Anda di halaman 1dari 31

PERLIDUNGAN TENAGA KERJA

DI INDONESIA

SMK N 1 PURWOKERTO
 Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia mempunyai
peranan yang sangat besar dalam pembangunan nasional.
Tenaga kerja merupakan pelaksana pembangunan untuk
mencapai kesejahteraan umum dan kwalitas kehidupan
yang semakin baik. Oki upaya perlindungan tenaga kerja
terhadap bahaya yang dapat timbul selama bekerja
merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar.
Dengan adanya perlindungan tsb diharapkan agar tenaga
kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman sehingga
dapat meningkatkan produktifitas kerja.
 Perlindungan tenaga kerja juga di maksudkan untuk
menjamin hak- hak dasar para pekerja / buruh dan
menjamin kesempatan, serta menghindarkan dari
perlakuan diskriminasi atas dasar apapun untuk
mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya
dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan
dunia usaha dan kepentingan pengusaha.
 Perundang – undangan berkenaan dengan perlindungan
tenaga kerja :
1. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945, setiap orang berhak atas
jaminan , perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum.
3. Pasal 28 D ayat (2) UUD 1945, setiap orang berhak untuk
bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
4. UU no.13/2003 tentang ketenagakerjaan.
5. UU no.2/2004 tentang prnyelesaian perselisihan hubungan
Industrial
 Sebab – sebab diperlakukannya perlindungan bagi tenaga kerja
adalah :
1. upah/ imbalan tidak sesuai
2. Posisi tawar pekerja yang rendah.
3. Hubungan kerja yang tidak seimbang antara pengusaha dan
pekerja/ buruh dalam pembuatan perjanjian. Pembebanan hak
dan kewajiban yang tidak seimbang antara penyedia lapangan
kerja dengan pekerja/ buruh ini menyebabkan suatu
ketimpangan. Secara tidak langsung pekerja/ buruh hanya akan
diberi pilihan – pilihan yang cenderung merugikan dirinya,
sedang di sisi lain memberikan banyak keuntungan pada
pengusaha.
4. Pekerja/ buruh diperlakukan sebagai obyek.
5. Tidak berserikat.
UNDANG –UNDANG RI NO 13 TAHUN 2003 TENTANG :
KETENAGAKERJAAN.
BEBERAPA PENGERTIAN :
1.ketenagakerjaan adalah : segala hal yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,selama, dan
sesudah masa kerja.
2.Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan /
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri mau
pun untuk masyarakat.
3. Pekerja /buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain .
4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan ,pengusaha,
badan hukum, atau badan –badan lainnya yang memper-
kerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
5. Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan , atau badan hukum
yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.
b. Orang perseorangan , persekutuan , atau badan hukum
yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan
bukan miliknya.
c. Orang perseorangan ,persekutuan , atau badan hukum
yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagai
mana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkeduduk
an di luar wilayah Indonesia.
6. Perusahaan adalah
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak
milik orang perseorangan , milik persekutuan , atau
milik badan hukum , baik milik swasta maupun milik
negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
b. Usaha- usaha sosial dan usaha – usaha lain yang mem
punyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
7. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk mem
beri, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan
kompetensi kerja, produktifitas, disiplin, sikap, dan etos-
kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu
sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau peker-
an .
8. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu
yang mencakup aspek pengetahuan , ketrampilan, dan si-
kap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
9. pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga
pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbing
an dan pengawasan instruktur atau pekerja / buruh yang lebih
berpengalaman, dlm proses produksi/jasa di perusahaan dlm
rangka menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu.
10. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/ buruh de-
ngan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-
syarat kerja , hak, dan kewajiban para pihak.
11. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha
dengan
pekerja / buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mem –
punyai unsur pekerjaan ,upah, dan perintah.
12. Serikat pekerja/ serikat buruh adalah organisasi yang diben-
tuk dari, oleh, dan untuk pekerja / buruh baik di perusahaan
maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memper –
juangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja/ buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja /
buruh dan keluarganya.
13. Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan
konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubung-
an industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari
pengusaha dan serikat pekerja/ serikat buruh yang sudah ter-
catat instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagaker-
jaan atau unsur pekerja / buruh.
14. Lembaga kerja tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi
dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang
anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha,serikat pe
kerja/ serikat buruh , dan pemerintah.
15. Mogok kerja adalah tindakan pekerja/ buruh yang direncana
kan dan dilaksanakan secara bersama- sama dan / atau oleh
serikat pekerja / serikat buruh untuk menghentikan atau mem
perlambat pekerjaan.
16. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan
kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhir
nya hak dan kewajiban antara pekerja / buruh dan pengusaha
17. Upah adalah hak pekerja/ buruh yang diterima dan dinyata-
kan dalam bentuk uanh sebagai imbalan dari pengusaha
atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan
dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan
atau peraturan perundang –undangan ,termasuk tunjangan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dan/ atau jasa yg telah atau akan dilakukan.
18. Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan ke-
butuhan dan /atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan
rohaniah baik di dalam maupun di luar hubungan kerja,yang
secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi
produktifitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan
sehat.
PERJANJIAN TENAGA KERJA.
 Pengertianya adalah perjanjian antara pekerja dan pengusaha
atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban para pihak.
 Isi perjanjian kerja, menurut pasal 54 UU no.13 tahun 2003,
dibuat secara tertulis, sekurang –kurangnya memuat :
1. nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha.
2. nama, jenis kelamin, umur ,dan alamat pekerja/ buruh
3. jabatan atau jenis pekerjaan
4. tempat pekerjaan
5. besarnya upah dan cara pembayarannya
6. syarat- syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban
pengusaha dan pekerja / buruh
7. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
8. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat, dan
9. tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA.
Dasar Hukum Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, al :
1. Pasal 27 ayat (2) UUD NRI tahun 1945, yaitu “ tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan “
2. Pasal 28 D ayat (1) UUD NRI tahun 1945, yaitu “setiap
orang berhak atas jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum “
3. Pasal 28 D ayat (2) UUD NRI tahun 1945, yaitu “ setiap
orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
4. UU no.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Lingkup Perlindungan Pekerja / Buruh :
A. Perlindungan atas hak – hak dasar pekerja /buruh untuk
berunding dengan pengusaha,
B. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja,
C. Perlindungan khusus bagi pekerja / buruh perempuan , anak
dan penyandang cacat
D. Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan
sosial tenaga kerja.
A. PERLINDUNGAN ATAS HAK DASAR PEKERJA/BURUH
DALAM UU no. 13 TAHUN 2003, antara lain :
1. pasal 5, setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang
sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.
2. pasal 6, setiap pekerja / buruh berhak memperoleh per-
lakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.
3. pasal 11, setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh
dan/ atau meningkatkan dan /atau mengembangkan kom-
petensi kerja sesuai dg bakat,minat, dan kemampuannya
melalui pelatihan kerja.
4. pasal 12,
(1). Pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan
atau pengembangan kompetensi pekerjaannya mela-
lui pelatihan kerja.
(2). Setiap pekerja/ buruh memiliki kesempatan yang
sama untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan
bidang tugasnya.
5. pasal 31, setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesem
patan yang sama untuk memilih ,mendapatkan ,atau
pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yg layak
di dalam atau di luar negeri.
6. pasal 114 Pengusaha wajib memberi tahu dan menjelaska
isi serta memberikan naskah peraturan perusahaan atau
perubahannya kepada pekerja / buruh.
7. Pasal 156 ayat (1), dlm hal terjadi pemutusan hubungan
kerja,pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon
dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang peng-
gantian hak yang seharusnya diterima.
B. PERLINDUNGAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA.
1. Pasal 86,
(1).setiap pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
> keselamatan dan kesehatan kerja
> moral dan kesusilaan
> perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai- nilai agama.
(2). Untuk melindungi keselamatan pekerja/ buruh guna me-
wujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggara
kan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3). Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dg peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
2. Pasal 87,
2. Pasal 87,
(1). Setiap perusahaan wajib menerapkn sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
(2). Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen kese
lamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah .
C. PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI PEKERJA PEREMPUAN ,
ANAK DAN PENYANDANG CACAT.
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN
1. Pasal 76 ,
(1). Pekerja /buruh perempuan yang berumur kurang dari 18
tahun, dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sd 07.00.
(2). Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/ buruh pe –
rempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbaha
ya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya
maupun dirinya bila bekerja antara pukul 23.00 sd 07.00
(3). Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perem-
puan antara pukul 23.00 sd pukul 07.00 wajib :
a. Memberikan makanan dan minuman bergizi, dan
b. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat
kerja.
(4). Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput
bagi pekerja / buruh perempuan yang berangkat dan pu-
lang bekerja antara pukul 23.00 sd pukul 05.00.
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA ANAK.
1. Pasal 68, pengusaha dilarang mempekerjakan anak.
2. Pasal 69,
(1). Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasl 68, dapat
dikecualikan bagi anak yang berumur antar 13 tahun sd
15 tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang
tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, men-
tal, dan sosial.
(2). Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan se
bagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) harus memenuhi persyarat
(a). Izin tertulis dari orng tua atau wali
(b). Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali.
(c).waktu kerja maksimum3 jam .
d. Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu
waktu sekolah.
e. Keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Adanya hubungan kerja yanh jelas.
g. Menerima upah sesuai dengan ketentuan
(3). Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf
a, b, f, dan g dikecualikan bagi anak yang bekerja pada
usaha keluarganya.
3. Pasal 70
(1). Anak dapat melakukan pekerjaan ditempat yang merupa
kan bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan yg
disahkan oleh pejabat yang berwenang.
(2). Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling se
dikit berumur 14 tahun.
(3). Pekerjaan yang dimaksud dlm ayat(1)dpt dilakukan
dengan syarat :
a. Diberi petunjuk yg jelas ttg cara pelaksaan pekerjaan ser
ta bimbingan dan pengawasan dlm melaksanakn
pekerjaan, dan
b. Diberi perlindungan keselamatan dan kesehata kerja.
4. Pasal 71
(1). Anak dapat melakukan pekerjaan untuk mengembangkan
bakat dan minatnya.
(2). Pengusaha yang mempekerjakan anak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib memenuhi syarat :
a. Di bawah pengawasa langsung orang tua/ wali
b. Waktu kerja paling lama 3 jam sehari
c. Kondisi di lingkungan kerja tidak mengganggu
perkembangan fisik, mental,sosial, dan waktu sekolah.
(3).ketentuan mengenai anak yg bekerja untuk mengembang
bakat dan minat sebagaimana dimaksud dlm ayat(1) dan
(2) diatur denga dengan Keputusan Menteri.
5. Pasal 72, dalam hal anak dipekerjakan bersama-sama denga
pekerja/ buruh dewasa, maka tempat kerja anak hrs dipisah
kan dari tempat kerja pekerja/ buruh dewasa.
7. Pasal 73
8. Pasal 73, anak dianggap bekerja bilamana berada di tempat
kerja, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya.
9. Pasal 74 ,
(1). Siapapun dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak
pada pekerjaan – pekerjaan yang terburuk.
(2). Pekerjaan-pekerjaan terburuk yg dimaksudkan dalam
ayat (1) meliputi :
a. Segala pekerjaan dlm bentuk perbudakan/sejenisnya
b. Segala pekerjaan yg memanfaatkan,menyediakan,
atau menawarkan anak untuk pelacuran,produksi por
nografi, pertunjukkan porno, atau perjudian.
c. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan
atau melibatkan anak untuk produksi & perdagangan
minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya, dan /atau
d. Semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan ,
keselamatan, atau moral anak
10. Pasal 75 ,
(1). Pemerintah berkewajiban melakukan upaya penanggulangan
anak yang bekerja di luar hubungan kerja.
(2). Upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud salam ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(3). Penyandang cacat .
11. Pasal 76 ,
(1). Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang
cacat wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis
dan derajat kecacatannya.
(2). Pemberian perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

D. PERLINDUNGAN TENTANG UPAH SERTA KESEJAHTERAAN


DAN JAMINAN SOSIAL.
1.Pengupahan
Pasal 88
(1). Setiap pekerja/ buruh berhak memperoleh penhgasilan yang meme
nuhi penghidupan yg layak bagi kemanusiaan
(2). Untuk mewujudkan penghasilan yg memenuhi penghidupan yg
layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dlm ayat (1)
pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yg melindungi
pekerja / buruh.
(3). Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/ buruh seba-
gaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi :
a. Upah minimum.
b. Upah kerja lembur.
c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan.
d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan keg. lain di luar
pekerjaannya.
e. Upah karena menjalankn hak waktu istirahat kerjanya.
f. Bentuk dan cara pembayaran upah.
g. Denda dan potongan upah.
h. Hal – hal yang dapat diperhitungkan dg upah.
i. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional.
J. Upah untuk pembayaran pesangon, dan
k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
( 4). Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimak
sud dalam ayat (3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak
dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi.
Pasal 89,
(1). Upah minimum sebagaimana dimaksud dalm pasal 88 ayat (3)
huruf a dapat terdiri dari atas :
a. Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/
kota.
b. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau
kabupaten / kota.
(2). Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan
kepada pencapaian kebutuhan hidup layak.
(3). Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
oleh Gubernur dg memperhatikan rekomendasi dari Dewan
Pengupahan Provinsi dan /atau Bupati/Walikota
(4). Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan
hidup layak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan
Keputusan Menteri.
Pasal 90 ,
(1). Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah
minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 89.
(2). Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum
sebagaimana dimaksud dlm pasal 89 dpt dilakukan penangguhan
Pasal 91,
(1). Pengaturan pengupahan yg ditetapkan atas kesepakatan antara
pengusaha dan pekerja /buruh atau serikat pekerja/ serikat buruh
tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetap
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
(2). Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud ayat (1) lebih
rendah atau bertentangan dg peraturan perundang –undangan ,
kesepakatan tsb batal demi hukum,dan pengusaha wajib memba
yar upah pekerja / buruh menurut peraturan perundang –undangan
yang berlaku.
Pasal 92 ,
(1). Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memper
perhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan
kompetensi.
(2). Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas.
Pasal 93 ,
(1). Upah tidak dibayar apabila pekerja/ buruh tidak melakukan
pekerjaan.
(2). Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku
dan pengusaha wajib membayar upah apabila :
a. Pekerja / buruh sakit
b. Pekerja / buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan
kedua masa haidnya.
c. Pekerja /buruh menikah, menikahkan, mengkhitankan, mem
baptiskan anaknya, istri melahirkan atau nkeguguran kandung
an, suami atau istri atau anak atau menantu atau orang tua
atau mertua atau anggota kel satu rumah meninggal dunia.
d. Pekerja / buruh sedang menjalankan kewajiban terhadap
negara.
e. Pekerja / buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena
menjalankan ibadah yang diperintahkan yang diperintahkan
agamanya.
f. Pekerja / buruh yang melaksanakan hak istirahat.
g. Pekerja / buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/ serikat
buruh atas persetujuan pengusaha, dan
h. Pekerja / buruh melaksanakan tugas pendidikan dari
perusahaan.
Pasal 94 , dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan
dan tunjangan tetap,maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya
70% dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap
KESEJAHTERAAN DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Pasal 99 ,
(1). Setiap pekerja/ buruh dan keluarganya berhak untuk memper
oleh jaminan sosial tenaga kerja.
(2). Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang –undang
an yang berlaku.
Pasal 100 ,
(1). Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja / buruh dan
keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahter
(2). Penyediaan fasilitas kesejahteraan sebagaimana dimaksud dlm
ayat (1)dilaksanakan dg memperhatikan kebutuhan pekerja/
buruh dan ukuran kemampuan perusahaan .
(3). Ketentuan mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan
sesuai dg kebutuhan pekerja / buruh dan ukuran kemampuan
perusahaan sebagaimana dimaksud dalm ayat (1) dan ayat (2)
diatur dg Peraturan Pemerintah.
Pasal 101 ,
(1). Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dibentuk
koperasi pekerja/ buruh dan usaha- usaha produktif di perusa
haan .
(2). Pemerintah, pengusaha,dan pekerja/buruh atau serikat pekerja
berupaya menumbuh kembangkan koperasi pekerja / buruh,
dan mengembangkan usaha produktif sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1).
(3). Pembentukan koperasi sebagaimana dimaksudkan dalam ayat1
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang –undangan yg
berlaku.
(4). Upaya – upaya untuk menumbuhkembangkan koperasi pekerja/
buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Kerjakan tugas di bawah ini, kemudian
kumpulkan ! ( kumpulkan lewat kolom komentar
pada minggu berikutnya )

1. Jelaskan pengertian ketenagakerjaan menurut UU no 13


tahun 2003 !
2. Jelaskan dasar hukum perlindungan tenaga kerja di Indonesia
3. Jelaskan mengapa tenaga kerja/ buruh perlu mendapatkan
perlindungan ?
4. Jelaskan apa yg harus dipenuhi apabila seorang pengusaha
mempekerjakan tenaga kerja anak-anak !
5. Meliputi perlindungan apa sajakah yang seharusnya diberikan
kepada tenaga kerja / buruh .
TERIMA KASIH

Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai