Anda di halaman 1dari 20

KONSEKUENSI PEMILIHAN KEPALA DAERAH

TAHUN 2024

Jakarta, 05 Oktober 2022


PEMILU DAN PILKADA TAHUN 2024

Kontestasi Pemilu dan INDONESIA

2024
Pemilihan
Pemilihan tahun 2024 Serentak 2 Kotak Suara
Kepala
Daerah
Pemilu tahun 2024 akan
memilih Presiden dan Wakil
Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD
27 November 2024 20 Oktober Pelantikan Presiden
Prov dan DPRD Kab/Kota pada dan Wakil Presiden Terpilih
bulan Februari atau Maret dan
memilih kepala daerah di 514 1 Oktober Pelantikan
Kab/Kota dan 33 Provinsi pada DPR RI dan DPD RI Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI,
DPD RI, DPRD Prov dan DPRD Kab/Kota
bulan November 2024
14 Februari 2024
Gugatan hasil di
Pasal 167 ayat (7) : “Penetapan Pasangan Mahkamah Konstitusi
Calon terpilih paling lambat 14 (empat Serentak 5 Kotak Suara
belas) hari sebelum berakhirnya masa jabatan Pencalonan
Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden” Pemilu
2024

22
2
DASAR HUKUM PILKADA SERENTAK TAHUN 2024

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN
2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG
(DITETAPKAN TANGGAL 1 JULI 2016)

a. Pasal 201 ayat (8) : “Pemungutan suara c. Pasal 201 ayat (8) : “Untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur dan
serentak nasional dalam Pemilihan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Walikota yang berakhir masa jabatannya tahun 2022 dan yang berakhir
masa jabatannya pada tahun 2023, diangkat penjabat Gubernur, penjabat
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Bupati, dan penjabat Walikota sampai dengan terpilihnya Gubernur dan
Walikota di seluruh wilayah Negara Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota
Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan melalui Pemilihan serentak nasional pada tahun 2024.”
pada bulan November 2024”. d. Pasal 201 ayat (8) : “Untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur, diangkat
b. Pasal 201 ayat (7) : “Gubernur dan Wakil penjabat Gubernur yang berasal dari jabatan pimpinan tinggi madya
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta sampai dengan pelantikan Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan
Walikota dan Wakil Walikota hasil perundang- undangan.”
e. Pasal 201 ayat (8) : “Untuk mengisi kekosongan jabatan Bupati/Walikota,
pemilihan tahun 2020 menjabat sampai
diangkat penjabat Bupati/Walikota yang berasal dari jabatan pimpinan
dengan tahun 2024”. tinggi pratama sampai dengan pelantikan Bupati, dan Walikota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

33
3
PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2024

Dalam Rapat kerja dan Rapat Dengar Pendapat antara Komisi II DPR RI dengan Kmenterian Dalam Negeri, KPU
RI, Bawaslu RI dan DKPP RI, Senin 24 Januari 2022 menghasilkan kesimpulan :

Pemungutan Suara Pemilu Serentak


a. tahun 2024 dilaksanakan pada
Rabu, 14 Februari 2024

Pemungutan Suara Pilkada Serentak


b. tahun 2024 dilaksanakan pada
Rabu, 27 November 2024

c. Tahapan, program, dan jadwal akan


dilaksanakan pendalaman lebih lanjut.

44
4
IMPLIKASI PILKADA SERENTAK TAHUN 2024
(UU 10 Tahun 2016)

Sejumlah daerah otonom tidak memiliki kepala daerah dikarenakan masa


jabatan berakhir pada tahun 2022 atau tahun 2023

TAHUN 2022 TAHUN 2023


NO WILAYAH KAB/ KAB/
PROV PROV
KOTA KOTA
1 Sumatera 2 36 4 35
2 Jawa-Bali 2 14 4 47
Kalimantan-
3 2 19 4 49
Sulawesi
Nusa Tenggara- Ket :
4 1 25 5 22 • Total daerah otonom 542
Maluku-Papua
• Pilkada 2020 sebanyak 270 daerah
  Sub Total 7 95 17 153 • AMJ tahun 2022sebanyak 101 daerah
• AMJ tahun 2023 sebanyak 170 daerah
TOTAL = 271 101 170
Sumber : Ditjen Otonomi Daerah
• Prov. DIY tidak ada Pilkada, tapi pengukuhan Sultan
& Paku Alam menjadi Gub/Wagub

55
5
JADWAL PILKADA SERENTAK

PILSER

2017 PILSER 117 Daerah dan 53 Daerah


2018
PILSER
2020
PILSER
2019 2021 2022 2023
2024 2025 2026
270 Daerah
101 Daerah

Catatan :
 Jadwal pelaksanaan pilkada dan pelantikan KDH sangat berdampak kepada proses penyusunan dan penetapan
Dokumen Perencanaan
 Keserentakan pelantikan kepala daerah terhadap hasil Pilkada tahun 2024 masih perlu untuk memperhatikan masa
penyelesaian sengketa hasil pilkada di Mahkamah Konstitusi

66
6
KONDISI INDONESIA MENUJU PILKADA SERENTAK
Negara Kepuluan Terbesar
Lebih dari 700 Lebih dari 1.340
di Dunia Dengan 17.504 Pulau
Bahasa daerah Suku /Etnik

Jumlah Penduduk 6 Agama


Terbesar 4 didunia ± 187 Aliran
± 272 jt Kepercayaan

PEMILU DAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2024


Presiden 575 Anggota 19.817 Anggota 136 Anggota 541 Kepala Daerah
Wakil Presiden DPR RI DPRD Prov/kab/kota DPD RI Prov/kab/kota

 Kondisi saat ini, masyarakat sedang ramai membahas terkait dgn pengangkatan penjabat KDH utamanya yg berasal dari TNI/Polri
serta transparansi dlm penunjukannya;
 Partai politik sedang menyiapkan dokumen untuk verifikasi pendaftaran parpol peserta pemilu yg akan dilaksanakan pendaftaran
pada tanggal 1 s.d 7 agustus 2022;
 Penyelenggara saat ini tengah menyiapkan instrument pendukung dan pemetaan kebutuhan pemilu baik itu kebutuhan electoral,
aturan hukum, fasilitasi pendukung, sarpras, dan SDM;
 Isu calon presiden dan pembentukan koalisi partai politik dalam mengusung calon presiden dan wakil presiden.

77
7
DASAR HUKUM PENUNJUKAN PENJABAT KEPALA DAERAH

UNTUK MENGISI KEKOSONGAN PEJABAT SEBAGAIMANA DISEBUTKAN PASAL 130 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG
PADA UU NO. 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG (DITETAPKAN 01 JULI 2016), KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH (DITETAPKAN
MAKA SESUAI DENGAN PASAL: TANGGAL 11 FEBRUARI 2005):

 Pasal 201 ayat (9) untuk mengisi kekosongan


jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Pasal 130 ayat (1) penjabat kepala
Bupati dan Wakil Bupati, Serta Walikota dan daerah sebagaimana dimaksud dalam
Wakil Walikota yang berakhir masa jabatannya pasal 130 ayat (3) dan pasal 131 ayat
tahun 2022 sebagaimana dimaksud pada ayat (4), diangkat dari Pegawai Negeri
(3) dan yang berakhir masa jabatannya pada tahun Sipil yang memenuhi syarat dan
2023 sebagaimana dimaksud pada ayat kriteria:
(5), diangkat Penjabat Gubernur, Penjabat a) Mempunyai pengalaman
Bupati, dan Penjabat Walikota sampai dengan di bidang pemerintahan, yang
terpilihnya Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dibuktikan dengan riwayat
dan Wakil Bupati, Serta Walikota dan Wakil jabatan.
Walikota melalui pemilihan serentak nasional pada
tahun 2024 b) jabatan struktural
 Pasal 201 ayat (10) untuk mengisi kekosongan Menduduki
Eselon I dengan pangkat
jabatan gubernur, diangkat penjabat gubernur golongan sekurang-kurangnya
yang berasal dari jabatan pimpinan tinggi IV/c bagi Penjabat Gubernur
madya sampai dengan pelantikan gubernur dan jabatan struktural Eselon II
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- pangkat golongan sekurang-
undangan. kurangnya IV/b bagi penjabat
Bupati/Walikota.
 Pasal 201 ayat (11) untuk mengisi kekosongan
jabatan bupati/walikota, diangkat penjabat c) Daftar penilaian pelaksanaan
bupati/walikota yang berasal dari jabatan pekerjaan selama 3 (tiga) tahun
pimpinan tinggi pratama sampai dengan terakhir sekurang-kurangnya
pelantikan bupati, dan walikota sesuai dengan mempunyai nilai baik.
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sumber: Ditjen Otda, Kemendagri 2022 2


KAPAN PENJABAT KDH DIBUTUHKAN
Penugasan Penjabat KDH untuk mengisi kekosongan jabatan KDH/WKDH
yang berhenti secara bersamaan dilakukan jika:

AKHIR MASA JABATAN

Berakhir masa jabatannya sebagai KDH/WKDH sebagaimana pengaturan


yang dimuat dalam Pasal 60 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemda
(Ditetapkan Tanggal 30 September 2014) dan Pasal 162 UU Nomor 10
Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 1 Tahun 2015
Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota Menjadi UU (Ditetapkan tanggal 1 Juli 2016).

MASALAH HUKUM
KDH dan WKDH secara bersamaan diberhentikan sementara karena terkena
masalah hukum; KDH diberhentikan sementara dan tidak ada WKDH; tidak ada
KDH sedangkan WKDH diberhentikan sementara; kondisi tersebut menimbulkan
kekosongan jabatan KDH/WKDH.

BERHALANGAN TETAP
Berhalangan tetap secara bersamaan dan masa jabatan kurang dari 18 bulan sebagaimana
pengaturan yang dimuat dalam Pasal 174 UU 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
Atas UU No. 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi UU (Ditetapkan tanggal 1 Juli 2016).

otda.kemendagri.go.id ditjenotda 9
KRITERIA MENJADI PENJABAT KEPALA DAERAH

1 JPT MADYA untuk Pj Gubernur 2 JPT PRATAMA untuk


Pasal 130 Ayat (1) PP No. 6 Tahun 2005
tentang Pengesahan Pengangkatan, Dan Pj Bupati/Walikota
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya meliputi:
Pemberhentian Kepala Daerah Dan Wakil Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
• Sekretaris Jenderal Kementerian,
Kepala Daerah (Ditetapkan 11 Februari meliputi:
• Sekretaris Kementerian,
2005)
• Sekretaris Utama, • Direktur,
Penjabat Kepala Daerah Sebagaimana • Sekretaris Jenderal Kesekretariatan Lembaga • Kepala Biro,
Dimaksud Dalam Pasal 130 Ayat (3) Dan • Asisten Deputi,
Negara,
Pasal 131 Ayat (4), Diangkat Dari Pegawai • Sekretaris Direktorat Jenderal,
Negeri Sipil Yang Memenuhi Syarat Dan • Sekretaris Jenderal Lembaga Nonstruktural,
• Direktur Jenderal, • Sekretaris Inspektorat Jenderal,
Kriteria:
• Deputi, • Sekretaris Kepala Badan,
a) Mempunyai Pengalaman Di Bidang • Kepala Pusat,
Pemerintahan, Yang Dibuktikan Dengan
• Inspektur Jenderal,
• Inspektur Utama, • Inspektur,
Riwayat Jabatan.
• Kepala Badan, • Kepala Balai Besar
b) Menduduki Jabatan Struktural Esselon I • Asisten Sekretariat Daerah Provinsi,
• Staf Ahli Menteri,
Dengan Pangkat Golongan Sekurang-
• Kepala Sekretariat Presiden, • Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota,
kurangnya IV/C Bagi Penjabat Gubernur
• Kepala Sekretariat Wakil Presiden, • Kepala Dinas/Kepala Badan Provinsi,
Dan Jabatan Struktural Esselon II Pangkat
Golongan Sekurang-kurangnya IV/B Bagi • Sekretaris Militer Presiden, • Sekretaris DPRD,.
Penjabat Bupati/Walikota. • Kepala Sekretariat Dewan Pertimbangan • dan Jabatan Lain Yang Setara.
c) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Presiden,
Selama 3 (Tiga) Tahun Terakhir Sekurang- • Sekretaris Daerah Provinsi,
Pasal 19 (1) UU No. 5 Tahun 2014 ttg ASN
kurangnya Mempunyai Nilai Baik. • dan Jabatan Lain Yang Setara. (ditetapkan tanggal 15 September 2014)

otda.kemendagri.go.id ditjenotda 10
TUGAS DAN WEWENANG PENJABAT (PJ) KEPALA DAERAH
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (ditetapkan tanggal 30 September 2014)

Penjabat KDH mempunyai tugas dan kewenangan yang sama dengan KDH
TUGAS (Pasal 65 ayat (1)) (Pasal 65 ayat (1) dan ayat (2) UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,
a. Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah ditetapkan tanggal 30 September 2014), namun terdapat pembatasan kewenangan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan Penjabat KDH karena keberadaannya berdasarkan penunjukan bukan hasil
pemilihan.
bersama DPRD;
b. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat; Pembatasan kewenangan Penjabat KDH karena keberadaannya
c. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang berdasarkan penunjukan yang diatur dalam Pasal 132 A ayat (1) dan
RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan ayat (2) PP Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga Atas
RKPD; Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang Pengangkatan, Dan Pemberhentian Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD (ditetapkan tanggal 4 Juli 2008) sebagai berikut:
kepada DPRD untuk dibahas bersama; a. Melakukan mutasi pegawai;
e. Mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum
b. Membatalkan perijinan yang telah dikeluarkan pejabat sebelumnya dan/atau
untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
mengeluarkan perijinan yang bertentangan dengan yang dikeluarkan pejabat
f. Mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan sebelumnya;
g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
c. Membuat kebijakan tentang pemekaran daerah yang bertentangan dengan
kebijakan pejabat sebelumnya; dan
d. Membuat kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan penyelenggaraan
WEWENANG (Pasal 65 ayat (2)) pemerintahan dan program pembangunan pejabat sebelumnya.

a. Mengajukan rancangan Perda;


b. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
c. Menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah;
Pembatasan kewenangan sebagaimana dimaksud diatas dapat

!
d. Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh
dikecualikan setelah mendapat persetujuan tertulis dari
Daerah dan/atau masyarakat;
e. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Menteri Dalam Negeri.

7
PROSEDUR PENUNJUKAN PENJABAT
Pengaturan terkait prosedur penunjukan Penjabat belum diatur secara lengkap dalam norma regulasi
baik oleh Undang Undang, Peraturan Pemerintah, dan/atau Peraturan Menteri.
Selama ini penunjukan Penjabat Kepala Daerah adalah hak prerogratif Presiden untuk
menugaskan Penjabat Gubernur dan Penjabat Bupati/Walikota yang ditunjuk melalui Secara prosedur yang dilakukan selama ini adalah menyamakan perlakuan
Menteri Dalam Negeri. Hal ini didasarkan pada Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 5 pengusulannya dengan pengusulan Penjabat Sementara (Pjs) sebagaimana diatur
ayat (2) serta Pasal 7 ayat (2) UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemda (Ditetapkan dalam Permendagri Nomor 74 Tahun 2016 jo. Permendagri Nomor 1 Tahun 2018
tanggal 30 September 2014) yang menegaskan bahwa Presiden Republik Indonesia Tentang Cuti Di Luar Tanggungan Negara Bagi Gubernur Dan Wakil Gubernur,
memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945 dan memegang tanggung jawab Bupati Dan Wakil Bupati, Serta Wali Kota Dan Wakil Wali Kota (Ditetapkan
akhir atas penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat tanggal 22 September 2016)
dan Daerah.

Pengusulan dan penetapan Pj Gubernur Pengusulan dan penetapan Pj Bupati/Walikota


Mendagri menyaring Pejabat sesuai dengan Gubernur menyaring Pejabat sesuai dengan kriteria
kriteria dan persyaratan untuk selanjutnya Presiden menerbitkan Keppres dan persyaratan untuk selanjutnya menyampaikan 3 Mendagri menerbitkan
menyampaikan 3 (tiga) nama calon Penjabat untuk menetapkan Penjabat (tiga) nama calon Penjabat Bupati/Walikota kepada Kepmendagri untuk
Gubernur kepada Presiden. Gubernur Mendagri. menetapkan Penjabat
Bupati/Walikota

Usulan tersebut menjadi bahan pertimbangan Mendagri untuk


Usulan tersebut menjadi bahan pertimbangan
menetapkan Penjabat Bupati/Walikota
Presiden untuk menetapkan Penjabat Gubernur
Dalam kondisi tertentu Menteri Dalam Negeri dapat menetapkan Penjabat
Dalam kondisi tertentu Presiden dapat menetapkan Penjabat Gubernur diluar
Bupati/Walikota diluar usulan yang disampaikan oleh Gubernur.
usulan yang disampaikan oleh Mendagri.
Yang dimaksud dengan kondisi tertentu adalah pertimbangan untuk menjaga
Yang dimaksud dengan kondisi tertentu adalah pertimbangan untuk menjaga
kepentingan dan kedaulatan NKRI serta stabilitas politik dan kesinambungan
kepentingan dan kedaulatan NKRI serta stabilitas politik dan kesinambungan
pemerintahan serta mempertimbangkan kondisi sosial, politik, ekonomi, geografis,
pemerintahan serta mempertimbangkan kondisi sosial, politik, ekonomi,
ketentraman dan ketertiban daerah.
geografis, ketentraman dan ketertiban daerah.
otda.kemendagri.go.id ditjenotda 12
KEPALA DAERAH AKHIR MASA JABATAN TAHUN 2022
PROV.
ACEH
1. KAB. BENER PROV. PROV. PROV. KALBAR PROV. KALSEL PROV. GORONTALO PROV.
MERIAH LAMPUNG JATENG 1. KAB. LANDAK 1. KAB. HULU SUNGAI 1. KAB. PAPUA
2. KAB. SIMEULUE 1. KAB. TULANG BAWANG 2. KOTA SINGKAWANG UTARA BOALEMO 1. KOTA JAYAPURA
1. KOTA SALATIGA
3. KOTA BANDA BARAT 2. KAB. BARITO KUALA
5. A KCEH
OTA SABANG
2. KAB. BANJARNEGARA PROV. P ROV. SULTRA
2. KAB. SARMI
4. K AB.. L
2. KAB AMPUNG BARAT
PRINGSEWU 4.
3. KAB
K AB. JEPARA
. BATANG PROV. 3.KAB.KLAB .
ANNY
4. KAB. ACEH 3. KAB . MESUJI 5. KAB. PATI KALTENG
1. KAB. ARAT UTARA JAYA
NDUGA
5. 4.
6. KAB. ACEH
7. KTENGAH
AB. ACEH JAYA
5. K AB. TULANG BAWANG K
6.OTAWARINGIN
KAB. B M ALUKU
1. KAB. KEP. MOROTAI
1. KAB. MUNA BARAT
2. KAB. BUTON
KAB.
6. KAB.
MAPPI
BESAR
8. KAB. ACEH PROV. CILACAP 2. KAB. BARITO SELATAN 2. KAB. HALMAHERA SELATAN TOLIKARA
TAMIANG 7. KAB. TENGAH 3. KAB. BUTON 7. KAB. KEP.
9.KOTA
JABAR BREBES TENGAH YAPEN
LHOKSEUMAWE 1. KAB. BEKASI 4. KAB. BOMBANA 8. KAB.
2. KOTA CIMAHI 5. KAB. KOLAKA JAYAPURA
10.KAB. ACEH
3. KOTA UTARA 9. KAB. INTAN
TENGGARA 11.KAB.
TASIKMALAYA 6. KAB. BUTON JAYA
PIDIE PROV. PROV
10.K
. PAPUA
AB. PUNCAK
12. KAB. ACEH 7. KOTA KENDARI
BENGKULU BARAT
JAYA KAB.
TIMUR
1. KAB. BENGKULU TENGAH 1. D
KOGIYAI
AB.
13. KOTA LANGSA
PROV. TAMBRAW
14. KAB. BIREUEN
15. KAB. GAYO LUES D.I.Y 2. KAB.
MAYBRAT
16. KAB. ACEH 1. KOTA
BARAT YOGYAKARTA PROV. SUMSEL PROV. KEP. BABEL
3. KOTA

17. KAB. NAGAN P2.ROV


KAB. .KULON 1. KAB. MUSI PROV. NTT PROV.BANTEN PROVINSI SULUT SORONG
BANYUASIN 1. KAB. FLORES TIMUR 4. KAB.
PROGO
RAYA JATIM PROV. DKI JAKARTA
1. KAB. BOLAANG
SORONG
2. KAB. LEMBATA MONGONDOW
18. KAB. ACEH 1. KOTA BATU PROV. PROV. SULBAR
BARAT DAYA PROV. JAMBI 3. KOTA KUPANG 2. KAB. KEPULAUAN
SULTENG
AB. BANGGAI
SANGIHE
19. KAB. ACEH
AB.
1. KAB. SAROLANGON
1. K
KEPULAUAN PROV. PROVINSI KABUPATEN KOTA JUMLAH
SMINGKIL 2. KAB. MUARO JAMBI
ENTAWAI 3. KAB. TEBO 2. KAB. BUOL MKALUKU
1. OTA MBO
20. KAB. ACEH N
A KAB. SERAM BAGIAN
2. 7 76 18 101
PROVINSI BALI
UTARA BARAT
PROV. 1. KAB. BULELENG
3. KAB. BURU
PROV. SUMUT SULSEL 4. KAB. MALUKU TENGGARA
21.KOTA TEBING TINGGI 1. KAB. TAKALAR BARAT
Sumber: Ditjen Otda, Kemendagri 2022
22.KAB. TAPANULI 5. KAB. MALUKU TENGAH 5
KEPALA DAERAH AKHIR MASA JABATAN (AMJ) TAHUN 2023
PROV. KALTENG PROV. SULBAR PROV. SULSEL
PROV. ACEH PROV. KEP. RIAU PROV. KALSEL PROV. KALBAR
1. KAB. MAMASA 1. KAB. BONE
1. KAB. ACEH SELATAN 1. KAB. KAPUAS 1. KAB. KAYONG UTARA
1. KOTA TNJ. PINANG 1. KAB. TAPIN 2. KAB. BANTAENG
2. KAB. BARITO UTARA 2. KAB. MEMPAWAH 2. KAB. POLEWALI MANDAR
2. KAB. PIDIE JAYA 2. KAB. TANAH LAUT 3. KAB. SINJAI
3. KOTA SUBULUSSALAM 3. KAB. KATINGAN 3. KAB. SANGGAU
PROV. SUMBAR 3. KAB. HULU SUNGAI SELATAN 4. KAB. JENEPONTO
4. KAB. SERUYAN 4. KAB. KUBU RAYA PROV. SULTRA
4. KAB. TABALONG 5. KAB. WAJO
PROV. SUMUT 1. KOTA PADANG 5. KAB. SUKAMARA 5. KOTA PONTIANAK 1. KAB. KONAWE
1. KAB. DELI SERDANG 2. KOTA SAWAHLUNTO 6. KAB. SIDERENG
PROV. KALTIM 6. KAB. LAMANDAU 2. KAB. KOLAKA
2. KAB. PADANG LAWAS 3. KOTA PDG PANJANG RAPPANG
7. KAB. PULANG PISAU 3. KOTA BAU-BAU
3. KAB. LANGKAT 4. KOTA PARIAMAN
1. KAB. PENAJAM PASUT PROV. GORONTALO 7. KAB. ENREKANG
8. KAB. GUNUNG MAS
4. KAB. DAIRI 1. KAB. GORONTALO 8. KAB. LUWU
5. KAB. TAPANULI UTARA PROV. KALTARA 9. KAB. MURUNG RAYA
UTARA PROV. MALUKU 9. KAB. PINRANG
6. KAB. BATU BARA 1. KOTA TARAKAN 10. KAB. BARITO TIMUR
2. KOTA GORONTALO 1. KAB. MALUKU 10. KOTA PAREPARE
7. KAB. PADANG LAWAS UTARA 11. KOTA PALANGKARAYA TENGGARA 11. KOTA PALOPO
8. KOTA PD. SIDEMPUAN 2. KOTA TUAL
PROV. PAPUA
PROV. RIAU PROV. NTT 1. KAB. JAYAWIJAYA
1. KAB. INDRAGIRI HILIR 1. KAB. SIKKA 2. KAB. BIAK NUMFOR
PROV. BANTEN 3. KAB. PANIAI
2. KAB. NAGEKEO
1. KAB. TANGERANG
PROV. JAMBI 3. KAB. SUMBA 4. KAB. MIMIKA
2. KAB. LEBAK 5. KAB. MEMBRAMO
1. KAB. KERINCI TENGAH
3. KOTA SERANG TENGAH
2. KAB. MERANGIN 4. KAB. KUPANG
4. KOTA TANGERANG 6. KAB. PUNCAK
3. KOTA JAMBI 5. KAB. TIMOR
TENGAH SELATAN 7. KAB. DEIYAI
PROV. SUMSEL PROV. JATIM
6. KAB ALOR
1. KAB. MADIUN
1. KAB. OGAN KOMERING ILIR 7. KAB ENDE PROV. SULUT
2. KAB. PROBOLINGGO
2. KAB. LAHAT 8. KAB. ROTE NDAO 1. KAB. MINAHASA
3. KAB. PASURUAN PROV. JABAR
3. KAB. MUARA ENIM 9. KAB. SUMBA BARAT 2. KAB. BOLMONG
4. KAB. BANGKALAN 1. KAB. PURWAKARTA UTARA
4. KAB. BANYUASIN DAYA
5. KAB. NGANJUK 2. KAB. SUMEDANG
PROV. SULTENG
5. KAB. EMPAT LAWANG 10. KAB. MANGGARAI 3. KAB. KEP. TALAUD
6. KOTA PRABUMULIH
6. KAB. TULUNGAGUNG 3. KAB. BOGOR PROV. JATENG 1. KAB. MOROWALI TIMUR 4. KAB. SITARO
7. KAB. MAGETAN 1. KAB. KARANGANYAR 2. KAB. PARIGI MOUTONG
7. KOTA PAGAR ALAM 4. KAB. SUBANG 5. KAB. MINAHASA
8. KAB. BONDOWOSO 2. KAB. MAGELANG 3. KAB. DONGGALA PROV. NTB TENGGARA
8. KOTA LUBUKLINGGAU 5. KAB. MAJALENGKA
9. KAB. LUMAJANG 6. KAB. KUNINGAN 3. KAB. KUDUS 1. KAB. LOMBOK TIMUR 6. KOTA
9. KOTA PALEMBANG
10. KAB. JOMBANG
PROV. MALUKU
PROV. BENGKULU 7. KAB. BANDUNG BARAT 4. KAB. TEMANGGUNG 2. KAB. LOMBOK BARAT KOTAMOBAGU
11. KAB. BOJONEGORO 5. KAB. BANYUMAS UTARA 3. KOTA BIMA
1. KOTA BENGKULU 8. KAB. GARUT
12. KAB. SAMPANG 6. KAB. TEGAL
PROV. KEP. BABEL 9. KAB. CIAMIS
1. KAB. BANGKA
13. KAB. PAMEKASAN 10. KAB. CIREBON 7. KOTA TEGAL
PROVINSI KABUPATE KOTA JUMLAH
14. KOTA MOJOKERTO 11. KOTA SUKABUMI
2. KAB. BELITUNG
15. KOTA MADIUN N
3. KOTA PANGKAL PINANG 12. KOTA BOGOR PROV. BALI
16. KOTA MALANG
PROV. LAMPUNG 17. KOTA KEDIRI
13.
14.
KOTA CIREBON
KOTA BANJAR
1. KAB. GIANYAR
2. KAB. KLUNGKUNG
17 115 38 170
1. KAB. TANGGAMUS 18. KOTA PROBOLINGGO 15. KOTA BANDUNG
2. KAB. LAMPUNG UTARA
16. KOTA BEKASI
AMJ TAHUN 2024 (DITARIK KE DALAM AMJ 2023)

Sumber: Ditjen Otda, 2021 otda.kemendagri.go.id ditjenotda 14


PROGRES PELANTIKAN PJ KDH AKHIR MASA JABATAN TAHUN 2022
PERIODE MEI - Oktober 2022
TOTAL
7 Provinsi
62 Kabupaten 83 Sudah dilantik

14 Kota
PROVINSI
1. Provinsi Kep. Bangka Belitung
2. Provinsi Banten
3. Provinsi Gorontalo
4. Provinsi Sulawesi Barat
KAB/ 5. Provinsi Papua Barat
KOTA
1. Kab. Tapanuli Tengah PJ GUBERNUR YANG SUDAH DILANTIK 6. Provinsi Aceh
2. Kab. Mentawai 7. Provinsi DKI Jakarta
3. Kab. Kampar 46. Kab. Bireun
4. Kab. Bengkulu Tengah 18. Kab. Lembata 61. Kota Langsa
32.Kab. Kepulauan Tanimbar 47. Kab. Aceh Barat Daya 76. Kab. Buol
5. Kab. Sarolangun 19.Kab. Kotawaringin Barat 62. Kab. Buleleng
33.Kab. Tambrauw 48. Kab. Pati
6. Kab. Muaro Jambi 20.Kab. Barito Selatan 63. Kab. Bombana
34.Kab. Sarmi 35.Kab. 49. Kab. Maybrat
7. Kab. Tebo 21.Kab. Landak 64. Kab Kolaka Utara
Lanny Jaya 36.Kab. 50. Kab. Sorong
8. Kab. Tulang Bawang Barat 22. Kab. Boalemo 65. Kab. Buton
Nduga 37.Kab. Mappi 51. Kota Tebing Tinggi
9.Kab. Pringsewu 23.Kab. Bolaang Mongondow 66. Kab. Maluku Tengah
38.Kab. Bener Meriah 52. Kota Pekanbaru
10.Kab. Mesuji 24.Kab. Kepulauan Sangihe 67. Kota Sabang
39.Kab. Simeulue 53. Kota Salatiga
11.Kab. Musi Banyuasin 25.Kab. Banggai Kepulauan 68. Kota Payakumbuh
40.Kab. Aceh Besar 54. Kota Yogyakarta
12.Kab. Bekasi 26.Kab. Muna Barat 69. Kab. Tolikara
41.Kab. Aceh Jaya 55. Kota Ambon
13.Kab. Banjarnegara 70. Kab. Kep. Yapen
27.Kab. Buton Selatan 28.Kab. 42.Kab. Pidie 56. Kota Jayapura
14.Kab. Batang 71. Kab. Gayo Lues
Buton Tengah 29.Kab. 43.Kab. Aceh Timur 57. Kota Banda Aceh
15.Kab. Jepara 16.Kab. 72. Kab. Aceh Tenggara
Kepulauan Morotai 30.Kab. 44.Kab. Aceh Singkil 58. Kota Lhokseumawe
Kulon Progo 17.Kab. 73. Kab. Nagan Raya
Seram Bagian Barat 31.Kab. 45.Kab. Aceh Utara 59. Kota Kupang 74. Kab. Aceh Barat
Flores Timur Buru 60. Kota Sorong 75. Kota Kendari
Sumber: Ditjen Otda Kemendagri, September 2022 6
PROGRES DAERAH YANG BELUM DILAKUKAN PENGISIAN PJ KDH
PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2022
TOTAL

14 Kabupaten 18 Belum dilantik

4 Kota

KAB/
KOTA

1. Kab. Hulu Sungai Utara 9. Kab. Takalar


2. Kab. Cilacap 10. Kab. Halmahera Tengah
3. Kab. Barito Kuala 11. Kab. Jayapura
4. Kab. Aceh Tengah 12. Kab. Intan Jaya
5. Kab. Aceh Tamiang 13. Kab. Puncak Jaya
6. Kab. Lampung Barat 14. Kab. Dogiyai
7. Kab. Tulang Bawang 15. Kota Cimahi
8. Kab. Brebes 16. Kota Tasikmalaya
17. Kota Batu
18. Kota Singkawang

Sumber: Ditjen Otda Kemendagri, Agustus 2022 6


Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005
tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, Dan Pemberhentian Kepala
Daerah Dan Wakil Kepala Daerah (ditetapkan tanggal 11 Oktober 2005)

1. Dalam pelaksanaan tugasnya, Penjabat


Gubernur bertanggungjawab kepada
Presiden melalui Mendagri dan
Mendagri bagi Penjabat Bupati/Walikota.
kepada
2. Masa jabatan Penjabat Kepala
Daerah
paling lama 1 (satu) tahun.
3. Laporan pertanggungjawaban Penjaba
Gubernur disampaikan kepada t
melalui Mendagri bagi Presiden
Bupati/Walikota
dan disampaikan kepada
Mendagri melalui sekurang-
Penjaba
Gubernur, 3 (tiga) bulan sekali.
kurangnya t
4. Pelaksanaan tugas Penjabat Kepala Daerah
dilakukan evaluasi oleh Mendagri.
POKOK-POKOK PENILAIAN PENJABAT KEPALA DAERAH
KONDISI
NO ASPEK INDIKATOR PENILAIAN KETERANGAN
AWAL AKHIR
1. PEMERINTAHA
N
a. Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
1) Kesehatan Ketersediaan program dan anggaran untuk penanganan
kesehatan dan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan antara
lain stunting, mengaktifkan Posyandu dan PKK
2) Pendidikan Ketersediaan program dan anggaran untuk penyediaan sarana
dan prasarana pendidikan
3) Infrastruktur Ketersediaan program dan anggaran untuk penyediaan dan
pemeliharaan infrastruktur
4) Pelaksanaan Pelayanan Publik Kecepatan, kemudahan, transparansi, dan digitalisasi
pelayanan publik. Misalnya adanya Mall Pelayanan Publik
b. Kewajiban Gubernur dalam melaksanakan pembinaan dan Responsifitas kepala daerah terhadap isu aktual
pengawasan terhadap Perangkat Daerah provinsi. penyelenggaraan pemerintahan daerah di Provinsi (Rapat Rutin
Bulanan dan Rapat Khusus)
c. Kewajiban Bupati/wali kota dalam melaksanakan Responsifitas kepala daerah terhadap isu aktual
pembinaan dan pengawasan terhadap Perangkat Daerah penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten/Kota
kabupaten/kota
d. Ketepatan penyusunan dan pengajuan rancangan Perda Waktu penyampaian rancangan perda Rencana
tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama Pembangunan Daerah dan Menetapkan Rencana Kerja
DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD Perangkat Daerah (RKPD)
e. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, 1. Upaya yang dilakukan dalam hal menjaga persatuan dan
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia kesatuan, serta kebhinekaan (suku, bahasa, agama, budaya)
Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan 2. Mengaktifkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Mengaktifkan Tim Penanganan Konflik Sosial

f. Menjaga etika pribadi dan norma dalam pelaksanaan 1. Menjaga etika pribadi dan menjadi suri tauladan sebagai
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kepala Daerah
2. Pelanggaran administratif dan etika serta norma lain
g. Menjalin hubungan kerja bersama Forkopimda dan seluruh Frekuensi koordinasi bersama Forkopimda dan seluruh
Instansi Vertikal di Daerah Instansi Vertikal di Daerah
h. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
1) Kepatuhan kepada pemerintah pusat Kepatuhan melaksanakan kebijakan pemerintah
2) Pelaksanaan penyederhanaan struktur organisasi Asesment terhadap struktur organisasi perangkat daerah
3) Alokasi anggaran dan realisasi dana hibah untuk Penyiapan alokasi anggaran dan realisasi dana hibah untuk
Pemilihan Umum 2024 serta koordinasi dengan Pemilihan Umum 2024 serta koordinasi dengan
penyelenggara pemilu penyelenggara pemilu 11
LANJUTAN..
KONDISI
NO ASPEK INDIKATOR PENILAIAN KETERANGAN
AWAL AKHIR
4) Pembentukan dan efektivitas pelaksanaan tugas satgas Laporan evaluasi pelaksanaan tugas satgas pangan dan
pangan dan TPID Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
5) Penataan tenaga honorer terhadap kebijakan 1. Kepatuhan pelarangan pengangkatan tenaga honorer
Pemerintah Pusat untuk moratorium honorer 2. Penataan dan penyelesaian tenaga honorer
6) Menjaga kondusifitas dan netralitas ASN 1. Kepatuhan pelarangan mutasi pejabat daerah tanpa izin
Mendagri
2. Pembinaan dan pengawasan netralitas ASN
2. PEMBANGUNA
N
a. Ketepatan waktu penyusunan dan pengajuan rancangan 1. Ketepatan waktu penyampaian rancangan Kebijakan
Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan Umum APBD - Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban (KUA PPAS)
pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas 2. Ketepatan waktu penandatanganan kesepakatan bersama
bersama rancangan KUA PPAS dengan DPRD
3. Ketepatan waktu penyampaian rancangan Perda tentang
APBD
4. Ketepatan waktu penandatanganan kesepakatan bersama
rancangan Perda tentang APBD menjadi Perda
b. Menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik 1. Nilai pelaksanaan Reformasi Birokrasi
2. Capaian Monitoring Center For Prevention (MCP)
3. Rasio penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Internal dan Eksternal
4. Kebijakan pencegahan korupsi
c. Pengelolaan APBD 1. Kegiatan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
2. Penyerapan Belanja Daerah yang cepat, baik, dan tepat
sasaran
3. Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam pengadaan
barang dan jasa (minimal 40%)
d. Realisasi Investasi Kebijakan kemudahan investasi di daerah. Contoh : Promosi
dan kemudahan perijinan berusaha
e. Inovasi Adanya inovasi secara kualitas dan kuantitas
3. KEMASYARAKATA
N
1. Pembinaan penjabat Gubernur, Bupati/Wali Kota dalam
memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat
2. Pengembangan kehidupan demokrasi melalui penyerapan
aspirasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat
3. Menindaklanjuti pengaduan masyarakat
4. Kebijakan Mitigasi dan Penanggulangan bencana (antara
TERIMA KASIH
otda.kemendagri.go.id ditjenotda

Anda mungkin juga menyukai