Anda di halaman 1dari 41

POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU)

PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

WORKSHOP PTM
14-17 NOPEMBER 2022
Narasumber :
dr. ADE KURNIAWAN.,MH.Kes, Sp.KKLP
Perhimpunan Dokter Umum Indonesia ( PDUI )
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia ( PDKI )
Perhimpunan Dokter Puskesmas Indonesia ( PDPKMI )
Trainer Posbindu PTM Prov Lampung
Trainer Pandu PTM Prov Lampung
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM:
Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta
mampu memahami konsep Posbindu

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:

1. Peserta Mampu Menjelaskan PTM dan


Faktor Risiko PTM
2. Peserta Mampu Menjelaskan Konsep
Posbindu
Tujuan Pembelajaran Khusus 1 :Mampu Menjelaskan PTM dan Faktor Risiko PTM

GAMBARAN PTM
DI INDONESIA

GAMBARAN BEBAN BIAYA KESEHATAN


AKIBAT PTM
Jenis Penyakit 2016 2017 2018 2019 2020
3/10
Kardiovaskular 6.491.761 9.429.312 9.388.702 10.275.991 8.296.354
• Hanya 3 dari 10 penderita PTM yang terdeteksi, selebihnya tidak mengetahui
bahwa dirinya sakit karena PTM tidak ada gejala dan tanda sampai terjadi
Kanker 2.285.746 3.105.254 2.987.507 3.543.100 3.133.505
komplikasi ;

Stroke 1.171.127 2.251.576 2.271.338 2.549.057 2.136.374

Gagal Ginjal 1.947.386 2.257.575 2.115.674 2.321.341 1.922.208

Thlassemia 406.673 496.105 430.902 509.199 524.181

Leukemia 152.146 317.670 289.675 361.056 355.103

Sirrhosis Hepatis 196.805 316.313 294.278 310.924 243.561 1/3

Hemofilia 125.926 268.550 306.918 405.670 443.271 • Dari 3 penderita PTM tersebut hanya 1 orang yang berobat teratur.
GAMBARAN PTM
DI INDONESIA

GAMBARAN PERUBAHAN POLA PENYEBAB KEMATIAN TREN PENYAKIT TIDAK MENULAR


TERTINGGI DI INDONESIA MENINGKAT TAHUN 2013 HINGGA 2018

40

35 34.1

30
25.8
25

20

15
10.9
10
7

5 3.8
1.5 2 1.5 2
0.5
0
Penyakit Jan- Stroke* Ginjal Kronis* Diabetes** Hipertensi**
tung**

2013 2018

Sumber : IHME, 2019


KEMATIAN (IHME,
2020) :
CVD : 14,38 %
Cancer : 6,78 %
DM : 6,23 %
COPD : 4,21 %
GAMBARAN FAKTOR RISIKO PTM DI
INDONESIA
TREND FAKTOR RISIKO PTM GAMBARAN KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK DI
MENINGKAT DARI TAHUN 2013 HINGGA 2018 INDONESIA

100 93.5 95.5 5 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi Gula


lebih dari 50 g/hari

KONSUMSI GULA
90

80 Tertinggi di DI Yogyakarta (16,9 %)


70
4,8 %
60
53 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi
50
Garam lebih dari 2000 mg/hari

KONSUMSI LEMAK KONSUMSI GARAM


40
31 33.5
26.6 28.8 29.3 26.1 Tertinggi di DKI Jakarta (65,4 %)
30
21.8 52,7 %
20 14.8
10 27 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi
0 Lemak lebih dari 67 g/hari
Obesitas Obesitas Merokok Aktivitas Kurang
pada sentral2013 fisik kurang makan
Tertinggi di DKI Jakarta (48,2 %)
2018 26,5 %
dewasa sayur dan
buah
9 TARGET GLOBAL
TARGET SDGs PENGENDALIAN PTM TAHUN 2025

25% Penurunan Kematian Akibat


PTM (Penyakit Jantung, Kanker, Penurunan Penurunan Penurunan
Diabetes atau penyakit paru Konsumsi Kurang Tekanan Darah
kronik) hingga tahun 2025 Alkohol aktivitas Fisik Tinggi
Tahun 25%
10% 10%
2030

Target 3.4:
Pada tahun 2030, penurunan sepertiga
kematian dini karena penyakit tidak Cakupan Terapi
Penurunan Peningkatan Penurunan Cakupan
menular (PTM) Diabetes/ Asupan Pengobatan Farmakologis &
Konsumsi
Tembakau Obesitas Garam Esensial dan Konseling
30% 0% 30% Teknologi untuk mencegah
FOKUS PADA 4 PTM UTAMA PENYEBAB 60% KEMATIAN: untuk serangan jantung
KARDIOVASKULER, DM, KANKER, PPOK DAN PENGENDALIAN pengobatan dan stroke
4 FAKTOR RISIKO BERSAMA YANG DAPAT MENCEGAH PTM PTM 80% 50%
SAMPAI 80%: DIET TIDAK SEHAT, KURANG AKTIVITAS FISIK,
MEROKOK, MENGKONSUMSI ALKOHOL

7
Tujuan Pembelajaran Khusus 2 : Mampu menjelaskan Konsep Posbindu PTM
Aplikasi ASIK
ALUR KEGIATAN POSYANDU USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

TAHAPAN 4
- Pemeriksaan Tekanan Darah
- Pemeriksaan Kadar Gula
TAHAPAN 1 TAHAPAN 3 darah
TAHAPAN 2 TAHAPAN 5
- Pengukuran TB,BB.Lingkar - Pemeriksaan PPOK
-Wawancara FR PTM Perut - Pemeriksaan Paripurna
- Pengisian NIK pada diri sendiri - Pemeriksaan Tajam Pasien Geriatri (P3G) - Identifikasi FR PTM
- Pengisian Biodata - Wawancara FR PTM Penglihatan - Pemeriksaan Status - Edukasi Serta
- Pencatatan dan pada Keluarga -Pemeriksaan Tajam Fungsional
-Tindak Lanjut
Pelaporan hasil Pendengaran - Pemeriksaan Status Mental
Dan Kognitif
- Pemeriksaan Kolesterol
- Pemeriksaan Asam Urat
Kegiatan Meja 1 Posbindu PTM
APLIKASI ASIK
Wawancara
Pengukuran F. Resiko
Meja/Keg/Tahapan 3

Meja/Kegiatan/Tahapan 2 Meja/Keg/Tahapan 4
FAKTOR RISIKO PTM

✔ USIA
✔ JENIS KELAMIN
✔ GENETIK

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

✔ MEROKOK
✔ KURANG AKTIFITAS FISIK
✔ POLA MAKAN TIDAK SEHAT
✔ OBESITAS
✔ DARAH TINGGI
✔ PREDIABETES
Meja/Kegiatan/Tahapan 2 : Wawancara Faktor Resiko PTM
• Meja/Kegiatan/Tahapan 3 : Pengukuran FR PTM

TAHAPAN 3
- Pengukuran TB,BB.Lingkar Perut
- Pemeriksaan Tajam Penglihatan
-Pemeriksaan Tajam Pendengaran

1 OBESITAS UMUM

Obesitas umum diukur berdasarkan


pengkategorian IMT yaitu
perbandingan antara Berat Badan
(kg) dan Tinggi Badan (m2)

2 OBESITAS SENTRAL

Obesitas Sentral dihitung


berdasarkan pengukuran Lingkar
Perut
> 80 pada perempuan
> 90 pada Laki-Laki

17
Pemeriksaan Tajam Penglihatan

Cukup Pencahayaan
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK

Gambar 1
Persiapan : Posisi Pemeriksaan
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising. Ruangan sunyi,
jarak pemeriksaan 1 meter.

Pemeriksaan :
1. Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang yang
akan diperiksa.
2. Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu
menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian depan
yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek-gesek sehingga
Gambar 2. Masking telinga yang tidak diperiksa
timbul bunyi.
Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada pemeriksaan telinga
3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih kanan
dahulu. Posisi kepala pemeriksa menjauh dari
telinga yang diperiksa.

4. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri dari


dua suku kata seperti mata, kaki, muka, susu, kaca
dan meminta orang yang diperiksa untuk
mengulang kembali kata-kata tersebut.
Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata
5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung huruf
lunak yang terdiri dari frekuensi rendah dan huruf
desis yang terdiri dari frekuensi tinggi. Berikut
daftar kata-kata yang digunakan untuk Tes Bisik
Modifikasi.
6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan
langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan pada
telinga sebelah kiri, maka telinga kanan dilakukan
masking.

PENILAIAN :
• Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%,
maka dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
• Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%,
maka dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk
melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan
audiometri. Segera bawa ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk diperiksa kembali pendengarannya
lebih lanjut.
Meja 4 :
Pemeriksaan Faktor Risiko PTM

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


2022
1. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Tekanan darah atau tensi diukur menggunakan alat tensimeter digital/otomatis.

•Cara pengukuran :
• Pastikan baterai masih berfungsi dengan baik. Masukkan baterai
• Semua simbol akan muncul dalam 3 detik.
• Lansia diminta duduk dengan posisi badan tegak
• Lipat lengan baju hingga memungkinkan manset menempel pada kulit lengan
• Masukkan lengan ke dalam lingkaran manset, dan letakkan tangan dalam posisi telapak tangan menghadap
ke atas dan posisi manset sejajar jantung
• Tekan tombol start untuk memulai penngukuran dan manset akan mengembang.
• Ketika pengukuran selesai, hasil akan muncul di layar monitor selama 1 menit

Cara membaca hasil:

Sistolik
Diastolik
Denyut Nadi - Monitor akan mati secara otomatis setelah 1 menit bila tidak
ada pengguna lagi.
- Jika sudah tidak digunakan, keluarkan baterai dari tensimeter.
2. Deteksi Dini Diabetes (Pemeriksaan Kadar Gula Darah)
Sasaran
●Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko PTM (riwayat obesitas dan atau
obesitas sentral dan atau tekanan darah tinggi)
●Usia ≥ 40 tahun

Alat
●Alat pemeriksaan kadar gula darah (Glukometer)

1 24
Kriteria Gula darah sewaktu Gula darah Puasa (mg/dl)
(mg/dl)
Diabetes* ≥ 200 ≥ 126
Prediabetes 140 -199 100 – 125
Normal < 100 < 100
*Disertai gejala klasik
3. PEMERIKSAAN KOLESTEROL DAN ASAM URAT

Tuliskan nilai/kadar kolesterol hasil pemeriksaan sesuai kriteria :


- (N) Normal : bila kadar kolesterol total < 190 mg /dL
- (T) Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥ 190 mg / dL

Tuliskan nilai/kadar asam urat hasil pemeriksaan sesuai kriteria :


- (N) Normal : bila kadar asam urat L (3.5 mg/dL – 7 mg/dL) dan P (2.6 mg/dL – 6.0 mg/dL )
- (T) Tinggi : bila kadar asam urat L > 7 mg/dL dan P > 6 mg/dL
4. Pemeriksaan Gangguan Mental Emosional
(SRQ 20)
5. SKRINING PENGKAJIAN PARIPURNA PASIEN GERIATRI (P3G)

Sasaran
●Usia ≥ 60 tahun
●Dilakukan 1 tahun sekali saat kontak pertama kali dengan petugas/kader
●Menggunakan Instrumen Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
●Dilakukan oleh kader terlatih

• Kader juga dapat membantu petugas kesehatan melakukan penilaian


risiko jatuh, GDS dan AMT dalam melakukan wawancara, namun TIDAK
MELAKUKAN penjumlahan skor atau menyimpulkan hasil penilaian.
PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL
a. AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI (AKS)

• Pemeriksaan AKS dilakukan menggunakan Instrumen Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS)
/Activity of Daily Living (ADL) dengan Indeks Barthel

Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):


20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5–8 : Ketergantungan berat (C)
0–4 : Ketergantungan total (C)

Cara Pelaksanaan:
Kader menanyakan 10 kegiatan sehari-hari yang tercantum di kuesioner dan memberi skala angka
(seperti yang tertera berikut ini). Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor hasil akhir pemeriksaan.
Contoh:
Tabel 1. Penilaian Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS) / Activity of Daily Living (ADL) dengan Instrumen
Indeks Barthel Modifikasi
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL

 0 Tidak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)


  Mengendalikan rangsang BAB 1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x/ minggu)  
1 2
2 Terkendali teratur

0 Tak terkendali atau pakai kateter


 2  Mengendalikan rangsang 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam)  2
BAK
2 Mandiri

 Membersihkan diri (mencuci 0 Butuh pertolongan orang lain Mandiri


 3 wajah, menyikat rambut, mencukur kumis, sikat gigi) 1 Mandiri  1

0 Tergantung pertolongan orang lain


Penggunaan WC (keluar
4 masuk WC, melepas/memakai celana, cebok, menyiram) 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan 2
sendiri beberapa kegiatan yang lain
2 Mandiri
0 Tidak mampu Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):
 5  Makan minum (jika makan harus berupa potongan, 1 Perlu ditolong memotong makanan  2
dianggap dibantu)
2 Mandiri 20 : Mandiri (A)
0 Tidak mampu
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
  Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)   9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
6 (termasuk duduk di tempat tidur) 2 Bantuan minimal 1 orang 3
3 Mandiri 5 – 8 : Ketergantungan berat (C)
0 – 4 : Ketergantungan total (C)
0 Tidak mampu
Berjalan di tempat rata (atau jika tidak bisa berjalan,
7 menjalankan kursi roda) 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda Berjalan dengan bantuan 1 orang 3
2 Mandiri
0 Tergantung orang lain
Berpakaian (termasuk memasang tali sepatu,
8 mengencangkan sabuk) 1 Sebagian dibantu (mis: mengancing baju) 2
2 Mandiri
0 Tidak mampu
9 Naik turun tangga 1 Butuh pertolongan 1
2 Mandiri
0 Tergantung orang lain
10 Mandi 1
1 Mandiri
TOTAL 19
b. PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
 NO RISIKO SKALA HASIL
1 1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4  
2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3  
3 Kebingungan setiap saat (contoh:pasien yang mengalami 3  
demensia)
Menggunakan instrumen penilaian 4 Nokturia/Inkontinen 3  
risiko jatuh pada lansia yang berisi 11 5 Kebingungan intermiten (contoh pasien yang mengalami 2  
pertanyaan delirium/Acute confusional state)
6 Kelemahan umum 2  
7 Obat-obat berisiko tinggi (diuretic, narkotik, sedative, antipsikotik, 2  
laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptic, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir 2  
9 Osteoporosis 1  
10 Gangguan pendengaran dan/atau penglihatan 1  
2
11 Usia 70 tahun ke atas 1  
Jumlah    
Tingkat risiko :
Risiko rendah bila skor 1-3 Lakukan intervensi risiko rendah
Risiko tinggi bila skor ≥ 4  Lakukan intervensi risiko tinggi
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN KOGNITIF
• a. STATUS MENTAL
1

Diisi hasil pemeriksaan status mental yang berhubungan dengan keadaan mental emosional, sesuai dengan
instrumen pemeriksaan status mental Geriatric Depression Scale (GDS)
2

Interpretasi:
Jumlah skor diantara 5-9 : kemungkinan besar ada gangguan depresi.
Jumlah skor 10 atau lebih: ada gangguan depresi

b. STATUS KOGNITIF
Menggunakan instrumen Abbreviated Mental Test (AMT) atau Mini Cog dan Clock Drawing Test (CDT4) atau Mini
Mental State Examination (MMSE)
Cara Pelaksanaan:
1.Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol (0) jika salah dan satu
(1) jika benar
2.Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3.Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)

Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Anda selama dua minggu terakhir.

No Pertanyaan     Skor
Panduan pengisian instrumen GDS
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? YA TIDAK  
a. Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksa
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan YA TIDAK  
minat akan menanyakan keadaan perasaannya
/kesenangan anda? dalam dua minggu terakhir, tidak ada
jawaban benar salah, jawablah ya atau
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? YA TIDAK  
tidak sesuai dengan perasaan yang paling
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA TIDAK  
tepat akhir-akhir ini.
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap saat? YA TIDAK  
b. Bacakan pertanyaan nomor 1 – 15 sesuai
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? YA TIDAK  
dengan kalimat yang tertulis, tunggu
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup anda? YA TIDAK  
jawaban pasien. Jika jawaban kurang
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA TIDAK  
jelas, tegaskan lagi apakah pasien ingin
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke YA TIDAK  
luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru? menjawab ya atau tidak. Llingkari
jawaban pasien tsb
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya YA TIDAK  
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang? c. Setelah semua pertanyaan dijawab,
hitunglah jumlah jawaban yang bercetak
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini menyenangkan? YA TIDAK  
tebal. Setiap jawaban (ya/tidak) yang
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat YA TIDAK  
kini? bercetak tebal diberi nilai satu (1).
d. Jumlah skor diantara 5-9 : kemungkinan
13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA TIDAK  
besar ada gangguan depresi.
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? YA TIDAK  
e. Jumlah skor 10 atau lebih: ada gangguan
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari YA TIDAK  
anda? depresi
TOTAL SKOR  
INSTRUMEN
ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)
    Salah = 0 Benar = 1
A Berapakah umur Anda?    
B Jam berapa sekarang?    
C Di mana alamat rumah Anda?    
D Tahun berapa sekarang?    
E Saat ini kita sedang berada di mana?    
F Mampukah pasien mengenali dokter atau perawat?    
G Tahun berapa Indonesia merdeka?    
H Siapa nama presiden RI sekarang?    
I Tahun berapa Anda lahir?    
j Menghitung mundur dari 20 sampai 1    
  Jumlah skor:    

K Perasaan hati (afek): pilih yang sesuai dengan kondisi pasien


1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
Cara Pelaksanaan:
1. Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol (0) jika salah dan satu (1) jika
benar
2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3. Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat
MEJA /KEGIATAN/TAHAPAN 5

- Identifikasi
FR PTM
- Edukasi Serta
-Tindak Lanjut
Cara penggunaan tabel prediksi risiko ptm
(tanpa hasil laboratorium)

4. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah


1. Tentukan dahulu kolom jenis tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolik pada
kelaminnya (laki-laki kolom lajur paling kanan.
kiri dan perempuan kolom 5. Lihat kolom IMT (Indeks Masa Tubuh) pada
kanan). lajur bawah.
2. Tentukan status merokok 6. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam,
apakah merokok atau tidak, kemudian tarik garis dari titik tekanan darah ke
sesuaikan di kolomnya arah dalam dan nilai IMT ke atas, angka dan
masing-masing warna kotak yang tercantum pada titik temu
3. Selanjutnya tetapkan blok antara kolom umur, TD sistolik dan kolom IMT
usia. Lihat lajur angka paling menentukan besarnya risiko untuk mengalami
kiri (misalnya untuk usia 46 penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu 10
tahun pakai blok usia 45-49 tahun mendatang.
tahun, 68 tahun pakai blok 65- 7. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini
69 tahun, dst dilanjutkan dengan tata laksana
MEJA 5
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai