Anda di halaman 1dari 37

Goat Milk Based Infant Formula in Newborns :

A Double Blind Randomized Controlled Trial on


Growth and Safety

Original Article : Nutrition and Growth


2022

Oleh :

dr. Diana Liza Merisa


Pembimbing : dr. Darnifayanti, M. Ked (Ped), Sp. A (K)
Dr. PPDS-I
dr. Dora Darussalam,
ILMU KESEHATAN Sp. A (K)
ANAK
FK USK/ RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2022
DAFTAR SINGKATAN

AE Adverse Event
BF Breast Feed
CMF Cow Milk Formula
FAO Food Safety Authority Organization
GMF Goat Milk Formula
SAE Severe Adverse Event

2
PENDAHULUAN

 Nutrisi yang optimal saat awal kehidupan merupakan hal yang dianggap sangat

berperan penting bagi kesehatan dan kehidupan selanjutnya bagi seorang anak.

 ASI dianggap sebagai sumber nutrisi terbaik untuk bayi, sedangkan susu

formula merupakan suatu bahan pengganti ASI, jika ASI tidak tersedia.

 Susu formula berbasis susu kambing merupakan suatu formula alternatif pada

bayi yang belum dikenal, namun telah disetjui oleh Otoritas Keamanan Makan
Eropa, dan WHO/FAO.

 Data mengenai kesesuaian, keamanan, dan tolerabilitas susu kambing telah

dilaporkan pada 4 penelitian sebelumnya, namun belum memiliki hasil yang


cukup memuaskan.

3
TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan dan efek


pertumbuhan pada bayi baru lahir, yang diberi susu formula berbasis susu
kambing.

4
METODELOGI

Desain Studi Lokasi

Retrospective Study 25 Rumah Sakit atau Klinik


Anak di Jerman, Kroasia,
Austria, dan Spanyol.

Waktu Etik
Dilakukan oleh semua komite etik pada
pusat penelitian, dan persetujuan tertulis dari
Juli 2015 sampai Mei 2018 orang tua untuk setiap bayi yang menjadi
sampel penelitian.

5
…METODELOGI

• Penelitian dilakukan dengan membandingkan 3 kelompok, bayi yang


diberikan susu formula berbahan dasar susu kambing dan susu sapi
sebagai pembanding, dengan Air Susu Ibu (ASI) sebagai kelompok
referensi.
• Orang tua bayi direkrut dari 25 rumah sakit dan tempat praktek anak,
di Jerman, Kroasia, Austria, dan Spanyol, pada Juli 2015 hingga Mei
2018.
• Sampel yang memenuhi kriteria inklusi, akan dilakukan penelitian
lebih lanjut.

6
…METODELOGI

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


 Bayi yang lagir dengan usia  Adanya kelainan kongenital.
gestasi 37-42 minggu.
 Kelainan atau malformasi
 Skor APGAR saat menit ke gastrointestinal.
10 adalah 9.  Bayi yang dirawat > 3 hari.
 Berat badan lahir 2.500-  Bayi yang telah mengikuti
4.500 gram. penelitian lain.
 Berusia 1-14 hari.  Bayi yang alergi terhadap protein
 Orang tua yang bersedia susu sapi atau susu kambing,
ataupun mempunyai riwayat baik
untuk memberikan susu
orang tua ataupun saudara kandung
formula ataupun ASI selama sendiri yang alergi terhadap susu
waktu yang telah disepakati. kambing atau susu sapi.

7
Analisa Statistik
• Bayi yang diberikan susu formula berbahan dasar susu kambing dan susu sapi,
dilakukan pengacakan dan analisa statistik dengan menggunakan prosedur
PLAN pada SAS Versi 9.4.
• Pengacakan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, lokasi penelitian,
bahan dasar susu formula, dan jenis kelamin pada lokasi penelitian.
• Daftar kode pengacakan disimpan pada situs investigasi, dan disimpan dengan
menjaga kerahasiaannya.
• Produk yang digunakan pada susu kambing adalah (Kabrita, Ausnutria BV,
Belanda), sementara pada susu kambing diberikan (Mead Johnson dan
Company, USA).

8
INTERVENSI

 Setelah bayi terdaftar menjadi sampel penelitian, bayi diberi susu formula

atau ASI, yang dialokasikan secara eksklusif selama 112 hari.

 Tidak ada makanan atau minuman lain, selain air, obat-obatan, dan

suplemen vitamin yang memang telah disepakati selama dilakukan


intervensi.

 Pengukuran antropometri diukur pada saat awalm hari ke 14, hari ke 28,

hari ke 56, hari ke 84, dan hari ke 112, oleh perawat yang terlatih. Total
kunjungan adalah sebanyak 6 kali.

 Berat badan diukur menggunakan timbangan yang telah dikalibrasi hingga

5 gram yang terdekat, dengan melepas pakaian dan popok.

9
…INTERVENSI

 Panjang badan diukur dengan neonatometer, dari ujung kepala hingga ke tumit,

dengan batas toleransi 0,1 cm.

 Lingkar kepala diukur dengan pita pengukur, dengan batas toleransi 0,1 cm.

 Karakteristik tinja dan tolerabilitas yang dilihat yaitu refluks, kolik, perut

kembung dan kerewelan/kegelisahan pada bayi yang menjadi sampel penelitian.

 Konsistensi dan warna tinja dinilai menggunakan skala bentuk tinja bayi, dimana

skor yang lebih rendah menunjukkan konsistensi tinja yang lebih encer.

 Terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan ikut menjadi bagian yang

diperhatikan dan dinilai setiap kunjungan. Komplikasi atau penyakit yang terjadi
dikodekan menggunakan kamus medis (Med-DRA, versi 20.1).

10
…INTERVENSI

 Komplikasi dapat mencakup nilai laboratorium yang abnormal,

gejala alergi (terlepas berhubungan produk yang digunakan ataupun


tidak).

 Komplikasi yang berat dianggap yang mengancam nyawa atau

mengakibatkan kematian, rawat inap yang lama, dan menimbulkan


kecacatan.

11
HASIL PENELITIAN

 Hasil yang didapatkan adalah penambahan berat badan saat hari ke

112 intervensi.

 Pertambahan berat badan dianalisa berdasarkan berat badan pada

setiap kunjungan.

 Hasil sekunder adalah pertambahan panjang badan, lingkar kepala,

berat badan terhadap tinggi badan, dan tingkat toleransi yang dinilai
dari karakteristik tinja, penggunaan obat selama penelitian, dan
komplikasi yang muncul.

12
…HASIL PENELITIAN

 Asupan susu formula diperkirakan dengan menilai sisa produk


saat diberikan dan saat dikembalikan.

 Kepatuhan terhadap intervensi dievaluasi dengan


membandingkan asupan yang diberikan dengan asupan yang
direkomendasi.

 Kepatuhan yang penuh didefinisikan jika sampel penelitian

setidaknya mengkonsumsi 80% dari susu formula sesuai


kebutuhan berdasarkan usianya.

13
PERHITUNGAN UKURAN SAMPEL

 Untuk mendeteksi penurunan berat badan yang signifikan


diambil patokan yaitu penurunan 336 gram pada intervensi hari ke
112, yang dibandingkan pada bayi yang diberi susu kambing dan
susu sapi.

 Perkiraan tingkan drop out adalah sebesar 25%, dari total 86

sampel direncanakan menjadi bagian dari masing-masing


kelompok penelitian,

 Drop out di luar 25% akan diganti, dengan target 86 subjek yang

menjadi sampel, dengan total seluruh partisipan adalah 258 bayi.


14
ANALISA STATISTIK

 Data yang sudah dikelompokkan, kemudian dilakukan Analisa dengan

Intention To Treat (ITT) atau Perprotocol (PP), dilakukan secara acak.

 Analisa ITT didefinisikan sebagai semua subjek penelitian yang setuju

untuk menerima intervensi salah 1 kelompok, sesuai dengan waktu


penelitian.

 Analisa kovarians, digunakan untuk menguji pengukuran antropometri

pada 3 kelompok setelah 112 hari intervensi.

 Analisa linier multivariat, digunakan untuk pengukuran antropometri

secara berulang.

15
ANALISA STATISTIK

 Peserta dikelompokkan berdasarkan lokasi, jenis kelamin, dan

karakteristik dasar.

 Penelitian tersebut juga memasukkan usia dan berat badan saat

terdaftar, tingkat pendidikan ibu (tidak sekolah, sekolah


setingkat SMA, magang, tingkat universitas, dan gelar
akademik lainnya), dan kebiasaan ibu yang merokok saat
hamil.

 Tolerabilitas (refluks, kolik, perut kembung, kerewelan atau

gelisah), dan komplikasi lainnya, dijelaskan secara deskriptif.


16
ANALISA STATISTIK

 Interval kepercayaan (CI) adalah sebesar 95%.

 Nilai p yang dianggap bermakna adalah p<0,02, sedangkan

pada hasil sekunder, dengan nilai p<0,05.

 Semua analisa dianalisis dengan menggunakan SAS versi 9,4

(SAS Institute inc., Cary, NC).

17
HASIL

Karakteristik Dasar

 Terdapat 108 bayi yang diberikan susu formula berbahan susu kambing, 102

bayi mendapat susu formula berbahan susu sapi, dan 86 bayi yang mendapat
ASI.

 Sebanyak 74 bayi pada kelompok susu kambing, dan 79 bayi pada kelompok

susu sapi, dan 65 bayi pada kelompok ASI menyelesaikan penelitian.

 Reaksi simpang yang paling sering dilapor adalah pengukuran berat badan

yang tidak lengkap, asupan susu formula <80% dari yang direkomendasikan,
dan kelompok bayi ASI yang mengkonsumsi susu formula >12 hari.

18
…HASIL

Gambar 1. Proses Rekrutmen Sampel Penelitian

19
…HASIL
Tabel 1. Karakteristik Ibu Sampel Penelitian

20
…HASIL

 Setelah intervensi selama 16 minggu, didapatkan berat rata-rata pada bayi

dengan pemberian susu formula berbahan susu kambing adalah 7009,0 gram
(96,1), sedangkan pada kelompok susu formula berbahan susu sapi adalah
6781,2 gram (99,5), dan 6449,3 gram (139,9) untuk bayi yang mendapat
ASI.

 Bayi yang diberi susu kambing, menunjukkan berat badan rata-rata sebesar

227,8 gram (CI 95%, 16,6-439,0), lebih tinggi dibandingkan bayi yang
mendapat susu sapi yaitu sebesar 206,6 gram (CI 95%, -21,8-435,1). Hal
tersebut sebanding dengan nilai p yang didapat yaitu p<0,001, yang
menunjukkan terjadinya pertambahan berat badan pada kelompok bayi yang
diberi susu kambing, dibanding suus sapi.
21
…HASIL
Tabel 2. Risiko Relatif, Kepercayaan Interval pada Komplikasi dan Tolerabilitas selama intervensi >16 minggu dengan ITT

22
DISKUSI

 Penelitian yang dilakukan selama 16 minggu, menunjukkan hasil yang

tidak mengalami perbedaan peningkatan berat badan, panjang , dan


lingkar kepala secara signifikan pada kedua kelompok.

 Pada akhir minggu ke 16, bayi yang mendapat ASI, menunjukkan berat

badan yang lebih rendah dibanding dengan bayi yang mendapat susu
formula.

 Gejala tolerabilitas juga muncul hampIr serupa pada kelompok bayi

yang diberi susu sapi maupun kambing, namun untuk konsistensi feses
yang lebih keras lebih tinggi ditemukan pada kelompok bayi yang
mendapat susu kambing.
23
…DISKUSI

 Pada penelitian yang dilakukan oleh Zhou, dkk, ditemukan feses yang

berdarah pada bayi yang diberi susu kambing, namun, tidak ditemukan
dalam penelitian ini.

 Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

yang menyimpulkan pemberian susu kambing mendukung


pertumbungan yang memadai dan cukup aman untuk digunakan pada
bayi

 Berat badan bayi yang diberi susu formula, secara signifikan didapat

lebih tinggi disbanding bayi yang mendapat ASI pada saat kunjungan ke
5 dan seterusnya.
24
…DISKUSI
 Hal tersebut, dianggap karena terjadinya perbedaan regulasi pada diri masing-

masing ibu dalam asupan energi.

 Teori lainnya adalah “hipotesis protein”, yang menyatakan bahwa kandungan

protein yang lebih tinggi pada susu formula dibandingkan ASI, menyebabkan
ketidakseimbangan endokrin dan hormon, yang berefek pada peningkatan
asupan energi dan penambahan berat badan.

 Konsistensi feses rata-rata adalah lunak. Bayi yang diberikan susu kambing

menunjukkan skor yang lebih tinggi, dengan konsistensi lebih keras (n=26),
dan skor lebih rendah, atau konsistensi cair, pada bayi yang diberi susu sapi
(n=57).

25
…DISKUSI

 Penambahan palmitat pada susu kambing dikaitkan dengan ekskresi

kalsium pada tinja yang lebih rendah, mengakibatkan tinja dengan


konsistensi lunak.

 Tingkat zat besi yang lebih tinggi pada susu sapi (1,22 mg/100 mL),

terbukti tidak mempengaruhi konsistensi tinja.

 Insiden konstipasi dilaporkan pada susu kambing dengan (n=10), dan

susu sapi (n=8).

26
KETERBATASAN

 Keterbatasan pada penelitian ini adalah bentuk penelitian sudah

bersifat acak, namun sampel yang mendaftar masih tidak cukup


banyak untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, sehingga
dianggap dapat menimbulkan bias yang akan mengganggu hasil
akhir.

27
KESIMPULAN

 Peningkatan berat badan, panjang badan, lingkar kepala, terjadinya

tolerabilitas dan komplikasi adalah sama besarnya pada kedua


kelompok, dalam 16 minggu penelitian.

 Pemberian susu sapi pada bayi (neonatus) berperan dalam

pertumbuhan yang baik dan aman untuk digunakan pada bayi


(neonatus).

28
PICO

Bayi cukup bulan (n=218), berusia 14 hari saat direkrut, pada


P 25 pusat studi dan praktek anak di Eropa.

I Pemberian susu formula berbasis susu kambing.

C Bayi yang diberi susu sapi dan ASI.

Berat badan, panjang badan, lingkar kepala, komplikasi dan tolerabilitas pada

O bayi yang diberi susu kambing maupun susu sapi sebagai pembanding, dan ASI
sebagai referensi.
29
PICO JOURNAL

Indikator
Comparison
Population
Outcome 30
CRITIAL APPRAISAL

Studi Design
Worksheet
Retrospective study Causation
A
B D
C Fokus Jurnal
Causation

31
Validitas
No Pertanyaan Ya / Keterangan
Tidak
1. Apakah sampel yang mewakili Sampel yang diambil adalah bayi sehat dan
pasien dimasukkan dalam Ya cukup bulan yang berusia hingga 14 hari di
penelitian pada waktu perjalanan awal pengambilan sampel.
penyakit yang sama ? (biasanya di
awal)

2. Pasien direkrut dari mana? Pasien diambil secara acak pada 25 rumah
Bagaimana cara nya ? Ya sakit atau praktek Dokter Anak di Jerman,
Kroasia, Austria, dan Spanyol.
3. Apakah dilakukan validasi pada Penelitian ini dilakukan pada sampel yang
kelompok pasien yang lain ? Ya memenuhi sejumlah kriteria inklusi yang
telah tervalidasi.

4. Apakah dilakukan random Pengambilan sampel pada penelitian ini


sampling atau consecutive Ya secara randomized sampling.
sampling ?

32
Validitas
No Pertanyaan Ya / Keterangan
Tidak
5. Bagaimana pasien diperlakukan ? Pasien pada penelitian ini dibagi atas 3
- kelompok yaitu bayi yang diberi susu
kambing, susu sapi sebagai pembanding, dan
ASI sebagai referensi utamanya.

6. Apakah status kelompok Sampai akhir penelitian pasien tetap dinilai


dipertahankan tetap dengan Ya berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan
manajemen yang sama? diawal penelitian.

7. Apakah follow up pasien dilakukan Pasien di follow up secara lengkap saat 14,
cukup lama dan lengkap ? Ya 28, 56, 84, dan 112 hari pada klinik yang
telah disepakati tersebut.

8. Berapa subjek yang drop out ? Subjek yang drop out sebanyak 68 pasien
- atau sekitar 22%.

33
Importancy
Keamanan terhadap Saluran Cerna

Tidak Terganggu Jumlah


Terganggu
Susu Kambing 103 5 108

Susu Sapi 90 12 102

Jumlah 193 17 210

Relatif Risk (RR) = 103/108 = 0.95 = 1,07


90/102 0,88

Odds Ratio (OR) =103 x 12 = 1236 = 2,7


5 x 90 450

P value 0,001  < 0,005 , berarti signifikan secara statistik.


34
Applicability
No Pertanyaan Ya / Keterangan
Tidak
1. Apakah pasien yang diteliti mirip Pasien pada penelitian ini mirip dengan
dengan pasien ditempat anda Ya pasien yang ada ditempat saya bekerja,
bekerja ? kriteria inklusi yang disepakati pada
penelitian ini, dapat ditemukan pada tempat
saya bekerja.
2. Apakah penelitian tentang Penelitian ini dapat kita jadikan sebagai salah
prognosis ini mempunyai dampak Ya satu dasar untuk memberikan pemhaman
yang berarti dalam keputusan anda mengenai manfaat dan keamanan pemberian
untuk memberi informasi kepada susu kambing pada bayi, meskipun masih
pasien ? memerlukan penelitian lanjutan dengan
desain dan sampel yang lebih baik.

3. Adakah koherensi hasil study Ya Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
dengan fakta di masyarakat tempat keadaan dimasyarakat tempat saya berkerja,
anda tinggal atau bekerja ? dimana saat ini beberapa orang tua mulai
menyadari pemberian susu kambing terhadap
anaknya, dan mengetahui beberapa manfaat
yang didapat, meskipun masih perlu
dilakukan penelitian lanjutan.
35
KESIMPULAN

 Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut adalah VALID.

 Hasil penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut bersifat

IMPORTANT.

 Hasil penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut bersifat

APPLICABLE untuk pasien ditempat saya bekerja.

 Level of Evidance penelitian ini adalah 2A.

36
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai