Anda di halaman 1dari 10

agama islam

Masa Kejayaan
Islam
Nama Kelompok
M. Aidil albukhori ( ketua )
Rizal alhudri
Sri handayani sagala
Aulya anggina
Happy meila
Hesti aulia ananda
T. Nayla fazila
Salsyabila ramadani marsa
Mahmud ll Sultan
Utsmaniyah
adalah sultan ke-30 dari Kesultanan Utsmaniyah dari 1808 sampai kematiannya pada tahun 1839. Pemerintahannya
diakui untuk reformasi administrasi, militer, dan fiskal yang ekstensif yang dia terapkan, yang memuncak dalam
Keputusan Tanzimat yang dilakukan oleh anak-anaknya Abdul Mejid I dan Abdul Aziz.
•Kelahiran: 20 Juli 1785, Istana Topkapı, Istanbul, Turki
•Meninggal: 1 Juli 1839, Istanbul, Turki
•Saudara kandung: Mustafa IV, Esma Sultan, Hibetullah Sultan, Fatma Sultan, Alimşah, Rabia, Melikşah,
lainnya
•Orang tua: Abdul Hamid I, Nakşidil Sultan
•Anak: Abd-ul-Mejid I, Abdul Aziz, Şehzade Abdullah, Adile Sultan, Atiye Sultan, Saliha Sultan, Cemile Sultan,
lainnya
•Pasangan: Pertevniyal Sultan (m. 1829), Bezmiâlem Sultan (m. 1822), Aşubcan Kadın (m. 1810)
•Cucu: Abdul Hamid II, Mehmed VI, Mehmed V, Murad V, Abdul Mejid II, Süleyman Efendi, Zülüflü Ismail
Pasha,
Awal Kehidupan

Sultan Mahmud II lahir di Konstantinopel, Kekaisaran Ottoman, pada 20 Juli 1785.


Ia merupakan putra bungsu dari Sultan Ottoman ke-27, Abdul Hamid I, dan istrinya,
Naksidil Sultan.
Pada 1808, ketika Mahmud II berusia sekitar 23 tahun, terjadi sebuah konflik di
dalam istana, di mana saudara tirinya, yakni Mustafa IV, membuat rencana eksekusi
untuk sepupunya, Sultan Selim III.
Pemimpin pemberontakan adalah Alemdar Mustafa Pasha, yang kemudian menjadi
menteri Mahmud II.
Masa Kepemimpinan
Masa kepemimpinan Pada masa kepemimpinan Sultan Mahmud II, Turki dan Rusia
masih berperang. Barulah pada tahun ketiganya, konflik dengan Rusia di
perbatasan wilayah Utsmaniyah mulai berkurang. Hal ini karena saat itu, Napoleon
I dari Perancis menyatakan perang terhadap Rusia dan memulai invasinya terhadap
negara tersebut.

Dalam invasinya, Napoleon turut mengundang Mahmud II untuk bekerja sama dengannya. Namun, tawaran tersebut
ditolak oleh Mahmud II karena Napoleon, yang saat itu sudah menguasai seluruh Eropa kecuali Inggris dan
Kekaisaran Ottoman, dianggap tidak bisa dipercaya. Akibatnya, sempat terjadi selisih paham antara Napoleon dengan
Mahmud II, yang kemudian diakhiri dengan Perjanjian Bukares pada 1812. Lewat perjanjian ini, Kesultanan
Utsmaniyah menyerahkan sebagian timur Moldavia, yang kemudian nama daerahnya diganti menjadi Bessarabia di
Moldova.
Wilayah Kekuasaan
Hilangnya wilayah kekaisaran Meski Sultan Mahmud II dikenal sebagai tokoh pembaru yang luar biasa, tetapi
pada masa pemerintahannya juga terjadi pergolakan. Salah satunya adalah pemberontakan di Serbia dan Yunani,
yang saat itu dikuasai Ottoman.

Dalam pertempuran ini, kekuatan Sultan Mahmud II berhasil digugurkan oleh Abbas Mirza, komandan militer dari
Persia. Beberapa tahun setelahnya, yakni pada 1827, angkatan laut gabungan Inggris, Perancis dan Rusia,
mengalahkan kekuatan angkatan laut Utsmaniyah dalam Pertempuran Navarino.
Pembaruan Sultan Mahmud II Sultan Mahmud II dikenal sebagai sosok
pembaru yang melakukan reformasi di berbagai bidang pemerintahan
Kesultanan Utsmaniyah. Di bidang hukum, ia menutup Pengadilan
Penyitaan dan mengambil sebagian besar kewenangan seorang Pasha
(pejabat tinggi), yang sering kali disalahgunakan. Pada masanya, situasi
keuangan kekaisaran begitu meresahkan dan kelas sosial tertentu telah
lama berada di bawah tekanan pajak yang berat akibat adanya praktik
korupsi para pejabat pemerintahan. Bahkan, sistem pemungutan pajak
dijadikan sebagai mesin tirani bagi sebagian pejabat. Pada masa
pemerintahannya, Sultan Mahmud II melakukan reformasi birokrasi
secara besar-besaran untuk menegakkan kembali otoritas kerajaan dan
meningkatkan efisiensi administrasi pemerintahannya.
Hal ini dicapai dengan beberapa langkah besar, menghapus cara penarikan
pajak yang lama dan membubarkan beberapa institusi yang rawan
penyelewengan, dan menaikkan gaji sebagai upaya untuk mengakhiri
penyuapan.
Wafat Sultan Mahmud II wafat akibat penyakit TBC pada 1839.
Pemakamannya ramai didatangi oleh banyak orang, yang ingin
mengucapkan selamat tinggal pada tokoh reformasi dan pembaru
Kesultanan Utsmaniyah ini. Sepeninggal Sultan Mahmud II, takhta
Kesultanan Utsmaniyah jatuh ke tangan putranya, Abdulmejid I.
Pemikiran dan pokok-pokok pembaruan yang dilakukan Sultan
Mahmud II terus dipegang oleh penguasa setelahnya, hingga
akhirnya mengarah pada lahirnya Republik Turki Modern.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai