Anda di halaman 1dari 62

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA


DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN

OPEN CLASS
PERAN DIREKTORAT KEKAYAAN
NEGARA DIPISAHKAN DALAM
PENYERTAAN MODAL NEGARA

Dodok Dwi Handoko


Kepala Sub Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan II

Pusdiklat KNPK
25 Juli 2018

Integritas - Profesionalisme - Sinergi - Pelayanan - Kesempurnaan


Kekayaan Negara Dipisahkan

Peran Direktorat Kekayaan Negara


Dipisahkan dalam Penyertaan Modal Negara

Case PMN PT KAI dan PT SMI 1

53

6
4

2
Kekayaan Negara Dipisahkan

Peran Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan


dalam Penyertaan Modal Negara

Case PMN PT KAI dan PT SMI


Keuangan Negara vs Kekayaan Negara

Kekayaan Negara Keuangan Negara


semua bentuk kekayaan hayati dan non hayati berupa Semua hak dan kewajiban negara yang dapat diniliai
benda berwujud maupun tidak berwujud baik bergerak dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun tidak bergerak dan bentuk kekayaan lainnya, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
yang dikuasai, dimiliki, dan dipisahkan oleh Negara. negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
(RUU PKN) kewajiban tersebut (UU Keuangan Negara Pasal 1).

KN KN KN
Dikuasai Dimiliki Dipisahkan

4
PENGELOLA
KN Presiden • Sebagai Wakil Pemerintah Pusat
dalam Kepemilikan KND
Selaku Kepala
Pemerintahan • Sebagai Pemegang Saham
BUMN di bawah Kementerian
Sebagai Pengelola Fiskal Keuangan

Menteri
Pengelola Pengelola Menteri
Keuangan KN - KN - Keuangan

Dikuasai Dipisahkan
Menteri / Menteri Sebagai Kuasa
Sebagai Pimpinan Negara Pemegang Saham
BUMN
Pengelola Lembaga
Pengelola BUMN
Sektoral
Menteri
KN - Menteri /
Keuangan Dimiliki Pimpinan
Lembaga

Sebagai Pengelola Sebagai Pengguna


BMN BMN
Gubernur /
Kepala
Bupati /
SKPD
Walikota
Sebagai Pengelola Sebagai Pengguna
BMD 5
BMD
KONSEPSI KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN

 Makna Dipisahkan :

Dalam penjelasan Pasal 4 UU BUMN, makna yang dimaksud dengan dipisahkan yaitu pemisahan kekayaan Negara dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal Negara
pada BUMN untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN namun pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip-
prinsip perusahaan yang sehat (good corporate governance).

Penyertaan Modal Negara (PMN) adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal
BUMN dan/atau Perseroan Terbatas lainnya dan dikelola secara korporasi.

 Makna Dipisahkan dari Sistem atau Mekanisme APBN

• Dikelola melalui sistem atau mekanisme APBN diartikan bahwa rencana kegiatan yang disusun dan akan dilakukan oleh Pemerintah (eksekutif) harus diajukan dan
memperoleh persetujuan DPR (Legislatif) dan dituangkan dalam suatu dokumen (APBN atau yang disetarakan), untuk kemudian dilaksanakan dengan berpatokan pada
kaidah baku tata kelola Keuangan Negara, dan dilaporkan serta diaudit sebagaimana ditetapkan menurut perundang-undangan di bidan Keuangan Negara. Sehingga
apabila suatu kekayaan Negara telah dipisahkan dalam arti dikelola diluar sistem/mekanisme APBN maka akan menjamin kemampuan entitas KND untuk mengelola
kebijakan dalam layanan produk private goods tanpa terkendala oleh pola baku pengelolaan anggaran Pemerintah. (makalah seminar Bpk Siswo Sujanto, salah satu
pemrakarsa UU Keuangan Negara)
• Dalam UU. No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Bab 3 Penyusunan dan Penetapan APBN, diatur cara kerja/mekanisme APBN, mulai pasal 11 sampai dengan
pasal 15, yang diatur komponen APBN yang terdiri atas anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan unsur-unsurnya, tujuan belanja sumber-sumber pembiayaan
apabila anggaran defisit, serta tata cara penyampaian usulan kepada DPR pembahasan dan penetapannya sehingga menjadi UU APBN. Sedangkan, yang dimaksud
dengan sistem APBN adalah keseluruhan proses pengelolaan keuangan negara sebagaimana diatur dalam UU Keuangan Negara meliputi perencanaan, penyusunan,
pembahasan, penetapan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban. (jawaban tertulis Pemerintah kepada Komisi VI Pebruari 2017) 6
PEMISAHAN KEKAYAAN NEGARA

• Kekayaan Negara yang tidak dipisahkan adalah Kekayaan Negara yang ada pada
Kementerian/Lembaga yang berasal dari APBN atau perolehan lainnya yang sah.
Kekayaan negara lain-lain adalah kekayaan negara sebagai akibat adanya ketentuan, penetapan atau pengalihan
aset sebagai kekayaan negara yang dikelola Menteri Keuangan yang meliputi kekayaan negara sumber daya
alam/sumber daya energi dan kekayaan negara potensial lain-lain, aset eks BPPN dan eks likuidasi bank, aset eks
Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3), aset nasionalisasi atau eks asing/cina, cagar budaya dan benda
berharga asal muatan kapal tenggelam, barang milik negara eks kepabeanan, barang yang dirampas oleh negara,
hak atas bumi, air dan tata ruang angkasa, hak atas kekayaan intelektual dan aset lain-lain.

• Kekayaan Negara yang dipisahkan (KND) adalah kekayaan negara yang berasal dari APBN
untuk dijadikan penyertaan modal negara pada Persero dan/atau Perum serta Perseroan
Terbatas lainnya.
Penyertaan Modal Negara (PMN) adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN atau penetapan
cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau Perseroan
Terbatas lainnya dan dikelola secara korporasi.
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN

MATRIK KONSEPSI KND


UU No. 19 Th. 2003
UU No. 17 Th. 2003 (Pasal 4) UU No. 1 Th. 2004

a. Pasal 2 huruf g a. Modal BUMN; a. Pasal 1 angka 1


Keuangan Negara meliputi juga b. Sumber PMN; Perbendaharaan Negara adalah
kekayaan Negara yang c. Setiap PMN ditetapkan dengan pengelolaan dan pertanggung
dipisahkan pada Perusahaan Peraturan Pemerintah kecuali
Negara/Badan Usaha Milik jawaban keuangan Negara, termasuk
Negara; kapitalisasi cadangan dan sumber investasi dan kekayaan Negara
b. Pasal 6 ayat (2) lainnya; yang dipisahkan, yang ditetapkan
Kekuasaan pengelolaan d. Setiap perubahan modal Negara dalam APBN dan APBD.
keuangan Negara dalam bidang (penambahan dan/atau b. Pasal 41 ayat (4)
fiskal dan wakil Pemerintah pengurangan) termasuk perubahan Penyertaan modal Pemerintah Pusat
dalam kepemilikan kekayaan struktur kepemilikan Negara pada Perusahaan Negara/Badan
Negara yang dipisahkan, oleh ditetapkan dengan Peraturan Usaha Milik Negara/swasta
Presiden dikuasakan kepada Pemerintah;
Menteri Keuangan; ditetapkan oleh Peraturan
c. Pasal 24 ayat (3) e. Tata Cara Penyertaan dan Pemerintah.
Menteri Keuangan melakukan Penatausahaan PMN ditetapkan
pembinaan dan pengawasan dengan Peraturan Pemerintah (pp
kepada Perusahaan 44/2005 jo PP 72/2016).
Negara/Badan Usaha Milik
Negara;
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN

Kewenangan Pengelolaan KND


BIDANG KEWENANGAN OUTPUT INSTITUSI PELAKSANA
K/L
MENTERI
PENGGUNA
ANGGARAN TEKNIS
FISKAL APBN
BLU

KEUANGAN BENDAHARA MENTERI


NEGARA [PMN] UMUM KEUANGAN
NEGARA
MENTERI
BUMN
KEKAYAAN YANG DIREKSI &
DIPISAHKAN BUMN
KOMISARIS

MODAL BANK DEWAN


MONETER PEMERINTAH GUBERNUR BI
SENTRAL
UU 17/2003
PENGELOLAAN KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN
Fungsi Menteri Keuangan UU 19/2003 jo. PP 41/2003
MENTERI
PRESIDEN MENTERI BUMN
KEUANGAN Pelimpahan kedudukan, tugas &
Sesuai UU 17/ 2003
Dikuasakan kepada Menkeu kewenangan MK yang mewakili
Selaku Kepala Pemerintah selaku Pemegang
[Bendahara Umum
Pemerintahan Saham atau RUPS
Negara – UU 1/2004 
memegang Kekuasaan
Wakil Pemerintah dalam
Pengelolaan
Kepemilikan KND]
Keuangan Negara

BUMN di bawah Kemenkeu Kewenangan MK dalam pembinaan & pengawasan BUMN yg tidak dilimpahkan kepada
1. LPEI
Menteri BUMN:
2. PT SMI 1. penatausahaan setiap PMN berikut perubahannya ke dalam Persero/Perseroan Terbatas dan
3. PT PII Perum, serta kegiatan penatausahaan kekayaan Negara yang dimanfaatkan oleh Perjan;
4. PT SMF
5. PT GDE * 2. pengusulan setiap PMN ke dalam Persero/Perseroan Terbatas dan Perum yang dananya
berasal dari APBN, serta pemanfaatan kekayaan Negara dalam Perjan;
3. pendirian Persero, Perum, atau Perjan dan perubahan bentuk hukum Perjan

Fungsi penatausahaan KND (PMK No 246 Tahun 2016)


Kekayaan Negara Dipisahkan

Peran Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan


dalam Penyertaan Modal Negara

Case PMN PT KAI dan PT SMI


Peran Direktorat KND

Perencanaan
Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi Menteri Pelaksanaan
Keuangan dalam
Pengelolaan PMN
Monev
dilakukan oleh
Direktorat KND
Pelaporan
ua r i
an
Ke ente
ng
M

12

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Lingkup Tusi Pengelolaan BUMN

Pendirian
Penambahan PMN
Pengurangan

Kajian

RUPS Pembinaan Restruk- Persetujuan


dan turisasi & Monitoring
SOP Pengawasan Revitalisasi
Akuisisi, Merger, dll
BUMN

Koordinator
SAIP Pembahasan PTP dengan
Penata- Komisi XI DPR
Laporan PMN usahaan & Privatisasi
& Perubahannya Rekomendasi Menteri
Pelaporan
Keuangan

Positive influence on the business environment and economic development


Pelaksanaan PMN.. Untuk penyelesaikan dokumen legal dan anggaran

Pembahasan Panitia Antar Kementerian Penyusunan Peraturan Dana Segar


Pemerintah Barang Milik Negara
Setiap usulan PMN (Pendirian, Penambahan, Pengurangan) diusulkan Menteri Piutang Negara
Keuangan kepada Presiden untuk ditetapkan Peraturan Pemerintah-nya Saham Milik Negara
dengan disertai kajian

Penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) PMN dan


Pencairan DIPA
Pendirian
• DJKN selaku PPA BUN mengusulkan penerbitan DIPA ke DJA
Penambahan
• DJKN mendatangani DIPA PMN (termasuk pengusulan Revisi)
• Penyusunan Rencana Penarikan Dana (RPD) Pengurangan

• Pembahasan Isu terkait pencairan anggaran (langkah-langkah akhir tahun)

14

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Perencanaan PMN … mengikuti seluruh siklus penyusunan APBN tahun yang
direncanakan Pendirian
Penambahan

Selaku Bendahara Umum Negara Pengurangan


Menteri Keuangan menunjuk Dirjen Kekayaan Negara sebagai Pembina Pengguna Anggaran (PPA)
BUN BA 999.03 Pengelolaan Investasi Pemerintah.
(PMK No. 193/PMK.02/2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, Dan Penetapan Alokasi Anggaran Bagian Anggaran
Bendahara Umum Negara, Dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Bendahara Umum Negara)
(Direktorat KND sebagai Unit Pendukung PPA BUN BA 999.03 dalam Penambahan PMN Fresh
Money)

Selaku anggota Komite Privatisasi


Menteri Keuangan merupakan anggota Komite Privatisasi yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian yang dalam setiap awal tahun akan memutuskan persetujuan Privatisasi BUMN (yang akan
mengakibatkan dilusi kepemilikan saham negara

15

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


STRUKTUR KELEMBAGAAN PENGELOLAAN BA BUN

PAMenteri Keuangan

Unit Eselon I di Lingkungan


PPA Kemenkeu

Instansi Pemerintah atau Pihak


KPA
lain yang ditetapkan oleh
Menkeu

BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN


16
SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN
Tugas DJKN sebagai PPA
BUN BA.999.03 Investasi Pemerintah…(1)

• Koordinasi • Usulkan ke DJA


• mengkoordinasikan penyusunan Indikasi • menyampaikan usulan Indikasi
Kebutuhan Dana BUN untuk tahun anggaran yang Kebutuhan Dana BUN kepada Direktorat
direncanakan
Jenderal Anggaran;
• Penilaian • Penyesuaian IKDP ke DJA

• melakukan penilaian atas usulan Indikasi • menyampaikan penyesuaian usulan


Kebutuhan Dana B U N yang disampaikan Indikasi Kebutuhan Dana BUN kepada
oleh KPA BUN; Direktorat Jenderal Anggaran;
• Rincian Pagu • Bimtek dan Evaluasi

• Menyusun rincian Pagu Anggaran BUN • Memberikan bimbingan teknis dan


untuk masing-masing KPA dibawahnya, evaluasi kinerja kepada KPA BUN dalam
berdasarkan Pagu Anggaran yang rangka penyusunan RKA BUN ;
ditetapkan Menteri Keuangan

Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan | DJKN 17


Tugas DJKN sebagai PPA
BUN BA.999.03 Investasi Pemerintah…(2)

• Laporan • Susun Juknis


• menyusun laporan keuangan BA BUN yang dikelolanya • dapat menyusun petunjuk teknis pengelolaan anggaran BA
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; BUN yang menjadi tanggung jawabnya;

• Meneliti RKA • Usulkan Formula Perhitungan


• Meneliti RKA BUN dan dokumen pendukung yang • dapat mengusulkan kepada Pengguna Anggaran BUN untuk
disampaikan oleh KPA BUN; menetapkan formula perhitungan dalam penyusunan IKDP
BUN;

• Penyusunan KPJM • Usulkan KPA


• mengkoordinasikan penyusunan kerangka pengeluaran
jangka menengah dengan memperhatikan Prakiraan Maju , • dapat mengusulkan kepada Pengguna Anggaran BUN untuk
dan aspek lain sesuai karakteristik masing-masing BA BUN ; menetapkan KPA BUN serta tugas dan fungsi KPA BUN selain
yang diatur dalam PMK.

Monitoring dan Evaluasi


melakukan monitoring dan evaluasi atas kinerja BA BUN dan
dapat mengambil langkah diperlukan apabila terdapat
18
permasalahan dalam pelaksanaan BA BUN;
UNIT-UNIT TERKAIT

KPA BUN Stakeholder Terkait Pemeriksa

• Kementerian BUMN • Direktorat Penyusunan APBN, • BPK RI


• Direktorat Jenderal Kekayaan DJA • Itjen Kementerian Keuangan
Negara • Direktorat Anggaran III, DJA • Itjen K/L terkait.
• BKF • Direktorat Sistem
• DJPPR Penganggaran, DJA
• Direktorat SMI • Pusat Kebijakan APBN BKF
• BLU LPDB KUMKM • Direktorat PPK BLU, DJPB
• BLU LPDP • Direktorat Pengelolaan Risiko
• BLU Pusat Pengelolaan Dana Pengelolaan Keuangan Negara,
Pembiayaan Perumahan DJPPR
• BLU Lembaga Pengelola Modal • Biro KLI
Usaha Kelautan dan Perikanan • Pushaka
• BLU LMAN • Sektretariat DPR RI
• BLU PIP

Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan | DJKN 19


Kebijakan Pembiayaan Investasi 2015-2018
Difokuskan pada program prioritas Nasional

INFRASTRUKTUR KEMANDIRIAN EKONOMI


Mendukung pembangunan infrastruktur dan
maritim, membiayai pembebasan lahan, serta
meningkatkan pembiayaan dan penjaminan
Rp Mendorong ekspor dan memperkuat industri nasional,
restrukturisasi dan revitalisasi BUMN, pengembangan
kawasan Mandalika, serta pembangunan smelter
infrastruktur

PEMBIAYAAN KUMKM PENDIDIKAN


Meningkatkan akses pembiayaan bagi KUMKM Meningkatkan kapasitas SDM dan pendanaan
melalui dana bergulir dan penjaminan KUR riset.

KEMANDIRIAN ENERGI PERTAHANAN & KEAMANAN NASIONAL


Meningkatkan elektrifikasi dan energi Memberdayakan industri di sektor Pertahanan.
terbarukan

KEDAULATAN PANGAN PENYERTAAN PADA LKI


Mendukung penyediaan dan distribusi pangan dalam Memenuhi kewajiban Indonesia sebagai anggota dan
negeri, revitalisasi industri gula, penguatan industri mempertahankan persentase kepemilikan modal.
perikanan, dan penyediaan benih, serta penyerapan
garam dalam negeri

KESEHATAN PENYEDIAAN RUMAH MBR


Mendukung keberlanjutan program Mendukung program peningkatan penyediaan rumah
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
20
Gambaran Umum Investasi
Pemerintah
• BUMN (Persero dan Perum)
• Penyertaan Modal Luar Negeri (LKI)
INVESTASI Investasi Permanen PMN • Badan Usaha Lainnya (a.l: Perusahaan Minoritas,
PEMERINTAH LPEI, BKF Badan Usaha Lainnya, DJPPR EAS
SBSN, dan DJPPR NIA LPEI))

Investasi • IAIN Sumut


Investasi Permanen BLU • BLU Gelora Bung Karno.
Permanen
Aset Lancar
• Investasi pada Otorita (LPS)
• Investasi pada Bank Indonesia
Investasi Permanen Lainnya
• Investasi Lain–lain (PTNBH, BP Migas, dan
Investasi Jangka BPJS).
Panjang
• BLU LPDB KUMKM
Dana Bergulir • BLU PPDPP
• BLU BPJT
• BLU P2H
Aset Lainnya • Kementerian Kehutanan dan Lingkungan
Investasi Non Hidup (DNS)
Investasi Non Permanen BLU
Permanen
Kewajiban Jangka
Panjang • BLU LMAN
Investasi Non Permanen Lainnya • Investasi Non Permanen pada
Kementerian Perindustrian
• Investasi Pemerintah dicatat sebagai Aset Investasi Jangka Panjang dalam LKPP

• Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka panjang untuk Investasi pembelian surat berharga dan Investasi langsung untuk memperoleh manfaat
ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya.
• Mayoritas nilai Investasi Pemerintah terdistribusi dalam Investasi Jangka Panjang yang terdiri dari Investasi Permanen (BUMN, BI, LPS, PTNBH, BPJS, dll) dan Investasi Non Permanen (Dana
Bergulir, LMAN, dll). Sedangkan terbesar kedua ada pada Aset Lainnya yang terdiri dari DPPN-LPDP, Dana Cadangan Reboisas, Dana Kewajiban Penjaminan, dan Dana Kelolaan BLU (LMAN,
LPDB, P2H, BPJT, dan PPDPP).
• Investasi Permanen mendominasi keseluruhan nilai investasi jangka panjang.

21
Struktur Investasi Pemerintah
Per 31 Des 2017
Dana yang dibatasi penggunaannya
Rp31,174 T

ASET LAINNYA Dana Penjaminan


Rp3,327T
Rp123.236 T
Dana kelolaan BLU
Rp45,821 T

Aset lain-lain
Rp54,182T
Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah
Rp2.133,7 T

Investasi Investasi Permanen BLU


Permanen Rp0,008 T
Rp2.570,1 T Investasi Permanen Lainnya
INVESTASI
JANGKA PANJANG Rp436,3 T
Rp2.604 T

Data Nilai Investasi per Laporan Keuangan Dana Bergulir pada BLU
Investasi Pemerintah Audited 2017 Rp34,75 T
Investasi Non
Permanen
Rp34,76 T Investasi Jangka Panjang
Non Permanen Lainnya
Rp0,004 T
22
Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 22
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN

Pembiayaan Investasi (Tahun 2012-2018) (dalam miliar rupiah)


2018*
Pengeluaran Pembiayaan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 Alokasi
Investasi BA 999.03
APBN
A. Pembiayaan Investasi (25.862,56) (16.915,45) (8.912,51) (58.114,78) (89.079,81) (59.754,05) 65,654,31

  Investasi Kepada BUMN (7.600,00) (2.000,00) (3.000,00) (64.528,60) (50.463,19) (6.379,32) (3.600,00)
Investasi Kepada Lembaga/Badan
  - (1.000,00) (1.000,00) (5.238,32) (10.885,71) (3.200,00) (2.500,00)
Lainnya
  Investasi Kepada BLU (17.343,00) (12.918,40) (3.500,00) (6.856,30) (25.295,66) (48.150,56) (57.443,16)
Investasi kepada Organisasi/
Lembaga Keuangan
  (919,50) (997,05) (1.412,51) (276,50) (3.837,16) (2.024,18) (2.121,15)
Internasional/Badan Usaha
Internasional
  Penerimaan Kembali Investasi • Today
- is another
- day
- 19.134,92 1.401,90 - -
B. Kewajiban Penjaminan - (706,07) (964,07) - (651,67) (924,12) (1.121,32)
Sumber: LKPP dan Nota Keuangan APBN (diolah)

*Ket:
Data historis Pembiayaan Investasi pada tabel di atas merupakan realisasi dari alokasi Pengeluaran Pembiayaan Investasi
BA. 999.03 yang terdapat pada Postur APBN setiap tahunnya, kecuali tahun 2018 yang merupakan alokasi pada APBN
2018.
Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan | DJKN 23
Penambahan PMN yang signifikan pada Tahun 2015 -2018
Untuk Meningkatkan Peran BUMN Sebagai Agent of Development
100.0
Penambahan PMN kepada BUMN
90.48
90.0 pada tahun 2015-2018 sebesar
78.79
masing-masing Rp64,8 triliun,
80.0
Rp50,5 triliun, Rp6,4 triliun, dan
70.0 Rp3,6 triliun merupakan
penambahan PMN kepada BUMN
miliar rupiah

59.75
60.0
yang terbesar dalam periode
50.0 2008-2017.
40.0 Pada tahun 2017, PMN kepada
BUMN dialokasikan kepada PT KAI
30.0
25.86 sebagai lanjutan untuk
21.71
20.0 16.92 menyelesaikan proyek LRT.
13.08 13.30
10.0
8.91
3.97 4.70
2.50
-

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

BUMN Lembaga/Badan Lainnya O/LKI/Badan Usaha Internasional


BLU Portofolio Pembiayaan Investasi
24
ALOKASI PMN 2015 PADA BUMN

Rp8.170M Rp41.507M
Program Kedaulatan Pangan Program Pembangunan
Infrastruktur dan Konektivitas
Perum Bulog, PT Pertani, PT Sang
Hyang Seri, PT Perikanus, Perum PT AP II, PT Hutama Karya, Perum
Perindo, PT Garam, dan PTPN III Perumnas, PT Waskita Karya, PT
Adhi Karya, PT KAI, PT SMI, PT SMF
PT PII, PT Pelindo IV, PT Pelni, PT
Djakarta Lloyd, PT ASDP, PT DKB,
Rp5.607M PT DPS, dan PT IKI
Program Kemandirian Energi
PT Geo Dipa dan PT PLN

Rp6.744M Rp2.600M
Program Kemandirian
Program Industri Pertahanan
Ekonomi Nasional
dan Keamanan Nasional
PT PNM, PT PPA, PT PPI, PT
PT DI, PT PAL, dan PT Pindad
Antam, PT Askrindo dan Perum
Jamkrindo
25
ALOKASI PMN 2016 PADA BUMN

Rp2.500M Rp17.910M
Program Kedaulatan Pangan Program Pembangunan
Infrastruktur dan Maritim
Perum Bulog dan PT Pertani
PT Jasa Marga, PT Hutama Karya,
PT Wijaya Karya, PT Pembangunan
Perumahan, PT Angkasa Pura II,
Perum Perumnas, PT SMI, PT PII,
Rp23.560M dan PT SMF

Program Kemandirian
Energi
PT PLN

Rp3.000M
Rp1.000M Program Pengembangan
Program Kemandirian Industri Strategis
Ekonomi Nasional
PT Krakatau Steel, PT Industri Kereta
PT Askrindo dan Perum Jamkrindo Api, dan PT Barata Indonesia

26
….. PMN yang bersumber dari BMN dan Saham Milik Negara juga menjadi fungsi
strategis Direktorat KND.

Dana Segar

Barang Milik Negara

Piutang Negara

Saham Milik Negara

27

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM DITETAPKAN STATUSNYA (BPYBDS)
DEFINISI
Adalah bantuan Pemerintah berupa BMN yang berasal dari APBN, serta telah
dioperasikan dan/atau digunakan oleh BUMN berdasarkan Berita Acara Serah Terima
dan sampai saat ini tercatat pada laporan keuangan K/L atau pada BUMN.

DATA DAN FAKTA


 BPYBDS menjadi temuan BPK dalam LKPP Tahun 2006 dan 2014, selama ini menjadi perhatian BPK
dalam Laporan SAIP.
 BPYBDS berupa BMN tersebut sudah cukup lama dimanfaatkan oleh BUMN, sehingga mengalami
penurunan fungsi dan penurunan nilai ekonomis
 Skema BPYBDS kurang optimal dalam membantu BUMN.
 BPK berharap agar ada kepastian Pemerintah terhadap penetapan BPYBDS menjadi PMN mengingat
BUMN sudah mencatat dalam ekuitas sesuai dengan prinsip substance over form.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 28


PERTIMBANGAN PENETAPAN BPYBDS MENJADI PMN
Dengan memperhatikan fakta dan kondisi BPYBDS, permasalahan mendasar terkait penyelesaian
BPYBDS antara lain:
Sesuai Pasal 48 PP 27 Tahun 2014, Penilaian BMN dilakukan dalam rangka:
1  Penyusunan neraca Pemerintah Pusat/Daerah,
 Pemanfaatan, kecuali Pemanfaatan dalam bentuk Pinjam Pakai
 Pemindahtanganan, kecuali dalam bentuk Hibah
 Penetapan BPYBDS menjadi PMN merupakan pemindahtanganan BMN, sehingga seharusnya
menggunakan nilai wajar.
 BPYBDS diterima dalam kondisi baru dan baik oleh BUMN serta cukup lama digunakan BUMN
tanpa konstribusi PNBP kepada Pemerintah, apabila menggunakan nilai wajar maka akan
mengalami penurunan nilai.

Nilai BPYBDS yang diterima oleh BUMN relatif besar, apabila digunakan mekanisme selain PMN seperti
2 sewa, maupun dijual kepada BUMN, akan menimbulkan krisis likuiditas bagi BUMN sehingga
penyelesaian BPYBDS akan menimbulkan permasalahan baru bagi BUMN.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 29


PERTIMBANGAN PENETAPAN BPYBDS MENJADI PMN Lanjutan..

Memperhatikan permasalahan penyelesaian BPYBDS, kebijakan dalam penyelesaian BPYBDS adalah:

1 Dalam rangka optimalisasi BMN, BPYBDS perlu segera ditetapkan statusnya

2 Penyelesaian BPYBDS pada BUMN diharapkan tidak menimbulkan permasalahan baru bagi BUMN

Berdasarkan kebijakan di atas, langkah untuk menyelesaikan BPYBDS:

Penetapan status BPYBDS, hanya menggunakan mekanisme penambahan PMN pada BUMN, bukan
1 mekanisme lainnya.

2 Nilai yang digunakan sebagai dasar penetapan BPYBDS menjadi penambahan PMN pada BUMN
menggunakan nilai hasil review BPKP, yang pada dasarnya merupakan nilai perolehan BPYBDS.

3 Meminta kepada K/L atau BUMN yang menerima BPYBDS untuk mengajukan permintaan review
BPYBDS kepada BPKP dan segera mengusulkan penetapan BPYBDS menjadi PMN.
30
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK
MENYELESAIKAN BPYBDS
PAYUNG HUKUM/ KEBIJAKAN PEMERINTAH MENYELESAIKAN DOUBLE COUNTING
Untuk mempercepat penyelesaian BPYBDS BPYBDSKeuangan telah menyampaikan agar
Menteri
menjadi PMN pada BUMN, sejak Tahun Anggaran K/L mengeluarkan BPYBDS dari daftar
2010 penyelesaian BPYBDS telah diakomodir laporan BMN dan dimasukkan dalam CALK
dalam UU APBN yang mengamanatkan BPYBDS dengan penjelasan yang lengkap (Surat nomor:
untuk menjadi PMN. 343/MK.06/2009 tanggal 4 Juni 2009).

ANTISIPASI PENINGKATAN NILAI BPYBDS


• koordinasi dengan DJA dan DJPb, untuk melibatkan DJKN dalam forum penelaahan perencanaan anggaran K/L mulai
RAPBN 2014, namun hingga saat ini DJKN belum dilibatkan dalam forum penelaahan perencanaan anggaran K/L
yang berpotensi untuk diserahkan ke BUMN.
• Beberapa kali rapat Pelaksanaan Forum Penyelarasan Pembiayaan Proyek Dalam Rangka Sinkronisasi Antara
Penganggaran pada Kementerian/Lembaga dengan Proyek yang Dibiayai APBN pada BUMN.
• Koordinasi melalui surat Menteri Keuangan dengan Kementerian BUMN, Setneg, Kemenhub dan Kementerian
ESDM, yang dilaksanakan tiap tahun (S-21/MK./2017 tanggal 9 Januari 2017).
• Melalui surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara nomor: S-605/KN/2018 tanggal 9 Februari 2018 kepada Direktur
Jenderal Anggaran telah diminta data terkait belanja K/L tahun 2016 sampai dengan tahun 2018. Data base tersebut
akan diolah untuk kepentingan persiapan dan data awal untuk kepentingan rekonsiliasi penyelesaian proses di K/L.
31
NILAI DAN UPAYA PENYELESAIAN BPYBDS

PROGRESS PENYELESAIAN
BPYBDS
sampai dengan 11 Juli 2018
Nilai BPYBDS per 31 Penambahan Dalam Proses Dalam Proses Telah Ditetapkan
NO BUMN DESEMBER 2017 setelah Rekon Penyusunan Penetapan RPP menjadi PMN Belum Diusulkan K/L
(Rp) Kajian/PAK/Harmonisasi
1 Perum DAMRI 310.794.912.055,00   0,00 310.794.912.055,00 0,00 0,00
2 PT PLN 19.571.104.786.206,00 466.865.857.565,00 5.221.507.621.630,00 0,00 132.967.340.567,00 14.683.495.681.574,00
3 PT AP II 881.022.753.453,34   881.022.753.453,34 0,00 0,00 0,00
4 PT Pelindo I* 525.884.662.252,50 1.248.555.000,00 527.133.217.252,50 0,00 0,00 0,00
5 PT ASDP 794.289.473.182,00   173.320.159.150,00 0,00 0,00 620.969.314.032,00
6 PT Pertamina 12.452.878.178,53   0,00 0,00 0,00 12.452.878.178,53
7 Perum LPPNPI 975.506.099.661,70   975.506.099.661,70 0,00 0,00 0,00
132.967.340.567,0
Total 23.071.055.564.989,10   7.778.489.851.147,54 310.794.912.055,00 0 15.316.917.873.784,50
*Nilai BPYBDS pada PT Pelindo I sesuai Berita Acara Rekonsiliasi per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp525.884.662.252,50. Nilai BPYBDS PT Pelindo I yang
telah diusulkan serta dibahas dalam PAK dan penyusunan kajian bersama adalah nilai setelah disesuaikan dengan hasil reviu kembali oleh BPKP terhadap BPYBDS
berupa Pembangunan Dermaga Gunung Sitoli, sehingga nilai total BPYBDS adalah sebesar Rp527.133.217.252,50.

32

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Pengaturan untuk menyelesaikan double
counting BPYBDS sesuai surat MK
Nomor: S-343/MK.06/2009
2006
2009
Penyelesaian BPYBDS diakomodir
Temuan BPK atas BPYBDS 2010 dalam UU APBN
dalam LKPP senilai CAPAIAN
Rp35,60T Sejak tahun 2011 sampai dengan
tahun 2018, BPYBDS telah
2011
ditetapkan sebesar Rp57,748
BPYBDS ditetapkan menjadi PMN
Triliun melalui 44 PP PMN.
2012 sebesar Rp1,78T melalui 6 PP
PMN BPYBDS
sebesar Rp3,27T 2013
melalui 3PP PMN BPYBDS sebesar
PMN Rp7,66T melalui 14 PP
BPYBDS
2014 sebesar
Rp0,9T 2019
melalui 3 PP
2015
2016
BPYBDS
2017
menjadi
temuan
LKPP
sebesar PMN PMN PMN
Rp58,02T BPYBDS BPYBDS BPYBDS
sebesar sebesar sebesar
Rp6,50T Rp33,89T Rp3,61T
melalui 3 PP melalui 9 PP melalui 5 PP 33
PENETAPAN CUT OFF DATE BPYBDS
LATAR BELAKANG TUJUAN

 Penetapan BPYBDS menjadi PMN telah  Meningkatkan awareness K/L terhadap penetapan BMN
diatur dalam UU APBN. yang diserahkan kepada BUMN.
 K/L cenderung mengabaikan mekanisme PP  Menindaklanjuti temuan BPK, sehingga BPYBDS dapat
27 Tahun 2014 dalam penyerahan BMN diselesaikan secara tuntas.
kepada BUMN.  Seluruh BMN yang akan diserahkan K/L kepada BUMN,
 Pengaturan penyelesaian BPYBDS dalam UU penyelesaiannya tidak melalui mekanisme BPYBDS,
APBN hanya bersifat “crash program”, namun sesuai PP 27/2014 sehingga “zero BPYBDS”
sehingga perlu diatur pencantuman dapat dicapai.
pembatasan (cut-off date).  BMN yang diserahkan kepada BUMN, penatausahaan
dan pengelolaannya tunduk pada PP 27 Tahun 2014,
sehingga tercapai administrasi penggunaan BMN yang
efektif, efisien, optimal, dan akuntabel.

Perlu ditetapkan cut off date (COD) atas penyelesaian BMN yang telah
diserahterimaoperasionalkan kepada BUMN menggunakan mekanisme BPYBDS dalam Rancangan
UU APBN Tahun Anggaran 2019
34
NILAI BPYBDS
JUMLAH BUMN PENERIMA BPYBDS
70,000,000,000,000 58,021,901,990,33 30
3 56,051,774,564,95 25
49,611,181,062,17
60,000,000,000,000 49,633,837,728,78 7 24
0 8 44,364,558,169,47 25
50,000,000,000,000 8 50,134,293,038,43 21
47,046,675,612,54
47,527,099,986,35 9 20 24 23
40,000,000,000,000
2 1 14
38,575,956,499,99 12
30,000,000,000,000 6 25,400,682,182,09 15
0
13 9
20,000,000,000,000 23,071,055,564,98 10 13 7
9
10,000,000,000,000 5
0
31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 0
31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec-
Dec-07 Dec-08 Dec-09 Dec-10 Dec-11 Dec-12 Dec-13 Dec-14 Dec-15 Dec-16 Dec-17 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17

Jumlah PP PMN BPYBDS yang telah ditetapkan


40,000,000,000,000.00
BPYBDS YANG TELAH DITETAPKAN MENJADI PMN
16
35,000,000,000,000.00 33,892,192,330,03
14 14
8.70
30,000,000,000,000.00 12
25,000,000,000,000.00 10
9
20,000,000,000,000.00 8

15,000,000,000,000.00 6
6 5
10,000,000,000,000.00 4 3
7,661,287,625,768 6,502,637,136,663 3 3
.00 .00
5,000,000,000,000.00 3,266,581,790,086 3,608,147,303,431 2
1,781,214,950,307 .00 .17
.00 903,719,958,705. 0
0.00 002014
2011 2012 2013 2015 2016 2017 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
35
Monitoring dan Evaluasi PMN Pendirian
Penambahan

Pengurangan

Pelaksanaan Monitoring dilakukan secara on desk setiap triwulan berdasarkan laporan


dari BUMN yang menerima PMN dengan memperhatikan progres realisasi pembiayaan
dan fisik proyek yang dibiayai dengan menggunakan dana PMN

Monitoring dan evaluasi penyelesaian konversi Barang Milik Negara (BMN) yang
dioperasionalkan oleh BUMN untuk menjadi tambahan Modal Milik Negara (BPYBDS)

Mitra Direktorat SMI (Ditjen Perbendaharaan) dalam pembahasan pengusulan PMN


yang bersumber dari konversi piutang negara.

36

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


PENGGUNAAN PMN BUMN 2015 MENCAPAI 83%
Per Triwulan I 2018
Dari alokasi sebesar Rp65,6 triliun, telah terealisasi penggunaannya sebesar Rp54,8 trilun
ALOKASI DAN REALISASI PMN 2015
23,149.98
19,144.61

7,820.00
7,101.53 5,607.31
5,000.00 6,750.00
4,285.18
2,600.00
1,768.00

ALOKASI REALISASI

Realisasi penggunaan PMN 2015 yang sudah mencapai 100%: Realisasi penggunaan PMN 2015 yang mencapai >50%:
Perum Bulog, PT PNM, PT Askrindo, dan Perum Jamkrindo, PTPN PT PPA, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Sang
XI,PTPN III, PTPN XI, PT PLN, PT Hutama Karya, PT Waskita Karya Hyang Seri, PT Pertani, Perum Perumnas, PT Pengembangan
Tbk., PT Adhi Karya Tbk., PT SMI, PT PII, PT SMF, dan LPEI Pariwisata Indonesia, PT KAI, PTPN VII, PT Pelni, PT Dok dan
Perkapalan Surabaya

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 37


PENGGUNAAN PMN BUMN 2016 MENCAPAI 65%
Per Triwulan I TAHUN 2018

Dari alokasi sebesar Rp 51,9 triliun, telah terealisasi penggunaannya sebesar Rp 33,6 triliun
ALOKASI (Dalam Miliar)
REALISASI (Dalam Miliar) 23,560

17,202 17,910
10,402
5,000 5,000
2,500 3,000
504 568

Realisasi penggunaan PMN 2016 yang sudah mencapai 100%: Realisasi penggunaan PMN 2016 yang mencapai >50%:
PT Askrindo, dan Perum Jamkrindo, PT Pertani, PT Jasa Marga PT PLN dan PT Hutama Karya
Tbk., PT SMI, PT PII, PT SMF, dan LPEI
Kementerian Keuangan telah meminta BUMN penerima PMN yang masih belum optimal penggunaan PMN-nya dan secara 38
korporasi memungkinkan agar hasil penempatan dana menjadi TOP UP dividen
SEBARAN PROYEK-PROYEK YANG DIBIAYAI PMN 2015-2016 PLTG Gorontalo Proyek Pabrik Feronikel
Halmahera Timur
PLN:
Nilai Proyek:Rp1,81T Antam:
Alokasi PMN: Rp1,81T Nilai Proyek:Rp20T
Balikpapan-Samarinda Pelabuhan Tarakan Alokasi PMN: Rp3,5T
Pelindo IV:
WIKA: Nilai Proyek:Rp334M Pelabuhan Bitung
Medan-Binjai Nilai Proyek:10T Alokasi PMN: Rp130M Pelindo IV:
Alokasi PMN: 1T Nilai Proyek:Rp506M Pelabuhan Ternate
HK: Alokasi PMN: Rp365M
Nilai Proyek:1,6T LRT Jabodebek Kawasan Wisata Mandalika Pelindo IV:
Alokasi PMN: 1T Nilai Proyek:Rp256M
Adhi dan KAI:
PPI:
Kendari New Port Alokasi PMN: Rp100M
Nilai Proyek:21,7T
Pekanbaru-Dumai Nilai Proyek:3,2T Pelindo IV:
Alokasi PMN: 9T
Alokasi PMN: 250M Nilai Proyek=Rp936M
HK: Alokasi PMN: Rp635M Pelabuhan Manukwari
Nilai Proyek:16,2T Pelindo IV:
Alokasi PMN: 58M Nilai Proyek:Rp140M
Alokasi PMN: Rp75M
Palembang-Indralaya
HK: Pelabuhan Jayapura
Nilai Proyek:3,3T
Alokasi PMN: 2,3T Pelindo IV:
Nilai Proyek:Rp257M
Alokasi PMN: Rp200M,
Bakauheni – Terbanggi Besar
HK:
Nilai Proyek:16.8T
Alokasi PMN: 2,2T

Pelabuhan Bakauheni
ASDP:
Nilai Proyek:500M
Pelabuhan Sorong
Alokasi PMN: 500M Bandara Soetta Pelindo IV: Pelabuhan Merauke
AP II: Nilai Proyek:Rp411M
Pelabuhan Merak Nilai Proyek:13T
Ngawi-Kertosono Alokasi PMN: Rp270M Pelindo IV:
Alokasi PMN: 8T Waskita: Nilai Proyek:Rp124,5M
ASDP: Pelabuhan Ambon Alokasi PMN: Rp124,5M
Nilai Proyek:500M Nilai Proyek:Rp3,83T
Alokasi PMN: 500M Alokasi PMN: Rp386M
Pelindo IV:
Nilai Proyek:Rp200M
PLTU Lontar PLTA Jatigede Becakayu Pejagan-Pemalang PLTGU Grati Alokasi PMN: Rp100M

PLN: PLN: Waskita: Waskita: PLN:


Nilai Proyek:Rp6,8T Nilai Proyek:Rp3,7 T Catatan: Diatas hanya sebagian dari proyek-proyek yang
Nilai Proyek=Rp26 T Nilai Proyek=Rp1,7 T Nilai Proyek=Rp7,5 T
Alokasi PMN: Rp1T Alokasi PMN: Rp260M Alokasi PMN: Rp140M Alokasi PMN: Rp576M Alokasi PMN: Rp570M dibiayai dengan PMN 2015-2016 39
PROGRES REALISASI PENGGUNAAN DANA PMN
REALISASI PMN 2015-2016 SEBESAR Rp82,62 T MENGHASILKAN CAPEX Rp327,86 T
Kedaulatan Pembangunan Pembangunan Industri Pertahanan dan Kemandirian
Pangan Infrastruktur dan Konektivitas Keamanan Nasional
(Termasuk Kedaulatan Energi) Maritim Ekonomi Nasional

Pembangunan Pembangunan Pembiayaan UMKM


Penyediaan Beras Raskin dan Pembangunan Galangan
Jalan Tol dan LRT Dermaga Kapal Selam (KUR)
Benih
Jalan tol Trans Sumatera 54,42km (Medan-
Beras raskin: 379.118 ton (tahun 2016) Binjai (75,87%), Palembang-Indralaya (78,72%), Infrastruktur galangan senilai Penyaluran KUR sebesar
• Dermaga di Bitung (54,81%),
Benih Padi: 56.624 ton. PMN telah di- Bakauheni – TB (60,95%), Pekanbaru-Dumai Rp1,5T (97%) Rp50,47 triliun kepada
• Dermaga Kendari (80,92%),
revolving pada tahun 2016 dan 2017 (8,96%), Tol Trans Jawa ± 182 Km dan tol • Dermaga Jayapura ( 70,17%) 2.228.667 UMKM
masing-masing sebanyak 1 kali. strategis lainnya, LRT Cibubur-Cawang dan • Dermaga Sorong (58,74%) Peningkatan Peralatan Pembangunan
Bekasi-Cawang (30%). • Dermaga Manokwari Produksi Pesawat Pabrik Feronikel
Peningkatan Produksi Sektor (62,24%)
. Demonstrator Pesawat Maritim Lokasi di Halmahera Timur
Perikanan Pembangunan • Dermaga Merauke (95,41%)
dengan plaform CN235 dan (32,64%)
Pembangkit Listrik • Dermaga VII Pelabuhan
Pembangunan unit pengolahan ikan, meningkatkan kapasitas
Bakauheni (100%)
Penjualan sebanyak 4,9ribu ton ikan Distribusi tersebar (89%), Trafo tersebar • Dermaga Ternate (100%) produksi pesawat CN235 dan Ekspansi Pembiayaan
dan Es sebanyak 25 ribu ton. (23%), PLTGU Tanjung Priok (59%), PLTGU • Dermaga Tarakan (80,01%) NC 212i (60%).
Muara Karang (24%), PLTGU Lombok Peaker • Dermaga Ambon (59,48%) Total pembiayaan mencapai
(8%), Pembangkit PLTG/PLTMG (46%), dan Rp88.483,21 miliar atau tumbuh
Penyerapan Garam Rakyat 6,18% (yoy).
Pembangkit PLTD (37%). Pembangunan
Penyerapan garam rakyat sebesar Galangan Kapal
Pembangunan
8.923 ton
Pembangunan Bandar Udara Pembangunan Airbag Pariwisata
Peningkatan Produksi Gula (100%), Slipway, Floating Pengembangan infrastruktur
dan Pupuk Pembebasan lahan 200 Ha Runway III Dock (65,18%) dan fasilitas mandalika resort (100%)
Bandara Soekarno Hatta (21,8%) lain (46,38%)
Pembangunan Pabrik Gula Terpadu Penjaminan dan
dan Pabrik Pupuk Organik Asuransi
Penjaminan dan asuransi
tumbuh masing-masing
sebesar Rp8.125,55 miliar dan
Rp9.434,14 miliar.
BUMN: Perum Bulog, PT SHS, PT BUMN: PT Hutama Karya, PT PLN, PT Adhi BUMN: PT Pelindo IV dan
Pertani, PT Garam, dan PT Perikanan Karya, Perum Perumnas, PT PII, PT Angkasa PT ASDP, PT IKI, PT DPS, BUMN: PT PAL dan PT BUMN: PT Askrindo, Perum
Nusantara, PTPN, Perum Perindo Pura II, PT Waskita Karya, PT Pelni, PT PT, DKB Dirgantara Indonesia) Jamkrindo, PT Antam, PT PPI, dan
Djakarta Lloyd
PT PNM. 40
CAGR CAPEX BUMN PENERIMA PMN MENCAPAI 31,09%
(IDR Miliar)
250,000.000 CAPEX BUMN PENERIMA PMN
ALOKASI PMN PADA BUMN
INFRASTRUKTUR NON INFRASTRUKTUR

200,000.000 31,69%193,884.35 36,809.94

31,414.69

150,000.000
133,984.44

100,000.000
84,891.97

9,400.00
50,000.000

5,000.00
2,000.00
-
-
2015 2016 2017 2018* 2015 2016 2017

• 8 sektor yang menjadi fokus belanja modal BUMN antara lain Transportasi, Listrik, Migas, dan Telekomunikasi.
• Sektor infrastruktur mendapatkan porsi PMN lebih dibandingkan sektor non-infrastruktur.
• Selain kebutuhan ekspansi usaha, pemberian PMN kepada beberapa BUMN dilakukan dalam rangka penugasan khusus, seperti pemberian PMN kepada
industri pertahanan untuk program kemandirian alutsista (PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia), dan kebutuhan restrukturisasi
perusahaan, seperti pemberian PMN pada PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, dan PT Sang Hyang Seri.
• Pemberian PMN kepada BUMN tersebut belum dapat memberikan leverage, mengingat kondisi keuangan dari BUMN yang secara umum masih
membutuhkan dukungan Pemerintah.
PERBANDINGAN PMN DENGAN CAPEX BUMN PENERIMA PMN  PMN 2015-2016 telah berkonstribusi
(IDR Miliar) terhadap belanja capex 2016-2017
sebesar 3,9 kali dari total PMN.
350,000.00
 Untuk PMN BUMN sektor infrastruktur,
pemberian PMN 2015-2016 sebesar
Rp47.159,96 miliar, telah berkonstribusi
300,000.00
285,983.94 terhadap belanja capex 2016-2017
sebesar Rp290.609 miliar atau 6,1 kali
250,000.00 dari total PMN.
 Pertumbuhan nilai aset BUMN
penerima PMN mencapai 10,14% pada
200,000.00 193,884.35 2016 dan 11,22% pada 2017.
 Pertumbuhan aset yang signifikan (rata-
rata pertumbuhan aset di atas 50%)
150,000.00 secara umum terdapat pada BUMN
133,984.44
sektor infrastruktur seperti PT Hutama
Karya, PT Waskita Karya Tbk., PT
100,000.00 Industri Kereta Api, dan PT Wijaya
Karya.
 Di sisi nilai hutang juga mengalami
50,000.00 40,814.69 41,809.94 peningkatan dengan rata-rata
pertumbuhan pada 2016 mencapai
2,000.00 14,70% dan 26,43% pada 2017, yang
-
PMN 2015
2015 2016
CAPEX 2017 PMN 2017
2017
Proyeksi menunjukkan adanya leverage dalam
CAPEX 2016 PMN 2016
CAPEX 2018* rangka pendanaan proyek BUMN.
PMN CAPEX
10 BUMN dengan Realisasi Capital Expenditure (Capex)
Terbesar di Tahun 2016 dan 2017
Realisasi Capex 2016 (dalam Triliun)
74
59

29 25
16
10 9 8 7 6

Realisasi Capex Tahun 2017 (dalam Triliun)


90

50

33
27 27
13
9 8 5 5
PLN Pertamina Telkom Jasa Marga Waskita Karya Hutama Karya Wijaya Karya AP II Inalum AP I
43
KONTRIBUSI BUMN
TERHADAP PENERIMAAN NEGARA
278.5 • Kontribusi BUMN melalui pajak dan dividen dari tahun
43,7 2012 s.d. 2018 mengalami peningkatan.
Dalam IDR Triliun
223 237.5 • Pada tahun 2016 terjadi penurunan penerimaan pajak
197 43 dari BUMN seiring dengan short-fall penerimaan pajak
182
163
38
37 180
dari target.
154
34
40 159 • Pada tahun 2016 terjadi penurunan dividen pada
123 145
BUMN karena kebijakan penggunaan laba ditahan
triliun rupiah

31 120 123
digunakan untuk meningkatkan peran BUMN dalam
92
65.8800 pembangunan prioritas nasional sehingga dapat
54.4800
mengurangi beban APBN pada tahun 2017 dan 2018
7.6000 6.5800 4.0000 9.5700
3.6000
• Selama 2012-2017, Penerimaan Negara dari BUMN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 (Total Rp1.321 T) lebih besar dibandingkan dengan
Pajak (Termasuk PPh Migas) Deviden PMN ke BUMN (Total Rp138,54 T). Meskipun terdapat
Total Penerimaan Negara dari BUMN Realisasi PMN BUMN/Lembaga
peningkatan PMN yang signifikan di tahun 2015 dan
2016, namun persentasenya masih lebih kecil
Keterangan:
- Data Pajak BUMN terdiri dari Pajak Non Migas dan Pajak dibandingkan Penerimaan Negara yang berasal dari
Migas
- Sumber: DJP dan DJA
BUMN yaitu masing-masing 33,5% dan 29,9%. Bahkan
selama 2012-2014 hanya dibawah 6,5%.
KINERJA KEUANGAN BUMN PENERIMA PMN
MENUNJUKKAN TREN POSITIF
TAHUN 2016-2017
Sebelum menerima PMN,
Kinerja Keuangan Berdasarkan Laba/Rugi BUMN Tahun 2016-2017 pada 2013 terdapat 9 BUMN
merugi, dan pada 2014
terdapat 8 BUMN merugi.
Kinerja profitabilitas BUMN
penerima PMN pada 2016
3 cukup baik dengan agregat
pertumbuhan laba bersih
8 mencapai 52%, sedangkan
untuk tahun 2017 mencapai
LABA 24%. Pada tahun 2017
RUGI
tersisa tiga BUMN penerima
PMN 2015-2016 yang masih
membukukan kerugian yaitu
28 PT Dok dan Perkapalan
Surabaya yang membukukan
33
kerugian selama 2015-2017,
dan PT PLN dan PT PAL yang
mengalami kerugian pada
2017.

45
Gambaran Ringkas Kinerja PMN pada BUMN Penerima PMN
Pemberian PMN telah memicu pertumbuhan capital expenditure (capex) yang signifikan, yaitu 57,83% pada 2016
dengan nilai capex sebesar Rp133,98 triliun dari total capex BUMN Rp265,18 triliun dan 44,71% pada 2017 dengan
nilai capex sebesar Rp193,88 triliun dari total capex BUMN Rp322,36 triliun. PMN 2015-2016 berkontribusi
terhadap belanja capex 2016-2017 sebesar 3,9 kali dari total PMN.

Nilai aset BUMN meningkat sebesar 10,14% pada 2016 dan 11,22% pada 2017. Hutang tumbuh sebesar 14,70%
pada 2016 dan 26,43% pada 2017, yang menunjukkan adanya leverage.

Kinerja profitabilitas BUMN juga meningkat dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 52%, pada 2016 dan 24%
pada 2017. Jumlah BUMN yang merugi juga turun, yaitu dari 8 (delapan) BUMN penerima PMN yang merugi
pada periode 2015-2016, menjadi hanya 3 (tiga) BUMN yang merugi pada 2017.

Selain itu, BUMN penerima PMN juga berkontribusi melalui setoran dividen sebesar Rp14.613,98 miliar selama
periode 2015-2017

Penyerapan PMN belum optimal sehingga realisasi capex oleh BUMN tertunda dan PMN pada beberapa BUMN
belum memberi dampak perbaikan kondisi perusahaan.

Pemberian PMN terhadap beberapa BUMN (PT PAL, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan
Perkapalan Surabaya dll.) belum dapat memberikan leverage, mengingat kondisi keuangan BUMN tersebut
yang belum sehat
46
Pelaporan PMN Pendirian
Penambahan

Pengurangan

• Penyusunan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LK BUN) Bagian Anggaran
999.03 dilakukan setiap semester sesuai dengan siklus penyusunan LKPP.
Konsolidasi laporan keuangan dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) BA 999.03 lebih luas scoope nya, tidak
hanya PMN namun juga meliputi Investasi Pemerintah Non Permanen (Dana yang dikelola Badan Layanan
Umum Pengelola Dana Khusus)

• Penatausahaan PMN merupakan bagian dari Penatausahaan KND yang setiap tahunnya
dituangkan dalam Buku Penatausahaan KND (berbasis LK BUMN/Lembaga audited)
• Penatausahaan bukti kepemilikan saham negara.

47

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


Portofolio Investasi Pemerintah… mencapai 45 % dari total aset
Pemerintah
• Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dengan berbasis akrual
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
209/PMK.05/2015 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi
Pemerintah, menetapkan DJKN sebagai Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum
Negara (UAP BUN) yang melaksanakan Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah
(SAIP), yang berkewajiban untuk menyelenggarakan akuntansi dan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Bagian Anggaran 999.03 dengan
menyusun Laporan Keuangan Investasi Pemerintah (LKIP) yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan
• Posisi nilai investasi Pemerintah ditunjukkan dalam Neraca per 31 Desember 2017,
yang terdiri dari Aset sebesar Rp2.727,28 Triliun, Kewajiban sebesar Rp13,81 Trilun,
dan Ekuitas sebesar Rp2.713,47 Triliun.
• Secara keseluruhan nilai investasi pemerintah naik sebesar Rp271,38 Triliun atau
11,05% dari tahun sebelumnya sebesar Rp2.455,90 Triliun.
48
Portofolio Investasi Pemerintah… setara dengan Barang Milik Negara

Lembaga Sui Generis


(BPJS, Bank Indonesia, LPS, LPEI, BP Tapera)
 Terdapat 5 (lima) BUMN/Lembaga di bawah
pembinaan dan pengawasan Menteri Keuangan
Badan Usaha BUMN
Perusahaan Minoritas Milik Negara  Terdapat 115 BUMN Di bawah Pembinaan dan
(BUMN)
Pengawasan Menteri BUMN (karena Sebagian
Kewenangan Menkeu dikuasakan kepada Menteri
BUMN berdasarkan PP No. 41 tahun 2003)
 25 (dua puluh lima) perusahaan dengan kepemilikan
Badan Layanan Umum Perguruan Tinggi minoritas oleh Pemerintah.
Pengelola Dana Negeri Badan  7 (tujuh) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
Hukum  7 (tujuh) Badan Layanan Umum Pengelola Dana
(PTN BH) (PPDPP, LPDB KUMK, LPDP, PIP, LMAN, dan
LPMUKP)
 Kewenangan yang tidak dialihkan:
1. Penatausahaan PMN berikut perubahannya;
2. Pengusulan PMN;
3. Pendirian dan perubahan bentuk badan hukum.
 Menteri Ristekdikti adalah anggota Majelis Wali
Menteri Keuangan adalah Amanat (MWA) mewakili Pemerintah (berdasarkan
Wakil Pemerintah dalam kepemilikan PP Statuta masing-masing PTNBH)
Kekayaan Negara Yang Dipisahkan
49 (UU No.17 tahun 2003)
Investasi Kepada BLU
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN

Alokasi dan Realisasi Pembiayaan Kepada BLU


Tujuan
60,000.00 57,433.16
01 memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah
48,150.56 48,150.56
dan pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir, terciptanya
50,000.00
ekonomi inklusif, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
tersedianya lahan untuk pembangunan infrastruktur yang dapat
40,000.00 mendorong pemerataan pembangunan.
30,227.93
ALOKASI
REALISASI Sasaran Investasi pada BLU
02
30,000.00
25,295.66
Sasaran output yang diharapkan antara lain (1) tercapainya target
20,000.00 17,343.01 17,343.01
pembiayaan KPR bagi masyarakatberpenghasilan rendah (MBR), (2)
peningkatan aksesibilitas pembiayaan UMKM sektor riil antara lain
10,835.75

10,000.00 8,335.75 7,606.30


6,856.30 koperasi dan perikanan/kelautan, (3) pemanfaatan hasil investasi
4,000.003,500.00
dana abadi pendidikan guna mendanai beasiswa dan membantu
-
- pendanaan riset, serta (4) pemenuhan kebutuhan lahan untuk
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
beberapa proyek strategis nasional sektor jalan tol, bandar udara,
Dalam kurun waktu 2012-2018, perkembangan investasi kepada BLU pelabuhan, dan bendungan.
cenderung berfluktuatif menyesuaikan dengan prioritas kebijakan
BLU Penerima
Pemerintah dalam berbagai sektor, seperti dukungan terhadap
pembangunan infrastruktur, pemberdayaan KUMKM, dukungan 03 BLU yang pernah mendapat suntikan dana Pemerintah antara lain
kepemilikan rumah murah bagi MBR, pembentukan dana abadi PIP, Geotermal, BPJT, PPDPP, LPDB KUMKM, LPDP, LPMUKP, LMAN,
pendidikan (endowment fund), serta dukungan pendanaan pengadaan P2H.
lahan untuk pembangunan infrastruktur.
50
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN

PERBEDAAN PMN DAN INVESTASI KEPADA BLU


PMN INVESTASI BLU
Dialokasikan untuk entitas BUMN/Lembaga yang berstatus Dialokasikan untuk Satuan Kerja yang menerapkan pengelolaan
kekayaan negara dipisahkan keuangan BLU
Direncanakan untuk penempatan secara permanen dan tidak ada Penempatan tidak permanen dan dimungkinkan untuk ditarik
maksud ditarik kembali kembali ketika ada perubahan kebijakan
Pengelolaan tunduk pada aturan dimana entitas itu bergerak, misal Tunduk sepenuhnya pada aturan pengelolaan keuangan negara.
UU Perseroan Terbatas untuk BUMN
Pelaksanaan pencairan dilakukan setelah ditetapkan Peraturan Tidak diperlukan Peraturan Pemerintah
Pemerintah
Ditujukan untuk memperoleh manfaat ekonomi berupa laba dan Tujuan utama adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat
dividen
Ditempatkan dalam rekening perusahaan yang merupakan Rekening BLU termasuk dalam rekening yang dimiliki oleh negara
kekayaan negara dipisahkan

Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan | DJKN 51


RINCIAN INVESTASI KEPADA BLU
Rp miliar
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018*
PPDPPP 4.709,25 1.209,25 3.500,00 5.106,30 4.295,66 3.100,00 -
LPMUKP - - - - - 500,00 2.180,00
LPDB KUMKM 557,66 1.000,00 500,00 250,00 - 500,00 850,00
Geothermal 876,50 1.126,50 - - - - -
BPJT 900,00 - - - - - -
P2H - - - - - - 500,00
DPPN 7.000,00 5.000,00 - - 5.000,00 10.500,00 15.000,00
LMAN - - - 1.500,00 16.000,00 32.050,56 35.403,16
PIP 3.299,60 - - - - 1.500,00 2.500,00
LPDBI - - - - - - 1.000,00
TOTAL 17.343,01 8.335,75 3.500,00 6.856,30 25.295,66 48.150,56 57.433,16

*Nilai 2012-2017 merupakan nilai realisasi APBN, sedangkan nilai tahun 2018 merupakan nilai alokasi dalam APBN TA 2018

Lembaga Manajemen Aset Negara mulai tahun 2016 menjadi unit yang bertanggung jawab atas pembayaran
pengadaan lahan proyek infrastruktur yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). Untuk itu dialokasikan
dana yang sangat besar. Hingga tahun 2018 dan RAPBN 2019 alokasi LMAN mendominasi portofolio investasi
Pemerintah.
52
ALOKASI INVESTASI BLU 2015-2018
UNTUK INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, DAN
PEMBIAYAAN KUMKM

Rp14.600M Rp1.600M
Penyediaan Rumah MBR Pemberdayaan UMKM
BLU LPDB KUMKM
BLU PPDPP
2015: Rp250M
2015: Rp5,1T; 2016: Rp4,3T
2017: Rp500M
2017: Rp3,1T 2018: Rp2,1T 2015: Rp850M

Rp84.950M Rp30.500M
Optimalisasi Aset Negara Mendukung Pendidikan
dan Landbank untuk PSN Nasional
BLU LMAN BLU LPDP
2015: Rp1,5T; 2016: Rp16T 2016: Rp5T; 2017: Rp10,5T
2016: Rp32,05T; 2018: Rp35,40T.
2018: Rp15T
53
Kekayaan Negara Dipisahkan

Peran Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan


dalam Penyertaan Modal Negara

Case PMN PT KAI dan PT SMI


PMN PT KAI
TAHUN 2017 dan 2018
Dalam Rangka Pembangunan
LRT JABODEBEK
Latar belakang dan Progres PMN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN

Perpres No.49/2017 ttg perubahan kedua dari Perpres No.98/2015 ttg Percepatan Penyelenggaraan
Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi di wilayah Jabodebek.

Pemerintah menugaskan PT KAI untuk menjadi penyelenggara pengoperasian prasarana,


perawatan prasarana, dan pengusahaan prasarana termasuk pendanaan pembangunan prasarana
Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit terintegrasi yang dibangun oleh kontraktor yaitu PT Adhi
Karya, Tbk. Pembangunan Proyek LRT Jabodebek saat ini tengah berlangsung yang direncanakan
mulai beroperasi Juli 2019.

Penetapan PP PMN KAI tahun 2017


Peratuan Pemerintah No.59 tahun 2017 tentang Penambahan PMN Republik Indonesian ke
dalam modal saham PT KAI (Persero)
Telah dilakukan pencairan PMN tahun 2017

56
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN
Skema Pendanaan Proyek LRT Jabodebek…(1)
2T Perubahan penggunaan PMN tahun 2015 sebesar Rp2 triliun yang
semula untuk kereta api trans Sumatera menjadi pendanaan
pembangunan prasarana dan sarana LRT Jabodebek
PMN

KERETA API
2T PMN tahun 2017 telah dialokasikan dalam APBNP 2017 sebesar Rp2
triliun untuk leveraging dalam memenuhi pendanaan pembangunan
7,6 T
LRT Jabodebek pada akhir tahun 2017 dan/atau awal tahun 2018
Perkiraaan Nilai 9T
Proyek LRT
Jabodebek PMN tahun 2018 telah dialokasikan dalam RAPBN tahun 2018 sebesar
(updated FS) Rp3,6 triliun yang akan digunakan untuk memenuhi pendanaan LRT
30% (Ekuitas) 3,6 T Jabodebek

1,4 T
70% (Utang) PMN sebesar Rp 1,4 T yang telah diterima Adhi tahun 2015
akan digunakan untuk berinvestasi di Balai Yasa (Depo dan
29,9 T stasiun) dengan total capex Rp4,2 T akan disewa/dibayar
oleh KAI kepada Adhi selama masa konsesi.
UTANG  Pinjaman dari sindikasi perbankan, PT SMI, dan Lembaga
Keuangan/non keuangan lainnya (termasuk Interest During
Construction (“IDC”)
 Bunga pinjamaan s.d. 8,25%
20,9 T  Penjaminan pemerintah diperlukan untuk menurunkan suku
bunga pinjaman PT KAI yang akan berpengaruh terhadap
kelayakan proyek dan besaran dukungan pemerintah (subsidi).
57
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN
Skema Pendanaan Proyek LRT Jabodebek…(2)

Pembangunan proyek LRT Jabodebek tetap mengacu pada


PT KAI PT Adhi Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017. Artinya dalam
Capex (Rp triliun) (Rp triliun) Perpres ini telah diatur peranan dari masing-masing pihak.
Total proyeknya telah dibahas sekitar Rp29,9 triliun, yang
Prasarana 19,76(1) 3,82(2)
terdiri dari sarana dan prasarana dan Interest During
Sarana 4,55(3)   Construction (IDC).
Biaya Lain-Lain 1,42(4) 0,35(5)
Capex prasarana akan ditanggung oleh PT KAI (“Investasi KAI”)
Total Capex 25,73 4,17
dan PT Adhi Karya (“Capex Adhi”), sementara capex sarana
ditanggung oleh PT KAI (“Investasi KAI”).
Keterangan:
(1) Capex Prasarana tanpa Depo dan Stasiun Total biaya proyek LRT Jabodebek sebesar Rp29,9
(2) Depo dan stasiun
(3) Rolling Stock, Fasilitas Depo dan Balai Yasa
triliun, dimana Investasi KAI (sarana dan prasarana) akan
(4) Interest During Construction (IDC), Interest During Payment dibiayai melalui PMN Rp7,6 triliun dan pinjaman bank
(IDP) dan Financing Fee Rp18,1 triliun sedangkan Capex Adhi melalui PMN Rp1,4
(5) Interest During Construction (IDC)
triliun dan pinjaman bank Rp2,8 triliun.

58
PMN PT SMI TAHUN 2015

Yang bersumber dari pengalihan


Aset Pusat Investasi Pemerintah
MEKANISME PENGALIHAN ASET PIP MENJADI PMN
KEPADA PT SMI (PERSERO)

PENERIMAAN KEMBALI INVESTASI Miliar rupiah


Alokasi Dana Investasi ke PIP dari APBN Miliar rupiah

per 31 Desember 2014

• PMN kepada PT SMI (Persero) dalam APBNP 2015 bukan merupakan PMN yang bersifat tunai (cash),
namun bersifat in-out dalam pembiayaan, yaitu penerimaan kembali investasi (in) dan PMN kepada PT SMI
(Persero) (out), sebagaimana mekanisme PMN pada Bank Indonesia dalam APBN 2015.
• Aset sebesar Rp.18.356,6 miliar bersumber dari pengalihan seluruh alokasi investasi Pemerintah melalui
Pusat Investasi Pemerintah (PIP) pada tahun anggaran 2006-2013 yang akan digunakan untuk
meningkatkan kapasitas PT. SMI (Persero) dalam pembangunan infrastruktur.
Pengalihan Aset dan Fungsi PIP ke PT SMI sebagai PMN

18.356,6 PMN pada


ASET PIP
miliar PT SMI

9.656
Aset Tunai 9.656 miliar Penyaluran pinjaman miliar
kepada:
Free Cash Rp1.767 M o Pemda
o BUMN
Committed Cash Rp4.760 M o BUMD
Geothermal Fund Rp3.129 M o Proyek infrastruktur
swasta
Aset
NonTunai 8.700 miliar 8.700
miliar

Pinjaman Pemda Rp1.200 M Pemantauan atas


pinjaman yang telah
Pinjaman PLN Rp7.500 M disalurkan
Posisi 31 Desember 2014

61
Terima Kasih
Mohon perkenan masukan, sumbangan ide,
wawasan dan pendapat untuk memperkaya diskusi
kita…

Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan – DJKN

Anda mungkin juga menyukai