Anda di halaman 1dari 12

BALAGHAH AL-QUR’AN DAN

MA’ANIL QUR’AN

RIFKA AZISAH
ANDI ASTITAH
Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang turun kepada Rasulullah Muhammad saw melalui
malaikat Jibril, sebagai bimbingan bagi ummat islam dan juga sebagai bukti kebenaran risalah yang di
bawa oleh Rasulullah, juga untuk menunjukkan kemahakusaan Allah menghadapi tanggapan orang
kafir yang selalu menentang kebenaran atas kenabian Rasulullah Muhammad saw.

Karena alqur’an adalah sumber hukum islam yang utama maka kita harus dapat mengerti dan
memahami isi kandungannya. Ilmu maani adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji kalimat-kalimat
yang berbahasa arab. Tentu ditemukannya ilmu ini bertujuan untuk mengungkap kemukjizatan al-
Qur’an, al-Hadits dan rahasia-rahasia kefasihan kalimat-kalimat bahasa Arab, baik puisi maupun prosa.
Sehingga dengan mempelajari ilmu maani kita bisa memaknai alqur’an sesuai dengan yang seharusnya.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai ilmu maani qur’an.
Rumusan Masalah

01 Bagaimana kebalagha- 02 Bagaiman keunikan 03 Apa pengertian Ilmu


an al-Quran? bahasa Arab sebagai Ma’anil Qur’an?
bahasa Al-Qur’an?

04 Apa Objek Kajian 05 Apa Manfaat Ma’anil 06 Bagaimana


Ma’anil Qur’an? Qur’an? Perkembangan Ma’anil
Qur’an?
A. Ke-balagha-an Al-Qur’an

Struktur bahasa al-Quran adalah salah satu dari sekian banyak ciri khas gaya Al-
Quran yangmembuat bangsa Arab tidak mampu meniru dan menyainginya. Kalimat
terdiri dari tiga unsur: Huruf-huruf yang berasal dari sekumpulan bunyi,kata-kata yang
tersusun dari huruf-huruf,dan kalimat yang tersusun dari kata-kata. Issa j. Boullata
menekankan bahwa rahasia mukjizat al-Qur’an mencakup ketiga unsur tersebut.

Macam-macam ke-balaghah-an (efektifitas) terkandung dalam struktur yang sehat,


susunan yang indah,dan rangkaian yang bagus. Setiap kalimat yang baligh (efektif)
menjadi baligh karena macam-macam ke-balaghan itu,meski pada sebagian besar
kalimat tingkatnya berbeda-beda.
Gaya bahasa al-Qur’an yang mengandung mukjizat itu adalah sebab utama
kelestarian bahasa Arab dan penggalian ilmu-ilmunya. Asal-muasalnya ialah dari
tantangan. Hikmah dari tantangan itu adalah timbulnya dorongan untuk untuk meneliti
gaya bahasa dan strukturnya,merenungkan metodenya, menyatakannya sendiri dan
menimbangnya,hingga ketika mereka yakin benar-benar tidak mampu, tergugahlah
orang-orang yang datang kemudian untuk memahami segi-segi kemukjizatan, dari sini
seni-seni retorika tersingkap, dan mereka pun mulai giat meneliti bahasa arab dan
menyingkapkan keindahan-keindahannya
B. Keunikan bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an
Pilihan Allah memilih bahasa Arab menjadi bahasa al-Qur’an bukan semata-mata
karena al-Qur’an pertama kali di turunkan di tengah masyarakat yang berbahasa Arab, akan
tetapi yang tidak kalah penting nya adalah karena bahasa Arab sangat unik lagi sangat kaya
akan kosa kata.

Utsman Ibn Jinni seorang pakar bahasa Arab, menekankan bahwa pemilihan huruf-
huruf kosakata oleh bahasa Arab bukan suatu kebetulan, tetapi mengandung falsafah
tersendiri. Misalnya dari ketiga huruf yang membentuk kata qala ‫ل‬66‫ا‬66‫)ق‬,
( yakni qaf (‫ )ق‬, waw
(‫)و‬, dan lam (‫)ل‬, dapat di bentuk enam bentuk kata yang kesemuanya mempunyai makna
yang berbeda-beda, namun semuanya mengandung makna dasar yang menghimpunnya.
Dalam tafsirnya al-Qurthubi juga menyebutkan beberapa ke unikan gaya bahasa al-
Qur’an, yang di antaranya,. pertama : susunannya yang indah dan berbeda dari semua
susunan bahasa Arab yang umumnya di ketahui oleh orang Arab, Karena susunan bahasa
al-Qur’an bukanlah susunan syair. Kedua: gaya bahasanya yang berbeda dari semua gaya
bahasa orang Arab. Ketiga: lafaznya yang melimpah, yang tidak mungkin berasal dari
makhluk seperti dalam surah Qaaf.

Gaya bahasa Al-Qur’an yang megandung mukjizat itu adalah sebab utama kelestarian
bahasa Arab dan panggilan ilmu-ilmunya. Asal-muasalnya adalah dari tantangan.
C. Ilmu Ma’anil Qur’an

1. Pengertian Ma’ani
Kata (‫ى‬6‫ان‬6‫ ) مع‬merupakan bentuk jamak dari (‫) معنى‬. Secara leksikal kata tersebut berarti
maksud, arti atau makna. Para ahli ilmu Bayan mendefinisikannya sebagai pengungkapan
melalui ucapan tentang sesuatu yang ada dalam pikiran atau disebut juga sebagai gambaran
dari pikiran. Sedangkan menurut istilah Ilmu Ma’ani adalah Ilmu untuk mengetahui hal-
ihwal lafazh bahasa Arab yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi.
Adapun yang dimaksud dengan hal ihwal lafazh bahasa Arab adalah model-model
susunan kalimat dalam bahasa Arab, seperti penggunaan taqdîm atau ta’khîr, penggunaan
ma’rifat atau nakirah, disebut (dzikr) atau dibuang (hadzf), dan sebagainya. Sedangkan yang
dimaksud dengan situasi dan kondisi adalah situasi dan kondisi mukhathab, seperti keadaan
kosong dari informasi itu, atau ragu-ragu, atau malah mengingkari informasi tersebut. Ilmu
Ma’ani pertama kali dikembangkan oleh Abd al-Qahir al-Jurzani. Jadi objek kajian ilmu
maani hampir sama dengan ilmu nahwu.
2. Objek Kajian Ilmu Ma’ani
Sebagaimana didefinisikan oleh para ulama balaghah bahwa ilmu ma’ani bertujuan membantu
agar seseorang dapat berbicara sesuai dengan muqtadhal hal. Agar seseorang dapat berbicara sesuai
dengan muqtadhahl hal maka ia harus mengetahui bentuk-bentuk kalimat dalam bahasa Arab.
Objek kajian ilmu ma’ani hampir sama dengan ilmu nahwu. Kaidah-kaidah yang berlaku dan
digunakan dalam ilmu nahwu berlaku dan digunakan pula dalam ilmu ma’ani. Perbedaan antara
keduanya terletak pada wilayahnya. Ilmu nahwu lebih bersifat mufrad (berdiri sendiri), tanpa
terpengaruh oleh faktor lain seperti keadaan kalimat-kalimat di sekitarnya. Sedangkan ilmu ma’ani
lebih bersifat tarkîbi (tergantung kepada factor lain).
Kajian dalam ilmu ma’ani adalah keadaan kalimat dan bagian-bagiannya. Kajian yang
membahas bagian-bagian berupa msunad-musnad ilaih dan fi’il muta’allaq. Sedangkan objek kajian
dalam bentuk jumlah meliputi fashl, washl, îjaz, ithnab, dan musawat.
3. Manfaat Ilmu Ma’ani

a. Mengetahui kemukjizatan Alquran


berupa segi kebagusan penyampaian,
keindahan deskripsinya, pemilihan diksi,
dan penyatuan antara sentuhan akal dan
hati.
b. Menguasai rahasia-rahasia ketinggian
dan kefasîhan bahasa Arab baik pada
sya’ir maupun prosanya.
4. Perkembangan Ilmu Ma’Ani

a. Pra Turunnya Al-Qur’an b. Pasca Turunnya Al-Qur’an


Kelahiran dan pertumbuhan Balaghah (termasuk Ilmu
Dalam tradisi Islam, al-Qur’an dipandang
Ma’ani) dikalangan masyarakat penggunanya bersifat arbitrer.
sebagai salah satu sumber keindahan atau ke-balaghah-
Orang-orang Arab Jahiliyah pra turunnya Al-Qur’an telah
an bagi para penyair dan penulis prosa. Al-Qur’an,
dikenal sebagai ahli sastra yang kompeten.
diakui oleh mereka sebagai puncak balaghag (nahj al-
Perkembangan kesasastraan Arab pada era jahiliyah
balaghah) dan merupakan model utama (al-namuzaj al-
diwarnai oleh adanya perkembangan berbagai bentuk sastra,
mitsli) dalam rujukan penggubahan syai’r.
baik prosa maupun puisi yang dikembangkan oleh orang-
Kedudukan al-Qur’an begitu penting dan
orang Arab pada masa itu.
berpengaruh besar terhadap pola hidup, pola pikir, dan
Ahmad Thib Raya mengutip pernyataan Syauqi Dheif
pola tutur umat Islam. Seluruh umat sepakat bahwa
bahwa bangsa Arab pada masa jahiliyah tersebut telah
salah satu bentuk kemukjizatan al-Qur’an adalah
mencapai tingkat tinggi dalam menggunakan balaghah dan
keindahan bahasanya yang tak tertandingi oleh
bayan. Orang yang melakukan kajian yang serius dan
ungkapan manapun. Tidak seorangpun manusia yang
mendalam terhadap sastra Arab jahiliyah, baik prosa maupun
bisa membuat ungkapan-ungkapan yang serupa dengan
puisinya akan berdecak kagum terhadap produk-produk
al-Qur’an. Bahkan al-Qur’an sendiri selalu
kesusastraan yang mereka miliki. Hal tersebut tampak jelas
mengemukakan tantangan kepada siapa saja yang
dari kemampuan mereka untuk mengekspresikan pikiran-
meragukan otentisitasnya untuk mendatangkan
pikiran mereka sampai ke tingkat yang lebih tinggi dalam
ungkapan yang serupa dengannya walau hanya satu
dunia ke-fasih-an dan ke-balaghah-an.
surat saja sebagaimana pernyataan Allah dalam Q.S.
Al- Baqarah ayat 23.
Terima
Kasih 

Anda mungkin juga menyukai