Anda di halaman 1dari 29

NEGARA

DAN
KONSTITUSI
Memenuhi unsur pemerintah yang
berdaulat
Wilayah tertentu
Rakyat yang hidup teratur sebagai suatu
bangsa (nation)
Pengakuan dari negara-negara lain.

Syarat eksistensi “negara”


(A.G. Pringodigdo)
adalah keseluruhan sistem
ketatanegaraaan suatu negara
yang berupa kumpulan
peraturan yang membentuk
mengatur/memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.

KONSTITUSI (K. C. Wheare)


merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainya (Prof. Sri
Soemantri), 
tanpa konstitusi negara tidak mungkin
ada(Dr. Max Boli Sabon).

Hubungan negara dan konstitusi


Intinya kedudukan konstitusi dalam suatu
negara bisa dipandang dari dua aspek,
yaitu aspek hukum dan aspek moral.

K.C.Wheare dalam bukunya


Modern Constitutions memberikan
ulasan
Konstitusi mempunyai derajat tertinggi (supremasi)
Dasar pertimbangan:
a. Konstitusi dibuat o/ badan pmbuat UU atau
lembaga2
b. Konstitusi dibentuk a/n rakyat, berasal dr rakyat,
kekuatan brlakunya dijamin o/ rakyat, dan ia harus
dilaksnakan lngsung kpd masy. u kpentingan mereka.
c. Dilihat dri sudut hukum yg sempit yaitu dari proses
pembuatanya, konstitusi ditetapkan o/ lembaga atau
badan yg diakui keabsahanya.
d. Superiorities konstitusi mempunyai daya ikat bukan
saja bagi rakyat termasuk juga bagi para penguasa
dan badan pembuat konstitusi itu sendiri.

Aspek hukum
maka konstitusi berada dibawahnya.
konstitusi tidak boleh bertentangan
dengan nilai2 universal dari etika moral.
Oleh karena itu dilihat dari constitutional
phyloshofi, apabila aturan konstitusi
bertentangan dng etika moral, maka
seharusnya konstitusi dikesampingkan.

Aspek moral landasan


fundamental
Renewel (pembaharuan) dianut
di negara-negara Eropa
Kontinental
Amandement (perubahan)
seperti dianut di negara-negara
Anglo-Saxon.

Dua sistem perubahan


konstisusi
Apabila konstitusi (UUD) dilakukan
pembaharuan maka yg diberlakukan
adalah konstitusi baru secara keseluruhan

Apabila suatu konstitusi di ubah


(amandemen) maka konstitusi tetap
berlaku

Pembaharuan dan Perubahan


1. tahun 1999
2. tahun 2000
3. tahun 2001
4. tahun 2002

Amandemen terhadap
UUD’45
penerapan pasal-pasal UUD memiliki sifat
“multi interpretable” atau berwayuh arti

tidakadanya sistem kekuasaan dengan


“check and balances” terutama dalam
kekuasaan eksekutif

Ide amandemen UUD’45


didasarkan sejarah OrLa dan
OrBa
Hukum Dasar meliputi 2

Hukum Dasar tertulis: UUD ’45

Hukum Dasar tidak tertulis: Convensi


1. Pembukaan (empat alinea)
2. Isi/batang tubuh :
 37 pasal
 16 Bab
 3 pasal aturan peralihan
 2 pasal aturan tambahan

UUD’45 adalah keseluruhan


naskah yang terdiri dari:
memuat 37 pasal, aturan peralihan dan
tambahan
memuat aturan-aturan pokok sbg
instruksi kpd pem.pusat dan lain
penyelenggaraan negara u
menyelenggarakan kehidupan negara dan
kesejahteraan sosial
menjaga agar sistem dalam UUD tidak
ketinggal jaman

Sifat UUD’45 menurut


Penjelasan
adalah singkat dan supel
Naskah yg memaparkan:
Kerangka, tugas pokok badan pemerintah
dan menentukan cara kerja badan tsb
Lembaga sekumpulan azas yg
menetapkan kekuasaan dibagi (eksekutif,
legislatif, yudikatif, konstitutif, inspektif)
Menentukan cara pusat-pusat kekuasaan
bekerja sama dan menyesuaikan diri satu
sama lain

UUD sifat dan fungsi/ECS


Wade
 Karena tertulis rumusannya jelas
 Hukum positif yg mengikat pemerintah dan WN
 Memuat aturan pokok yg harus dikembangkan
sesuai perkembangan zaman
 Memuat aturan yg harus dilaksanakan secara
konstitusional
 Hukum positif tertinggi dan alat kontrol bagi
peraturan lain yg terletak dibawahnya (UU No.12
th. 2011)
(Hk positif: Hk yg berlaku pada satu negara saat
sekarang)

Kesimpulan Sifat-sifat UUD


Hukum Dasar Tidak
Tertulis/Convensi

Aturan dasar yang timbul dan terpelihara


dalam praktek penyelenggaraan negara
meskipun tidak tertulis (Penjelasan
UUD’45)
1. Merupakan kebiasaan yang berulang
kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara
2. Tidak bertentangan dengan UUD dan
berjalan sejajar
3. Diterima oleh seluruh masyarakat
4. Bersifat sebagai pelengkap aturan yg
tidak terdapat dalam UUD

Sifat konvensi
Konstitusi dalam praktek
ketatanegaraan mempunyai
arti

Lebih luas dari UUD: meliputi HK Dasar


tertulis, tidak tertulis, peraturan
perundang-undangan
Sama dengan pengertian UUD
Unsur-unsur sistem pemerintahan demokratis
1. Keterlibatan WN dlm pembuatan keputusan
politik
2. Tingkat persamaan tertentu diantara WN
3. Tingkat kebebasan/kemerdekaan tertentu yg
diakui dan dipakai WN
4. Suatu sistem perwakilan
5. Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas

Demokrasi Indonesia sbgmn


dijabarkan UUD’45
Dalam negara demoratis, kebijakan yang
dibuat Suprastruktur merupakan masukan
Infra struktur yg dijabarkan oleh
suprastruktur (MPR, DPR, Pres, MA, BPK)
Infrastruktur:
parpol, golongan (tdk berdasar pemilu),
Gol. Penekan, alat komunikasi politik,
tokoh-tokoh Politik

SUPRASTRUKTUR dan
INFRASTRUKTUR
Konsep Kekuasaan
Konsep Pengambilan keputusan
Konsep Pengawasan
Konsep Partisipasi

Penjabaran Demokrasi dlm sist.


Ktatanegaraan Indonesia sesuai
UUD 45 Amandemen IV
1. Kekuasaan ditangan
rakyat
2. Pembagian kekuasaan
3. Pengawasan kekuasaan

Konsep Kekuasaan
- Pembukaan UUD 45 alinea IV
- Pokok Pikiran dlm Pembukaan UUD’45
- UUD 45 ps 1 (1)
- UUD’45 ps 1 (2)

1. Kekuasaan di tangan rakyat


- Eksekutif : Presiden ps 4 (1)
- Legillatif : DPR, DPD, Pres (5 ayat 1),
(20) (22 D)
- Yudikatif : MA (24 ayat 1)
- Inspektif : DPR, BPK (20 ayat 1) (23 )
- Konstitutif : MPR (3 ayat 1)

2. Pembagian kekuasaan
Eksekutif oleh legislatif,
Presiden di awasi oleh DPR

3. Pengawasan kekuasaan
Keputusan oleh MPR dengan cara voting
Pasal 2 ayat 3 UUD 45

Konsep Pengambilan keputusan


Rakyat berpartisipasi dalam mengambil
keputusan : Pasal 28, pasal 22 E

Konsep Partisipasi
1. Indonesia adalah negara yg berdasarkan a/
hukum
2. Sistem konstitusional
3. Kekuasaan neg. yg tertinggi di tangan rakyat
4. Presiden ialah Penyelenggara pemerintahan
negara yg tertinggi di samping MPR DPR
5. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR
6. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden,
Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR
7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas

Sistem Pemerintahan
Negara

Anda mungkin juga menyukai