Anda di halaman 1dari 22

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN


SISWA KELAS 3 SD HIKMAH I YAPIS JAYAPURA

OLEH
NAMA : M.FITRAH PRATAMA
NPM : 19521015
A. Latar Belakang Masalah

UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.

Secara umum tujuan pendidikan dalam kurikulum 2013 tidak jauh beda dengan kurikulum sebelumnya.
Artinya guru sebagai pelaksana pembelajaran harus melaksanakan pembelajaran secara terencana sehingga
terwujud suasana belajar dan proses pembelajaran dimana guru berfungsi sebagai fasilitator yang
memungkinkan pembelajaran secara berkelompok.
A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki dan dikuasai
dengan baik oleh peserta didik SD agar mampu berkomunikasi secara lisan. Pengajaran Bahasa
Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar berbicara dan menulis juga perlu
diarahkan pada tercapainya kemampuan berbicara peserta didik dengan baik. Keterampilan
berbicara dan menulis, khususnya keterampilan berbicara harus segera dikuasai oleh para peserta
didik di SD karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar
peserta didik di SD
Bermain peran adalah model pembelajaran melalui pemeranan sebuah situasi dalam
hidup manusia dengan tanpa diadakan latihan untuk mencapai tujuan bersama dalam
rangka mencari penyelesaian dari suatu masalah yang sering dihadapi siswa dalam
kehidupan seharihari dan dapat digunakan untuk mendiagnosis dan mengerti seseorang,
sebagai media pengajaran dan metode pelatihan ketrampilan tertentu (Wicaksono, 2013).

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan calon peneliti di kelas III SD Hikmah 1
Yapis Jayapura, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ternyata masih banyak peserta didik yang
belum lancar dalam berbicara atau bercerita. Ada beberapa peserta didik yang masih terbata-bata
berbicara di depan kelas, juga terdapat tiga peserta didik yang tidak mau maju ke depan kelas
untuk bercerita, dan secara umum peserta didik bercerita di depan kelas dengan intonasi yang datar
dan tanpa ekspresi
Faktor-faktor tersebut di atas, satu yang paling mendesak untuk dipecahkan adalah kurangnya
perhatian peserta didik terhadap materi bahasa indonesia yang disampaikan guru. Alasan
mengapa faktor tersebut sangat mendesak untuk dipecahkan adalah jika dicermati tersirat
beberapa faktor, antara lain peserta didik kurang memperhatikan guru, materi yang
disampaikan kurang menarik, dan cara guru menyampaikan pelajaran sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik.

Peneliti memilih metode pembelajaran bermain peran sebagai alternatif untuk pembaharuan
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SD Hikmah I Yapis Jayapura. Peneliti
menggunakan metode bermain peran untuk diterapkan guru pada saat pembelajaran. Alasan
peneliti menggunakan metode bermain peran karena dengan menggunakan metode tersebut peserta
didik dapat lebih aktif dalam pembelajaran, peserta didik dilatih untuk berekspresi dan melatih
keberanian peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran Kemampuan Berbicara Siswa Kelas III SD Hikmah I Yapis


Jayapura?

2. Bagaimana hasil dari upaya guru dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa
Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Siswa Kelas III SD Hikmah I Yapis Jayapura?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Bagaimana gambaran Kemampuan Berbicara Siswa Kelas III SD
Hikmah I Yapis Jayapura.
2. Untuk mengetahui Bagaimana hasil dari upaya guru dalam Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Siswa Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Siswa Kelas III SD Hikmah I
Yapis Jayapura.
 
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis
 Untuk mengembangkan teori pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan metode
bermain peran.
 Sebagai acuan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada
aspek keterampilan berbicara.

2. Manfaat Praktis
 Bagi guru, memberikan solusi kepada siswa dalam permasalahan pembelajaran
keterampilan berbicara.
 Bagi siswa, membantu kesulitan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara.
 Bagi sekolah, memberikan kontribusi dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
 Bagi peneliti, melakukan kajian-kajian untuk menyusun rancangan pembelajaran dengan metode
bermain peran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Upaya Guru
 (Supardi, 2013 : 90). Upaya guru adalah suatu kegiatan guru yang dilakukan dalam rangka
membimbing, mendidik, mengajar dan melakukan kegiatan berbagi informasi kepada anak
didik sesuai dengan pengetahuan dan keahlian atau ilmu yang di miliki guru.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) upaya diartikan
sebagai usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran, untuk
mencapai suatu tujuan.
Hakikat Berbicara

1. Pengertian berbicara
2. Keterampilan berbicara
3. Prinsip-prinsip dalam berbicara
4. Tujuan berbicara
5. Manfaat berbicara
6. Faktor-faktor penunjang keefektifan berbicara
7. Faktor-faktor penghambat keefektifan berbicara
Hakikat Bermain Peran

1) Pengertian bermain peran


2) Metode Bermain Peran
3) Manfaat Metode Bermain Peran
4) Langkah-Langkah Bermain Peran
5) Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran
Penelitian Yang Relevan
 Ulfa Trisda tahun 2022 dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Role Playing Pada Pembelajaran
Bahasa Indonesia Di Kelas IV SDN 5 Lembah Sabil.
 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus I yaitu 73,5% masuk dalam kategori baik dan pada siklus I
dengan presentase 94,11% mengalami peningkatan dengan kategori sangat baik, sedangkan pada aktivitas siswa pada siklus I memperoleh
nilai sebesar 61,76% masuk dalam kategori cukup, dan pada siklus I meningkat ke kategori sangat baik dengan perolehan nilai sebesar
92,64%.
 Zaenab tahun 2021 dengan judul Peningkatan keterampilan berbicara melalui metode role playing pada murid kelas IV SDN Paccinang
Kota Makassar.
 Hasil yang dicapai yaitu: (1) Pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata keterampilan berbicara murid Kelas IV SDN Paccinang Kota
Makassar yaitu 62 (2) Pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata keterampilan berbicara murid kelas IV SDN Paccinang Kota Makassar lebih
tinggi yang mencapai 94.
 Hayani tahun 2018 dengan judul Peningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas V SDN 50 Bulu’
Datu Kota Palopo.
 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: dengan diterapkan penggunaan metode bermain peran setiap siklusnya mengalami peningkatan.
Berdasarkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN 50 Bulu’ Datu kota Palopo yang dilakukan sebanyak dua siklus menunjukkan bahwa
keterampilan berbicara siswa dapat meningkat, dari siklus I nilai rata-ratanya 71,10 dengan ketuntasan 74,07 %, sedangkan siklus II nilai rata-
ratanya 76,72 dengan ketuntasan 92,59% dan sudah memenuhi nilai KKM yaitu 70.
Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
Kualitatif adalah sebuah pendekatan yang diselenggarakan dalam setting alamiah, memerankan
peneliti sebagai instrumen pengumpul data, menggunakan analisis induktif dan berfokus pada makna
menurut perspektif partisipan ( Moezakkir: 2010).Metodologi kualitatif sebagai prosedur pe­nelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati ( Moeloeng: 2012).
B. Tempat dan Waktu Penelitian

 Tempat dan waktu penelitian bertempat di SD Hikmah I Yapis Jayapura Waktu penelitian
direncanakan atau dilaksanakan pada bulan Maret 2023.

 Menurut Nasution (2003: 43) Lokasi penelitian dan waktu penelitian adalah tempat dimana
peneliti memperoleh informasi mengenai data yang diperlukan. Lokasi penelitian merujuk pada
pengertian lokasi sosial yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan
yang dapat diobservasi.
C. Fokus Penelitian

Menurut Moleong (2014), pengertian dari fokus penelitian merupakan inti yang didapatkan dari
pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperoleh dari studi kepustakaan ilmiah.
Spradley dalam Sugiyono (2016) mengemukakan pengertian fokus penelitian bahwa fokus merupakan
domain tunggal atau beberapa domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Sesuai
dengan penelitian, maka peneliti menetapkan fokus penelitian berdasarkan nilai temuan serta berdasarkan
permasalahan yang terkait dengan teori dan informan.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada Permasalahan dalam Pembelajaran Pendidikan Bahasa
Indonesia SD Hikmah I Yapis Jayapura dengan sub pokok penelitian, yaitu:
 Keterampilan berbicara meliputi Kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata,
komunikatif/kontak mata.
 Upaya guru dalam meningkatkan keterampilan berbicara
D. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah:


1) Peneliti sendiri
2) Pedoman wawancara
3) Catatan lapangan dan
4) Kamera.
Menurut Moleong bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti selain berperan sebagai pengelola
penelitian juga tidak dapat digantikan oleh instrumen penelitian lainnya, sebagaimana yang
dilakukan melalui kuesioner dan sebagainya. Keterlibatan peneliti sebagai instrumen utama
merupakan kapasitas jiwa dan raganya ketika mengamati, bertanya, melacak, memahami dan
kemudian mengabstraksikan, menjadi alat penting dalam proses penelitian (pongtiku: 2019).
E. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian tentang upaya guru dalam meningkatkan kemampuan berbicara


siswa dengan menggunakan metode bermain peran siswa kelas 3 di Sekolah Dasar
Hikmah 1 Yapis Jayapura menetapkan sebanyak beberapa sumber data yaitu sumber
data primer dan skunder. Data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara yang didapat
dari subjek atau informan, survey ataupun observasi (pengamatan), dan data berupa
documentasi. Dikarenakan penelitian ini dilakukan pada lembaga pendidikan swasta,
tepatnya di Sekolah Dasar Hikmah 1 Yapis Jayapura, maka dari itu sumber data
diperoleh. Sebagai informan kunci terdiri dari: Guru Bahasa indonesia dan Siswa. Dari
sumber data tersebut, sumber primer adalah guru Bahasa indonesia dan siswa kelas 3,
sedangkan data sekunder adalah data-data mengenai media pembelajaran guru kelas
yang digunakan ketika pembelajaran.
F. Teknik Pengambilan Sumber Data

 Dalam Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling mengetahui tentang apa yang akan diteliti pada
kegiatan yang diteliti.
 Penentuan sampel sumber data pada penelitian ini dilakukan saat penulis mulai memasuki lokasi
penelitian dan selama penelitian berlangsung (emergent sampling design). Caranya adalah
penulis memilih orang tertentu yang dipertimbangkan mengetahui data yang diperlukan,
selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu, penulis dapat
menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap atau data
yang diperoleh makin lama makin terarah sejalan dengan makin terarahnya fokus penelitian.
G.Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode antara lain:
1. Observasi langsung
2. Wawancara
3. Dokumentasi
H. Teknik Analisis Keabsahan Data

 Pemeriksaan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam
proses perolehan data penelitian yang menghasilkan hasil akhir dari suatu penelitian.
 Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah
perlu dilakukan uji keabsahan. Adapun uji keabsahan yang dilaksanakan adalah
1. Credibility
2. Tranferability
3. Dependabilitas
4. Confirmabilitas
I. Teknik Analisis Data

 Analisis data adalah pencaharian atau pelacakan pola-pola, analisis data kualitatif
adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungan
terhadap keseluruhan. Artinya semua analisis data kualitatif akan mencangkup penelusuran data, melalui catatan-catatan
(pengalaman lapangan) untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti.

 Kegiatan menganalisa data dalam suatu penelitian merupakan kegiatan inti yang pada akhirnya akan melahirkan
hasil dari sebuah penelitian. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unitunit,melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yangpenting dan mana
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

 Miles dan Hubermen mengungkapkan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas. Komponen dan analisis data:
1. Reduksi Data
2. Display Data
3. Verifikasi Penyimpulan Data
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai