Anda di halaman 1dari 15

Program Pemberantasan Penyakit

Tuberkulosis
Disusun oleh:
Afrilia Yelsa
Andhia Nosa Jauharah
Della Nianda Futri
Dhea Safira
Jihan Indah Sari
Kornelia Kolekta
Lisa Sukma Medina
Pengertian Tuberkulosis

1. Tuberculosis atau TBC adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh


infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC tergolong
penyakit air borne infection, dan menyebar melalui pembuluh darah
atau kelenjar getah bening. TBC dapat menginfeksi hampir seluruh
organ tubuh seperti paru-paru, saluran pencernaan, tulang, otak,
ginjal, kelenjar getah bening, dan lain-lain (Sinta, 2015).
Etiologi
Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang, memiliki
dinding lemak yang tebal, tumbuh lambat, tahan
terhadap asam dan alcohol, sehingga sering disebut
basil tahan asam (BTA). Kuman ini memasuki tubuh
manusia terutama melalui paru-paru, namun dapat juga
lewat kulit, saluran kemih, dan saluran makanan
(Sofro, dkk, 2018)
Patofisiologi TBC

● Setelah terhirup, droplet infeksius tetesan menular


menetap diseluruh saluran udara. Sebagian besar bakteri
terjebak dibagian atas saluran nafas dimana sel epitel
mengeluarkan lender. Lender yang dihasilkan
menangkap zat asing dan silia dipermukaan sel terus-
menerus menggerakkan lender dan partikelnya yang
terangkap untuk dibuang. System ini memberi tubuh
pertahanan fisik awal yang mencegah infeksi
tuberculosis (Puspasari, 2019).
Klasifikasi TBC
A. Tuberculosis Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru
dibagi dalam :

1) Tuberkulosis Paru 2) Tuberkulosis Paru


BTA (+) BTA (-)
B. Tuberculosis Ekstra Paru
TBC ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu :

1) TBC ekstra-paru 2) TBC ekstra-paru


ringan berat
Manifestasi Klinis TBC
Berdasarkan Nanda, 2015 :

1. Demam 40-41◦ C, 2. Sesak nafas dan nyeri


serta ada batuk atau dada
batuk berdarah

3. Malaise (perasaan
tidak enak), keringat
malam
4. Suara khas pada 5. Peningkatan sel darah
perkusi dada, bunyi putih dengan dominasi
dada limfosit
Komplikasi TBC
Komplikasi yang terjadi pada penyakit TB paru, menurut (Puspasari, 2019) antara lain :

01 02 03
Nyeri tulang Kerusakan sendi Infeksi pada
belakang meningen
(meningitis)

04 05 06
Masalah hati atau Gangguan jantung Kerusakan pada otak
ginjal
Pencegahan TBC
Berdasarkan Nanda 2015:

• Mempelajari penyebab dan penularan TB


• Berhenti merokok dan minum alcohol
• Olah raga secara teratur, makan makanan yang bergizi dan
istirahat yang cukup
• Selalu menjaga kebersihan mulut dan mempelajari cara batuk yang
baik
Penatalaksanaan TBC
Penatalaksanaan yang diberikan menurut Somantri, 2012 bisa berupa metode preventif dan kuratif.
Cara-caranya sebagai berikut :

1. Penyuluhan
a) OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
2. Pencegahan b) Bronkodilator

3. Pemberian obat-obatan c) Ekspektoran

d) OBH
4. Fisioterapi dan rehabilitasi
e) Vitamin
5. Konsultasi secara teratur
Gambaran Umum program Pemberantasan Penyakit
Menular
Salah satu upaya kesehatan masyarakat yang wajib ada di puskesmas
ialah upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).
Tujuan dari upaya ini ialah untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit, serta menurunkan angka kesakitan dan kematian di masyarakat.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu di bidang pencegahan berupa
imunisasi dan penyuluhan kesehatan, penanggualangan penyakit meliputi
pengobatan pasien dan penemuan serta pemberantasan sumber infeksi,
dan melaksanakan pencatatan dan pelaporan kasus, pelaporan kematian,
dan penyajian data kasus dalam tabel atau grafik.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh program P2M TBC di Puskesmas II
Denpasar Selatan yaitu:

● Perencanaan meliputi kegiatan mengumpulkan data hasil kegiatan, analisis data,


identifikasi masalah, serta menyusun rencana kegiatan yang dilakukan oleh
petugas P2 TBC setiap bulan Januari. Sasarannya adalah semua kegiatan P2 TBC.
● Penemuan tersangka/suspect yang bertujuan untuk meningkatkan temuan
penderita TBC dengan anamnesa penderita batuk dan pemeriksaan sputum oleh
dokter, petugas P2 TBC, dan petugas PPTI. Kegiatan dilakukan setiap hari kerja di
puskesmas maupun pustu dengan sasaran masyarakat/penderita batuk >2minggu.
● Penemuan TBC BTA (+) dengan pemeriksaan/rujukan laboratorium dan rontgen
(+). Kegiatan ini meliputi anamnesa, pemeriksaan, pengambilan sputum tersangka
batuk >2 minggu untuk dirujuk laboratorium ke PRM, serta untuk BTA (-) dirujuk
rontgen. Kegiatan dilaksanakan oleh dokter, petugas P2 TBC, dan petugas PPTI
dengan sasarannya suspek TBC.
● Pengobatan penderita TBC yang memiliki hasil laboratorium BTA (+) dan BTA (-)
dengan rontgen positif. Kegiatan dilaksanakan oleh dokter, petugas P2 TCB, dan
petugas PPTI dengan sasarannya penderita TBC.
● Follow up penderita dengan kunjungan rumah dan pemeriksaan kontak serumah
yang dilaksanakan oleh petugas PMO (Pengawas Minum Obat). Sasarannya
adalah penderita dan suspek yang serumah.
● Penyuluhan TBC dilakukan dengan koordinasi lintas program untuk memberikan
penyuluhan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas P2 TBC, darbin, dan dokter
setiap bulan Oktober. Sasarannya adalah masyarakat.
● Pencatatan, pelaporan, dan monev meliputi kegiatan dokumentasi semua kegiatan
pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis data, evaluasi, dan pelaporan
oleh petugas P2 TBC. Sasarannya adalah semua kegiatan program P2 TBC.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai