Anda di halaman 1dari 10

Teori Belajar dan Moti-

vasi Belajar Anak


KELOMPOK 7
- Aminatul Zulfa Mufida Alim
- Pramita Respati
- Risna Zulfa Musriroh
Berikan penjelasan bagaimana penerapan teori
behavioristik, teori sosial kognitif, dan teori
konstruktivisme di dalam kelas!
Penerapan Teori behavioristik di dalam kelas
Penerapan Teori behavioristik di dalam kelas dapat dilakukan dengan :
1. Guru sebagai pendidik membuat materi ajar matematika secara lengkap dimulai dari materi yang
sederhana hingga materi yang kompleks.
2. Guru memberikan banyak latihan berupa soal-soal matematika kepada siswa agar siswa terbiasa
untuk mengerjakan soal-soal matematika.
4. Ketika guru melihat kesalahan baik dari materi yang diberikan maupun kesalahan dari peserta didik,
guru segera memperbaikinya.
5. Guru memberikan penguatan (reinforcement), kepada peserta didik baik dari sisi positif maupun
negatif.
Penerapan Teori sosial kognitif di dalam kelas

 Guru meminta siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka


dalam kelas melalui pembuatan laporan harian mengenai kegiatan
apa saja yang mereka lakukan di dalam kelas.
 Guru mendorong siswa untuk dapat berdiskusi berdasarkan apa
yang diajarkan. Guru meminta siswa untuk menjelaskan materi
pembelajaran di depan kelas, serta mendorong siswa lain untuk
mengajukan pertanyaan.
 Guru membantu siswa menemukan solusi baru untuk
memecahkan suatu masalah matematika yang diberikan, dengan
tujuan mengembangkan cara berpikir kritis siswa.
 Guru meminta siswa untuk memberikan penjelasan mengenai alur
yang didapatkan dalam mendapatkan jawaban dari soal yang
diberikan dengan strategi thinking aloud.
Penerapan teori Teori Konstruktivisme dalam kelas

Guru mengajukan pertanyaan terbuka kepada siswa dan memberikan


waktu kepada siswa untuk merespons. Dengan pertanyaan terbuka yang
diberikan oleh guru serta cara siswa merespons atau menjawabnya, akan
mendorong siswa untuk membangun keberhasilan dalam melakukan
penyelidikan atas informasi yang diterimanya.

Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru
dan siswa lainnya. Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi
sosial dalam kelas yang bersifat intensif sangat membantu siswa
untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya.

Guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengamati soal-soal


kontekstual yang berhubungan dengan dunia nyata, serta mem-
bantu siswa untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan bersama-sama.
Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk sukses

Agar dapat meningkatkan motivasi belajar Tania, dapat dilakukan


dengan mengajaknya berkomunikasi menanyakan kepada Tania
mengenai hobi dia dan hal-hal yang dia suka. Agar nantinya dia da-
pat lebih terbuka kepada kita. Ketika Tania sudah mau terbuka, kita

sebagai guru dapat menanyakan kepadanya siapa orang yang men-
jadi idolanya, dan mengapa menyukai orang itu.

Berdasarkan cerita itu, kita sebagai guru dapat memberikan masukkan berupa motivasi-motivasi agar
dapat terus belajar dan mengambil sifat-sifat postif dari idolanya. Mengenai kemampuannya yang ren-
dah, kita sebagai guru dapat berusaha untuk menggali kemampuan-kemampuan yang memang men-
jadi bakat dan minatnya, untuk selanjutnya dapat menjadi bekal untuk kehidupan di masa depan.
Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat tinggi,
tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat

Untuk meningkatkan motivasi Samuel, cara pertama


yaitu dengan memberikan motivasi untuk terus se-
mangat dan percaya diri. Rasa takut akan gagal da-

pat dikendalikan dengan pola pikir yang positif,
yakin perjalanan ke depan akan sukses.

Samuel juga harus diberi motivasi jika kegagalan bukanlah hal yang menjatuhkan,
Samuel masih bisa bangkit lagi dengan persiapan yang lebih baik lagi.
Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan mereka.
Kasus yang dialami Sandra saat ini adalah dia menganggap remeh
teman-temannya. Untuk mengatasi masalah yang dialami oleh San-


dra adalah bagaimana kita selaku guru mengajak Sandra untuk
berbicara seolah olah kita sebagai teman Sandra. Kemudian kita

bertanya kepada dia bagaimana pendapat dia tentang sekolahan ini,
tentang teman sekelas dia, apakah ada masalah dengan temannya,
sehingga dia meremehkan kemampuan teman-temanya.

Kalau ada masalah dengan temannya mungkin bisa dihadapi dengan bermaaf-maafan dan berjanji
tidak melakukan kesalahan ke dua kalinya. Dengan adanya bermaaf-maafan menimbulkan adanya
semangat baru untuk melakukan aktivitas belajar mengajar di dalam kelas kembali kondisif. Dalam
hal ini guru dapat memanfaatkan kesempatan untuk menciptakan kompetisi yang sehat.
1. Faktor lingkungan kelu- 2. Faktor lingkungan sekolah
arga
Karena Robert ini tinggal dengan Lingkungan sekolah yang kurang memotivasi Robert, 16
bibinya oleh karena kurangnya per- semangat belajarnya seperti lingkar pertem-
hatian dari orang tuan dapat mengak- anan yang dimiliki Robert juga meberikan pen- tahun, yang me-
ibatkan dia kurang mendapatkan mo- garuh besar. Guru sebagai Fasilitator dapat nunjukkan
tivasi dalam belajar. Oleh karena itu menyarankan Robert untuk mengikuti pelajaran
sedikit minat di
faktor keluarga yang kurang baik ke- atau belajar dengan giat supaya apa yang
mudian masalah itu memberikan Robert inginkan dapat tercapai. Sehingga sekolah dan
dampa ke lingkungan sekolah se- Robert dapat mengangkat derajad orang tu- saat ini tinggal
hingga mengakibatkan hilangnya anya atau keluarganya. Guru sebagai motivator
bersama dengan
semangat dalam belajar. Mengamati dapat menasehati atau membimbing Robert
keadaan peserta didik yang demikian agar semangat dalam belajar untuk meraih bibinya
seorang guru ber inisiatif untuk pen- cita-citanya. Guru juga menasehati kepada (Anda sudah
dekatan secara sikologis. Misalkan Robert ketika ada hal yang kurang paham den-
guru bertanya kenapa kamu tidak gan mata pelajaran yang disampaikan oleh tidak dapat
semangat dalam belajar, mungkin guru dia harus bertanya, sehingga Robert pa- menghubungi
ada maslah yang bisa ibu bantu dan ham akan materi yang diberikan bapak ibu guru orang tuanya)
lain sebagainya, sehingga Robert di kelas. Dan ketika Robert tidak suka dengan
bisa berkonsentrasi dalam mengikuti salah satu guru yang ada di sekolah ini, maka
setiap aktifitas sekolah tanpa ada kita bisa membantu untuk membuat guru
beban yang menghambatnya. tersebut mengubah metode dalam penyampa-
ian materi pembelajaran.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai