Anda di halaman 1dari 27

Penurunan Kesadaran

Penurunan Kesadaran
Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi
dan waktu (Corwin, 2001 ).
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimanapenderita
tidak sadar dalam arti tidak terjaga / tidak terbangun
secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons
yang normal terhadap stimulus.
Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai
keadaan dimana seseorang mengenal / mengetahui
tentang dirinya maupun lingkungannya (Padmosantjojo,
2000 )
Klasifikasi Tingkat Kesadaran
1. Kompos mentis
Kompos mentis adalah kesadaran normal, menyadari
seluruh asupan dari panca indra dan bereaksi secara
optimal terhadap seluruh rangsangan baik dari luar
maupun dalam.
2. Somnelen / drowsiness / clouding of consciousness
Mata cenderung menutup, mengantuk, masih dapat
dibangunkan dengan perintah, masih dapat
menjawab pertanyaan walau sedikit bingung, tampak
gelisah dan orientasi terhadap sekitarnya menurun.
Klasifikasi Tingkat Kesadaran
3. Stupor / Sopor
Mata tertutup dengan rangsang nyeri atau suara keras baru
membuka mata atau bersuara satu dua kata . Motorik hanya
berupa gerakan mengelak terhadap rangsang nyeri.
4. Soporokoma / Semikoma
Mata tetap tertutup walaupun dirangsang nyeri secara kuat,
hanya dapat mengerang tanpa arti, motorik hanya gerakan
primitif.
5. Koma
Dengan rangsang apapun tidak ada reaksi sama sekali, baik
dalam hal membuka mata, bicara maupun reaksi motorik.
Penyebab Penurunan Kesadaran
SEMENITE
Tanda-Tanda Kehilangan
1. MATI KLINIS
2. MATI BIOLOGIS.
MATI KLINIS (Reversibel)
Korban dinyatakan MATI KLINIS bila pada
saat melakukan pemeriksaan korban,
penolong tidak menemukan adanya
pernafasan dan denyut nadi yang berarti
sistem pernafasan dan sistem sirkulasi darah
terhenti.
MATI KLINIS (Reversibel)
Keadaan penanganan yang baik masih memberikan
kesempatan kedua bagi sistem tersebut untuk berfungsi
kembali (reversible). Korban masih memiliki kesempatan
sekitar
4 - 6 menit sebelum kerusakan otak mulai terjadi. Bila
tidak segera diatasi maka akan terjadi mati biologis.
MATI BIOLOGIS (Irreversibel)
MATI BIOLOGIS berarti kematian sel, yaitu karena
terganggunya pasokan oksigen dan zat makanan ke sel-sel
yang menyusun jaringan tersebut akan mati dan jaringan
tersebut akan terganggu. Mati biologis ini bersifat
menetap (irreversible), tidak akan bisa pulih kembali. 
Masing-masing sel dan jaringan memiliki daya tahan yang
berbeda-beda sebelum mengalami mati biologis. Pada
manusia kematian biologis paling cepat terjadi pada sel-
sel otak, yaitu berkisar 8 - 10 menit setelah henti jantung.
Patofisiologi
Disfungsi otak difus : merupakan proses metabolik
atau submikroskopik yang menekan aktivitas
neuronal (ggn metabolik, toksik, kejang,
meningitis, viral encephalitis, hipoksia dll)
Efek langsung pada batang otak : stroke batang
otak, trauma
Efek kompresi pada batang otak : tumor, abses,
perdarahan intraserebral, subdural maupun
epidural
Patofisiologi Koma:

Gangguan Korteks Serebri


Atau
Sistem aktivasi
lesi
Retikuler ascending
Serabut penghubung

Perubahan kesadaran global


Koma terjadi akibat dari:
1. Lesi supratentorial, infeksi mening atau
perdarahan subarahnoid yang menghasilkan
peningkatan tekanan intrakranial (prosesnya
melalui brainstem)
2. Lesi pada fossa posterior brainstem, yang
mengakibatkan penekanan pada brainstem
3. Metabolik, endokrin atau ensefalopati anoksia
dengan keterlibatan hemisfer serebri yang difus
4. Bangkitan General tonic clonic
Pemeriksaan Neurologis
1. Derajat kesadaran: secara kuantitatif dinilai
dengan GCS
2. Pemeriksaan brainstem reflex: perhatikan posisi
bola mata, refleks pupil, refleks kornea, refleks
gerak bola mata. Bila ditemukan refleks cahaya
pupil anisokor besar
3. Pemeriksaan refleks motoriknya: adakah
kelumpuhan sesisi/ hemiparesis, refleks
patologis, refleks fisiologis, refleks movement spt
deserebrasi / dekortikasi
Penghentian Perdarahan
Perdarahan
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh
darah. Jumlahnya dapat bermacam-macam, mulai
dengan sedikit sampai yang dapat menyebabkan
kematian. Hanya henti nafas (respiratory arrest)
mempunyai prioritas penanggulangan lebih dulu
dari pada perdarahan yang masif. Luka robekan pada
pembuluh darah besar di leher, tangan dan paha
dapat menyebabkan kematian dalam satu (1) sampai
(3)tiga menit. Sedangkan perdarahan dari aorta atau
vena cava dapat menyebabkan kematian dalam tiga
puluh (30) detik.
Perdarahan
Kehilangan darah bisa disebabkan perdarahan internal
dan eksternal. Perdarahan internal lebih sulit
diidentifikasi. Jika pembuluh darah terluka maka akan
segera terjadi kontriksi dinding pembuluh darah
sehingga hilangnya darah dapat berkurang. Platelet
mulai menempel pada tepi yang kasar sampai terbentuk
sumbatan. Bekuan mulai terbentuk dalam waktu 1-2
menit. Dalam waktu 3-6 menit, bekuan sudah mengisi
pembuluh darah dan menghambat aliran darah.
Tipe Perdarahan
1. Arterial : Pada perdarahan arterial ini darah tampak
keluar menyemprot / memancar, dan berwarna
merah segar
2. Pembuluh darah balik (venous) : Pada perdarahan
“venous”, darah keluar mengalir dan berwarna
kehitaman / agak gelap
3. Kapiler : Sedangkan perdarahan kapiler, darah
keluar merembes (perdarahan sedikit) dan berwarna
merah segar
Jenis Perdarahan
1. Perdarahan luar (terbuka)
2. Perdarahan dalam (tertutup)
Perdarahan Dalam (Tertutup)
R : Rest
I : Ice
C : Compress
E : Elevation
Penanganan Perdarahan Luar (Terbuka)
1. Direct Pressure adalah menekan
langsung sumber perdarahan
2. Elevation ; dilakukan bersamaan
dengan Direct Pressure
3. Pressure point (Titik tekan)
4. Pressure Bandage
Pembidaian
Tujuan pembidaian:
1. Mengurangi dan menghilangkan nyeri dengan cara
mencegah pergerakan tulang, dislokasi
2. Mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak
3. Mencegah laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang
4. Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan
ujung fragmen tulang
5. Mengurangi dan menghentikan perdarahan
Prinsip-Prinsip Pembidaian
1. Buka pakaian yang menutup daerah yang akan
dibidai
2. Lakukan pemeriksaan status vaskular
3. Tutup semua luka dengan kasa steril atau dengan
kain bersih
4. Jangan menggerakkan anggota gerak sebelum dibidai
5. Kasus fraktur, harus melewati 2 sendi
6. Trauma sendi harus mencakup tulang
7. Semua bidai harus diberi bantalan
8. Selama pembidaian anggota gerak harus ditopang
9. Jika ada deformitas lakukan traksi

Anda mungkin juga menyukai