Anda di halaman 1dari 42

Atom, Ion, dan

Molekul
KBM 3

KEN IMA DAMAYANTI. S.SI.,M.SI


Perkembangan “Teori ATOM”
Filosof Yunani Democritus berkeyakinan bahwa semua materi
terdiri atas partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi,
disebut atomos (artinya tidak dapat dibelah atau dibagi).
Meskipun tidak dapat diterima oleh Plato dan Aristoteles.
Gagasan Democritus memunculkan definisi modern mengenai
unsur dan senyawa.
Pada Tahun 1808, Ilmuwan Inggris, John Dalton merumuskan
definisi yang presisi tentang blok penyusun materi yang tidak
dapat dibagi lagi disebut dengan atom.
Teori Atom Dalton
Materi tersusun dari partikel kecil yang disebut atom
Atom tidak dapat dipecahkan menjadi partikel yang lebih kecil
lagi
Atom unsur tertentu mempunyai sifat dan massa yang identik
Unsur yang berbeda memiliki atom yang massanya berbeda
pula
Pembentukan senyawa dari unsur berlangsung melalui ikatan
antar atom unsur yang menyusun senyawa
Teori Atom Thomson (Teori Roti
Kismis)
Teori atom Thomson menyatakan bahwa pada atom
terdapat elektron- elektron yang tersebar dalam bola
bermuatan positif
 
 
Bola bermuatan positif
 

    Elektron bermuatan
  negatif
Teori Atom Rutherford
Teori atom Rutherford menyatakan bahwa pada atom
terdapat inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi
elektron bermuatan negatif (seperti halnya planet yang
mengelilingi matahari).
Teori Atom Niels Bohr
Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif
Elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu dalam
keadaan stasioner (tidak melepaskan atau menyerap energi)
Makin jauh dari inti, energi lintasan makin tinggi
Perpindahan elektron dari lintasan luar ke lintasan yang dalam
akan membebaskan energi, dan sebaliknya. Perpindahan
elektron dari lintasan dalam ke lintasan yang lebih luar akan
menyerap energi.
Teori Atom Niels Bohr
Inti Atom

Kulit elektron
Teori Bohr menyebutkan elektron hanya dapat berpindah
orbit dengan melibatkan energi
Sehingga disempurnakan dalam teori atom mekanika
kuantum terdapat daerah kebolehjadian lintasan elektron
(kulit K,L,M…) di sekitar inti.
Kulit elektron ini masih memiliki subtingkat energi yang
berbeda yang disebut sebagai orbital (s,p,d,f).
orbital menentukan konfigurasi elektron setiap atom dan
menentukan elektron valensi tiap atom.
Struktur Atom
Berdasarkan teori atom Dalton, atom didefinisikan
sebagai unit terkecil dari suatu unsur yang dapat
melakukan penggabungan kimia. Berdasarkan
penelitian lebih lanjut ditunjukkan bahwa atom
memiliki struktur internal yang tersusun dari partikel-
partikel berukuran lebih kecil disebut partikel sub-
atom, yang terdiri dari elektron, proton, neutron.
1. Elektron
Elektron (e), terdapat pada kulit atom dan partikel bermuatan negatif
J.J. Thomson melakukan percobaan untuk menentukan perbandingan
muatan listrik terhadap massa elektron tunggal, sehingga didapatkan
nilainya sebesar -1,76 x 108 C/g dengan C adalah Coulomb, satuan muatan
listrik.
Pada tahun 1908 sampai 1917, R.A. Millikan, fisikawan Amerika,
menemukan bahwa muatan sebuah elektron sebesar 1,6022 x 10 -19 C.
Sehingga diperoleh
9,10 x 10-28 g
2. Proton
Proton (p), terdapat pada inti atom dan bermuatan positif
Pada Tahun 1910, dari percobaan yang dilakukan oleh Rutherford
diketahui bahwa muatan setiap proton mempunyai magnitudo
(besar) yang sama dengan elektron, dan massanya sebesar 1,67262 x
10-24 g (sekitar 1840 kali massa elektron). Dimensi atom dan molekul
dalam satuan SI disebut pikometer (pm) dengan 1 pm = 1 x 10-12 m.
Ukuran jari-jari atom sekitar 100 pm sedangkan jari-jari inti atom
sekitar 5 x 10-3 pm.
Dapat diilustrasikan jika atom berukuran seperti Gelora Senayan,
maka volume intinya sebanding dengan kelereng.
3. Neutron
Pada Tahun 1932, berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh James Chadwick, menunjukkan
bahwa terdapat partikel netral yang mempunyai
massa sedikit lebih besar daripada massa proton
disebut dengan neutron.
Massa dan Muatan Partikel Sub-atom
Nomor Atom, Nomor Massa, dan Isotop
Jumlah proton dalam inti setiap atom suatu unsur disebut
nomor atom (Z).
Nomor massa (A) adalah jumlah netral neutron dan proton
yang ada dalam inti atom suatu unsur.
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron = nomor
atom + jumlah neutron
Atom – atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi
berbeda nomor massanya disebut isotop
Lambang Atom
A
Z X
Dengan

A : nomor massa = inti atom = proton + neutron


Z : nomor atom = jumlah proton
Ion
Ion adalah atom yang melepas atau menangkap elektron sehingga bermuatan
positif atau negatif.
Ion dapat didefinisikan sebagai sebuah atom atau sekelompok atom yang
mempunyai muatan total positif atau netto.
Pada atom netral, jumlah elektron = jumlah proton
Pada ion positif, jumlah elektron yang terlepas = jumlah muatannya
Pada ion negatif, jumlah elektron yang ditangkap = jumlah proton + muatannya
1. Ion Positif
Ion positif : terbentuk dari atom yang
melepas (kehilangan) elektron
Contoh : Na , Ca , Al
+ 2+ +3
2. Ion Negatif
Ion Negatif : terbentuk dari atom
yang menangkap (menerima)
elektron.
Contoh : Cl , O , N , dsb
- -2 3-
Isobar & Isoton
Isobar adalah atom yang memiliki nomor
massa sama, tetapi nomor atomnya berbeda
(jumlah proton dan neutron berbeda).
Isoton adalah atom yang memiliki nomor atom
dan nomor massa berbeda, tetapi jumlah
neutronnya sama.
Sejarah Pengelompokkan Unsur
Pertama kali, Antonie Lavoiser membagi unsur menjadi 2 kelompok : Logam dan
Non-Logam.
Kemudian yang kedua, J.B. Dobereiner mengelompokkan unsur berdasarkan
kemiripan sifatnya dimana setiap kelompok hanya terdiri dari 3 unsur saja
sehingga dikenal sebagai HUKUM TRIADE Dobereiner. Unsur dibedakan menjadi
sangat mudah bereaksi, mudah bereaksi, dan sulit bereaksi.
Misal : Cl, Br, I
Unsur Cl sangat mudah beraksi, Br cukup mudah bereaksi, sedangkan merupakan
unsur yang sulit bereaksi.
Unsur yang berada di tengah memiliki kemiripan sifat diantara kedua unsur –
unsur lainnya (unsur yang berada disebelah kanan dan kiri) dengan massa setara
dengan massa rata-rata unsur disampingnya.
Lanjutan sejarah….
Ketiga, Hukum Oktaf Newlands, yang menyatakan bahwa sifat unsur
sesuai dengan pengulangan not oktaf dalam lagu, sehingga unsur ke 8
akan memiliki sifat yang sama dengan unsur pertama.
Li, Be, B, C, N, O, F, Na, Mg, Al, Si, P, S
Keempat, Lothar Meyer dan Mendeleev menyusun unsur dalam
bentuk table skala yang dikenal sebagai sistem periodik berdasarkan
kenaikan massa atom. Apabila unsur – unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atom, maka akan berulang secara berkala. Unsur yang
memiliki sifat yang sama akan diletakkan pada kolom yang sama.
SISTEM PERIODIK
UNSUR
Disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik terbagi atas
lajur mendatar yang disebut periode, dan lajur menurun yang disebut golongan.
Periode
Unsur – unsur dalam periode yang sama memiliki jumlah kulit elektron yang sama. Lajur
mendatar pada table SPU.
Golongan
Golongan lajur vertikan di dalam table SPU. Golongan utama ( Golongan A), dibedakan menjadi
golongan alkali (I A), alkali tanah (II A), aluminium (III A), karbon (IV A), nitrogen (V A), khalkogen (VI
A), halogen (VII A), dan gas mulia (VIII A).
Golongan Transisi (Golongan B), ditempati oleh unsur logam yang memiliki aneka warna.
Konfigurasi elektron suatu unsur dapat menunjukkan letak unsur tersebut dalam tabel periodik.
Elektron valensi akan menyatakan golongan dan jumlah kulit.
Jembatan Keledai
IA : HErLINA KAwin RoBi CS FRustasi
IIA : BElanda MenGgempur CAlon SRi Baginda Raja
IIIA : Bang ALi GAnteng INdonesia TuLen
IV A : Cici SIpit GEndut SeNang Pergi Belanja UUQ
V A : Nona Puput Asal SukaBumi BIngung UUP
VI A : Osi Suka SEkali keTEla Pohon UUH
VII A : Fuji CoLour BaRu Itu AnTik UUS
VIII A : HEna NEmui ARi KaRena XEdang RinDu UUO
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan
SPU

Konfigurasi elektron akan menunjukkan letak


unsur tersebut di dalam table system periodic
unsur. Golongan dinyatakan dengan electron
valensi sedangkan periode akan dinyatakan oleh
jumlah kulit atom dari unsur tersebut.
Pada SPU
(dalam 1 golongan dan 1 periode)
Golongan

D : Daya Hantar Panas


Semakin Besar

O : Oksidator
B : Bukan Logam
A : Asam
P : Potensial Ionisasi
A : Afinitas Elektron (e-)
K : Keelektronegatifan

Periode
Semakin Besar
Tetapi
Golongan
Semakin Kecil

 J : Jari-jari Elektron
 T : Titik Leleh, Titik Didih

Periode
Semakin Kecil
Jari – Jari Atom
Merupakan jarak inti atom sampai kulit terluar
Dalam satu golongan, semakin ke bawah maka jari-jari
atom akan semakin besar (karena jumlah kulitnya semakin
banyak)
Dalam satu periode semakin ke kanan jari-jari atom akan
semakin kecil (karena jumlah elektron semakin ke kanan
semakin banyak, sehingga daya tarik inti terhadap elektron
semakin kuat, hal ini menyebabkan jari-jari atom menjadi
semakin kecil).
Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi)
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron pada kulit terluar.
Dalam satu golongan, semakin ke atas, potensial ionisasi akan
semakin besar. Karena jarak inti dan elektron semakin dekat
sehingga gaya tarik inti dengan elektron semakin kuat.
Dalam satu periode, semakin ke kanan, potensial ionisasi
akan semakin besar karena jumlah kulit sama tetapi jumlah
elektronnya semakin banyak sehingga gaya tarik inti dengan
elektron semakin kuat.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atom untuk
menangkap elektron dari atom lain.
Dalam satu golongan, semakin ke atas, keelektronegatifan akan
semakin besar. Karena jarak inti dengan elektron semakin dekat
sehingga semakin mudah menarik elektron dari luar.
Dalam satu periode, semakin ke kanan, keelektronegatifan
akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena jumlah elektron
semakin banyak dan gaya tarik inti akan semakin kuat sehingga
mudah menarik elektron lain.
Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah perubahan energi yang terjadi jika
sebuah elektron ditangkap oleh atom dalam keadaan gas.
Dalam satu golongan, semakin ke atas, afinitas elektron
akan semakin besar.
Dalam satu periode, semakin kanan, afinitas elektron
semakin besar. Karena kecenderungan mendekati gas
mulia
WAJIB HAFAL Susunan gas mulia
He2 : 1s2
Ne10: 1s2 2s2 2p6
Ar18 : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr36 : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6
Xe54 : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2 5p6
Rn86 : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2 5p6 4f14
5d10 6s2 6p6
Konfigurasi Elektron Sederhana
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-
elektron yang bergerak pada lintasan tertentu
disebut kulit atom (notasi kulit atom : K, L, M,
N, O, dst)
Jumlah maksimal elektron pada tiap kulit = 2n2,
dengan n : nomor kulit
Aturan konfigurasi elektron :
Pengisian elektron dimulai pada kulit ke 1 (dengan maksimal 2 elektron)
Elektron yang tersisa akan menempati kulit atom ke 2 (maksimal 8
elektron)
Diikuti elektron pada kulit atom ke 3 (maksimal 18 elektron)
Elektron yang terdapat pada kulit terluar disebut dengan elektron
valensi, nilainya tidak boleh lebih dari 8 elektron
Jika elektron valensi lebih dari 8, maka kelebihannya akan menempati
kulit berikutnya
Molekul
Molekul adalah suatu agregat (kumpulan) yang terdiri
dari sedikitnya dua atom dalam susunan tertentu yang
terikat bersama oleh gaya-gaya kimia (ikatan kimia).
Molekul diatomik : molekul yang hanya mngandung 2
atom.
Rumus Kimia
Digunakan untuk menyatakan
komposisi molekul dan senyawa
ionik dalam lambang-lambang
kimia.
Ar dan Mr
Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom relatif adalah perbandingan massa satu unsur atom tersebut.
Ar X =
Massa molekul Relatif (Mr) dan Massa Rumus Relatif
Massa molekul relatif adalah jumlah total Ar dari unsur-unsur penyusunnya.
Rumus Empiris
Menunjukkan unsur – unsur yang ada dan
perbandingan bilangan bulat paling sederhana
dari atom-atomnya
Latihan Soal :
Kerjakan 1 soal 1 Mahasiswa, Yang
mengerjakan BENAR dapat 1 poin keaktifan,
Jika sudah dikerjakan temannya tidak boleh
dikerjakan lagi, anggap saja spt mengerjakan di
papan tulis. Yang paling cepat yang dapat poin.
1. Tuliskan nomor atom, nomor massa, jumlah
proton, jumlah electron, dan jumlah neutron
pada unsur :
a) 11Na
23

b) 40
20 Ca +2

c) 16
8 O -2
2. Tentukan konfigurasi electron (metode
konfigurasi sederhana kulit atom) untuk :
a) 17 Cl
b) 20 Ca
c) 35 Br
3. Berdasarkan aturan Aufbau, tuliskan
konfigurasi electron dari :
a)38 Sr
b)10 Ne
c)7 N
4. Jelaskan mengapa unsur Argon dapat berada
pada golongan VIII A pada table SPU ?
5. Bandingkan antara Bismut dengan Barium,
ditinjau dari sudut pandang Oksidator, Jari-jari
electron, Afinitas electron, dan
Keelektronegatifan nya

Anda mungkin juga menyukai