Anda di halaman 1dari 16

Bagian-bagian dan Seksi-seksi

Serta Lampiran-lampiran dalam


Peraturan Internasional Tentang
Pencegahan Tubrukan di Laut
(Amandemen 1981, 1987, 1989,
1993 dan 2001)
(I)
I Bagian A. Umum_: Aturan 1 sampai dengan Aturan 3.
II Bagian B. Aturan-aturan mengemudikan kapal dan
melayarkan kapal
a. Seksi 1. Sikap kapal dalam setiap keadaan penglihatan
- Aturan 4 sampai dengan Aturan 10.
b. Seksi 2. Perilaku kapal-kapal dalam keadaan saling
melihat
- Aturan 11 sampai dengan Aturan 18.
c. Seksi 3. Perilaku kapal dalam penglihatan terbatas
- Aturan 19.
III Bagian C. Lampu/Penerangan dan Sosok Benda
- Aturan 20 sampai dengan Aturan 31.
IV Bagian D. Isyarat Bunyi dan Isyarat Cahaya
- Aturan 32 sampai dengan Aturan 37.
V Bagian E. Pembebasan-Pembesan
- Aturan 38
VI Bagian F. Verifikasi sesuai dengan ketentuan Konvesi
- Aturan 39 sampai dengan Aturan 41.

VII Annex (Lampiran-lampiran)_: I - IV


- Lampiran I : Penetapan dan perincian teknis
penerangan-penerangan dan sosok benda.
- Lampiran II : Isyarat-isyarat tambahan bagi kapal
kapal nelayan yang sedang menangkap ikan yang
saling berdekatan.

- Lampiran III : Perincian-perincian teknis tentang alat


alat bunyi

- Lampiran IV : Isyarat-isyarat bahaya.

✶✶✶✶✶✶✶✶✶
TUGAS JAGA UNTUK MUALIM
(Watchkeeping for Deck Officers)
(II)
International Convention on Standards of Training ,
Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW), 1978
As Amended mempersyaratkan Nahkoda dan Mualim dalam
Menjalankan Fungsi Navigasi harus memiliki kompetensi
Tugas Jaga sesuai tingkat/levelnya.
Untuk tingkat Operasional, mualim harus memiliki
kemampuan melaksanakan tugas jaga navigasi yang selamat
dan aman (Maintain a safe navigational watch), sedangkan
untuk tingkat managemen, Nahkoda/Mualim harus membuat
Penataan dan Prosedur Tugas Jaga (Establish watchkeeping
arrangements and procedures) sehingga kapal dalam
bernavigasi sampai ketempat tujuan dengan selamat.
Standar tugas jaga (watchkeeping) sebagaimana yang
diatur/ditetapkan oleh STCW Code Chapter VIII untuk dapat
terlaksananya tugas jaga navigasi yang selamat dan aman
adalah sebagai mana berikut ini :

TUGAS JAGA

A. Kelelahan (Fatique)
Setiap orang yang akan diberikan tugas jaga sebagai mualim
jaga atau anak buah kapal (ABK) yang merupakan anggota jaga
harus telah mendapatkan waktu istirahat sekurang-kurangnya 10
jam dalam periode 24 jam.
Periode istirahat tersebut boleh terbagi tidak lebih dari dua
bagian/periode namun salah satu periodenya tidak boleh kurang
dari 6 jam.
Persyaratan periode istirahat di atas dapat menyimpang dalam
hal emergency atau ada suatu latihan (drill) atau dalam kondisi
memaksa lainnya.

Selain dari pada itu yang telah dipersyaratkan di atas, dari 10


jam minimal yang dipersyaratkan, masih dapat dikurangi ,
namun tidak kurang dari 6 jam dan pengurangan itu tidak
boleh melebihi dua hari dan dalam periode 7 hari sekurang
kurangnya diberikan waktu istirahat 70 jam.
Untuk mencegah terjadinya kelelahan (fatique) perlu
diperhatikannya persyaratan periode istirahat,pekerjaan/
kegiatan yang berlebihan hanya dapat dilakukan untuk
pekerjaan yang tidak dapat ditunda demi alasan
keselamatan sebelumnya pada saat kapal akan memulai
Pelayarannya.

Meskipun tidak ada definisi teknis tentang kelelahan secara


universal, setiap orang yang terlibat didalam pengoperasian
kapal harus waspada terhadapa faktor-faktor yang dapat
membuat terjadinya kelelahan dan mempertimbangkannya
dalam mengambil keputusan dalam pengoperasian kapal.
Kebugaran untuk melaksanakan tugas jaga perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
- Ketentuan tentang periode istirahat dalam mencegah
terjadinya kelelahan sehingga tidak terjadinnya jumlah jam
kerja yang berlebihan. Sisa waktu yang bukan untuk
istirahat bukan berarti adalah waktu yang diperbolehkan
seluruhnya untuk tugas jaga atau tugas lainnya.
- Lama dan frekuensi cuti serta pemberian kompensasi cuti
adalah merupakan faktor-faktor dalam mencegah
kelelahan.
- Untuk kapal-kapal yang pelayarannya berjarak pendek,
ketentuan-ketentuan diatas dapat dibuat tersendiri dalam
penataan keselamatannya.
B. Jaga Navigasi/Laut
Mualim untuk dapat melaksanakan kompetensi Tugas Jaga
Navigasi yang aman wajib memiliki Pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan tentang:
- Isi aplikasi dan makna Peraturan Internasional tentang
Pencegahan Tubrukan di Laut (Collision Pegulation).
- Prinsip-prinsip yang harus diamati selama menjalankan
tugas jaga Navigasi.
- Prosedur tim kerja anjungan yang efektif ( effective bridge
teamwork procedures).
- Menggunakan rute sesuai dengan the General Provisions
on Ships’ Routeing.
Mualim dalam melaksanakan tugas jaganya sesungguhnya
adalah mewakili tugas nakhoda sebagai penanggung jawab
utama keselamatan kapal dalam bernavigasi serta
melaksanakan P2TL / COLREG 1972

Mualim yang sedang bertugas jaga navigasi setiap saat harus


melaksanakan pengamatan keliling yang tepat (Proper look –
out) sesuai Aturan 5 Colreg 1972.
Pengamatan Keliling bertujuan mempertahankan tingkat
kewaspadaan dengan menggunakan pendengaran, penglihatan
dan sarana yang tersedia sesuai kondisinya.
Bedasarkan hasil Pengamatan Keliling wajib dilanjutkan
dengan penilaian akan situasi dan resiko tubrukan, kandas dan
bahaya navigasi lainnya.
Pengamatan Keliling dilaksanakan juga untuk tujuan
mendeteksi kapal-kapal atau pesawat yang dalam bahaya,
orang tercebur di laut dan kerangka kapal dan bahaya lainnya.

Agar pengamatan keliling dapat dilaksanakan dengan tepat


dan perhatian penuh makan pengamat tidak dapat menjalani
tugas lain secar bersamaan yang akan dapat mengakibatkan
terganggunya tugas pengamatan.
Tugas pengamatan dan mengemudi harus dipisah tidak boleh
dirangkap. Seorang yang sedang menjalankan tugas
mengemudi tidak dapat dianggap sebagai pengamat, kecuali
kapal-kapal kecil dimana dari posisi mengemudi dapat melihat
keseluruh arah (360˚) tanpa ada bagian kapal yang
menghalangi dan melemahkan pengamatan dimalam hari atau
adanya kesukaran dilaksanakan pengamatan keliling.

Mualim yang bertugas jaga navigasi dapat sebagai pengamat


seorang diri di anjungan di siang hari bila keadaannya :
1. Situasi telah dinilai dengan cermat dan tanpa keraguan
bahwa tugas jaga memungkinkan dilakukan seorang diri
akan aman.
2. Faktor-faktor relevan telah diperhitungkan sepenuhnya
namun tidak terbatas hanya pada :
- Kondisi cuaca
- Jarak tampak (visibility)
- Kepadatan Lalulintas
- Perkiraan akan bahaya navigasi
- Perhatian yang diperlukan bilamana bernavigasi di
dekat atau dalam Tata Pemisahan Lalulintas. (Traffic
Separation Scheme)
3. Bila terjadi perubahan situasi yang tiba-tiba maka
diperlukan bantuan yang segera untuk berada di anjungan
dapat dimungkinkan.
Penataan penjagaan (watch arragements) wajib dibuat oleh
Nakhoda atau Mualim pada tingkat menegemen. Dalam
penataan tersebut komposisi petugas jaga akan menjamin
dapat dilaksanakannya pengamatan keliling secara terus
menerus.
Komposisi petugas jaga di anjungan memungkinkan
dilibatkananya Anak Buah Kapal yang cakap (qualified ratings)

Anda mungkin juga menyukai