbol keselamatan yang memadai.
19. APD; Petugas yang bekerja dalam pengelolan laundry linen harus menggunakan alat pelindung diri seperti
masker, sarung tangan, apron, sepatu boot, penutup kepala, selain itu dilakukan pemeriksaaan kesehatan
secara berkala, serta harus memperoleh imunisasi hepatitis B setiap 6 (enam) bulan sekali.
20. Pihak Ketiga; untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pencuciannya dapat bekerjasama
dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, serta dilakukan pengawasan penyelenggaraan linen secara rutin oleh pihak rumah sakit.

15 Presentation title 20XX


“ Standar Bangunan, Alat
dan Bahan Unit Laundry


Kelompok 2

16 Presentation title 20XX


PMK No. 7 thn 2019

17 Presentation title
18 Presentation title 20XX
PMK No. 7 thn 2019

19 Presentation title 20XX


Standar Alat disesuaikan dengan kegiatan di Unit
Laundry PMK No. 7 thn 2019

Kegiatan Standar Alat


Pengumpulan  Plastik Hitam (linen Kotor) •  Troli Linen Kotor/ Infeksius
 Plastik Kuning (linen infeksius)

Penerimaan  Meja penerimaan   Troli Laundry Kotor/ Infeksius


 Meja sortir (linen kotor)  Timbangan

Pencucian  Mesin Cuci   Mesin Cuci Barrier


 Mesin Cuci Infeksius  Washer Extractor

Pengeringan  Tumble Dryer  


Penyetrikaan  Roll Press   Meja Pemeriksaan Linen
 Press Ironer  Meja pelipatan linen

Penyimpanan  Lemari Linen  Troli linen bersih


Distribusi  Meja distribusi linen  
20 Presentation title 20XX
Sarpras Unit Laundry

21 Presentation title 20XX


22 Presentation title 20XX
23 Presentation title 20XX
24 Presentation title 20XX
“ Standar Ketenagaan Unit
Laundry dan Pengembangan
SDM


Kelompok 2

25 Presentation title 20XX


Standart SDM Unit Laundry
• Tidak ada standar ketenagaan baku di Unit Laundry.

• Mengingat Unit Laundry sebagai unit fungsional (Bukan Struktural) maka Jabatan Fungsional
yang terdekat adalah Sanitarian – Kesehatan Lingkungan. Mengingat PMK 7 tahun 2019 juga
membahas Linen - Laundry

• Dibedakan petugas di Ruangan Infeksius dan Non Infeksius

• Petugas mendapat tambahan asupan gizi khusus untuk di ruangan infeksius

• APD khusus untuk SDM di ruangan infeksius

• Jumlah SDM dihitung dengan Analisis Beban Kerja (Dihitung secara berkala, 3 bulan sekali) 
PJ : kepala unit Laundry

26 Presentation title 20XX


Standart SDM Unit Laundry
• Pihak Ketiga; untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pencuciannya dapat
bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, serta dilakukan pengawasan penyelenggaraan linen
secara rutin oleh pihak rumah sakit

• Tambahan Vaksin Hep. B untuk Petugas Unit Laundry

27 Presentation title 20XX


Based Practice RS Sanglah

Jabatan Standar Ketenagaan Keterangan


Kepala Unit Laundry S1 Kesehatan Lingkungan  
– Sanitarian
Penanggung Jawab D3 Administrasi Manajemen Linen
Inventaris
Penanggung Jawab Mutu D3 Kesling Manajemen Laundry
Petugas Administrasi SMK – D3  
Supervisor SMA sederajat dengan  
pengalaman kerja
Petugas Laundry SMA sederajat Pelatihan Laundry & Linen

28 Presentation title 20XX


“ Mutu Pelayanan Unit
Laundry


Kelompok 2

29 Presentation title 20XX


Standart Pelayanan Unit Laundry

30 Presentation title 20XX


Standart Akreditasi Unit Laundry

31 Presentation title 20XX


Check List Monitoring Mutu Pelayanan Unit
Laundry

32 Presentation title 20XX


Indikator Kinerja Unit Laundry

33 Presentation title 20XX


“ Penyelesaian KASUS


Kelompok 2

34 Presentation title 20XX


Kasus
RS Citra Bunda dengan 100 bed merupakan RS tipe C di Kabupaten
Indah Permai Provinsi Sumatera Utara. Dalam 1 bulan ini terdapat 4
keluhan pelanggan yang serupa dan salah satunya mengemukakan di
media massa. Kasus terparah adalah RS diberitakan di koran lokal
karena tidak melayani pasien dan keluarga dengan baik. Hal ini
disebabkan karena sudah 3x meminta selimut kepada petugas namun
masih belum juga diberikan dengan alasan persediaan di bangsal
sedang kosong. Keluarga pasien kecewa dan marah hingga
melayangkan surat pembaca di koran.
Unit laundry RS terdiri dari 1 orang kepala unit (D3 administrasi
publik), 1 orang petugas administrasi (lulusan SMK), dan 10 orang
petugas pelaksana (lulusan SMP dan SMA) yang masuk setiap hari
dan melakukan kegiatan cuci, setrika, dan packing.

35
Penyelesaian Kasus
• Penyelesaian KASUS
• Quick Respon  1-2 hari (tidak terlalu detail) ke ybs terlebih dahulu maupun ke
media
• Pertemuan  bisa dengan RCA
• Pemaparan ulang apabila quick respon kurang memuaskan pelanggan
• Perbaikan Internal RS
• Manajemen logistic linen  stok diperhitungkan (1:3) atau bisa disesuaikan
dengan BOR dan kondisi RS masing-masing
• SDM dievaluasi dengan perhitungan ABK
• Apabila internal RS kurang dapat memenuhi SDM dan sarpras sendiri, RS dapat
bekerja sama dengan pihak ketiga yang sudah bersertifikat mutu
36 Presentation title 20XX
Matur Nuwun
Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai