Bahan Open Class Peran Direktorat KND-250718
Bahan Open Class Peran Direktorat KND-250718
OPEN CLASS
PERAN DIREKTORAT KEKAYAAN
NEGARA DIPISAHKAN DALAM
PENYERTAAN MODAL NEGARA
Pusdiklat KNPK
25 Juli 2018
53
6
4
2
Kekayaan Negara Dipisahkan
KN KN KN
Dikuasai Dimiliki Dipisahkan
4
PENGELOLA
KN Presiden • Sebagai Wakil Pemerintah Pusat
dalam Kepemilikan KND
Selaku Kepala
Pemerintahan • Sebagai Pemegang Saham
BUMN di bawah Kementerian
Sebagai Pengelola Fiskal Keuangan
Menteri
Pengelola Pengelola Menteri
Keuangan KN - KN - Keuangan
Dikuasai Dipisahkan
Menteri / Menteri Sebagai Kuasa
Sebagai Pimpinan Negara Pemegang Saham
BUMN
Pengelola Lembaga
Pengelola BUMN
Sektoral
Menteri
KN - Menteri /
Keuangan Dimiliki Pimpinan
Lembaga
Makna Dipisahkan :
Dalam penjelasan Pasal 4 UU BUMN, makna yang dimaksud dengan dipisahkan yaitu pemisahan kekayaan Negara dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal Negara
pada BUMN untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN namun pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip-
prinsip perusahaan yang sehat (good corporate governance).
Penyertaan Modal Negara (PMN) adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal
BUMN dan/atau Perseroan Terbatas lainnya dan dikelola secara korporasi.
• Dikelola melalui sistem atau mekanisme APBN diartikan bahwa rencana kegiatan yang disusun dan akan dilakukan oleh Pemerintah (eksekutif) harus diajukan dan
memperoleh persetujuan DPR (Legislatif) dan dituangkan dalam suatu dokumen (APBN atau yang disetarakan), untuk kemudian dilaksanakan dengan berpatokan pada
kaidah baku tata kelola Keuangan Negara, dan dilaporkan serta diaudit sebagaimana ditetapkan menurut perundang-undangan di bidan Keuangan Negara. Sehingga
apabila suatu kekayaan Negara telah dipisahkan dalam arti dikelola diluar sistem/mekanisme APBN maka akan menjamin kemampuan entitas KND untuk mengelola
kebijakan dalam layanan produk private goods tanpa terkendala oleh pola baku pengelolaan anggaran Pemerintah. (makalah seminar Bpk Siswo Sujanto, salah satu
pemrakarsa UU Keuangan Negara)
• Dalam UU. No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Bab 3 Penyusunan dan Penetapan APBN, diatur cara kerja/mekanisme APBN, mulai pasal 11 sampai dengan
pasal 15, yang diatur komponen APBN yang terdiri atas anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan unsur-unsurnya, tujuan belanja sumber-sumber pembiayaan
apabila anggaran defisit, serta tata cara penyampaian usulan kepada DPR pembahasan dan penetapannya sehingga menjadi UU APBN. Sedangkan, yang dimaksud
dengan sistem APBN adalah keseluruhan proses pengelolaan keuangan negara sebagaimana diatur dalam UU Keuangan Negara meliputi perencanaan, penyusunan,
pembahasan, penetapan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban. (jawaban tertulis Pemerintah kepada Komisi VI Pebruari 2017) 6
PEMISAHAN KEKAYAAN NEGARA
• Kekayaan Negara yang tidak dipisahkan adalah Kekayaan Negara yang ada pada
Kementerian/Lembaga yang berasal dari APBN atau perolehan lainnya yang sah.
Kekayaan negara lain-lain adalah kekayaan negara sebagai akibat adanya ketentuan, penetapan atau pengalihan
aset sebagai kekayaan negara yang dikelola Menteri Keuangan yang meliputi kekayaan negara sumber daya
alam/sumber daya energi dan kekayaan negara potensial lain-lain, aset eks BPPN dan eks likuidasi bank, aset eks
Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3), aset nasionalisasi atau eks asing/cina, cagar budaya dan benda
berharga asal muatan kapal tenggelam, barang milik negara eks kepabeanan, barang yang dirampas oleh negara,
hak atas bumi, air dan tata ruang angkasa, hak atas kekayaan intelektual dan aset lain-lain.
• Kekayaan Negara yang dipisahkan (KND) adalah kekayaan negara yang berasal dari APBN
untuk dijadikan penyertaan modal negara pada Persero dan/atau Perum serta Perseroan
Terbatas lainnya.
Penyertaan Modal Negara (PMN) adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN atau penetapan
cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau Perseroan
Terbatas lainnya dan dikelola secara korporasi.
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN
BUMN di bawah Kemenkeu Kewenangan MK dalam pembinaan & pengawasan BUMN yg tidak dilimpahkan kepada
1. LPEI
Menteri BUMN:
2. PT SMI 1. penatausahaan setiap PMN berikut perubahannya ke dalam Persero/Perseroan Terbatas dan
3. PT PII Perum, serta kegiatan penatausahaan kekayaan Negara yang dimanfaatkan oleh Perjan;
4. PT SMF
5. PT GDE * 2. pengusulan setiap PMN ke dalam Persero/Perseroan Terbatas dan Perum yang dananya
berasal dari APBN, serta pemanfaatan kekayaan Negara dalam Perjan;
3. pendirian Persero, Perum, atau Perjan dan perubahan bentuk hukum Perjan
Perencanaan
Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi Menteri Pelaksanaan
Keuangan dalam
Pengelolaan PMN
Monev
dilakukan oleh
Direktorat KND
Pelaporan
ua r i
an
Ke ente
ng
M
12
Pendirian
Penambahan PMN
Pengurangan
Kajian
Koordinator
SAIP Pembahasan PTP dengan
Penata- Komisi XI DPR
Laporan PMN usahaan & Privatisasi
& Perubahannya Rekomendasi Menteri
Pelaporan
Keuangan
14
15
PAMenteri Keuangan
• Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka panjang untuk Investasi pembelian surat berharga dan Investasi langsung untuk memperoleh manfaat
ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya.
• Mayoritas nilai Investasi Pemerintah terdistribusi dalam Investasi Jangka Panjang yang terdiri dari Investasi Permanen (BUMN, BI, LPS, PTNBH, BPJS, dll) dan Investasi Non Permanen (Dana
Bergulir, LMAN, dll). Sedangkan terbesar kedua ada pada Aset Lainnya yang terdiri dari DPPN-LPDP, Dana Cadangan Reboisas, Dana Kewajiban Penjaminan, dan Dana Kelolaan BLU (LMAN,
LPDB, P2H, BPJT, dan PPDPP).
• Investasi Permanen mendominasi keseluruhan nilai investasi jangka panjang.
21
Struktur Investasi Pemerintah
Per 31 Des 2017
Dana yang dibatasi penggunaannya
Rp31,174 T
Aset lain-lain
Rp54,182T
Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah
Rp2.133,7 T
Data Nilai Investasi per Laporan Keuangan Dana Bergulir pada BLU
Investasi Pemerintah Audited 2017 Rp34,75 T
Investasi Non
Permanen
Rp34,76 T Investasi Jangka Panjang
Non Permanen Lainnya
Rp0,004 T
22
Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 22
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN
Investasi Kepada BUMN (7.600,00) (2.000,00) (3.000,00) (64.528,60) (50.463,19) (6.379,32) (3.600,00)
Investasi Kepada Lembaga/Badan
- (1.000,00) (1.000,00) (5.238,32) (10.885,71) (3.200,00) (2.500,00)
Lainnya
Investasi Kepada BLU (17.343,00) (12.918,40) (3.500,00) (6.856,30) (25.295,66) (48.150,56) (57.443,16)
Investasi kepada Organisasi/
Lembaga Keuangan
(919,50) (997,05) (1.412,51) (276,50) (3.837,16) (2.024,18) (2.121,15)
Internasional/Badan Usaha
Internasional
Penerimaan Kembali Investasi • Today
- is another
- day
- 19.134,92 1.401,90 - -
B. Kewajiban Penjaminan - (706,07) (964,07) - (651,67) (924,12) (1.121,32)
Sumber: LKPP dan Nota Keuangan APBN (diolah)
*Ket:
Data historis Pembiayaan Investasi pada tabel di atas merupakan realisasi dari alokasi Pengeluaran Pembiayaan Investasi
BA. 999.03 yang terdapat pada Postur APBN setiap tahunnya, kecuali tahun 2018 yang merupakan alokasi pada APBN
2018.
Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan | DJKN 23
Penambahan PMN yang signifikan pada Tahun 2015 -2018
Untuk Meningkatkan Peran BUMN Sebagai Agent of Development
100.0
Penambahan PMN kepada BUMN
90.48
90.0 pada tahun 2015-2018 sebesar
78.79
masing-masing Rp64,8 triliun,
80.0
Rp50,5 triliun, Rp6,4 triliun, dan
70.0 Rp3,6 triliun merupakan
penambahan PMN kepada BUMN
miliar rupiah
59.75
60.0
yang terbesar dalam periode
50.0 2008-2017.
40.0 Pada tahun 2017, PMN kepada
BUMN dialokasikan kepada PT KAI
30.0
25.86 sebagai lanjutan untuk
21.71
20.0 16.92 menyelesaikan proyek LRT.
13.08 13.30
10.0
8.91
3.97 4.70
2.50
-
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Rp8.170M Rp41.507M
Program Kedaulatan Pangan Program Pembangunan
Infrastruktur dan Konektivitas
Perum Bulog, PT Pertani, PT Sang
Hyang Seri, PT Perikanus, Perum PT AP II, PT Hutama Karya, Perum
Perindo, PT Garam, dan PTPN III Perumnas, PT Waskita Karya, PT
Adhi Karya, PT KAI, PT SMI, PT SMF
PT PII, PT Pelindo IV, PT Pelni, PT
Djakarta Lloyd, PT ASDP, PT DKB,
Rp5.607M PT DPS, dan PT IKI
Program Kemandirian Energi
PT Geo Dipa dan PT PLN
Rp6.744M Rp2.600M
Program Kemandirian
Program Industri Pertahanan
Ekonomi Nasional
dan Keamanan Nasional
PT PNM, PT PPA, PT PPI, PT
PT DI, PT PAL, dan PT Pindad
Antam, PT Askrindo dan Perum
Jamkrindo
25
ALOKASI PMN 2016 PADA BUMN
Rp2.500M Rp17.910M
Program Kedaulatan Pangan Program Pembangunan
Infrastruktur dan Maritim
Perum Bulog dan PT Pertani
PT Jasa Marga, PT Hutama Karya,
PT Wijaya Karya, PT Pembangunan
Perumahan, PT Angkasa Pura II,
Perum Perumnas, PT SMI, PT PII,
Rp23.560M dan PT SMF
Program Kemandirian
Energi
PT PLN
Rp3.000M
Rp1.000M Program Pengembangan
Program Kemandirian Industri Strategis
Ekonomi Nasional
PT Krakatau Steel, PT Industri Kereta
PT Askrindo dan Perum Jamkrindo Api, dan PT Barata Indonesia
26
….. PMN yang bersumber dari BMN dan Saham Milik Negara juga menjadi fungsi
strategis Direktorat KND.
Dana Segar
Piutang Negara
27
Nilai BPYBDS yang diterima oleh BUMN relatif besar, apabila digunakan mekanisme selain PMN seperti
2 sewa, maupun dijual kepada BUMN, akan menimbulkan krisis likuiditas bagi BUMN sehingga
penyelesaian BPYBDS akan menimbulkan permasalahan baru bagi BUMN.
2 Penyelesaian BPYBDS pada BUMN diharapkan tidak menimbulkan permasalahan baru bagi BUMN
Penetapan status BPYBDS, hanya menggunakan mekanisme penambahan PMN pada BUMN, bukan
1 mekanisme lainnya.
2 Nilai yang digunakan sebagai dasar penetapan BPYBDS menjadi penambahan PMN pada BUMN
menggunakan nilai hasil review BPKP, yang pada dasarnya merupakan nilai perolehan BPYBDS.
3 Meminta kepada K/L atau BUMN yang menerima BPYBDS untuk mengajukan permintaan review
BPYBDS kepada BPKP dan segera mengusulkan penetapan BPYBDS menjadi PMN.
30
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK
MENYELESAIKAN BPYBDS
PAYUNG HUKUM/ KEBIJAKAN PEMERINTAH MENYELESAIKAN DOUBLE COUNTING
Untuk mempercepat penyelesaian BPYBDS BPYBDSKeuangan telah menyampaikan agar
Menteri
menjadi PMN pada BUMN, sejak Tahun Anggaran K/L mengeluarkan BPYBDS dari daftar
2010 penyelesaian BPYBDS telah diakomodir laporan BMN dan dimasukkan dalam CALK
dalam UU APBN yang mengamanatkan BPYBDS dengan penjelasan yang lengkap (Surat nomor:
untuk menjadi PMN. 343/MK.06/2009 tanggal 4 Juni 2009).
PROGRESS PENYELESAIAN
BPYBDS
sampai dengan 11 Juli 2018
Nilai BPYBDS per 31 Penambahan Dalam Proses Dalam Proses Telah Ditetapkan
NO BUMN DESEMBER 2017 setelah Rekon Penyusunan Penetapan RPP menjadi PMN Belum Diusulkan K/L
(Rp) Kajian/PAK/Harmonisasi
1 Perum DAMRI 310.794.912.055,00 0,00 310.794.912.055,00 0,00 0,00
2 PT PLN 19.571.104.786.206,00 466.865.857.565,00 5.221.507.621.630,00 0,00 132.967.340.567,00 14.683.495.681.574,00
3 PT AP II 881.022.753.453,34 881.022.753.453,34 0,00 0,00 0,00
4 PT Pelindo I* 525.884.662.252,50 1.248.555.000,00 527.133.217.252,50 0,00 0,00 0,00
5 PT ASDP 794.289.473.182,00 173.320.159.150,00 0,00 0,00 620.969.314.032,00
6 PT Pertamina 12.452.878.178,53 0,00 0,00 0,00 12.452.878.178,53
7 Perum LPPNPI 975.506.099.661,70 975.506.099.661,70 0,00 0,00 0,00
132.967.340.567,0
Total 23.071.055.564.989,10 7.778.489.851.147,54 310.794.912.055,00 0 15.316.917.873.784,50
*Nilai BPYBDS pada PT Pelindo I sesuai Berita Acara Rekonsiliasi per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp525.884.662.252,50. Nilai BPYBDS PT Pelindo I yang
telah diusulkan serta dibahas dalam PAK dan penyusunan kajian bersama adalah nilai setelah disesuaikan dengan hasil reviu kembali oleh BPKP terhadap BPYBDS
berupa Pembangunan Dermaga Gunung Sitoli, sehingga nilai total BPYBDS adalah sebesar Rp527.133.217.252,50.
32
Penetapan BPYBDS menjadi PMN telah Meningkatkan awareness K/L terhadap penetapan BMN
diatur dalam UU APBN. yang diserahkan kepada BUMN.
K/L cenderung mengabaikan mekanisme PP Menindaklanjuti temuan BPK, sehingga BPYBDS dapat
27 Tahun 2014 dalam penyerahan BMN diselesaikan secara tuntas.
kepada BUMN. Seluruh BMN yang akan diserahkan K/L kepada BUMN,
Pengaturan penyelesaian BPYBDS dalam UU penyelesaiannya tidak melalui mekanisme BPYBDS,
APBN hanya bersifat “crash program”, namun sesuai PP 27/2014 sehingga “zero BPYBDS”
sehingga perlu diatur pencantuman dapat dicapai.
pembatasan (cut-off date). BMN yang diserahkan kepada BUMN, penatausahaan
dan pengelolaannya tunduk pada PP 27 Tahun 2014,
sehingga tercapai administrasi penggunaan BMN yang
efektif, efisien, optimal, dan akuntabel.
Perlu ditetapkan cut off date (COD) atas penyelesaian BMN yang telah
diserahterimaoperasionalkan kepada BUMN menggunakan mekanisme BPYBDS dalam Rancangan
UU APBN Tahun Anggaran 2019
34
NILAI BPYBDS
JUMLAH BUMN PENERIMA BPYBDS
70,000,000,000,000 58,021,901,990,33 30
3 56,051,774,564,95 25
49,611,181,062,17
60,000,000,000,000 49,633,837,728,78 7 24
0 8 44,364,558,169,47 25
50,000,000,000,000 8 50,134,293,038,43 21
47,046,675,612,54
47,527,099,986,35 9 20 24 23
40,000,000,000,000
2 1 14
38,575,956,499,99 12
30,000,000,000,000 6 25,400,682,182,09 15
0
13 9
20,000,000,000,000 23,071,055,564,98 10 13 7
9
10,000,000,000,000 5
0
31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 31- 0
31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec- 31-Dec-
Dec-07 Dec-08 Dec-09 Dec-10 Dec-11 Dec-12 Dec-13 Dec-14 Dec-15 Dec-16 Dec-17 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
15,000,000,000,000.00 6
6 5
10,000,000,000,000.00 4 3
7,661,287,625,768 6,502,637,136,663 3 3
.00 .00
5,000,000,000,000.00 3,266,581,790,086 3,608,147,303,431 2
1,781,214,950,307 .00 .17
.00 903,719,958,705. 0
0.00 002014
2011 2012 2013 2015 2016 2017 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
35
Monitoring dan Evaluasi PMN Pendirian
Penambahan
Pengurangan
Monitoring dan evaluasi penyelesaian konversi Barang Milik Negara (BMN) yang
dioperasionalkan oleh BUMN untuk menjadi tambahan Modal Milik Negara (BPYBDS)
36
7,820.00
7,101.53 5,607.31
5,000.00 6,750.00
4,285.18
2,600.00
1,768.00
ALOKASI REALISASI
Realisasi penggunaan PMN 2015 yang sudah mencapai 100%: Realisasi penggunaan PMN 2015 yang mencapai >50%:
Perum Bulog, PT PNM, PT Askrindo, dan Perum Jamkrindo, PTPN PT PPA, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Sang
XI,PTPN III, PTPN XI, PT PLN, PT Hutama Karya, PT Waskita Karya Hyang Seri, PT Pertani, Perum Perumnas, PT Pengembangan
Tbk., PT Adhi Karya Tbk., PT SMI, PT PII, PT SMF, dan LPEI Pariwisata Indonesia, PT KAI, PTPN VII, PT Pelni, PT Dok dan
Perkapalan Surabaya
Dari alokasi sebesar Rp 51,9 triliun, telah terealisasi penggunaannya sebesar Rp 33,6 triliun
ALOKASI (Dalam Miliar)
REALISASI (Dalam Miliar) 23,560
17,202 17,910
10,402
5,000 5,000
2,500 3,000
504 568
Realisasi penggunaan PMN 2016 yang sudah mencapai 100%: Realisasi penggunaan PMN 2016 yang mencapai >50%:
PT Askrindo, dan Perum Jamkrindo, PT Pertani, PT Jasa Marga PT PLN dan PT Hutama Karya
Tbk., PT SMI, PT PII, PT SMF, dan LPEI
Kementerian Keuangan telah meminta BUMN penerima PMN yang masih belum optimal penggunaan PMN-nya dan secara 38
korporasi memungkinkan agar hasil penempatan dana menjadi TOP UP dividen
SEBARAN PROYEK-PROYEK YANG DIBIAYAI PMN 2015-2016 PLTG Gorontalo Proyek Pabrik Feronikel
Halmahera Timur
PLN:
Nilai Proyek:Rp1,81T Antam:
Alokasi PMN: Rp1,81T Nilai Proyek:Rp20T
Balikpapan-Samarinda Pelabuhan Tarakan Alokasi PMN: Rp3,5T
Pelindo IV:
WIKA: Nilai Proyek:Rp334M Pelabuhan Bitung
Medan-Binjai Nilai Proyek:10T Alokasi PMN: Rp130M Pelindo IV:
Alokasi PMN: 1T Nilai Proyek:Rp506M Pelabuhan Ternate
HK: Alokasi PMN: Rp365M
Nilai Proyek:1,6T LRT Jabodebek Kawasan Wisata Mandalika Pelindo IV:
Alokasi PMN: 1T Nilai Proyek:Rp256M
Adhi dan KAI:
PPI:
Kendari New Port Alokasi PMN: Rp100M
Nilai Proyek:21,7T
Pekanbaru-Dumai Nilai Proyek:3,2T Pelindo IV:
Alokasi PMN: 9T
Alokasi PMN: 250M Nilai Proyek=Rp936M
HK: Alokasi PMN: Rp635M Pelabuhan Manukwari
Nilai Proyek:16,2T Pelindo IV:
Alokasi PMN: 58M Nilai Proyek:Rp140M
Alokasi PMN: Rp75M
Palembang-Indralaya
HK: Pelabuhan Jayapura
Nilai Proyek:3,3T
Alokasi PMN: 2,3T Pelindo IV:
Nilai Proyek:Rp257M
Alokasi PMN: Rp200M,
Bakauheni – Terbanggi Besar
HK:
Nilai Proyek:16.8T
Alokasi PMN: 2,2T
Pelabuhan Bakauheni
ASDP:
Nilai Proyek:500M
Pelabuhan Sorong
Alokasi PMN: 500M Bandara Soetta Pelindo IV: Pelabuhan Merauke
AP II: Nilai Proyek:Rp411M
Pelabuhan Merak Nilai Proyek:13T
Ngawi-Kertosono Alokasi PMN: Rp270M Pelindo IV:
Alokasi PMN: 8T Waskita: Nilai Proyek:Rp124,5M
ASDP: Pelabuhan Ambon Alokasi PMN: Rp124,5M
Nilai Proyek:500M Nilai Proyek:Rp3,83T
Alokasi PMN: 500M Alokasi PMN: Rp386M
Pelindo IV:
Nilai Proyek:Rp200M
PLTU Lontar PLTA Jatigede Becakayu Pejagan-Pemalang PLTGU Grati Alokasi PMN: Rp100M
31,414.69
150,000.000
133,984.44
100,000.000
84,891.97
9,400.00
50,000.000
5,000.00
2,000.00
-
-
2015 2016 2017 2018* 2015 2016 2017
• 8 sektor yang menjadi fokus belanja modal BUMN antara lain Transportasi, Listrik, Migas, dan Telekomunikasi.
• Sektor infrastruktur mendapatkan porsi PMN lebih dibandingkan sektor non-infrastruktur.
• Selain kebutuhan ekspansi usaha, pemberian PMN kepada beberapa BUMN dilakukan dalam rangka penugasan khusus, seperti pemberian PMN kepada
industri pertahanan untuk program kemandirian alutsista (PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia), dan kebutuhan restrukturisasi
perusahaan, seperti pemberian PMN pada PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, dan PT Sang Hyang Seri.
• Pemberian PMN kepada BUMN tersebut belum dapat memberikan leverage, mengingat kondisi keuangan dari BUMN yang secara umum masih
membutuhkan dukungan Pemerintah.
PERBANDINGAN PMN DENGAN CAPEX BUMN PENERIMA PMN PMN 2015-2016 telah berkonstribusi
(IDR Miliar) terhadap belanja capex 2016-2017
sebesar 3,9 kali dari total PMN.
350,000.00
Untuk PMN BUMN sektor infrastruktur,
pemberian PMN 2015-2016 sebesar
Rp47.159,96 miliar, telah berkonstribusi
300,000.00
285,983.94 terhadap belanja capex 2016-2017
sebesar Rp290.609 miliar atau 6,1 kali
250,000.00 dari total PMN.
Pertumbuhan nilai aset BUMN
penerima PMN mencapai 10,14% pada
200,000.00 193,884.35 2016 dan 11,22% pada 2017.
Pertumbuhan aset yang signifikan (rata-
rata pertumbuhan aset di atas 50%)
150,000.00 secara umum terdapat pada BUMN
133,984.44
sektor infrastruktur seperti PT Hutama
Karya, PT Waskita Karya Tbk., PT
100,000.00 Industri Kereta Api, dan PT Wijaya
Karya.
Di sisi nilai hutang juga mengalami
50,000.00 40,814.69 41,809.94 peningkatan dengan rata-rata
pertumbuhan pada 2016 mencapai
2,000.00 14,70% dan 26,43% pada 2017, yang
-
PMN 2015
2015 2016
CAPEX 2017 PMN 2017
2017
Proyeksi menunjukkan adanya leverage dalam
CAPEX 2016 PMN 2016
CAPEX 2018* rangka pendanaan proyek BUMN.
PMN CAPEX
10 BUMN dengan Realisasi Capital Expenditure (Capex)
Terbesar di Tahun 2016 dan 2017
Realisasi Capex 2016 (dalam Triliun)
74
59
29 25
16
10 9 8 7 6
50
33
27 27
13
9 8 5 5
PLN Pertamina Telkom Jasa Marga Waskita Karya Hutama Karya Wijaya Karya AP II Inalum AP I
43
KONTRIBUSI BUMN
TERHADAP PENERIMAAN NEGARA
278.5 • Kontribusi BUMN melalui pajak dan dividen dari tahun
43,7 2012 s.d. 2018 mengalami peningkatan.
Dalam IDR Triliun
223 237.5 • Pada tahun 2016 terjadi penurunan penerimaan pajak
197 43 dari BUMN seiring dengan short-fall penerimaan pajak
182
163
38
37 180
dari target.
154
34
40 159 • Pada tahun 2016 terjadi penurunan dividen pada
123 145
BUMN karena kebijakan penggunaan laba ditahan
triliun rupiah
31 120 123
digunakan untuk meningkatkan peran BUMN dalam
92
65.8800 pembangunan prioritas nasional sehingga dapat
54.4800
mengurangi beban APBN pada tahun 2017 dan 2018
7.6000 6.5800 4.0000 9.5700
3.6000
• Selama 2012-2017, Penerimaan Negara dari BUMN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 (Total Rp1.321 T) lebih besar dibandingkan dengan
Pajak (Termasuk PPh Migas) Deviden PMN ke BUMN (Total Rp138,54 T). Meskipun terdapat
Total Penerimaan Negara dari BUMN Realisasi PMN BUMN/Lembaga
peningkatan PMN yang signifikan di tahun 2015 dan
2016, namun persentasenya masih lebih kecil
Keterangan:
- Data Pajak BUMN terdiri dari Pajak Non Migas dan Pajak dibandingkan Penerimaan Negara yang berasal dari
Migas
- Sumber: DJP dan DJA
BUMN yaitu masing-masing 33,5% dan 29,9%. Bahkan
selama 2012-2014 hanya dibawah 6,5%.
KINERJA KEUANGAN BUMN PENERIMA PMN
MENUNJUKKAN TREN POSITIF
TAHUN 2016-2017
Sebelum menerima PMN,
Kinerja Keuangan Berdasarkan Laba/Rugi BUMN Tahun 2016-2017 pada 2013 terdapat 9 BUMN
merugi, dan pada 2014
terdapat 8 BUMN merugi.
Kinerja profitabilitas BUMN
penerima PMN pada 2016
3 cukup baik dengan agregat
pertumbuhan laba bersih
8 mencapai 52%, sedangkan
untuk tahun 2017 mencapai
LABA 24%. Pada tahun 2017
RUGI
tersisa tiga BUMN penerima
PMN 2015-2016 yang masih
membukukan kerugian yaitu
28 PT Dok dan Perkapalan
Surabaya yang membukukan
33
kerugian selama 2015-2017,
dan PT PLN dan PT PAL yang
mengalami kerugian pada
2017.
45
Gambaran Ringkas Kinerja PMN pada BUMN Penerima PMN
Pemberian PMN telah memicu pertumbuhan capital expenditure (capex) yang signifikan, yaitu 57,83% pada 2016
dengan nilai capex sebesar Rp133,98 triliun dari total capex BUMN Rp265,18 triliun dan 44,71% pada 2017 dengan
nilai capex sebesar Rp193,88 triliun dari total capex BUMN Rp322,36 triliun. PMN 2015-2016 berkontribusi
terhadap belanja capex 2016-2017 sebesar 3,9 kali dari total PMN.
Nilai aset BUMN meningkat sebesar 10,14% pada 2016 dan 11,22% pada 2017. Hutang tumbuh sebesar 14,70%
pada 2016 dan 26,43% pada 2017, yang menunjukkan adanya leverage.
Kinerja profitabilitas BUMN juga meningkat dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 52%, pada 2016 dan 24%
pada 2017. Jumlah BUMN yang merugi juga turun, yaitu dari 8 (delapan) BUMN penerima PMN yang merugi
pada periode 2015-2016, menjadi hanya 3 (tiga) BUMN yang merugi pada 2017.
Selain itu, BUMN penerima PMN juga berkontribusi melalui setoran dividen sebesar Rp14.613,98 miliar selama
periode 2015-2017
Penyerapan PMN belum optimal sehingga realisasi capex oleh BUMN tertunda dan PMN pada beberapa BUMN
belum memberi dampak perbaikan kondisi perusahaan.
Pemberian PMN terhadap beberapa BUMN (PT PAL, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan
Perkapalan Surabaya dll.) belum dapat memberikan leverage, mengingat kondisi keuangan BUMN tersebut
yang belum sehat
46
Pelaporan PMN Pendirian
Penambahan
Pengurangan
• Penyusunan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LK BUN) Bagian Anggaran
999.03 dilakukan setiap semester sesuai dengan siklus penyusunan LKPP.
Konsolidasi laporan keuangan dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) BA 999.03 lebih luas scoope nya, tidak
hanya PMN namun juga meliputi Investasi Pemerintah Non Permanen (Dana yang dikelola Badan Layanan
Umum Pengelola Dana Khusus)
• Penatausahaan PMN merupakan bagian dari Penatausahaan KND yang setiap tahunnya
dituangkan dalam Buku Penatausahaan KND (berbasis LK BUMN/Lembaga audited)
• Penatausahaan bukti kepemilikan saham negara.
47
*Nilai 2012-2017 merupakan nilai realisasi APBN, sedangkan nilai tahun 2018 merupakan nilai alokasi dalam APBN TA 2018
Lembaga Manajemen Aset Negara mulai tahun 2016 menjadi unit yang bertanggung jawab atas pembayaran
pengadaan lahan proyek infrastruktur yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). Untuk itu dialokasikan
dana yang sangat besar. Hingga tahun 2018 dan RAPBN 2019 alokasi LMAN mendominasi portofolio investasi
Pemerintah.
52
ALOKASI INVESTASI BLU 2015-2018
UNTUK INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, DAN
PEMBIAYAAN KUMKM
Rp14.600M Rp1.600M
Penyediaan Rumah MBR Pemberdayaan UMKM
BLU LPDB KUMKM
BLU PPDPP
2015: Rp250M
2015: Rp5,1T; 2016: Rp4,3T
2017: Rp500M
2017: Rp3,1T 2018: Rp2,1T 2015: Rp850M
Rp84.950M Rp30.500M
Optimalisasi Aset Negara Mendukung Pendidikan
dan Landbank untuk PSN Nasional
BLU LMAN BLU LPDP
2015: Rp1,5T; 2016: Rp16T 2016: Rp5T; 2017: Rp10,5T
2016: Rp32,05T; 2018: Rp35,40T.
2018: Rp15T
53
Kekayaan Negara Dipisahkan
Perpres No.49/2017 ttg perubahan kedua dari Perpres No.98/2015 ttg Percepatan Penyelenggaraan
Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi di wilayah Jabodebek.
56
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN
Skema Pendanaan Proyek LRT Jabodebek…(1)
2T Perubahan penggunaan PMN tahun 2015 sebesar Rp2 triliun yang
semula untuk kereta api trans Sumatera menjadi pendanaan
pembangunan prasarana dan sarana LRT Jabodebek
PMN
KERETA API
2T PMN tahun 2017 telah dialokasikan dalam APBNP 2017 sebesar Rp2
triliun untuk leveraging dalam memenuhi pendanaan pembangunan
7,6 T
LRT Jabodebek pada akhir tahun 2017 dan/atau awal tahun 2018
Perkiraaan Nilai 9T
Proyek LRT
Jabodebek PMN tahun 2018 telah dialokasikan dalam RAPBN tahun 2018 sebesar
(updated FS) Rp3,6 triliun yang akan digunakan untuk memenuhi pendanaan LRT
30% (Ekuitas) 3,6 T Jabodebek
1,4 T
70% (Utang) PMN sebesar Rp 1,4 T yang telah diterima Adhi tahun 2015
akan digunakan untuk berinvestasi di Balai Yasa (Depo dan
29,9 T stasiun) dengan total capex Rp4,2 T akan disewa/dibayar
oleh KAI kepada Adhi selama masa konsesi.
UTANG Pinjaman dari sindikasi perbankan, PT SMI, dan Lembaga
Keuangan/non keuangan lainnya (termasuk Interest During
Construction (“IDC”)
Bunga pinjamaan s.d. 8,25%
20,9 T Penjaminan pemerintah diperlukan untuk menurunkan suku
bunga pinjaman PT KAI yang akan berpengaruh terhadap
kelayakan proyek dan besaran dukungan pemerintah (subsidi).
57
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DIREKTORAT KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN
Skema Pendanaan Proyek LRT Jabodebek…(2)
58
PMN PT SMI TAHUN 2015
• PMN kepada PT SMI (Persero) dalam APBNP 2015 bukan merupakan PMN yang bersifat tunai (cash),
namun bersifat in-out dalam pembiayaan, yaitu penerimaan kembali investasi (in) dan PMN kepada PT SMI
(Persero) (out), sebagaimana mekanisme PMN pada Bank Indonesia dalam APBN 2015.
• Aset sebesar Rp.18.356,6 miliar bersumber dari pengalihan seluruh alokasi investasi Pemerintah melalui
Pusat Investasi Pemerintah (PIP) pada tahun anggaran 2006-2013 yang akan digunakan untuk
meningkatkan kapasitas PT. SMI (Persero) dalam pembangunan infrastruktur.
Pengalihan Aset dan Fungsi PIP ke PT SMI sebagai PMN
9.656
Aset Tunai 9.656 miliar Penyaluran pinjaman miliar
kepada:
Free Cash Rp1.767 M o Pemda
o BUMN
Committed Cash Rp4.760 M o BUMD
Geothermal Fund Rp3.129 M o Proyek infrastruktur
swasta
Aset
NonTunai 8.700 miliar 8.700
miliar
61
Terima Kasih
Mohon perkenan masukan, sumbangan ide,
wawasan dan pendapat untuk memperkaya diskusi
kita…