Anda di halaman 1dari 38

?????


….

1
A. CAMPURAN
Ketika 2 zat berbeda dalam satu wadah, ada kemungkinan :
1. Bereaksi : terbentuk zat baru
2. Bercampur : terbentuk zat yg sifatnya realatif sama
(dapat dipisahkan secara fisik )
3. Tidak bercampur
Suatu zat dikatakan bercampur, jika terdistribusi pada wadah
yang sama shg bersentuhan satu sama lain dan interaksi
antar partikel.
a. Campuran gas-gas
b. Campuran gas-cair
c. Campuran gas-padat
d. Campuran cair-cair
e. Campuran cair-padat
f. Campuran padat-padat.

2
KLASIFIKASI ZAT

Unsur
Zat tunggal
Senyawa homogen
Materi larutan
Campuran koloid
Suspensi heterogen

3
Larutan : campuran yang homogen ( mempunyai
bag yg sama )
Komponen larutan : -zat pelarut ( solvent)
-zat terlarut (solute)
Contoh larutan :1 gr gula dlm 1000 ml air >lart gula
10 ml alkohol dalam 100 ml air
 Air sebagai pelarut universal, jika tanpa ket. khusus
--------> pelarut air
 Zat organik > sbg pelarut organik ( mis: petroleum,
alkohol, ether dll)

Kelarutan: banyaknya gram zat maksimal yg dapat


larut dalam 1000 gram zat pelarut, pd suhu tertentu.

misal :100 gram air dpt melarutkan 36,5 gr NaCl


pada suhu 20ºC atau dpt melarutkan 200 gr
gula dll.

4
Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat
(pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat
terlarut).
Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa
padatan atau gas asal dapat melarutkan zat
lain.
Sistem semacam ini disebut sistem dispersi.
Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi
seperti pelarut disebut medium pendispersi,
sementara zat yang berperan seperti zat
terlarut disebut dengan zat terdispersi
(dispersoid).

5
Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat
terlarut dapat berupa padatan, cairan atau
gas.
Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak
ada kesulitan dalam membedakan peran
pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat
terlarut lebih kecil dari pelarut.
Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut,
sukar untuk memutuskan manakah pelarut
mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir
ini, Anda dapat sebut komponen 1,
komponen2, dst.

6
Kecepatan melarut zat padat dalam air,
tergantung kepada:
1. Suhu, naiknya suhu mempercepat proses
pelarutan
2. Pengadukan, smakin banyak pengadukan
> mempercepat proses
3. Ukuran partikel,
smakin kecil partikel > cepat larut

Kelarutan gas dalam zat cair, umumnya


menurun bila suhu dinaikkan

7
Dlm sistem pelarutan, ada kemungkinan interaksi :

1. Zat terlarut bereaksi dg pelarut. ---> zat baru


contoh : Oks asam dan Oks basa dalam air -->Asam
SO2 + H2O ------ H2SO4

2. Zat terlarut berinteraksi kuat dg pelarut.


Terutama jika terlarut bersifat ion atau molekul polar
dan pelarut juga bersifat polar, maka terdapat gaya
dipol antara pelarut dan terlarut yg lbh besar dr gaya
dipol dipol antara molekul pelarut. Akhirnya terjadi
solvasi yaitu pengurungan zat terlarut oleh molekul
pelarut. Jika pelarutnya air --- Hidrasi
Contoh : NaCl dalam air
Glukosa dalam air

8
3. Zat berinteraksi lemah dg pelarut, terutama
jika molekul kedua zat bersifat non polar,
terdapat gaya tarik ( gaya London ) yg sangat
lemah, shg proses pelarutan lama di banding
Solvasi.kedua zat dapat saling melarutkan dlm
berbagai komposisi ( miscible)
Contoh : Benzena dan CCl4
4. Zat tidak larut dalam pelarut.
Kelarutan sangat kecil /dianggap tdk larut
(insolube) jika kelarutan < 0,1 gr dalam 1000 gr
pelarut
Contoh : kaca dan plastik dalam air

9
Pemanfaatan larutan yang ada di sekitar kita :
 Udara sebagai sarana bagi kita untuk tetap hidup
 Mineral dan makanan melarut lebih dahulu sebelum
dapat diserap sbg bahan makanan dalam tubuh.
 Kebanyakan zat lebih cepat bereaksi dalam bentuk
padat yang sudah dilarutkan.
 Minuman kopi, teh dll dibuat dalam bentuk larutan
 Bahan kebutuhan rumah tangga : sabun, pewangi,
sampo dll, dipakai dlm bentuk larutan
 Pesawat berat /angkasa luar, menggunakan varitas
alloy
 Industri obat : obat-obatan medis agar enak maka
dicampur dg gula ( obat batuk, anti septik, tetes
mata, minuman bervitamin dll. )

10
Pengaruh Suhu dan Tekanan dalam Kelarutan
 Umumnya daya larut padat ke dlm cair akan meningkat
dg naiknya suhu, tetapi daya larut gas dalam cair justru
menurun.
 Kelarutan : Jumlah zat yg dapat larut dalam pelarut
sampai terbentuk larutan jenuh.
 Cara menentukan kelarutan :
 Dibuat larutan lewat jenuh ( mis: suatu zat 10 gr dg
pelarut 1 L ) , diaduk, kocok dan didiamkan.
 Endapan disaring, dan ditimbang ( mis: 6 gr)
 Maka zat terlarut : 10 – 6 = 4 gr
 ------ kelarutan :4 gr/Liter

11
Pengaruh suhu
 Kesetimbangan lewat jenuh adalah dinamis,
akan berubah jika keadaan berubah, misal
suhu di naikkan.
 Pengaruh kenaikan suhu berbeda pada setiap
zat dlm pelarut, hal ini sbg dasar pemisahan
kristalisasi bertingkat.
 Kelarutan zat padat bertambah pd kenaikan
suhu, tetapi kelarutan gas berkurang jika suhu
naik.hal ini terjadi pd minuman yg banyak
mengandung CO2 jika diletakkan dlm lemari es
dan dibandingkan dg di udara terbuka.
12
Pengaruh Tekanan

 Tekanan udara di atas cairan berpengaruh kecil


thd kelarutan padat dan cair. Jika tekanan parsial
gas di permukaan bertambah besar maka
kelarutan gas akan bertambah. Dg alasan ini
pabrik minuman memberikan tekanan CO2 tinggi
agar konsentrasi CO2 di dalam besar.

 Gas dapat larut dlm cairan karena sbgian molekul


gas di permukaan menabrak permukaan cairan
itu dan ada juga yg larut/ masuk ke dalamnya

 Pada keadaan setimbang jumlah molekul zat yg


larut dan kelauar adalah sama ;Zn + Pelarut
---- Larutan

13
Hubungan antara kelarutan dan tekanan parsial suatu gas
Cg =Kg X Pg
 Hukum Hendry :
C=konsentrasi gasdlm cairan
K= konstantra hendry P = Tekanan parsiil gas di permukaan

Konstanta Hendry beberapa gas dalam air:

NO Gas K ( mol/ atm)


1 O2 1,28x 10-1
2 CO2 3,38x 10-2
3 H2O 7,10x 10-4
4 N2 6,48x 10-4
5 CH4 1,34x 10-3

14
 Contoh : Hitunglah kelarutan O2 pada 25 º C bila tekanan
total 1 atm, dan udara kering mengandung 20,95 % Oksigen
Diketahui tekanan parsiil uap pada suhu yg sama adalah
0,0313 atm.

Maka harus dicari P parsiil O2 ( P O2 )


P = (1 atm - 0,0313 atm ) x 20,95 % = 0,2029 atm

Hk Hendry : ( C = K x P ) -- C = 1,28 x 10-1 x


0,2029 M
= 2,6 x 10-2 M

Maka kelarutan O2 = 2,6 x 10-2 x 32 g/ L


= 0,832 mg / L

15
KONSENTRASI LARUTAN
A. Konsep mol
Mol : Satuan jumlah suatu zat dalam perhitungan kimia
( 1mol =12 gr atom C-12)
= 6,02 x 1023 atom
Contoh: 1mol atom Zn = 6,02 x 1023 atom Zn
0,5 mol Zn = 0,5 x 6,02 x 1023 atom Zn
5 mol molekul air = 5 x 6,02 x 1023 molekul air
0,4 mol besi = 0,4 x 6,02 x 1023 atom Fe
= 2,4 x 1023 atom Fe
B. Massa Molar
Massa 1 mol zat dalam satuan gram

massa (gr) massa (gr )


mol = ----------- atau mol = ----------
Ar Mr

16
C. Konsentrasi larutan
1.Larutan : zat terdispersi dalam zat lain dengan diameter < 100 µm
Jumlah pelarut > zat terlarut
pelarut universal = air

2. Konsentrasi
(Kadar = kepekatan )
Banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan

D. Satuan Konsentrasi
1. Fisika : *Persen % ( B/B, B/V, V/B, V/V )
banyaknya zat (gr)
*Perseribu 0/00 = ------------------------ x 1000 0/00
jumlah larutan
*BPJ = ppm
zat
= -------- x 1000.000 bpj ( mg/Kg atau mg/L )
larutan

17
E. Satuan Kimia
1. Molaritas ( M ) : banyaknya mol zat ddalam I L larutan
mol
M = ------
L
2. Normalitas ( N ) : banyaknya mol ekivalen zat dalam 1 L larutan
mol ekivalen = mol x valensi
rumus ; N = mol x valensi zat
3. Molalitas ( m ) : banyaknya mol zat dalam 1000 gr pelarut
mol zat
m = ----------------
1000 gr pelarut

4. Fraksi mol ( X ) : menyatakan perbandingan antara mol zat


terlarut atau pelarut dg jumlah mol seluruh zat
mol zat terlarut
X =-----------------------------------------------
mol zat terlarut + mol zat pelarut

18
Contoh:

4 gram Natrium hidroksida dilarutkan dengan air


sampai massanya 100 gr
(diketahui Mr NaOH = 40 , Air = 18 , massa
jenis air = 1 )

Hitunglah kadarnya dalam :

a. % b/v b. perseribu c. bpj


d. Molar e. Normal f. Fraksi mol

19
PENGENCERAN
Membuat larutan supaya lebih encer dengan cara
menambah pelarutnya.

Rumus : Vp x Kp = Ve x Ke

Vp = volume pekat Kp = Konsentrasi pekat


Ve = vol encer Ke = Konsentrasi encer

Atau V1 . N1 = V2 . N2
V = Volume
N = Normalitas

20
Contoh
Botol asam klorida yg diambil dari gudang beretiket 35 %.
Kita membutuhkan larutan asam dengan kadar 25 % sebanyak 100 ml.
Berapa liter kita harus mengambil HCl yang berasal dari botol tersebut ?
Jawab:

Vp = ? Ve = 100 ml
Kp = 35 % Ke = 25 %

Maka : Vp x 35 = 100 x 25

100 x 25
Vp =------------------ = 71,428 ml
35
Sehingga HCl yang harus diambil dari botol sebanyak 71,428 ml

21
PERSAMAAN REAKSI

1.
Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama
2.
Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah
reaksi selalu sama
3.
Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu den
tekanannya sama)

22
Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari

HNO3 (aq) + H2S (g) ------   NO (g) + S (s) +


H2O (l)

Cara yang termudah untuk menentukan koefisien


reaksinya
adalah dengan memisalkan koefisiennya
masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:

a HNO3 + b H2S ----   c NO + d S + e H2O

23
 Berdasarkan reaksi di atas maka
 atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e   3a = a + e   e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a   2b = 3a  
b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a

Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga


misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4
sehingga persamaan reaksinya :

2 HNO3 + 3 H2S   2 NO + 3 S + 4 H2O

24
Hukum2 kimia
 HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh:
hidrogen  + oksigen  ®   hidrogen oksida 
   (4g)         (32g)               (36g)
 HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa
adalah tetap"

Contoh:
a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14)  : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3

25
Keuntungan dari hukum Proust:
bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah
satu unsur yang membentuk senyawa tersebut maka
massa unsur lainnya dapat diketahui.

Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ?
(Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%

26
Perhitungan menggunakan hukum dasar kimia

 Berapa persen kadar kalsium (Ca) dalam kalsium


karbonat ? (Ar: C = 12 ; O= 16 ; Ca=40)
Jawab :
1 mol CaCO3, mengandung 1 mol Ca + 1 mol C + 3 mol O
Mr CaCO3 = 40 + 12 + 48 = 100
Jadi kadar kalsium dalam CaCO3 = 40/100 x
100% = 40%

27
 Sebanyak 5.4 gram logam alumunium (Ar = 27)
direaksikan dengan asam klorida encer berlebih sesuai
reaksi :
2 Al (s) + 6 HCl (aq)    2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)
Berapa gram aluminium klorida dan berapa liter gas
hidrogen yang dihasilkan pada kondisi standar ?

Jawab:
Dari persamaan reaksi dapat dinyatakan
2 mol Al x 2 mol AlCl3    3 mol H2
5.4 gram Al = 5.4/27 = 0.2 mol
Jadi:
AlCl3 yang terbentuk = 0.2 x Mr AlCl3 = 0.2 x 133.5 = 26.7 gram
Volume gas H2 yang dihasilkan (0o C, 1 atm) = 3/2 x 0.2 x 22.4 =
6.72 liter

28
Untuk menentukan air kristal tembaga
sulfat (CuSO4) 24.95 gram, garam
tersebut dipanaskan sampai semua air
kristalnya menguap. Setelah pemanasan
massa garam tersebut menjadi 15.95
gram.
Berapa banyak air kristal yang terkandung
dalam garam tersebut ?

29
Jawab :
 misalkan rumus garamnya adalah CuSO4 . xH2O

CuSO4 . xH2O   CuSO4 + xH2O


24.95 gram CuSO4 . xH2O = 159.5 + 18x mol
15.95 gram CuSO4 = 159.5 mol = 0.1 mol
menurut persamaan reaksi di atas dapat dinyatakan
bahwa:
banyaknya mol CuS04 . xH2O = mol CuSO4;
sehingga persamaannya
24.95/ (159.5 + 18x) = 0.1   x = 5
 Jadi rumus garamnya adalah CuS04 . 5H2O

30
DP2M-
DIKTI

HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT

dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)

Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1


ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu
dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
31
DP2M-DIKTI
HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal
dengan n1 = n2 dan T1 = T2 ;
sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2

Contoh:
Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada
temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter dgn
tekanan 2 atmosfir ?

Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2 x 5 = P2 . 10 
->  P2 = 1 atmosfir

32
.

HUKUM GAY-LUSSAC

"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas


hasil reaksi bile diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana".

Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2


berlaku : V1 / V2 = n1 / n2

33

Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen
(N2) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas
hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14

Jawab:
V1/V2 = n1/n2
10/1 = (x/28) / (0.1/2)
  x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.

34
.

HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC


Hukum ini merupakan perluasan hukum
terdahulu diturunkan dengan keadaan
harga n = n2
shg diperoleh persamaan:

P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2

35
.
HUKUM AVOGADRO
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
volumenya sama mengandung jumlah mol yang
sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada
keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas
volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai
volume molar gas.

Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu
27o C dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)

36
 Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol

Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter

Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:

P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) ®  V2 =
12.31 liter

37
TERIMA KASIH

Stikes Muhammadiyah Klaten 38

Anda mungkin juga menyukai