Anda di halaman 1dari 58

MODUL INTI - 2

Layanan Tes HIV


TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu:

Meminta pasien melakukan tes HIV dan


skrining HIV
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah selesai mengikuti sesi ini peserta
mampu:
• Menjelaskan konsep tes HIV
• Meminta pasien untuk tes HIV
• Melakukan skrining HIV
Pokok Bahasan
Konsep tes HIV
Layanan tes HIV:
- Konsep tes HIV
- Prinsip 5 C
- Penawaran rutin tes HIV
- Algoritma layanan tes HIV
Skrining dengan reagen 1
POKOK BAHASAN 1
KONSEP TES HIV
Latar Belakang
• Penemuan kasus HIV dan pengobatan ARV sudah dilakukan sejak era
3by5
• Terjadi pergeseran paradigma metoda pendekatan kasus dari VCT -
PITC
• Implementasi PITC sejak tahun 2009 masih menimbulkan gap yaitu
– Pelaksanaan PITC masih belum merata dilakukan oleh seluruh fasyankes
– Masih ada perbedaan pelaksanaan konsep PITC
– Penemuan kasus HIV dibandingkan dengan jumlah estimasi baru mencapai
32%
– Kemampuan penemuan kasus dibandingkan dengan estimasi baru mencapai
12 % (paparan fast track TOP)
– Laju transmisi HIV yang masih tinggi
• WHO telah menerbitkan pedoman HIV Testing Service yang baru
• Kementerian Kesehatan ingin merevisi pedoman TIPK dan
meningkatkan cakupan testing dan pengobatan ARV
Konsep Layanan Tes HIV
• Menempatkan HIV sama seperti penyakit lainnya
• Terkait dengan karakter penyakit HIV
• Perlu menjawab beberapa pertanyaan yaitu
– Bagaimana cara menemukan kasus
– Bagaimana kasus yang ditemukan dapat diobati dan ditindaklanjuti
dengan membangun jejaring kerja internal maupun eksternal
– Bagaimana membangun layanan yang dapat diakses oleh populasi
kunci dan tidak memberikan ketakutan dan stigma.
– Sistem promosi atau marketing agar masyarakat tahu jika tersedia
layanan diagnosis dan pengobatan HIV serta dapat diakses
• Dibangun secara terintegrasi dengan sistem layanan yang ada
POKOK BAHASAN 2
Layanan Tes HIV
PRINSIP Tes HIV
1. Consent (persetujuan pasien)
2. Confidentiality (konfidensialitas)
3. Counseling (konseling)
4. Correct test result (hasil tes yang sahih)
5. Connect to care, prevention and treatment
services (dihubungkan dengan layanan
Pengobatan Dukungan dan Perawatan serta
pencegahan)
Penerjemahan 5 C (1)
• Penerjemahan 5 C yaitu
– Consent
• Cukup informasi singkat alasan di tes HIV
• Cukup verbal dan tidak perlu tanda tangan
• Definisi usia pada anak- mempertimbangkan banyak anak remaja
sudah tertular dan tidak mau diketahui orang tua/keluarga – pada
anak usia < 18 thn siapa yang jadi wali jika tidak ada ortu atau jauh dari
keluarga
– Confidentiality
• Status HIV akan dibuka kepada sesama nakes untuk kepentingan
perawatan dan pengobatan
• Pembukaan status HIV kepada pasangan dengan atau tanpa
persetujuan dari penderita
• Perlu evaluasi kemungkinan terjadinya kekerasan fisik – cara?
Penerjemahan 5 C – (2)
• Counselling
– Tidak perlu melakukan evaluasi detail risk assessment
dan “konseling”
– Pasca tes HIV ditekankan pada menjelaskan arti tes dan
rencana kerja pengobatan
– Dilakukan oleh nakes – tidak tergantung konselor
• Correct result
– Perlunya PMI dan PME
• Connect to care
– Memastikan bahwa semua hasil tes positive wajib
mendapatkan akses pengobatan ARV
Penugasan 1.
Latihan Soal Konsep/Prinsip 5 C
Triase
• Triase – bentuk pencarian kasus yg dilakukan
oleh unit layanan kesehatan
– Skrining R1 oleh petugas kesehatan
• Hasil reaktif perlu dirujuk ke sarana yg mampu
menegakkan diagnosis dan memberikan
pengobatan ARV
Pasien di sarana rawat jalan dan
rawat inap
Kelompok pasien yang di tes HIV
 LSL, Waria, WPS/PPS, Penasun dan
Pelanggan
 Ibu hamil
 Pasien TB
 Pasien IMS atau dengan keluhan IMS
 Pasien hepatitis
 Pasien dengan gejala penurunan
kekebalan tubuh (gejala IO)
 Pasangan ODHA
 Di daera epidemi meluas , semua menerima verbal consent
orang yang datang ke layanan
 

Menerima Tes Menolak tes

Ke laboratorium Tanda tangan surat pernyataan, beri informasi manfaat tes

Hasil lab baik reaktif atau neg dikembalikan ke nakes pengirim

Positif Inkonklusi Negatif


f

Jelaskan makna hasil tes, jelaskan secara garis besar, apa


langkah yang akan dilakukan di klinik terpadu untuk akses
layanan ARV beserta semua paket perawatan
Penemuan Kasus
Pedoman pelaksanaan KTIP di fasilitas layanan kesehatan
(fasyankes) merekomendasikan Tes HIV sebagai berikut:  
• Ditawarkan kepada pasien yang menunjukkan tanda
dan gejala penyakit yang mungkin terkait HIV atau
AIDS, tanpa memandang tingkat epidemi HIV di daerah
itu.

Ditawarkan secara rutin:


• Di daerah dengan tingkat epidemi HIV meluas -semua
pasien yang berkunjung ke fasyankes
Penemuan kasus - Lanjt

Di daerah dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi atau


rendah pada semua:
• Pasien TB termasuk TB MDR
• Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS)
• Pasien hepatitis B/C
• Ibu hamil
• Pasangan ODHA
• Populasi kunci HIV; WPS, LSL, Waria, Penasun
• Sirkumsisi orang dewasa
Informasi Pra tes – secara umum

• Manfaat tes HIV pada tiap kelompok yang


dites
• Kaitan TB/IMS/Hepatitis dengan HIV
• Risiko penularan HIV pada tiap kelompok juga
kepada bayi
Informasi Pra-Tes – Spesifik pada bumil

Informasi pra-tes bagi perempuan hamil atau


kemungkinan hamil meliputi:
• Risiko penularan HIV kepada bayi
• Cara mengurangi risiko penularan HIV dari ibu
ke anak, termasuk terapi antiretroviral, cara
persalinan dan konseling tentang makanan bayi.
• Keuntungan melakukan diagnosis HIV secara
dini bagi bayinya
Contoh komunikasi untuk menawarkan tes HIV,
sifilis dan hepatitis kepada ibu hamil
Contoh Komunikasi untuk Tes HIV pada
kelompok Pasien TB

Sudah menjadi program pemerintah bahwa


semua pasien TB dilakukan tes HIV. Orang
dengan TB yang juga HIV harus segera
mendapatkan obat HIV (ARV), jika tidak, dapat
membahayakan Anda. Saya akan melakukan
tes HIV, kecuali Anda menolak. Apakah ada
pertanyaan?
Penjelasan tentang Konfidensialitas
Layanan tes harus konfidensial, artinya segala isi
komunikasi antara/pasien dengan petugas atau
konselor tidak boleh dibuka kepada orang lain
tanpa persetujuan pasien. Namun, Demi
kepentingan kesehatan klien/pasien, hasil tes dapat
dibagikan kepada petugas yang merawat atau
mengobati pasien.
Permenkes 21/2013, Pasal 21
Jika Pasien Menolak Tes HIV
Berikut pertanyaan dan alasan yang biasa dikemukakan pasien ketika
pasien menolak tes HIV, beserta responnya:
• Pasien ragu karena Ia hanya berhubungan seks dengan suaminya saja.
Ingatkan bahwa satu-satunya cara untuk memastikannya adalah dengan
melakukan tes HIV, agar nanti tatalaksana pasien dan bayi lebih sesuai.
• Pasien khawatir status HIVnya dapat diketahui oleh orang lain.
Jelaskan tentang prinsip konfidensialitas di dalam menangani data
pasien yang berlaku untuk semua penyakit.
• Pasien butuh persetujuan suami untuk melakukan tes.
Buat jadwal ulang untuk seluruh pemeriksaan, tawarkan untuk
membantu berbicara dengan suami pasien jika dibutuhkan.
• Pasien khawatir ada kekerasan dalam rumah tangga jika Ia melakukan tes
HIV. Rujuk ke konselor VCT yang lebih berpengalaman.
Penugasan 2
Bermain Peran
Meminta Pasien untuk Tes HIV
Pokok Bahasan 3
Skrining HIV
Bagan Alur 2. Alur Tes Skrining Hiv & Sifilis Di
Pustu/Posyansdu/Layanan Garda Terdepan

Skrining HIV dan Sifilis

Edukasi dan Informasi

Ambil darah perifer/ujung jari

Lakukan Pemeriksaan HIV dan Sifilis dengan Tes


Cepat/Rapid tes

Non Reaktif Reaktif

Ambil darah vena --> Rujuk Rujuk Pasien untuk datang ke


Informasikan hasil ke Pasien sampel ke Layanan statis Puskesmas/klinik untuk pemeriksaan
HIV (puskesmas/klinik) lanjutan

Jadwalkan pemeriksaan ulang sesuai


faktor risiko
Pemeriksaan Anti HIV
Metoda Rapid dan Interpretasi Hasil (1)

• Persiapan Pasien:
Informasi pra tes
Verbal consent
• Persiapan Petugas:
Terlatih
Memenuhi syarat 5C
• Persiapan Sampel
Pengambilan sampel oleh tenaga kompeten
Pengolahan sampel darah harus sesuai dengan petunjuk “Package
insert reagensia
Prosedur pengambilan sesuai dengan Prosedur Kerja Standar (PKS)
Pemeriksaan Anti HIV Metoda Rapid dan
Interpretasi Hasil (2)
• Reagensia dan Alat:
Reagensia yang sudah terdaftar pada Kemenkes
Pemilihan sesuai kaidah pada Permenkes 15 tahun 2015
Perhatikan kadaluwarsa dan suhu penyimpanan
Peralatan terpelihara dan terkalibrasi teratur
• Mengatur tempat pemeriksaan:
Ruang kerja teratur dan bersih
Tempat peralatan teratur, tidak berpotensi kecelakaan kerja
• Prosedur Pemeriksaan
Prosedur Pemeriksaan HIV
1. Ambil darah dari ujung jari dengan menggunakan lancet
2. Teteskan darah pada membran dengan volume sesuai dengan
package insert (beda reagensia beda volume dan prosedur)
3. Teteskan buffer dengan volume sesuai dengan package insert
(beda reagensia beda volume dan prosedur)
4. Tunggu selama 15-20 menit (tergantung reagensia yang
digunakan)
5. Baca Hasil langsung
6. Tulis hasil dilembar hasil dan di lembar kerja pemeriksaan
laboratorium
7. Bila hasil Reaktif  ambil darah vena (rujuk sampel) / rujuk
pasien ke layanan statis (Puskesmas/klinik)
Penugasan 3
Latihan Melakukan skrining HIV
MODUL INTI-2
INFORMASI HASIL
TES
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi peserta mampu
memberikan informasi hasil tes HIV
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti materi peserta mampu:
1.Membaca hasil tes
2.Menjelaskan informasi yang harus diberikan
3.Melakukan penyampaian informasi hasil tes
Pokok Bahasan
1. Pembacaan hasil tes
2. Informasi yang diperlukan pada setiap
hasil tes:
• Hasil reaktif
• Hasil negatif
• Hasil inkonklusif
3. Penyampaian informasi hasil tes
Pokok Bahasan 1.
Pembacaan Hasil Tes
Metoda dan BahanPemeriksaan
• Pemeriksaan antibody
– Rapid tes
– Elisa
– Western Blot – tidak lagi digunakan
• Pemeriksaan antigen
– HIV RNA - kwantatif
– HIV DNA – Kwalitatif
– Digunakan untuk pemeriksaan bayi, infeksi primer dan kasus
terminal
• Bahan pemeriksaan bisa serum, plasma dan darah segar
( vena/kapiler)
Periode Jendela
• Keadaan dimana seseorang sudah tertular tetapi
hasil pemeriksaan lab menunjukkan hasil negative
• Membantu untuk memutuskan pengulangan tes
• Terdapat pada pemeriksaan antibody dan antigen
• Tergantung pada kualitas reagen/rapid tes
• Pada Rapid tes generasi ke 3 yg digunakan saat ini
mempunyai periode jendela 4 – 6 minggu
• Pemeriksaan antigen mempunyai periode jendela
yang lebih pendek – 11 hari
Diagnosis
• Harus menggunakan 3 pemeriksaan rapid tes
• Dinyatakan positif jika
– 3 hasil rapid tes atau elisa menunjukkan hasil
reaktif
– HIV RNA atau DNA menunjukkan hasil terdeteksi
• Inkonklusif ( indeterminate) adalah 2 hasil
positif dan 1 negatif
Alur tes
Alur Triase
Skrining dengan 1 rapid tes di
fasyankes/komunitas

A0 neg ; Nyatakan
A0 + sebagai negatif

Rujuk Ke Fasyankes untuk


kepastian diagnosis
Tindak Lanjut
Pengulangan tes
• Tergantung dari epidemi suatu negara/daerah
• Tidak perlu dilakukan pada hasil negatif, KECUALI
– Populasi kunci
– Pasangan ODHA serodiskordan
– Orang dengan keluhan/gejala IMS
– Orang dengan tanda/gejala AIDS
– Ibu hamil di Papua dan Papua Barat
• Inkonklusif
– Jika menunjukkan hasil inkonklusif lagi nyatakan negatif
• Tes pada populasi kunci setidaknya setahun sekali
Penugasan 1.
Latihan Membaca Hasil Tes
Pokok Bahasan 2.
Informasi yang diperlukan pada
setiap hasil tes
Informasi pasca tes
• Salah satu mata rantai dari tes HIV
• Dilakukan oleh dokter/perawat/bidan yang
meminta tes HIV
• Berisi informasi tentang
– Makna hasil tes yang didapat
– Rencana pengobatan dan rujukan untuk hasil tes
positif
– Notifikasi pasangan
– Informasi pencegahan untuk hasil tes negatif
PEREMPUAN HAMIL DENGAN HASIL TES HIV-POSITIF

Informasi pasca tes meliputi:


•Informasi hasil tes HIV secara sederhana dan jelas dan memastikan
pasien mengerti tentang arti hasil tes HIVnya.
•Merujuk ke layanan ARV
•Kesempatan bertanya.
•Dukungan gizi yang memadai.
•Bumil - diskusikan rencana persalinan dan pilihan tentang makanan
bayi.
•Menjelaskan pengobatan pencegahan antiretroviral untuk bayi dan
pemeriksaan EID (Early Infant Diagnosis)
•Tes HIV bagi pasangan
•Pencegahan positif
Pasien TB
• Informasi yang diberikan berisi
– Makna hasil tes
– Kaitan antara TB dan HIV
– Rencana pengobatan TB/HIV
– PPINH
– Informasi gizi
– Notifikasi pasangan
– Informasi kotrimoksasol profilaksis
TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN HIV
Tindak lanjut hasil positif :
•Rujuk ke layanan ARV

Tindak lanjut hasil negatif:


•Permintaan tes ulang pada beberapa keadaan:
• Ibu hamil trimester ke-3 di Papua dan Papua Barat
• Ibu hamil trimester ke-3 yang pasangannya HIV
positif
• Ibu hamil dengan IMS
• Pajanan HIV dalam 3 bulan terakhir
•Bila tidak termasuk kelompok di atas, dianjurkan berperilaku hidup sehat, dan beri
saran pencegahan IMS dan HIV

Tindak lanjut hasil inkonklusif :


•Tes perlu diulang dengan spesimen baru minimum 2 minggu dari pemeriksaan yang
pertama
•Bila hasil tetap inkonklusif dinyatakan negatif
Pokok Bahasan 3.
Penyampaian informasi hasil tes
PENYAMPAIAN HASIL

• Periksa identitas pasien


• Sampaikan dan jelaskan hasil tes HIV
• Biarkan reaksi emosional muncul ke
permukaan
• Berikan rencana tindak lanjut atau informasi
medis yang diperlukan
• Tawarkan rujukan dan rencana tindak lanjut
Contoh komunikasi hasil tes HIV: Negatif

“Hasil tes HIV Ibu negatif. Artinya: dalam darah


tidak terdapat virus HIV”
Jaga kehamilan Ibu dengan baik, ibu bisa
meminta tes HIV lagi jika ibu merasa berisiko.”
  
Contoh komunikasi untuk hasil tes HIV: Inkonklusif

 
 “Hasil tes Ibu inkonklusif, artinya hasil tes belum
dapat dipastikan dan perlu tes ulang dua minggu
lagi.”
Contoh komunikasi untuk hasil tes A1: Reaktif
 

 
“Hasil tes HIV Ibu reaktif, artinya kemungkinan ada virus HIV
di dalam tubuh. Kami perlu merujuk ibu ke layanan tes HIV
yang lain, untuk memastikan apakah ibu memang HIV positif
atau bukan.
Bawalah surat rujukan ini, berikan kepada petugas di klinik
tersebut dan dalam surat ini saya menginformasikan bahwa
Anda telah menjalani tes HIV dan memerlukan tes HIV lebih
lanjut.
Bagaimana, Bu...apakah ada yang bisa dibantu/apakah ada
pertanyaan sejauh ini? ”
Contoh komunikasi untuk hasil tes HIV: Positif

 
“Hasil tes HIV Ibu positif, artinya ada virus HIV di dalam tubuh.
(diam sejenak, perhatikan suasana perasaan Ibu. Jika menangis, berikan
tissue, beri waktu, dan lanjutkan jika sudah tenang).
Saya perlu merujuk ibu ke puskesmas/klinik/RS...untuk mendapatkan
pengobatan antiretroviral atau disingkat ARV. ARV sangat penting agar ibu
dapat tetap sehat, dan bayi ibu tidak tertular HIV. Nanti perlu juga
direncanakan mengenai persalinan Ibu, serta rencana pemberian ASI/susu
formula untuk bayi, tujuannya untuk mengurangi risiko bayi tertular.
Ibu akan Saya hubungkan dengan ....(nama kader/petugas LSM
pendamping), yang bisa membantu Ibu ke tempat rujukan, dan jika ibu
memerlukan hal lain, seperti teman untuk berbagi rasa, dll.
Bawalah surat rujukan ini, berikan kepada petugas di klinik tersebut dan
dalam surat ini saya menginformasikan bahwa Ibu telah menjalani tes HIV
dan memerlukan tindakan perawatan dan pengobatan lebih lanjut.
C.RUJUKAN KE LAYANAN ARV

•Rujuk semua pasien dengan hasil positif pastikan bahwa pasien


sampai ke layanan untuk pengkajian awal dan rencana perawatan
dan pengobatan selanjutnya termasuk pengobatan ARV.
•Diskusikan tempat rujukan dengan pasien, kesediaan pasien untuk
dirujuk ke layanan tersebut. Bila belum terjadi kesepakatan, coba
cari alternatif tempat lain dengan melihat buku direktori layanan
ARV yang terbaru.  
•Kesepakatan antara fasyankes dan media komunikasi antar teman
sejawat di layanan rujukan sehingga sejawat Anda mengerti
keadaan pasien dan dapat memberikan perawatan dan pengobatan
yang sesuai Pedoman Nasional.
Penugasan 2.
Bermain peran. Penyampaian
informasi Hasil Tes
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai