Anda di halaman 1dari 62

KEBIJAKAN OPERASIONAL BIDANG KESMAS

INDAH KUSUMAWATI, S.SI, APT


KABID KESEHATAN MASYARAKAT
RENSTRA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
INDIKATOR 2023 INDIKATOR 2023

TARGET CAPAIAN TARGET CAPAIAN


Presentase DAM yang 80 % Persentase Puskesmas yang melaksanakan intervensi PHBS berbagai 20 %
memenuhi Standar tatanan sesuai standart
Presentase TPM yang 60 % Persentase Puskesmas yang menerapkan Kebijakan Gerakan Masyarakat 64 %
memenuhi standart Hidup Sehat (GERMAS )
Presentase makanan jjanan Jumlah Puskesmas yang memiliki Desa Siaga Aktif PURI 70 %
70 %
yang memenuhi standart
Presentase industri rumah Presentasi Puskesmas dengan SBH PURI 36 %
92 %
tangga pangan yang
memenuhi komitmen SPP IRT Persentase Keluarga Sehat 12 %
Jumlah Kab/ Kota dengan 18
capaian pelayanan kesehatan
usia sekolah dan remaja sesuai Prsentasi Puskesmas dengan Poskesdes PURI 56 %
target
Presentasi Puskesmas dengan Poskestren PURI 54 %
Presentase Puskesmas dengan Posyandu Puri 66,5 %

INDIKATOR 2022

TARGET CAPAIAN

Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja

Jumlah desa/kelurahan yang sudah ODF


KEBIJAKAN OPERASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN
ANAK USIA SEKOLAH DAN
REMAJA
PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KREATIF
PELAYANAN KESEHATAN
 Penjaringan Kesehatan dan
Pelaksanaan Trias UKS Pemeriksaan Berkala
PELAYANAN
oleh Kesehatan KESEHATAN  BIAS
 Pemberiat TTD pada remaja putri
 Pemberian obat cacing (SD)
 P3K dan P3P

PEMBINAAN LINGKUNGAN
MANAJEMEN SEKOLAH SEHAT
UKS/M  Pembinaan kantin dan PKL sekitar
PENDIDIKAN PEMBINAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN sekolah
SEKOLAH SEHAT  Pembinaan sanitasi sekolah dan
PENDIDIKAN KESEHATAN Pengelolaan Sampah
 Literasi kesehatan melalui Buku Rapor Kesehatanku  Pemberantasan sarang nyamuk
 Penyuluhan kesehatan pada Masa Orientasi Siswa  Pemanfaatan Pekarangan Sekolah
(MOS) & melalui Muatan Lokal (kesenian daerah)
 Kampanye HIV-AIDS, Tablet Tambah Darah dll
(Toga, buah/sayur)
 Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Pendidikan  Penerapan Kawasan Tanpa Rokok,
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) tanpa NAPZA dan tanpa Kekerasan,
 Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah Tanpa pornografi/ pornoaksi
4
(Dokcil/ KKR, PMR, Konselor Sebaya, dll)
GERAKAN REMAJA BEBAS ANEMIA
UNTUK CEGAH STUNTING
(RANEMIA CANTING)

1 (SATU) ORANG REMAJA


AKAN MEMANTAU 3
(TIGA) ORANG REMAJA
TUJUAN PUTRI

UNTUK MENURUNKAN
ANEMIA PADA REMAJA BERBASIS
PUTRI DENGAN SEKOLAH DENGAN
MENGKONSUMSI TABLET MELIBATKAN TP-
TAMBAH DARAH (TTD) UKS , DAN
MELIBATKAN
PRAMUKA
14
UPAYA
LOGISTIK TTD ;
Ketersediaan TTD Remaja Putri di SISTEM PENCATATAN ;
38 Kab/ Kota sudah sesuai dengan 03 - Di catat dalam buku raport
jumlah sasaran Rematri usia 12-18
tahun, diberikan 1x setiap minggu
01 kesehatanku
- Di entry dalam aplikasi Si Gizi
(52 tablet/ tahun). Terpadu

JEJARING ; 04 KAP ;
Bekerjasama dengan anggota SKB 4
Menteri, Saka Bakti Husada(SBH),
02 Pengetahuan, sikap, dan
perilaku seseorang dalam
Pramuka, perguruan tinggi, TOGA & mengkonsumsi TTD
TOMA
STRATEGI
Meningkatkan
Tenaga
kemampuan
Kesehatan/ Guru
01 04 Komitmen bersama pemangku
UKS/M dan Kader Kesehatan kebijakan terkait TTD
Remaja

02 05 Pendampingan sekolah sehat


Skrining anemia pada remaja
putri di sekolah (kelas 7 & 10)
Perencanaan terintegrasi
03 06 dengan program/ kegiatan TP
UKS/M tingkat Prov/ Kab/ Kota
Pelaksanaan kegiatan TRIAS UKS/M dan TP UKS/M Kecamatan
dan penggerakan AKSI BERGIZI
secara terus menerus
KEBIJAKAN
OPERASIONAL
STRATEGI KIE DAN KAP
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KREATIF
STRATEGI KOMUNIKASI,
INFORMASI DAN ⁃ Penyuluhan oleh tenaga
EDUKASI FAKTOR Promkes di Puskesmas ⁃ PENGETAHUAN
PREDISPOSISI ⁃ PERHATIAN
⁃ Penggunaan media yang
⁃ PRAKTIK BAIK
dimiliki (media sosial)
EDUKASI
Pelatihan/ peningkatan
Kapasitas (Kerjasama
SDMKes, Organisasi
Profesi)
⁃ Pemenuhan tenaga promkes di
FAKTOR puskesmas (PPPK) PHBS/
PENDUKUNG ⁃ Penyediaan prototype media STUNTING
edukasi

KEBIJAKAN
Monitoring / Bimtek LINGKUNGAN
Implementasi Germas Penyebarluasan informasi
kePuskesmas ⁃ Kemitraan dengan ormas melalui :
FAKTOR ⁃
⁃ Media Cetak
Reward sistem/Lomba – ⁃ Media Elektronik
PENGUAT ⁃ Media Luar ruang
lomba implementasi PHBS ⁃ Media Sosial

*Teori “Precede-Proceed Model”, Lawrence Green (1991)


PENGEMBANGAN KIE

UNFREEZING REFREEZING
MOVING

• Puskesmas • Melaksanakan progsi- • Puskesmas


progsi Promkes dan mengadopsi progsi-
dengan GAP Pemberdayaan progsi yang sudah
tinggi Masyarakat dilaksanakan

Edukasi Kesehatan Ibu dan Anak Lokus Kab/kota


sesuai dengan
Edukasi Kesehatan untuk Pencegahan Stunting pada Remaja
data lintas
Edukasi Kesehatan pada masyarakat Pondok Pesantren program
Edukasi Kesehatan Program Prioritas Germas
*Teori “Manajemen Perubahan”, Kurt Lewin
STRATEGI PENCEGAHAN STUNTING DENGAN KAP
WHO
TOPIK & TOOLS 1. Melatih Kader
PETUGAS 2. Implementasi KAP di desa wilker
1. TTD REMATRI
2. CTPS & KESEHATAN 3. Merencanakan kegiatan KAP
JAMBAN WHAT dengan Dana BOK
KAP
SEHAT 4. Kegiatan UKS
KADER
3. TTD IBU
HOW KESEHATAN
HAMIL & GIZI 1. Implementasi di Posyandu,
SEIMBANG Kunjungan rumah, kelas Ibu Hamil
WHAT 1. POSYANDU 2. Melaporkan temuan /koordinasi
2. PUSKESMAS dengan petugas kesehatan
3. SEKOLAH
4. KELAS IBU
WHERE HAMIL
& 5. PEMICUAN DI
WHEN DESA
6. KUNJUNGAN
RUMAH (PIS
PK)

STUNTING WHY
RENCANA AKSI PROGRAM KAP

Membentuk Penguatan
Forum komitmen
Diskusi KAP Kab/Kota
dengan
Lintas
dan
Program Puskesmas

Menyusun Percepatan
istrumen tenaga
kesehatan
monitoring
Puskesmas
tindak lanjut yang dilatih
KAP di KAP melalui
Kabupaten/Ko On the job
ta yang training
meliputi Input, (OTJ)
Proses,
Output dan 12
Outcome
KEBIJAKAN OPERASIONAL
KEMITRAAN PROMKES
(MoU/PKS) DENGAN
ORMAS/OP/PT/MEDIA
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KREATIF
DATA KEMITRAAN PROMKES (DENGAN PKS)
Tahun 2021
NO MITRA TENTANG Nomor PKS JANGKA
WAKTU
BERMITRA

1. PPKMI Peningkatan Promosi Nomor : 3 Tahun ( 18


daerah Kesehatan dan Pemberdayaan 120.23/246/PKS/011.3/2021 Okt 2021 – 18
Jawa Masyarakat melalui Kegiatan Okt 2024)
Timur Peningkatan Kapasitas
Penyuluh Kesehatan
Masyarakat di Kab/Kota
Seluruh Jawa Timur

2. PT Pengembangan Media Promkes Nomor : 3 Tahun ( 18


Surabaya 120.23/247/PKS/011.3/2021 Okt 2021 – 18
Media TV Okt 2024)

14
DATA KEMITRAAN PROMKES (DENGAN PKS)
Tahun 2022
NO MITRA TENTANG NOMOR PKS JANGKA WAKTU
BERMITRA
1. PW Nasyiatul Peningkatan Peran Nomor : 3 Tahun (01-08-2022 S/D 01-08-
Aisyiyah Jawa Nasyiatul Aisyiyah dalam 120.23/228/PKS/011.3/2022 2025)
Timur rangka Menurunkan
Kematian Ibu dan Kematian
Bayi di Jawa Timur

2. Universitas Peningkatan Peran 120.23/229/PKS/011.3/2022 3 Tahun (01-08-2022 S/D 01-08-


Negeri Malang Mahasiswa Departemen 2025)
(UM) Ilmu Kesehatan Masyarkat
Universitas Negeri Malang
dalam rangka Pengabdian
Masyarakat Sebagai Upaya
Menurunkan Kasus
Stunting di Kota Malang

15
KEGIATAN TINDAK LANJUT MOU/PKS TAHUN 2023
SUMBER DANA APBD
● Rapat Koordinasi Program Promkes dan
Pemberdayaan Masyarakat (Rapat Kemitraan 2
kali)
● Edukasi Kesehatan untuk Pencegahan Stunting
pada Ibu Balita (1 Kali : Nasyiatul Aisyiyah)
● Edukasi Kesehatan untuk Pencegahan Stunting
pada Remaja (1 kali : Universitas Negeri Malang)
● Edukasi Kesehatan pada masyarakat Pondok
Pesantren (1 kali : UNUSA)
KEBIJAKAN OPERASIONAL
PESANTREN SEHAT
PENGEMBANGAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
STRATEGI PEMBINAAN PONDOK PESANTREN
1. Warga Pondok Pesantren
SAJADAH INPUT
(Santri, Pengasuh, Kyai)
2. Sarana dan Prasara di
(Santri Jatim Sehat & Pondok Pesantren
3. Pendamping Ormas
Berkah)
4. Rencana Kegiatan
Pendampingan Ponpes

MASALAH POSKESTREN
KESEHATAN PROSES
1. Koordinasi Puskesmas,
Ponpes dan Ormas
2. Dilaksanakannya
Peningkatan Kapasitas

IMPACT OUTCOME OUTPUT 3.


(orientasi)
Dilaksakannya SMD dan
MMPP

1. Menurunnya Masalah
Kesehatan di Pondok Pesantren 1. Tingkat perkembangan 1. Adanya Kesepakatan bersama
2. Meningkatnya kualitas poskestren meningkat Pondok & Puskesmas dalam
kesehatan lingkungan di Pondok 2. Klaslifikasi PHBS Pondok Pembinaan Kesehatan
Pesantren Pesantren meningkat
3. Adanya kebijakan berwawasan
kesehatan di ponpes
ADVOKASI

PROMOSI KESEHATAN

N
TA
⁃ Kader Santri Husada

HA
⁃ Survei Mawas Diri

SE
⁃ Musyawarah Masyarakat Pondok

KE
Pesantren
KESEHATAN LINGKUNGAN
IKI
⁃ Pendampingan Poskestren

I
OS
⁃ Peningkatan kapasitas

OM

KE
PESAT pelaksanaan Inspeksi

PR

SE
Kesehatan Lingkungan

HA
TA
JATIM
Secara mandiri

N
LI
NG
INISIASI, KOLABORASI, INOVATIF

KU
PESANTREN SEHAT JAWA TIMUR

NG
AN
PE A SY
MB A R
M

PELAYANAN KESEHATAN

N
ER AK

AA
DA AT

TR
YA

⁃ Optimalisasi pemberian

MI
AN

Tablet Tambah Darah

KE
PELAYANAN KESEHATAN ⁃ Skrining mandiri gejala
TBC melalui E-TIBI
Konsep Pendampingan Pesantren Sehat 2023

INPUT PROSES OUTPUT


1. SURVEY PHBS
2. PENGUKURAN TINGKAT 1. KEPATUHAN KONSUMSI
PERKEMBANGAN/ POSKESTREN TTD MENINGKAT
3. ORIENTASI MATERI : PHBS 2. ADANYA PRODUK
PONPES, GIZI REMAJA, KEBIJAKAN PONPES
PENTINGNYA MINUM TABLET BERWAWASAN
1. PP+ MADRASAH
TAMBAH DARAH (TTD), KESPRO KESEHATAN
2. POSKESTREN 3. STRATA POSKESTREN
DAN KESEHATAN JIWA REMAJA
3. SANTRI, 4. PRETEST & POST TEST MENINGKAT
PENGASUH 5. SMD & MMPP, PENDAMPINGAN 4. KLASIFIKASI PHBS
4. ORMAS MINUM TTD dan INTERVENSI MENINGKAT
5. NAKES LAINNYA 5. TERLAKSANANYA IKL
6. DANA BK 6. PENDAMPINGAN OLEH ORMAS MANDIRI
dan atau TENAGA KESEHATAN 6. TERLAKSANANYA
7. PELAKSANAAN IKL MANDIRI & SKRINING GEJALA TBC
PEMBINAAN PUSKESMAS MELALUI E-TIBI
8. SOSIALISASI, PELAKSANAAN E-
TIBI & PEMBINAAN PUSKESMAS
KEBIJAKAN OPERASIONAL
GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT (GERMAS)
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KREATIF
STRATEGI PELAKSANAAN GERMAS

ADVOKASI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
• Advokasi/Audiensi/Loby kepada
Pimpinan Daerah dan Lembaga • Membentuk forum Germas
Legislatif daerah (DPRD I/II) Provinsi dan Kab/Kota
• Advokasi/Audiensi/Loby Lintas • Membentuk dan membina
Sektor (antar Dinas /OPD) kelompok olahraga,
• Advokasi/Audiensi/Loby Lintas
Sektor, swasta, ormas, LSM, KEMITRAAN pemerhati lingkungan dan
lainnya
Akademisi, Organisasi Profesi • Melakukan Kerjasama antar Dinas/OPD juga • Pemberdayaan kelompok
dan sebagaianya legislatif daerah (DPRD) rentan dan masyarakat
• Melakukan kerjasama dengan mitra swasta lainnya
• Kerjasama dengan Ormas/LSM, Akademisi,
organisasi profesi dan sebagaianya
DUKUNGAN DALAM GERMAS

K
om

Pe Pr
Pe
Pe itm

Pe gn

rlu og
r
ce
m en

d
rk Mit

as ram
p
da d

ua ra
at er
dl an

Pe G
tK P
Im ma
G
m D

la er
pl s
G uk

er ote

ks m
em
er u

ja ns

an as
m ng

sa ia
en
as an

aa
m l
ta

n
a
si
Komitmen dan Dukungan Pemda dlm Perkuat Kerjasama dgn Mitra Potensial

01 Germas
Komitmen dan Dukungan Pemda dlm Germas
merupakan wujud daerah mendukung
03 Keterlibatan Mitra Potensial (Akademisi, Dunia Usaha,
Organisasi Profesi, Ormas) dlm Germas menjadi salah
satu kunci keberhasilan Germas
kebijakan berwawasan sehat.

Percepat Implementasi Germas Perluas Pelaksanaan Program Germas

02 Agar Germas bisa menjadi budaya di


masyarakat, maka operasionalisasi kegiatan
Germas harus mulai dari tatanan paling kecil,
04 Promosi dan perluasan pelaksanaan program
GERMAS di berbagai Tatanan dpt meningkatkan
kualitas pelaksanaan dan memelihara
mulai dari Tatanan Keluarga (Individu dan kesinambungan kegiatan Germas.
Keluarga), Sekolah, Tempat Kerja termasuk di
RS
KEBIJAKAN OPERASIONAL
PIS PK
PROMOSI KESehatan dan
pemberdayaan masyarakat
PMK 39 Tahun 2016
(Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga)

PENGERTIAN PENDEKATAN KELUARGA

Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas


untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan
kesehatan dengan mendatangi keluarga Tujuan Pendekatan Keluarga:
1. Mengintegrasikan seluruh program di Puskesmas
2. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan
12 INDIKATOR kesehatan yang komprehensif
1. keluarga mengikuti program Keluarga Berencana(KB);
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan; 3. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota
3. bayi mendapat imunisasi dasar lengkap; 4. Mendukung pelaksanaan JKN
4. bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif; 5. Mendukung tercapainya program indonesia sehat
5. balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;
6. penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar; 4 Area Prioritas :
7. penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
8. penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; 1. penurunan angka kematian ibu dan bayi;
9. anggota keluarga tidak ada yang merokok; 2. penurunan prevalensi balita pendek
10. keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. keluarga mempunyai akses sarana air bersih;
(stunting);
12. keluarga mempunyai akses atau menggunakan 3. penanggulangan penyakit menular; dan
jamban sehat. 4. penanggulangan penyakit tidak menular
DUKUNGAN TERHADAP SPM

2,
3,
4,
Memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita tiap bulan KEL 8,
UA SE 10,
RG HA 11 NILAI KINERJA DARI
BUPATI/WALIKOTA
A T

SPM
Lintas
media advokasi Sektor
KEPALA DAERAH
Indikator dan Target PIS-PK
Indikator tingkat Puskesmas
Target RPJMN 2020-2024 di antaranya adalah optimalisasi
penguatan pelayanan Kesehatan melalui pendekatan
keluarga dengan indikator: Proporsi keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas

“ Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Program 2022 40% 2023 60% 2024 80%
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dengan
cakupan kunjungan keluarga dan intervensi 100% keluarga
di wilayahnya, pada akhir tahun berjalan” Puskesmas memantau dan mengendalikan faktor
risiko kesehatan pada setiap keluarga di wilayah
kerjanya, ditandai dengan meningkatnya status
kesehatan ibu dan anak, terkendalinya penyakit
menular dan penyakit tidak menular di keluarga,
kepesertaan JKN dan sanitasi

Capaian: 114
5
Capaian PISPK Kab. Lumajang

Data per Maret 2023


KEBIJAKAN OPERASIONAL
POSYANDU
PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN
KESEHATAN MASYARAKAT
STRATEGI PENINGKATAN POSYANDU
1. Pelembagaan Posyandu
2. Kader
3. Alat Pemantauan Pertumbuhan
INPUT dan Perkembangan
4. Pedoman Pelaksanaan
5. Sistem Informasi
6. Pendanaan

MASALAH 1. Rapat Koordinasi Pokjanal Posyandu Tk


POSYANDU PROSES Provinsi, Tk Kab/Kota
KESEHATAN 2. Dilaksanakannya Orientasi Kader
Posyandu
3. Dilaksanakannya kegiatan rutin
Posyandu (5 Langkah)
4. Dilaksanakannya Pelayanan Kesehatan
di Posyandu

IMPACT OUTCOME OUTPUT 5. Dilaksakannya Pelaporan Posyandu


6. Dilaksanakannya Pembinaan Posyandu

1. Menurunnya angka 1. Peningkatan Persentase 1. Tersusunnya SK Pokjanal Posyandu


Stunting kabupaten/kota dengan 2. Adanya Komitmen pelaksanaan LKD
2. Menurunnya Angka minimal 80% posyandu aktif Posyandu
Kematian Ibu dan Bayi 2. Peningkatan Persentase 3. Minimal 50% Sasaran telah
3. Menurunnya Angka kabupaten/kota mendapatkan pelayanan (KIA, KB,
Kesakitan dan kematian melaksanakan pembinaan Imunisasi, Gizi) di Posyandu
akibat penyakit posyandu aktif 4. Peningkatan Strata Posyandu
menular/tidak menular
KEBIJAKAN OPERASIONAL
STBM
KESEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN
OLAHRAGA
TANTANGAN & PEMBELAJARAN STBM 2022
Demand Creation Supply Improvment Enabling empowerment Review untuk Sanitarian
1. Perilaku sebagian orang BABS 1. Wirausaha sanitasi belum 1. Masih ada perbedaan 1. Kegiatan pasca pemicuan belum
tertutup, karena kondisi diperhitungkan sbg pilihan oleh pemahaman tentang ODF, dilaksanakan secara optimal
lingkungan yang “mendukung” : sebagian institusi untuk sehingga Sebagian pihak belum ( fasilitasi penyusunan RKM,
rumah berbatasan dengan sungai, mengerjakan proyek atau melihat ODF sebagai tuntutan sharing best practices, reward
lahan terbatas dan pemahaman kegiatan kebutuhan -> minim dukungan dan pelaporan progress, tokoh
mereka, perilaku seperti ini bukan 2. Di Sebagian wilayah teknologi regulasi, minim dukungan kunci, koordinasi LP/LS, sidang
masalah yang dikembangkan oleh wusan anggaran, ODF hanya tanggung pleno)
2. Keterbatasan kemampuan terlatih, “kalah bersaing” dengan jawab intitusi Kesehatan, 2. Output pemicuan masih
keuangan, sehingga lebih memilih teknologi pabrikan (septictank menganggap bahwa yg belum terbatas : upaya peningkatan
melakukan kebiasaan BABS dan fiber, biofill dsbnya punya akses karena faktor pengetahuan saja, belum ke
menunggu bantuan, hibah, 3. Minim dukungan, minim promosi kemiskinan sehingga opsi penggalangan komitmen
stimulant 4. Wirausaha sanitasi yang pernah penyelesaian satu-satunya harus bersama dan masyarakat
3. Perilaku atau kebiasaan turun dilatih tidak melanjutkan kegiatan dibantu, hibah, stimulant membangun jamban
temurun pemasaran atau bisnis sanitasi 2. Kolaborasi antar pihak sebatas 3. Yang terlibat di pemicuan hanya
dikatenakan salah satunya, minim retorika, ego sectoral, ego sanitarian belum melibatkan
permintaan atau pesanan program LP/LS
5. Minim dukungan dari pihak luar 4. Belum ada tutorial pemicuan
untuk menjawab tantangan terbaru
keterbatasan pembiayaan 5. Media conroute tidak tersedia
6. Sanitarian tidak rutin update
data ==perubahan dari smart
stbm dan website menjadi
pelaporan manual
STRATEGI PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN STBM

2.
3. 4.
PENGUATAN 5.
1. PENGUATAN DATA & PENGUATAN PENGUATAN
PENGEMBAN PENGUATAN
INFORMASI TATA PEMBIAYAA
GAN INOVASI
KELOLA N
KAPASITAS

Mengoptimalkan Memanfaatkan dan


KETERANGAN

Sistem pemantauan Melakukan assessment Menjadikan ODF


yang kuat diperlukan kebutuhan kapasitas sebagai urusan semua pembiayaan untuk meningkatkan praktik
untuk mendukung dan sumber daya orang melalui sanitasi, terutama inovatif termasuk
pencapaian ODF. Data manusia (khususunya kolaborasi lintas sektor untuk kelompok mekanisme
dan pemantauan di Kabupaten, dan lintas wilayah, dan masyarakat dengan pembiayaan dan
memberikan dasar bagi Puskesmas, camat, memanfaatkan forum akses terbatas ke teknologi, terutama
semua pihak terkait lurah dan juga Kader) KKS sebagai salah sumber daya teknologi yang dapat
dan publik terhadap untuk mencapai ODF satu strategi, dengan keuangan. diakses untuk daerah
capaian penyelesaian Meksanakan pembagian peran yang kondisi menantang dan
masalah sanitasi serta pengembangan jelas, serta keterlibatan masyarakat yang
perkembangan upaya kapasitas kelembagaan pemangku kepentingan terpinggirkan.
ODF. ODF/STBM 5 pilar. dan lembaga
KEBIJAKAN OPERASIONAL
PENYEHATAN AIR
KESEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN
OLAHRAGA
KENDALA DAN STRATEGI
STAKEHOLDER INFORMATION
METHODE MACHINE
Bappenas,Kemendagri,Ke Kebijakan terbaru terkait
MAN MATERIAL
MONEY Pertemuan Laptop &
men PU,Kemenkes, Pengawasan Kualitas Air
SDM
APBD & APBN daring/luring/
pelaporan
- Dinkes Prov, Dinkes Minum dan akses air
Dinkes/PKM Kab/Kota,Perpamsi,Assosi minum aman termasuk
fasilitasi/diskusi
asi KPSPAM laporan dr linsek

STRATEGI OUTPUT
MASALAH

Advokasi Pengawasan Kualitas air Minum Kab/Kota


baik melalui daring/luring
Kurangnya komitmen dan
kemampuan pemerintah Dinas Kesehatan Kab/Kota sebagai
daerah untuk PKAM baik pengawas eksternal mampu
dari anggaran maupun Peningkatan kapasitas petugas Kesling dalam melaksanakan Pengawasan Kualitas
kapasitas SDM Pengawasan Kualitas Air Minum dan surveilans Air Minum dan melaksanakan
kualitas air minum rumah tangga surveilans kualitas air minum menuju
akses air minum aman sesuai dengan
target SDGs Tahun 2030
Arah Kebijakan dalam Mencapai Akses Air Minum Aman

Penguatan regulasi beserta Advokasi


turunan kebijakan dan Pengawasan Kualitas
strategi dan pembiayaan Air Minum
pelaksanaan

Fasilitasi Surveilans
Peningkatan tata kelola Kualitas Air Minum Rumah
kelembagaan dan Tangga
pendanaan

Dukungan ketersediaan Tenaga Sanitasi Lingkungan yang Profesional


dalam Pengelolaan Menuju Capaian Air Minum Aman
KEBIJAKAN OPERASIONAL
KABUPATEN/KOTA SEHAT
KESEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
KRITERIA PENGHARGAAN SWASTISABA 2022
MINIMAL 80% DESA/KEL ODF SWASTISABA PADAPA

MINIMAL 90% DESA/KEL ODF SWASTISABA WIWERDA

100% DESA/KEL ODF SWASTISABA WISTARA

KKS 2022

WISTARA : 100% INDIKATOR POKOK & 91% sd 100% INDIKATOR TATANAN

WIWERDA : 100% INDIKATOR POKOK & 81% sd 90% INDIKATOR TATANAN

PADAPA : 100% INDIKATOR POKOK & 71% sd 80% INDIKATOR TATANAN


KRITERIA PENGHARGAAN SWASTISABA 2023
MINIMAL 80% DESA/KEL ODF SWASTISABA PADAPA

MINIMAL 90% DESA/KEL ODF SWASTISABA WIWERDA

100% DESA/KEL ODF SWASTISABA WISTARA

KKS 2023

WISTARA : INDIKATOR POKOK & INDIKATOR TATANAN 91% sd 100%

WIWERDA : INDIKATOR POKOK & INDIKATOR TATANAN 81% sd 90%

PADAPA : INDIKATOR POKOK & INDIKATOR TATANAN 71% sd 80%


UPAYA PROGRAM KKS TAHUN 2023

• Melakukan penilaian/verifikasi tingkat provinsi yang


dilaksanakan setiap tahun genap sekaligus
pembinaan
• Penguatan lintas sektor dan lintas program
• Mengawal tercapainya indikator yang ada di sektor
kesehatan, seperti AKI, AKB, stunting, dan lainnya.
• Fasilitasi peningkatan capaian odf minimal 80% di 9
kabupaten/kota yang masih rendah capaian odfnya
KEBIJAKAN OPERASIONAL
PENGELOLAAN LIMBAH
MEDIS FASYANKES
KESEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN
OLAHRAGA
INPUT 6M + 1I

INFORMATION
METHODE MACHINE STAKEHOLDER
MAN MATERIAL Kebijakan terbaru, baik
MONEY Pertemuan Laptop & Kemenkes, KLHK,
berita terkait pengelolaan
SDM
APBD & APBN daring/luring/ website - Dinkes, DLH, PKM, RS,
limbah termasuk laporan
Dinkes/PKM/RS pelaporan maupun lintas program
fasilitasi/diskusi
dr linprog

STRATEGI OUTPUT

MASALAH
Sosialisasi terkait sikelimkemkes.id ke seluruh
kab/kota baik melalui daring/luring
Seringnya pergantian
Fasyankes mampu melakukan input
petugas kesling di tk
data pengelolaan limbah fasyankes
puskesmas / petugas bukan
secara berkala dan optimal (tidak
penanggung jawab murni
Peningkatan koordinasi dg dinas lebih ditingkatkan ada fasyankes yang bingung ketika
karena dinkes kab/kota memiliki akses secara mandiri pengisian berlangsung)
dan konfirmasi data -> pengecekan data sebelum
dikirim ke provinsi/pusat

KENDALA DAN STRATEGI


KENDALA DAN STRATEGI
MASALAH STRATEGI OUTPUT

Setiap petugas kesling diharapkan sudah memiliki


SOP pengelolaan limbah medis agar tidak bingung 1. Fasyankes mampu
Pemahaman pengisian dalam pengisian -> Melakukan pendampingan melakukan input data
formulir belum optimal bersama Dinkes Kab/Kota agar SOP bisa segera pengelolaan limbah
dibuat dan sesuai dg aturan yang berlaku fasyankes secara berkala dan
optimal (tidak ada fasyankes
yang bingung ketika
pengisian berlangsung)
2. Meminimalisir kendala
Berkoordinasi dengan pusat agar website bisa
teknis/website
digunakan dg optimal (banyak fitur blm bisa digunakan
dan perubahan variable di formulir)

Beberapa fasyankes
terutama Puskesmas
kesusahan dalam perizinan Koordinasi di tk provinsi terutama DLH Prov untuk Fasyankes mampu memahami
dokumen lingkungan (pertek melakukan sosialisasi agar menyamakan persepsi dan proses pengajuan izin lingkungan
dan rintek) SOP pengeluaran dokumen lingkungan di tk kab/kota sesuai peraturan
LANGKAH OPERASIONAL TH 2023
1 Sosialisasi terkait 1. Koordinasi dengan lintas sector (DLH Provinsi Jatim)
penyusunan dokumen untuk terkait pedoman apa yang digunakan dalam perizinan
izin lingkungan (pertek rintek pertek di kab/kota
rintek) di fasyankes 2. Pembuatan TOR dan penyusunan jadwal sosialisasi >
kegiatan akan dilakukan secara daring melalui zoom
meetings
3. Penyusunan surat permohonan narasumber dan surat
undangan ke kab/kota (Dinkes, DLH, dan fasyankes)
4. Palaksanaan kegiatan
5. Evaluasi kegiatan -> feedback dari kab/kota terutama
fasyankes apakah semakin mudah dalam perolehan
pertek dan rinteknya.

2
Pendampingan 1. Identifikasi sasaran -> lanjut di slide 17
pelaporan sikelim 2. Penyusunan TOR dan jadwal kegiatan -> berkoordinasi
dengan kab/kota karena kegiatan dilaksanakan scr luring
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Evaluasi -> dilaksanakan setiap bulan dan
diinformasikan melalui WAG
LANGKAH OPERASIONAL TH 2023
Lokus sasaran untuk pendampingan (offline)
Identifikasi Sasaran pelaporan pengelolaan limbah fasyankes melalui
aplikasi sikelim ditentukan berdasarkan irisan dari
rendahnya capaian dan kab/kota yang belum
didampingi
Kab/Kota belum didampingi pd
Kab/Kota dengan capaian Kab/Kota dengan fasyankes th 2022
fasyankes < 81% pd th 2022 capaian < 81% pd th 2022
1. Trenggalek
1. TA 11. Ngawi 2. Kab Kediri
2. Kab Malang 12. Tuban 3. Bondowoso

VS
3. Lumajang 13. Lamongan 4. Situbondo
4. Jember 14. Bangkalan 5. Kab Pasuruan
5. Situbondo 15. Pamekasan 6. Tuban
6. Kab Probolinggo 16. Sumenep 7. Bangkalan
7. Kab Pasuruan 17. Ko Blitar 8. Sampang
8. Sidoarjo 18. Ko Malang 9. Pamekasan
9. Kab Mojokerto 19. Ko Probolinggo 10. Ko Blitar
10. Jombang 20. Ko Batu 11. Ko Madiun
12. Kota Batu
KEBIJAKAN OPERASIONAL
PEMBINAAN TFU
KESEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN
OLAHRAGA
KENDALA & STRATEGI
INPUT 6M + 1I

MAN STAKEHOLDER INFORMATION


METHODE MACHINE
SDM Kemenkes, Dinkes, Kebijakan terbaru, baik
MONEY Pertemuan Laptop & MATERIAL
Dinkes/PKM/Pen Disperindag, Kemenag, berita terkait TFU
APBD & APBN daring/luring/ website - Dindik, PKM, maupun termasuk laporan dr
gelola pelaporan
fasilitasi/diskusi
Pasar/Guru lintas program linprogram

KENDALA STRATEGI OUTPUT

Sosialiasi dan Fasyankes memahami


pendampingan kepada DO dan target program
Petugas dalam bekerja petugas terkait kebijakan sehingga pekerjaan
belum berorientasi TFU yang terbaru (tujuan yang dilakukan
pada terget dan DO dan target kenapa terstruktur dan
dilakukan pengawasan sistematis
TFU)
KENDALA & STRATEGI
KENDALA STRATEGI OUTPUT

Monitoring kelanjutan
Petugas pkm mampu
Pemeriksaan parameter kegiatan yg dilakukan di 21
melakukan pengawasan
kesehatan lingkungan baik kab/ko th 2022 terkait apakah TFU dan mengukur
dg sankit (reagen diadakan pengadaan reagen SBMKL nya
kadarluwasa) atau melalui yg kadarluwasa atau menggunakan sankit atau
laboratorium (terlalu
anggaran pemeriksaan diperiksaan ke
mahal) belum maksimal
laboratorium laboratorium

Sosialisasi hygiene sanitasi Lintas sector


Keterlibatan lintas
dan pengenalan faktor risiko memahami risiko
sektor masih rendah
penyakit ke penanggung kesehatan di TFU dan
sehingga pengawasan
jawab jenis TFU yang blm mau serta mampu
internal maupun
tercapai th 2022 melaksanakan
perbaikan sarpras tidak
pengawasan internal
bisa berjalan lancar Koordinasi lintas sector tk prov satu bulan sekali
KENDALA & STRATEGI
KENDALA STRATEGI OUTPUT

Seringnya ada
pergantian petugas yang
Pendampingan petugas Petugas pkm mampu
mengakibatkan petugas melakukan input data IKL TFU
puskesmas dalam
baru tidak tahu password secara berkala dan optimal
entry data laporan dan (tidak ada fasyankes yang
dan username e-monev
feedback laporan tiap 6 bingung ketika pengisian
TFU sehingga tidak
bulan ke Kasie Kesling berlangsung)
melakukan input hasil IKL
ke aplikasi laporan
LANGKAH OPERASIONAL TH 2023

1. Identifikasi sasaran baik lokasi maupun peserta (lanjut pada slide


Pendampingan dan Sosialisasi baik
berikutnya)
secara luring maupun daring ke
2. Penyusunan jadwal dan pembuatan TOR
Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan
3. Penyusunan materi yang akan dibahas/didiskusikan saat pendampingan
Lintas Sektor terkait
dan sosialisasi berlangsung -> fokus pada kebijakan, target, hygiene
sanitasi, dan pelaporan TFU secara online
4. Pelaksanaan kegiatan
5. Evaluasi kegiatan -> akan di feedback capaian kab/kota dibandingkan
target baik capaian pengawasan atau TFU MS

Monitoring kelanjutan
kegiatan yg dilakukan di 21
kab/ko th 2022 terkait 1. Menyusun draft form monitoring yang berfokus pada apakah reagen
masih aktif dan penganggaran pemeriksaan laboratorium
apakah diadakan 2. Monitoring dilakukan melalui WAG
pengadaan reagen yg 3. Dilakukan feedback capaian dibanding dengan target tahun 2023
kadarluwasa atau anggaran
pemeriksaan laboratorium
IDENTIFIKASI SASARAN

Kab/Kota yg belum didampingi Lokus sasaran TFU yang akan diprioritaskan th


2023 : Pasar -> 7 kab/kota berada dibawah target
secara langsung/offline pd tahun 2022 IKL (67%) dan 21 kab/kota berada dibawah target
: memenuhi syarat (25%)
1. Pacitan
2. Ponorogo 11. Bojonegoro Kab/Kota yang memiliki capaian baik
3. Kediri 12. Tuban <67% untuk IKL dan <25% untuk TFU
4. Situbondo 13. Lamongan jenis pasar:
12. Nganjuk
5. Pasuruan 14. Pamekasan 1. Trenggalek 13. Probolinggo
2. Bangkalan
6. Sidoarjo 15. Kota Blitar 3. Ngawi
14. Bondowoso
16. Kota 15. Ponorogo
7. Jombang 4. Pasuruan 16. Kota Batu
8. Nganjuk Probolinggo 5. Tulungagung 17. Pamekasan
17. Kota Madiun 6. Lumajang
9. Madiun 7. Sidoarjo
18. Gresik
10. Magetan 18. Kota Surabaya 8. Sumenep
19. Jombang
20. Sampang
9. Banyuwangi 21. Jember
10. Tuban 22. Kota Surabaya
11. Kota Malang

Kab/Kota yang didampingi scr langsung merupakan lokasi yg beririsan (capaian rendah & blm
didampingi langsung) -> jika ada anggaran berlebih maka akan ditambah dari kab/kota capaian TFU
pasar masih rendah; untuk kab/kota lain akan didampingi dengan cara online
LANGKAH OPERASIONAL TH 2023

1. Penyusunan TOR dan surat undangan


2. Penyusunan materi yang akan didiskusikan dengan lintas sector
Koordinasi Tk Provinsi
3. Penyusunan kesepakatan dengan lintas sector dalam
mendukung pencapaian TFU yang memenuhi syarat
4. Mendiskusikan kendala dalam pelaksanaan pengawasan
internal maupun tindak lanjut rekomendasi di tk kab/kota
5. Evaluasi kegiatan

1. Pengumpulan kebijakan atau instrument pendukung


Penyusunan pedoman
dari Kemenkes
singkat pelaporan online
2. Penyusunan pedoman singkat
beserta form IKL yang akan
3. Penyebaran informasi tentang pedoman singkat
digunakan
melalui link yang kemudian disebarkan di WAG
KEBIJAKAN OPERASIONAL
PROGRAM PENYEHATAN
PANGAN
KESEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN
OLAHRAGA
KENDALA DAN STRATEGI
KENDALA STRATEGI OUTPUT
Advokasi & Koordinasi Dinkes
Kab/Kota kepada OPD terkait
Bukan prog. Prioritas dan tdk dalam Penerbitan SLHS Proses permohonan SLHS melalui OPD
ada di menu anggaran (Untuk dapat berjalan lancar -> didukung
tingkat PKM sulit teranggarkan) Kasubkor Kesling Kesjaor terbitnya tata cara di lingkup kab/kota
Kab/Kota untuk advokasi Ka.Pusk
terkait penganggaran kegiatan

Untuk penerbitan slhs Advokasi Penekanan melalui Munculnya keinginan dari daerah untuk
melibatkan OPD lain SE Bupati/Walikota untuk melakukan penerbitan SE pemasok
(DISBUDPAR, DISPERINDAG, pemasok makanan kegiatan makanan keg pemerintah wajib ber
SLHS di tk daerah
DPMPTSP) pemerintah wajib ber SLHS
KENDALA DAN STRATEGI
KENDALA STRATEGI OUTPUT
Diberlakukannya permenkes 14
th.2021 (cukup berat bagi Pengelola TPP bisa memperoleh
Sharing pendanaan pelatihan
kab/kota untuk memenuhinya sertifikat pelatihan melalui pelatihan
penjamah makanan (pelatihan mandiri (BPOM, asosiasi); jika ada
khususnya terkait persentase
mandiri) keterbatasan dana di Dinkes
penjamah yg memiliki sertifikat
pelatihan)

Penguatan Kapasitas Petugas


Sering terjadi pergantian Tenaga sanitarian mampu memberikan
Kab/Kota dan Sanitarian pembinaan dan pengawasan pada TPP
petugas sanitarian pkm
secara intens
Peluang Program TPP

Beberapa kab/kota penerbitan slhs


dikembalikan ke dinkes (Kota
Mojokerto, Lamongan, Bojonegoro,
Banyuwangi)

Pengawasan dilakukan minimal 1


tahun 1 kali untuk setiap TPP -> bisa
disesuaikan dg penilaian risiko TPP
(bahkan pengawasan bs dilakukan 1x
dlm 2 th)

Pelayanan kesling kepada


masyarakat
LANGKAH OPERASIONAL TH 2023

1 Sosialisasi terkait penilaian tingkat 1. Identifikasi sasaran


risiko TPP dalam upaya
memudahkan petugas 2. Penyusunan TOR dan jadwal kegiatan ->
(penyesuaian frekuensi berkoordinasi dengan kab/kota karena kegiatan
pengawasan) dilaksanakan scr luring
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Evaluasi -> dilaksanakan setiap bulan dan
diinformasikan melalui WAG

2
Pendampingan pelaporan 1. Penarikan data pada emonev setiap bulannya untuk per
melalui e-monev TPM kab/kota
2. Melakukan analisa data
3. Evaluasi -> dilaksanakan setiap bulan dan
diinformasikan melalui WAG
KEBIJAKAN OPERASIONAL
PROGRAM KESEHATAN
KERJA OLAHRAGA
KESEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN
OLAHRAGA
KENDALA
Pelaksanaan
Belum Semua Kantor K3 RS Belum Optimal Perusahaan yang
Menerapkan K3 menerapkan
Perkantoran GP2SP masih
rendah
Kendala Kendala Kendala
1 3 5

Masih Terjadi Masalah


Kendala Kendala Kesehatan Pada Pekerja
Program Kesehatan 2 4 Informal
Olahraga Belum Mencapai
Sasaran Pelaksanaan
K3 Fasyankes Belum
Optimal
Upaya dan Strategi Pencapaian 2023

1 2 3 4
Membuat kegiatan Perbaikan sistem
Memperkuat jejar- yang menarik dan pencatatan dan Merangkul
ing koordinasi lin- tidak monoton pelaporan
tas program dan
lintas sektor

Menjalin hubungan
. Pencapor versi Jatim kekeluargaan dg LS,
RS, Organisasi Profesi, jika memungkinkan dinkes kab kot, pusk
OPD, swasta dll.

Penguatan Koor- Program Menarik Perbaikan Pen- Kedekatan


dinasi capor Hubungan
Renaksi Tahun 2023
K3RS dan K3 Fasyankes

1. Koordinasi LS
2. Perbaikan pencapor
3. Pembinaan dan pengawasan

K3 Perkantoran
POS UKK
Fokus : Kantor Dinkes P2KB ,
kantor swasta , perusahaan , 1. Peningkatan Koordinasi
OPD LP/LS
OLAHRAGA 2. Pembinaan
3. Perbaikan pencapor
1. Advokasi Haji
2. Advokasi ASN/ Pekerja
GP2SP 3. Advokasi Anak sekolah
4. Peningkatan penggunaan
SIPGAR
1. Peningkatan Koordinasi 5. Koondinasi LP/LS
LP/LS
2. Pembinaan ke perusahaan
3. Verifikasi MBH
TERIMA
KASIH
Sehat dimulai dari SAYA 

Anda mungkin juga menyukai