Anda di halaman 1dari 24

Pembuka

1 2 3

KESEPAKATAN KELAS

Tidak menyalakan dan


membuka gawai Tidak
Perkenalan Persiapan
(HP, laptop, notebook, meningga
Belajar
dan perangkat lkan kelas
lainnya) selama selama
kegiatan berlangsung sesi
Seperti apa gambaran umum alat bantu pembelajaran Transisi PAUD-SD tersebut?

MODUL 1 MODUL 2 Modul RTL MODUL 3


Mengapa Bagaimana
Rencana Tindak Lanjut Bagaimana
penguatan AKSI NYATA TOPIK I : membangun
membangun
Guru dan satuan diharapkan dapat kemampuan literasi
transisi lingkungan belajar
mengerjakan 1 dari 3 pilihan Aksi numerasi secara
PAUD-SD yang mendukung
Nyata Topik I - Penguatan Transisi bertahap sejak
transisi PAUD-SD?
penting? PAUD-SD di Awal Tahun Ajaran PAUD hingga SD?

Modul RTL MODUL 6 MODUL 5 MODUL 4


Rencana Tindak Lanjut Bagaimana Bagaimana Bagaimana
AKSI NYATA TOPIK II : membangun
melaporkan merencanakan
Guru dan satuan diharapkan dapat kemampuan fondasi
mengerjakan 1 dari 3 pilihan Aksi Nyata Topik
pembelajaran pembelajaran secara holistik dan
II - Penguatan Transisi PAUD-SD melalui yang yang bertahap sejak
Pembelajaran Sepanjang Tahun AJaran menguatkan menguatkan PAUD
transisi PAUD-SD? transisi PAUD-SD? hingga SD?
Kegiatan 1 - Materi 1 :
Memahami Pentingnya Membangun Kemampuan Fondasi pada PAUD hingga SD Kelas Awal.

Sebelum memulai sesi, Anda dapat saling menggambar wajah


teman di hadapan Ibu/ Bapak. Tidak perlu khawatir apabila
gambar Anda tidak bagus, karena bukan hal itu yang dilihat.
Sekarang Ibu dan Bapak boleh mulai menggambar untuk
sekitar 5-10 menit.

Media Instruksi

11. Kertas HVS (1 lembar) 1 Peserta menghitung 1 dan 2 secara bergantian


22. Alat tulis. (1,2,1,2,1,2, dst).
2 Peserta 1 dan 2 secara berpasangan menggambar
wajah orang yang ada di hadapnnya.

Jika sudah selesai, maka kita akan berlanjut ke aktivitas diskusi selanjutnya..
Kegiatan 2 - Materi 1 :
Memahami Pentingnya Membangun Kemampuan Fondasi pada PAUD hingga SD Kelas Awal.

Diskusi Kelompok Bersama dengan kelompok berisi peserta 5-6 orang.


Pastikan di kelompok Anda memiliki perwakilan guru PAUD dan
guru SD (tidak boleh hanya PAUD atau hanya SD).

Media:

11. Print out tabel 6 aspek kemampuan fondasi.


22. Spidol / Pulpen
33. 1 flipchart plano (dibagi menjadi dua bagian
dengan garis horizontal)

Pertanyaan

Kemampuan apa saja yang diperoleh melalui kegiatan menggambar wajah teman?

Aspek kemampuan fondasi apa saja yang mencakup kemampuan tersebut?


Kegiatan 2 - Materi 1 :
Memahami Pentingnya Membangun Kemampuan Fondasi pada PAUD hingga SD Kelas Awal.

Paparan perwakilan dari


1-3 kelompok terkait
temuannya.
Kegiatan 2 - Materi 1 :
Memahami Pentingnya Membangun Kemampuan Fondasi pada PAUD hingga SD Kelas Awal.

Bagaimana pengalaman Anda ketika menggambar tadi?

? Kemampuan atau keterampilan apa yang Anda gunakan


dalam menggambar teman sebelah Anda?

Untuk menggambar wajah, dibutuhkan keterampilan jemari atau motorik


Anda dalam menggambar ya, selain kemampuan visual untuk mengamati
wajah teman Anda. Hmm.. mungkin ketika teman tertawa, Anda juga
menangkap emosi yang dirasakan oleh teman Anda, nah di situ dibutuhkan
kemampuan mengenali emosi.

Ketika Anda saling menggambar, sebenarnya ada kerjasama dengan teman


Anda, nah di situ ada keterampilan sosial yang juga terlibat. Selain itu, untuk
bisa menebak emosi, tentu dibutuhkan kemampuan kognitif juga kan? Jadi,
jelas banyak kemampuan yang terlibat dalam kegiatan sederhana seperti itu.
Kegiatan 3 - Materi 1 :
Memahami Pentingnya Membangun Kemampuan Fondasi pada PAUD hingga SD Kelas Awal.

Studi Kasus Bersama rekan sekelompok Anda - perwakilan guru PAUD dan guru
SD (tidak boleh hanya PAUD atau hanya SD).

Media:

1 Print out dua contoh kasus


2 tabel 6 aspek kemampuan fondasi sebagai rujukan.
3 Spidol / Pulpen
4 1 kertas plano
(dibagi menjadi tiga bagian dengan garis horizontal)

Instruksi
Kelompok 1
1 Bacalah lembaran studi kasus.
2 Diskusikan jawaban dari pertanyaan pemicu Studi Kasus 1 :
bersama dengan anggota kelompok.
Contoh
3 Tulis hasil diskusi kelompok pada kertas plano. Studi Kasus 2 : pembagian
kertas plano
Kegiatan 3 - Materi 1 :
Memahami Pentingnya Membangun Kemampuan Fondasi pada PAUD hingga SD Kelas Awal.

Kasus 1 Diskusikan dengan kelompok Anda

Yuel merupakan siswa kelas 6 SD Pertanyaan pemantik :


yang cerdas dalam bernalar dan
a Kemampuan fondasi apa yang belum terbangun
menguasai apa yang diajarkan di
sekolah, namun ia seringkali pada diri Yuel sedari dini?
(lihat enam kemampuan fondasi!)
terlambat dan sulit untuk
mengendalikan diri. Ia seringkali b. Bagaimana
b cara membangun
?
tidak mengerjakan tugas tepat kemampuan tersebut di PAUD
waktu atau mangkir dari kelas
dan SD Awal?
serta sulit dihubungi oleh teman
kelompoknya. Akibatnya, potensi
kecerdasannya tidak tampil secara 10 Menit
optimal.
Kegiatan 3 - Materi 1 :
Memahami Pentingnya Membangun Kemampuan Fondasi pada PAUD hingga SD Kelas Awal.

Paparan perwakilan dari


1-3 kelompok terkait
temuannya.
Kasus 1

Identifikasi Masalah Kesimpulan Aspek Kemampuan Tindak Lanjut

Bapak/Ibu dapat menggarisbawahi ● Terlambat dan sulit untuk Dari enam aspek Walaupun memang banyak
perilaku yang menjadi kata kunci. mengendalikan diri kemampuan fondasi faktor yang dapat memengaruhi
(sambil melihat tabel perilaku Yuel dari periode PAUD
Yuel merupakan siswa kelas 6 SD ● Tidak mengerjakan tugas enam kemampuan hingga kelas 6 SD, faktor
yang cerdas dalam bernalar dan tepat waktu fondasi), kesimpulan pembelajaran di PAUD dan SD
menguasai apa yang diajarkan di yang disusun berkaitan
● Mangkir dari kelas awal tetap menjadi salah satu
sekolah, namun ia seringkali dengan masalah Yuel
terlambat dan sulit untuk fondasi yang paling penting.
● Sulit dihubungi oleh dalam aspek :
mengendalikan diri.
teman kelompok Oleh sebab itu, tindak lanjut yang
Kematangan emosi yang perlu dilakukan oleh guru PAUD
Ia seringkali tidak mengerjakan
Dapat disimpulkan bahwa Yuel dan SD untuk mencegah hal
tugas tepat waktu atau mangkir cukup untuk berkegiatan
memiliki masalah dalam hal di lingkungan belajar tersebut terjadi adalah misalnya
dari kelas serta sulit dihubungi
pengendalian diri dengan memberikan anak ruang
oleh teman kelompoknya.
untuk memikirkan akibat dari
Akibatnya, potensi kecerdasannya apa yang ia lakukan seperti :
tidak tampil secara optimal yang “Yuel, kira-kira jika kamu
terlihat dari pencapaian diam saja seperti ini, apakah
akademiknya yang tidak optimal Ibu/Bapak dapat mengetahui apa
yang kamu pikirkan? Apakah
masalah dapat selesai?”
Kegiatan 3 - Materi 1 :
Memahami Pentingnya Membangun Kemampuan Fondasi pada PAUD hingga SD Kelas Awal.

Penguatan

Yak Bapak/Ibu, apa yang dialami oleh Yuel dnyata terjadi di masyarakat, dan salah satu faktor
yang menyebabkan ini adalah kurang kuatnya pemenuhan kemampuan fondasi pada Yuel
terutama di usia dini dan usia awal sekolah sebagai periode yang tidak dapat kembali. Kemampuan
fondasi Yuel terutama pada aspek kemampuan kematangan emosi yang cukup dan kemampuan fondasi
Yara terutama pada sosial dan bahasa yang belum terpenuhi secara optimal.

Apakah kemampuan-kemampuan ini dapat serta merta langsung ia kuasai begitu ia dewasa? Tentu tidak,
mereka perlu mulai belajar menguasainya sedari dini dan Bapak/Ibu lah sebagai salah satu tonggak
utama yang mendukung keberhasilan peserta didik kita di masa depan lima, sepuluh bahkan dua puluh
tahun dari sekarang.

Pertanyaan lanjutannya ialah seperti apa kemampuan fondasi itu?


Kegiatan 4 - Materi 2. Pentingnya Penguasaan Kemampuan Fondasi secara Keseluruhan

6 Kemampuan Fondasi dan Kaitannya dengan Aspek Lain

“Kemampuan fondasi merupakan kemampuan Kemampuan fondasi pada dasarnya perlu dipenuhi secara holistik
yang perlu dipenuhi agar peserta didik dapat dan tidak dapat terpecah-pecah, akan tetapi pemahaman akan (A.)
aspek perkembangan; (B.) dimensi profil pelajar Pancasila; (C.) Nilai,
melewati masa transisi PAUD ke SD awal dengan
Pengetahuan serta Keterampilan yang dibangun serta (E.) Contoh butir
baik. Kurang optimalnya pemenuhan kemampuan
perilaku kemampuan fondasi yang dapat diamati akan membantu kita
fondasi akan menghambat peserta didik untuk untuk mencermati urgensi dan cara-cara untuk mengembangkannya.
mengeksplorasi kemampuan-kemampuan
Untuk melihat keterkaitan antar aspek-aspek tersebut, penjabaran
prasyarat yang perlu dimiliki ketika memasuki
dilakukan berdasarkan enam aspek kemampuan fondasi dengan format
jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk itu sebagai berikut :
dibutuhkan langkah-langkah strategis agar guru
dapat membantu anak melewati masa transisinya Nama Kemampuan Fondasi
dengan baik. Hal ini disebabkan banyak penelitian A. Aspek perkembangan yang dibangun
yang menyampaikan bahwa pemenuhan
B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila
kemampuan fondasi di usia dini hingga masa
sekolah awal akan menyebabkan masalah yang C. Nilai, Pengetahuan serta Keterampilan yang dibangun:

lebih besar lagi di masa-masa selanjutnya.” D. Contoh Butir Perilaku yang dapat diamati
1. Mengenal Nilai Agama dan Budi Pekerti

A. Aspek perkembangan yang dibangun

Nilai Agama dan Perkembangan Kognitif

B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

● Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia;
● Nilai Pancasila

C. Nilai, Pengetahuan serta Keterampilan yang dibangun:

1 . Anak mengenali nama Tuhannya serta simbol keagamaan, dan kemudian memahami bahwa makhluk
hidup di sekitarnya seperti manusia , tanaman di sekitar rumah, binatang serta merupakan ciptaan
Tuhan.
2. Kemampuan anak untuk menyebutkan contoh perilaku yang tergolong baik.

D. Contoh Butir Perilaku yang dapat diamati

● Peserta didik mengenal konsep Tuhan YME dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai dengan agama atau
kepercayaannya.
● Peserta didik bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya.
● Contoh lainnya...
2. Kematangan Emosi yang Cukup untuk Berkegiatan di Lingkungan Belajar

A. Aspek perkembangan yang dibangun

Sosial Emosional; Nilai Agama dan Budi Pekerti; Nilai Pancasila

B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

● Berkebhinekaan Global;
● Bergotong Royong;

C. Nilai, Pengetahuan serta Keterampilan yang dibangun:

1 Kemampuan mengelola emosi dan rasa positif mengenai dirinya .


2 Kesadaran bahwa dirinya adalah bagian dari komunitas sekolah.
3 Kesadaran bahwa ketika ia berada pada tempat yang berbeda maka ada aturan dan kebiasaan yang berbeda dan
patut diperhatikan.

D. Contoh Butir Perilaku yang dapat diamati

● Peserta didik mampu menunggu giliran


● Peserta didik dapat mempertahankan perhatian untuk mengikuti kegiatan di kelas dalam rentang waktu yang sesuai
dengan usianya.
● Contoh lainnya...
3. Keterampilan Sosial dan Bahasa yang Memadai untuk Berinteraksi Sehat dengan Teman Sebaya dan Individu Lainnya

A. Aspek perkembangan yang dibangun

Nilai Agama dan Budi Pekerti; Sosial Emosional; Kognitif

B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

● Berkebhinekaan Global;
● Bergotong Royong

C. Nilai, Pengetahuan serta Keterampilan yang dibangun:

11 Kesadaran pentingnya menghargai sesama dan kemampuan untuk berempati


.
Kemampuan menyimak
22
Kemampuan untuk mengutarakan gagasan
.
3D.
3 Contoh Butir Perilaku yang dapat diamati

.
● Peserta didik dapat meminta tolong kepada teman sebayanya
● Peserta didik dapat mengucap maaf dan terima kasih
● Contoh lainnya...
4. Pemaknaan terhadap Belajar yang Positif

A. Aspek perkembangan yang dibangun

Kognitif

B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

● Mandiri

C. Nilai, Pengetahuan serta Keterampilan yang dibangun:

11. Mampu melihat belajar sebagai pengalaman yang menyenangkan:


22. Mampu melihat manfaat dari kegiatan belajar.

D. Contoh Butir Perilaku yang dapat diamati

● Peserta didik antusias / senang datang ke sekolah


● Peserta didik mau mencoba kembali atau memperbaiki pekerjaan jika melakukan kesalahan.
● Peserta didik menunjukkan keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan.
● Contoh lainnya...
5. Pengembangan Keterampilan Motorik dan Perawatan Diri yang Memadai untuk Dapat
Berpartisipasi di Lingkungan Sekolah secara Mandiri

A. Aspek perkembangan yang dibangun

Fisik Motorik; Kognitif

B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

● Mandiri

C. Nilai, Pengetahuan serta Keterampilan yang dibangun:

11. Rasa syukur telah diciptakan oleh Tuhan YME yang tertampil dalam perilaku-perilaku positif seperti
menjaga kebersihan diri, kesehatan diri serta keselamatan diri.
22 Kepemilikan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri .
.
Kepemilikan kemampuan motorik kasar maupun motorik halus .
33
.D. Contoh Butir Perilaku yang dapat diamati

● Peserta didik mampu mengelola barang-barang milik pribadi yang dibawa ke sekolah. (Tahu mana barang
miliknya, bisa membereskan tas sendiri)
● Peserta didik mampu secara bertahap menjaga kebersihan diri sendiri.
● Contoh lainnya...
6. Kematangan Kognitif yang Cukup untuk Melakukan Kegiatan Belajar, seperti Dasar Literasi,
Numerasi serta Pemahaman Dasar Mengenai Cara Dunia Bekerja

A. Aspek perkembangan yang dibangun

Kognitif; Bahasa; Nilai Agama dan Budi Pekerti.

B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

● Kreatif; Bernalar Kritis

C. Nilai, Pengetahuan serta Keterampilan yang dibangun:

11 Kreativitas, dan kemampuan literasi dan pra matematika untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari .
.
Kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan mengenai objek, fenomena alam, atau fenomena sosial
22 melalui pengamatan dan eksplorasi untuk kemudian diutarakan melalui bahasa atau media sederhana.
.
Sebagai catatan, kemampuan literasi dan numerasi yang telah dibahas dalam modul sebelumnya, tercakup ke dalam aspek kemampuan
fondasi ini.

D. Contoh Butir Perilaku yang dapat diamati

● Peserta didik mampu menyimak dan menyampaikan gagasan sederhana


● Peserta didik menyadari keterhubungan antara simbol angka/huruf dengan kata dan bilangan
● Peserta didik mampu membilang jumlah benda atau objek dan menggunakan angka sebagai simbol jumlah objek atau benda
● Peserta didik memahami kosakata konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, hari ini, besok, lama, sebentar, pagi, siang, malam)
● Contoh lainnya...
Kegiatan 4 - Materi 2. Pentingnya Penguasaan Kemampuan Fondasi secara Keseluruhan
Enam kemampuan fondasi perlu dipahami sebagai kemampuan yang perlu dibina melalui pembelajaran di PAUD dan SD Kelas Awal secara holistik. Pembinaan kemampuan dilakukan
dengan mengikuti struktur kompetensi/mata pelajaran yang digunakan di PAUD dan SD, serta dilaporkan di dalam laporan hasil belajar dengan mengikuti struktur
kompetensi/mata pelajaran yang digunakan di PAUD dan SD. Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat kembali pemetaan yang sudah ditampilkan pada modul 2, yang mana juga
tercakup di dalam penjabaran yang sebelumnya kita lihat bersama.

Kemampuan Fondasi Dibangun di PAUD Dibangun di SD Kelas Awal

Mengenal nilai agama dan budi pekerti Pada KM: Agama Budi Pekerti & Jati Diri ; Pada K13: KD terkait Agama. Terlepas Pada KM/K13, melalui Agama dan Pendidikan Pancasila
dari kurikulum, dibangun melalui pembiasaan di kelas yang mendorong anak (PPKN untuk K13). Terlepas dari kurikulum, dapat dibangun
untuk jujur, tidak menyakiti sesama, dan merawat lingkungan. melalui pembiasaan (serupa dengan PAUD).

Kematangan emosi yang cukup untuk Pada KM, dapat dibangun melalui elemen Agama dan Budi Pekerti; dan Jati Diri. Pada KM/K13, melalui Pendidikan Pancasila (PPKN untuk K13)
berkegiatan di lingkungan belajar: Pada K13: KD yang terkait sosial emosi; bahasa dan kognitif. Terlepas dari untuk pengenalan secara konsep. Terlepas dari kurikulum,
kurikulum, kemampuan ini dapat dibangun melalui penerapan kesepakatan kelas, dapat dibangun melalui kesepakatan kelas dan disiplin positif
misalnya melalui kebiasaan berbagi alat-alat di kelas dan berkegiatan bersama (serupa dengan PAUD) untuk membangun nilai.
teman-temannya; serta penerapan disiplin positif (menjelaskan konsekuensi dari
perilaku negatifnya).

Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai Pada KM, dibangun lintas elemen, namun utamanya elemen Dasar-Dasar Literasi. Terlepas dari kurikulum, Dapat dibangun melalui
untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya Pada K13: KD yang terkait sosial emosi; bahasa dan kognitif. Terlepas dari kesepakatan di kelas untuk membangun nilai (serupa dengan
dan individu lainnya kurikulum, kemampuan ini dapat dibangun melalui penerapan kesepakatan kelas, PAUD). Pada KM/K13 melalui Pendidikan Pancasila (PPKN
misalnya melalui kebiasaan berbagi alat-alat di kelas; mengangkat tangan apabila untuk K13) dan Bahasa Indonesia untuk pengenalan secara
ingin berbicara, serta mendengarkan saat teman berbicara. konsep dan keterampilan.

Pemaknaan terhadap belajar yang positif Terlepas dari kurikulum: dibangun melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan serta interaksi pendidik
yang memberikan dukungan afektif serta komunikasi yang positif (tidak menghardik, dan tidak melabel)

Pengembangan keterampilan motorik dan Pada KM: dibangun lintas elemen, namun utamanya elemen Jati Diri. Pada K13: KD Pada KM/K13: PJOK. Terlepas dari kurikulum, dapat
perawatan diri yang memadai untuk dapat yang terkait fisik motorik dan sosial-emosional (perawatan diri). Terlepas dari dibangun melalui pembiasaan di kelas (serupa dengan PAUD).
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara kurikulum, kemampuan ini dapat dibangun melalui pembiasaan di kelas untuk
mandiri: membangun kemandirian dan perilaku hidup bersih sehat

Kematangan kognitif yang cukup untuk Pada KM, dibangun melalui elemen Dasar-Dasar Literasi, Matematika, Sains, Pada KM/K13: Bahasa Indonesia (dan topik IPAS pada KM),
melakukan kegiatan belajar, seperti dasar Teknologi, Rekayasa dan Seni. Pada K13: KD yang terkait kognitif, dan bahasa. Matematika,Seni . Terlepas dari kurikulum, dapat dibangun
literasi, numerasi serta pemahaman dasar Terlepas dari kurikulum, dibangun melalui kegiatan pembelajaran yang mengajak melalui perancangan kegiatan pembelajaran di kelas (serupa
mengenai cara dunia bekerja anak melakukan pengamatan serta eksplorasi, serta mendorong anak untuk dengan PAUD).
bertanya, mengemukakan gagasan serta pemahaman barunya.
Kegiatan 5 - Materi 3.
Pentingnya Penguasaan Kemampuan Fondasi secara Bertahap dan Berkesinambungan.

Demikian juga halnya dalam upaya agar peserta didik dapat membangun kemampuan fondasinya, pendidik
perlu membangunnya secara bertahap dan berkesinambungan sehingga pembelajaran peserta didik pun
tidak terputus. Penguasaan kemampuan fondasi secara bertahap artinya terdapat kemampuan yang perlu
dikuasai lebih dahulu sebelum kemampuan yang lain, sedangkan berkesinambungan artinya kemampuan
fondasi dibangun secara berkesinambungan melalui pembelajaran di PAUD hingga SD kelas awal.

Untuk menyusun tahapan konsep atau kompetensi dalam membangun kemampuan fondasi peserta didik,
guru perlu memahami terlebih dahulu kemampuan yang perlu dimiliki oleh anak (konsep atau kompetensi)
sebelum anak diperkenalkan kemampuan (konsep atau kompetensi) yang lebih kompleks.

Setelah guru mengetahui atau memahami kemampuan yang perlu dibangun pertama kali maka sesuai
dengan prinsip penguatan transisi PAUD-SD, kemampuan ini dapat dibangun di PAUD ataupun di SD kelas
awal. Ingatlah bahwa kesempatan belajar anak berbeda-beda (tidak semua anak SD pernah melalui PAUD)
sehingga siswa SD pun harus dipastikan sudah memiliki kemampuan fondasi sebelum dibina dengan
merujuk pada kemampuan fase selanjutnya.

Di materi 2, kita sudah belajar bahwa kemampuan fondasi dapat dibangun melalui struktur kurikulum PAUD
dan SD, pada materi ini kita akan belajar cara mengurutkan kemampuan (konsep atau kompetensi) tersebut
sehingga dapat dibangun secara bertahap melalui kegiatan pembelajaran.
Kegiatan 5 - Materi 3.
Pentingnya Penguasaan Kemampuan Fondasi secara Bertahap dan Berkesinambungan.

Untuk menyusun tahapan konsep atau kompetensi dalam membangun kemampuan fondasi peserta didik, guru
perlu memahami terlebih dahulu kemampuan yang perlu dimiliki oleh anak (konsep atau kompetensi)
sebelum anak diperkenalkan kemampuan (konsep atau kompetensi) yang lebih kompleks.

Landasa dari suatu urutan baru kemudian memutuskan mana kemampuan yang perlu diajarkan terlebih
n dahulu kemampuan lain. Berikut terdapat inspirasi landasan dalam mengurutkan tahapan
sebelum kemampuan:
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan
Pengurutan dari simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang menghitung dengan objek
yang Konkret ke nyata (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan asosiasi hitung dengan simbol angka
yang Abstrak (abstrak).

Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan
Pengurutan
konsep hewan yang ada disekitar, untuk kemudian spesifik mengajarkan hewan sesuai klasifikasi
Deduktif tempat hidup atau jumlah kaki.

Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan


secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara
Scaffolding mengapung, dandidik mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang
ketika peserta

diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, peserta didik dapat berenang sendiri.
Kegiatan 5 - Materi 3.
Pentingnya Penguasaan Kemampuan Fondasi secara Bertahap dan Berkesinambungan.

Untuk menyusun tahapan kemampuan peserta didik, guru perlu memahami terlebih dahulu
landasan dari suatu urutan baru kemudian memutuskan mana kemampuan yang perlu diajarkan
terlebih dahulu sebelum kemampuan lain. Berikut terdapat inspirasi landasan dalam
mengurutkan tahapan konsep dan kompetensi:

Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh:
Pengurutan dari Mudah
mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan
ke yang lebih Sulit
kata yang lebih panjang.

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang


lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih
Pengurutan Hierarki
kompleks. Contoh: peserta didik perlu belajar tentang kesadaran bilangan sebelum
mereka dapat memahami konsep penjumlahan.

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur,
kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh:
Pengurutan Prosedural dalam mengajarkan cara melakukan keterampilan bina diri BAK. Guru mengajarkan
tahapan bagaimana melepas pakaian sendiri, membersihkan diri saat BAK, hingga
menyiram sampai bersih secara bertahap.

Sekarang, mari kita melakukan permainan mengurutkan konsep dan kompetensi!

Anda mungkin juga menyukai