Anda di halaman 1dari 33

Department of Community Nutrition, Faculty of

Human Ecology, IPB University

Keterkaitan Defisiensi Gizi Mikro


dan Stunting
Oleh :
PROF. DR. HADI RIYADI

Disampaikan pada Webinar Stunting dan Defisiensi Gizi


Mikro, Klaster Keilmuan Stunting, 27 Mei 2023
Mean length from birth to 24 months for the six MGRS sites

Brazil
Ghana
India
Norway
Oman
USA

80
Mean of Length (cm)
70
60
50

0 200 400 600

Age (days)

WHO Multicentre Growth Reference Study Group. Assessment of linear growth differences
among populations in the WHO Multicentre Growth Reference Study. Acta Paediatr Suppl
Mean height for age z scores by age,
according to region

Window of
opportunity

Victora C G et al. Pediatrics 2010;125:e473-e480

©2010 by American Academy of Pediatrics


Tipe Kurang Gizi
Anak Stunting

Sumber : Dr Richard Pendame


Regional Director, Nutrition
International, Africa 2018

Photo credit: Tom Maguire/RESULT


Effects of stunting on a child’s brain

Stunted growth Never Stunted growth

Sumber : Dr Richard Pendame; Regional Director,


Nutrition International, Africa 2018
Effects of undernutrition on brain development
(adapted from Cordero et al. 1993).

Sumber : de Onis and Branca 2016


Trend Prevalensi Balita Stunting

36, 37,
35, 2
8 3
6
4 30, Pandemi COVID-
8 27, 19
7 24,4
21,6

17.8
1
4

200 201 201 201 201 201 202 202 2022 202 2024
7 0 3 6 8 9 0 1 3 Target
: : RPJMN
Riskesdas SSGI

Sumber : Kemenkes 2023


2
Sejumlah besar penduduk masih mengalami
malnutrisi dengan segala bentuknya
Remaja puteri dan Wanita dewasa dengan anemia, serta
anak dengan stunting, secara global
571 juta rematri dan WUS 149.2 juta anak
mengalami anemia mengalami stunting

29.9% dari rematri dan WUS usia 15-49


22% dari seluruh anak balita
tahun
2021 Global Nutrition Report: The state of global nutrition
Prevalensi defisiensi mikronutrien pada
wanita usia reproduksi

Sumber : Sight and Life 2020. Special Report: Focusing on Multiple Micronutrient Supplements in Pregnancy
Prevalensi defisiensi paling sedikit satu dari tiga
jenis mikronutrien pada Anak (vitamin A, Zn, Fe)
dan WUS tidak hamil (Fe, Zn, folat) 2022

Prevalensi defisiensi mikronutrien, 2022


80
Perkiraan :
69
70
Anak pra-sekolah : 372 juta orang
WUS : 1-2 milyar orang
60 56

50

40

30
Lebih dari setengah anak pra-
20
sekolah dan dua-pertiga WUS di
10

0
dunia mengalami defisiensi
mikronutrien. 
Anak pra-sekolah WUS

Sumber : Stevens, et al. Lancet Vol 10 November 2022 


PROPORSI ANEMIA IBU HAMIL, 2018
Anemia ibu hamil
60
menurut umur
50
48.9
40 37.1 24
30
33.6 84.6
20
33.7
10

2013 2018 15-24 tahun 25-34 tahun

Sumber : Kemenkes 2018


12
Sumber : Kemenkes RI 2013
Defisiensi Vitamin D

Prevalensi defisiensi vitamin D pada


pekerja wanita 2016
50 47.4 47.4
45
40
35
30
25
20
15
10
5.2
5
0
Defisien Tidak cukup Normal

Urban Rural

Vitamin D deficiency based on 25 (OH) D < 50 nmol/l Sumber : Yosephin, Anwar, Riyadi, Elly, Khomsan 2016
Sumber : Minarto, (SEANUTS 2012) Satelit Meeting WNPG X
Prevalensi Defisiensi vitamin A (SEANUTS 2012)

Sufficient

Borderline

Deficient

5 – 12 year

Vitamin A deficiency based on serum retinol < 0.7 μmol/l, borderline: 0.7 -1.05 μmol/l, sufficient: > 1.05 μmol/l
Sumber : Minarto, Satelit Meeting WNPG X 2012
Risiko defisiensi zinc, berdasarkan zinc yang dapat
diserap dari suplai pangan dan prevalensi stunting

Low

Inter-
mediate

High

~33% dari penduduk dunia tinggal


di negara-negara yang berisiko
tinggi defisiensi zinc
Berbagai bentuk Malnutrisi berawal dari
ketidakcukupan akses pangan

FAO, IFAD, UNICEF, WFP and WHO. 2018. The State of Food Security
and Nutrition in the World 2018.
Proporsi masyarakat Indonesia yang tidak
bisa menjangkau makanan gizi seimbang

Sumber : Kompas 9 Desember 2022


Hidden hunger and Intake from
cereals, roots, tubers
Dampak Defisiensi Mikronutrien

Defisiensi mikronutrien (besi, vitamin A, folat,


vitamin B12, vitamin D dan iodium) berdampak :
• Kerentanan terhadap infeksi
• Cacat lahir
• Kebutaan
• Hambatan pertumbuhan
• Gangguan kognitif
• Penurunan performa sekolah
• Penurunan produktivitas kerja
• Kematian
Mengapa Zat Gizi Mikro Sangat
Penting untuk Mencegah
Stunting?
Peranan Vitamin
Peranan Mineral

• Menambah kekuatan dan


struktur tulang
• Mempertahankan
keseimbangan asam-basa
darah dan jaringan.
• Berperan sebagai jembatan
bagi impuls saraf yang
merangsang gerakan otot.
• Berperan dalam metabolism
sel.
Mineral Zn dan stunting
 zinc berperan dalam fungsi katalitik, fungsi struktural dan fungsi regulasi.
 Banyak penelitian dari tahun 1960-an sampai sekarang menunjukkan suplementasi Zn
meningkatkan pertumbuhan anak pada anak yang stunting.
 Banyak penelitian juga menemukan bahwa bayi-bayi yang menerima suplementasi zinc juga
mengalami peningkatan berat badan dan penurunan morbiditas (ISPA, diare).
 Efek bersih suplementasi Fe+Zn pada anak stunting meningkatkan BB 0,8 kg dan TB 0,6 cm
(Riyadi 2002).
 Efek bersih supplementasi Fe+Zn pada anak anemia meningkatkan BB 0,9 cm dan TB 1,4 cm
(Riyadi 2002)
 Meta-analisis (54 studi RCT) menunjukkan bahwa suplemen seng memiliki efek yang lebih besar
pada tinggi badan dan Z-skor TB/U pada anak-anak dibandingkan dengan bayi (Ahmad, Ahmed
and Abbas 2022)
 Pada anak-anak usia ≥2 tahun, seng meningkatkan tinggi badan (1,37 cm,) dan, Z-skor TB/U
(0,12) (Ahmad, Ahmed and Abbas 2022).
Mineral Zn dan stunting

Suplementasi seng secara signifikan meningkatkan tinggi badan memiliki efek positif
suplementasi seng pada anak usia <5 tahun tinggi badan (Ahmad, Ahmed and Abbas 2022).

Meta-analisis dilakukan ( Asia, Afrika, dan Amerika) menunjukkan suplementasi seng
meningkatkan Z-skot TB/U 0,51 unit lebih tinggi daripada plasebo (SMD=0,51, 95% CI=0,17 -
0,85; p=0,003)(Usmaningrum, Murti, Pamungkasari 2022)
Kemungkinan mekanisme :
 Zn memperbaiki cita rasa (taste of acuity), sehingga nafsu makan bertambah, (Umeta 2000)
 Zn mengurangi biaya utilisasi energi utk deposisi jaringan (the energy costs of tissue deposition),
sehingga lebih efisien penggunaan energi utk membentuk jaringan (Golden dan Golden 1981)
 Peranan Zn dalam proses selular (sintesis RNA, DNA, dan Growth Hormon, IGF-1)
 Meningkatkan pembentukan tulang (Cashman fan Flynn 1998) dan menghambat kehilangan
tulang (King 1996).
Vitamin D dan stunting

• Vitamin D (prohormon) sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan


tulang dan otot dengan meningkatkan penyerapan dan metabolisme
kalsium dan fosfat.
• Vitamin D dan Kalsium berperan penting pada pembentukan tulang dan
pertumbuhan skeletal janin.
• Penelitian di Ekuador pada anak usia 6-36 bulan : Anak-anak dengan
kadar serum 25(OH)D rendah lebih berisiko 2.8 kali mengalami
stunting (Mokhtar et al. 2017)
• Penelitian pada anak stunted berusia 1-11 bulan di Afganistan : Efek
suplementasi vitamin D terhadap pertumbuhan lebih besar bagi
kelompok yang mengonsumsi kalsium 300mg/ hari (Crowe et al. 2021)
Kalsium dan stunting

• Kalsium merupakan mineral utama yang diperlukan dalam proses pembentukan tulang.
• Sebanyak 99% kalsium di dalam tubuh terdapat di dalam tulang, sementara 1% sisanya
berada di darah, cairan ekstraseluler dan di dalam sel seluruh tubuh.
• Kalsium dipertahankan sebagai regulator pada berbagai proses sel, termasuk
mineralisasi tulang, kontraksi otot, aktivitas enzim, eksitabilitas membran, dan perantara
intasel.
• Pada masa pertumbuhan, tubuh memanfaatkan kalsium dalam darah untuk proses
metabolisme dan sintesis protein
• Defisiensi kalsium dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang, menyebabkan rakitis pada
masa anak-anak dan bila kekurangan tingkat berat dapat menyebabkan stunting dan
gangguan pertumbuhan.
• Beberapa penelitian di Indonesia dan di negara lain menunjukkan asupan kalsium
rendah pada anak yang stunting.
Vitamin A dan stunting

• Vitamin A berperan dalam fungsi kekebalan tubuh.


• Retinol berpengaruh dalam pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B,
sehingga sangat dibutuhkan pada proses penyembuhan dari infeksi.
• Vitamin A juga berperan dalam sintesis protein, sehingga berperan
penting dalam pertumbuhan sel.
• Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang.
• Stunting pada anak-anak dengan Def. vitamin A 43% lebih tinggi
dibanding anak yang tidak def. Vit A ( (adjusted odds ratio,1.43 (95%
CI:1.08 to1.89, p=0.01) (Ssentongo et al. 2020).
• Suplementasi vitamin A secara signifikan berhubungan dengan
prevalensi stunting yang jauh lebih rendah pada anak usia 24-59 bulan
(Putri, Irawan, Mukono 2021)
Fe (Anemia) dan stunting
• Fe penting dalam sintesis hemoglobin (sel darah merah).
• Defisiensi Fe menyebabkan anemia.
• Anak baduta anemia memiliki risiko 2,5 kali menderita defisiensi Zn (Riyadi 2002).
• Beberapa penelitian menemukan hubungan antara anemia defisiensi besi dan gangguan pertumbuhan fisik
(Owen et al. 1971; Rao et al. 1980)
• Efek bersih suplementasi FE+Zn pada anak stunting meningkatkan BB 0,8 kg dan TB 0,6 cm (Riyadi 2002).
• Efek bersih supplementasi Fe+Zn pada anak anemia meningkatkan BB 0,9 cm dan TB 1,4 cm (Riyadi 2002)
• Efek suplemen selama 6 bulan Zn saja lebih kuat terhadap pertumbuhan TB balita (naik 13,6 cm) dibanding
efek Fe saja (naik 10,8 cm) (Fares, Aboulghar, ElTatawy, Aziz 2021)
• Setelah intervensi Fe selama 6 bln, kecepatan pertumbuhan anak anemia meningkat pesat dilihat
dari Z-skor PB/U dan IMT/U (significant catch-up of growth) dibandingkan dengan control (Serena
2022).
• Efek ini terjadi diduga karena peran Fe dalam metabolisme oksidatif (peran sitokrom dalam system
transport electron) pada metabolisme energi, sehingga meraangsang laju pertumbuhan (Riyadi 2002).
• Mekanisme lain melalui efeknya terhadap imunitas,nafsu makan (appetite), thermogenesis, dan metabolisme
hormone tiroid (Rao et al. 1980).
Iodium dan stunting
• Dibeberapa wilayah di Indonesia defisiensi iodium masih prevalen.
• Iodium berperan penting dalam sintesis hormon tiroid.
• Banyak proses tubuh termasuk metabolisme, kesehatan tulang, respon imunologi dan perkembangan
sistem saraf pusat (SSP) sangat dipengaruhi oleh hormon tiroid.
• Krämer et al. (2016) menunjukkan hubungan positif antara tidak adanya ketersediaan garam
beryodium di tingkat rumah tangga dan berat lahir rendah (BBLR), serta hubungannya dengan
indikator pertumbuhan (stunting, wasting, dan kurus) pada bayi diatas usia 5 bulan.
• Pada balita, Neumann dan Harrison (1994) menunjukan penggunaan garam beryodium rumah
tangga di Kenya terkait untuk peningkatan tinggi badan.
• Beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan anak balita yang asupan iodiumnya rendah proporsi
anak stuntingnya lebih tinggi.
• Anak-anak stunting yang kekurangan iodium dan besi dapat mengalami kerusakan otak yang tidak
dapat diperbaiki, menghalangi mereka untuk mencapai potensi perkembangannya (Black et al.
2008)
• Pada saat dewasa, mereka memiliki TB dewasa lebih pendek dan lebih rentan mengalami penyakit
kronis di masa dewasa, pendidikan yang dicapai lebih rendah dan berkurangnya pendapatan orang
dewasa (Victora et al. 2008)
Suplementasi Multiple Zat Gizi Mikro dan Stunting
• Pemberian multiple zat gizi mikro dapat menyebabkan interaksi zat gizi.
• Penelitian di Afrika pada anak 2-5 tahun : Asupan lemak, kalsium, fosfor, vitamin D,
riboflavin dan vitamin B12 (zat gizi yang terdapat dalam susu) secara signifikan lebih
rendah pada anak stunting dibandingkan anak non-stunted (P<0,05) ((van Stuijvenberg et
al. 2014).
• Pemberian biskuit fortifikasi multi zat gizi mikro pada ibu hamil : pertumbuhan linier
bayi dari ibu yang diberi pangan fortifikasi yang lebih tinggi 2,18 cm dibandingkan bayi
dari ibu kelompok kontrol dan 1,53 cm lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok ibu
diberi biskuit tanpa fortifikasi (Saragih, Syarief, Riyadi dan Nasoetion 2007).
• Rata-rata Z-skor PB/U bayi dari lahir sampai usia 6 bulan lebih tinggi pada kelompok
bumil yang diberi pangan fortifikasi dibanding kelompok ibu yang diberi pangan tidak
difortifikasi dan kontrol (Saragih, Syarief, Riyadi & Nasoetion 2007).
• Pemberian biskuit fortifikasi multi zat gizi mikro pada ibu hamil meningkatkan
perkembangan motorik bayi (Saragih, Syarief, Riyadi & Nasoetion 2012).
• Pemberian Small-Quantity of Lipid-based Nutrient  Supplement (SQ-LNS) pada anak
usia 6-12 bulan di Madura selama 6 bulan meningkatkan pertumbuhan linear dan insiden
stunting (Muslihah, Khomsan, Briawan, & Riyadi 2016)
Peran Mikronutrien terhadap Perkembangan Otak
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai