Anda di halaman 1dari 31

HUKUM DAN

PERJANJIAN
CHAPTER I
By. DOSEN
PENGERTIAN HUKUM
• Hukum adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
norma-norma dan aturan-aturan yang mengatur tingkah
laku manusia.
• Hukum merupakan aturan yang tertulis maupun tidak
tertulis yang dapat mengatur masyarakat dan dikenai sanksi
jika melanggarnya.
• Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan
petunjuk hidup berupa perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib masyarakat. Tata tertib tersebut harus
dipatuhi masyarakat. Jika melanggar maka akan
menimbulkan tindakan dari pemerintah.
SUMBER HUKUM

1. Sumber Hukum Formil


• Undang-Undang, merupakan sumber hukum secara tertulis yang dibuat oleh
Lembaga Eksekutif dan Lembaga Legislatif
• Adat-istiadat, berlaku dikalangan masyarakat tertentu dan di dalam wilayah tertentu.
• Traktat, merupakan perjanjian yang disepakati oleh suatu negara dengan negara lain.
• Yurisprudensi, merupakan suatu putusan hakim yang belum ada penyelesaian
hukumnya. Kemudian ini menjadi pedoman perkara lainnya yang serupa dengan
kasus yurisprudensi ini.
• Doktrin, adalah pendapat para ahli hukum sebagai asas-asas atau dasar yang penting
dalam dunia hukum.
2. Sumber Hukum Materil
Sumber hukum materil merupakan akibat dari berbagai macam gejala politik, ekonomi,
ideologi, sosial, budaya dari kehidupan masyarakat. Sehingga memerlukan sumber
hukum yang sesuai dengan kondisi tersebut. Artinya dari kondisi tersebut akan timbul
dasar hukum yang baru.
KARATERISTIK HUKUM
• Bersifat memaksa. Setiap orang wajib hukumnya
untuk mematuhi setiap aturan yang ada tanpa
terkecuali. Hukum tidak melihat golongan, suku maupun
ras.
• Adanya sanksi. Ketika orang melanggar peraturan yang
telah ditetapkan, mereka harus mematuhinya. Jika
melanggar akan mendapatkan sanksi atau hukuman
kepada pelaku yang dapat membuat mereka jera.
• Adanya Perintah dan larangan. Merupakan hal yang harus
dipatuhi dan hal yang tidak dapat dilakukan di masyarakat.
TUJUAN HUKUM

• Terwujudnya ketentraman, ketertiban dan


kesejahteraan masyarakat.
• Kemakmuran masyarakat akan terjamin.
• Pergaulan masyarakat akan lebih tertata dan menjadi
petunjuk atau pedoman dalam menghadapi keputusan
negara.
• Hukum digunakan sebagai sarana mewujudkan
keadilan sosial dan sebagai penegak pembangunan.
UNSUR HUKUM

1. Hukum dapat mengatur kehidupan bermasyarakat, hukum yang


mengatur masyarakat akan membantu memecahkan masalah
yang ada.  setiap interaksi dari masyarakat, diatur oleh hokum
2. Dibuat Oleh Lembaga Berwenang, hukum dibuat oleh badan atau
lembaga yang telah diakui resmi oleh negara,
3. Aturan Yang Sifatnya Memaksa, jika individu melakukan
pelanggaran hukum maka pastinya akan dikenakan oleh sanksi
ataupun hukuman. Sanksi tegasnya telah diatur oleh hukum.
4. Sanksi Atau Pelanggaran
Pelanggar hukum pasti akan dikenakan sanksi. Sanksi diberikan
akan disesuaikan lagi dengan pelanggaran yang diperbuat
PENGELOMPOKAN HUKUM

1. Hukum Privat. Hukum privat mengatur antara hubungan


sesama manusia, dengan menitikberatkan pada
kepentingan yang disepakati. Contohnya hukum perdata,
hukum sipil dan hukum dagang.
2. Hukum Publik. Hukum publik mengatur tentang hubungan
antar sesama warga negara yang menyangkut kepentingan
umum. Contoh hukum publik adalah hukum pidana, hukum
administrasi negara dan hukum tata negara
HUKUM PERDATA
• Adalah hukum yang mengatur hubungan antara
seseorang dengan orang lain.
• Yang tergolong dalam hukum perdata adalah :
Hukum Bisnis, Hukum Dagang, Hukum Benda,
hukum perikatan dll.
• Pengaturan hukum perdata :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek/BW),
2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(Wetboek van Koophandel/WvK)
HUKUM BISNIS ATAU BUSINESS LAW

• Hukum bisnis merupakan hukum yang mengatur tata cara


pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau
keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau
pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari
entepreneur dalam resiko dan usaha tertentu dengan motif
mendapatkan keuntungan tertentu pula.

• Contoh hukum bisnis adalah perlindungan konsumen (UU No.


8/1999), Hak Kekayaan Intelektual (UU No.5/1999) dll
FUNGSI HUKUM BISNIS

1. Menjadi sumber informasi yang bermanfaat  bagi pelaku


bisnis.
2. Pelaku bisnis dapat lebih mengetahui hak dan
kewajbannya saat mambangun bisnis, sehingga bisnisnya
tidak menyimpang dari aturan yang ada dan telah tertulis
dalam Undang-Undang.
3. Pelaku bisnis lebih memahami suatu hak-hak dan
kewajibannya dalam suatu kegiatan bisnis
4. Terwujudnya sikap dan perilaku bisnis atau kegiatan bisnis
yang adil, jujur, wajar, sehat, dinamis, dan berkeadilan
karena telah memiliki kepastian hukum.
TUJUAN HUKUM BISNIS

1. Menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar


secara efisien dan lancar.
2. Melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk
jenis Usaha Kecil Menengah (UKM).
3. Membantu memperbaiki sistem keuangan dan
perbankan.
4. Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku
ekonomi atau pelaku bisnis.
5. Mewujudkan bisnis yang aman dan adil untuk semua
pelaku bisnis.
SUBYEK DAN OBYEK HUKUM
• Subject hukum adalah setiap makhluk yang
berwenang untuk memiliki, memperoleh dan
menggunakan hak dan kewajiban dalam lalu lintas
hukum.
• Objek hukum adalah benda yang berarti segala
sesuatu yang berguna bagi subyek hukum atau segala
sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan
kepentingan bagi para subyek hukum.
SUBYEK HUKUM
1. Manusia ( natuurlijke persoon )
Manusia sebagai subyek hukum dimulai saat ia dilahirkan
dan berakhir pada saat ia meninggal dunia, setiap
manusia pribadi menurut hukum mempunyai hak, tetapi
tidak selalu cakap untuk melakukan perbuatan hukum
(handelings bekwaam).
2. Badan Hukum adalah orang ( persoon ) yang diciptakan
oleh hukum, oleh karena itu Badan Hukum
(rechtspersoon) sebagai subyek hukum dapat bertindak
hukum seperti manusia.
• Cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang
dewasa menurut hukum dan berakal sehat
• Tidak cakap melakukan perbuatan hukum, berdasarkan
pasal 1330 KUHPerdata tentang yang tidak cakap untuk
membuat perjanjian adalah :
1. Orang-orang yang belum dewasa,
2. Orang yang ditaruh di bawah pengampuan
(curetele ) yang terjadi karena gangguan jiwa,
pemabuk atau pemboros.
• Perbuatan Hukum adalah setiap perbuatan yang
menimbulkan akibat hukum, misalnya perjanjian jual beli,
perjanjia sewa menyewa, perjanjian pernikahan dll.
PERIKATAN
• Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang
atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
• Pihak yang berhak menuntut sesuatu,
dinamakan Kreditur atau si berpiutang,
• Pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan di namakan 
Debibur atau si berutang.
• Hak si berpiutang itu dijamin oleh hukum atau undang-undang.
• Apabila tuntutan itu tidak dipenuhi secara sukarela, si
berpiutang dapat menuntutnya di depan hakim.
TIMBULNYA PERIKATAN
1. Perikatan yang timbul dari perjanjian
Perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada orang
lain untuk melaksanakan suatu hal.
Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang
membuatnya.
2. Perikatan yang timbul dari undang-undang
Undang-undang meletakan kewajiban kepada orang tua dan anak untuk
saling memberikan melaksanakan hak dan kewajibannya, kewajiban orang
tua memberikan nafkah dan sebaliknya hak anak mendapatkan
pendidikan dll
Ini adalah suatu perikatan yang lahir dari Undang-Undang semata-mata
atau dari undang-undang saja.
ASAS PERJANJIAN

• Asas kebebasan berkontrak (freedom of contracts)


• Asas konsensualitas (concensualism)
• Asas kepastian hukum (pacta sunt servanda)
• Asas kepribadian (personality)
• Asas itikad baik (good faith)
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
• Memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk
membuat perjanjian apa saja asalkan tidak bertentangan
dengan peraturan dan ketertiban umum.
• Asas kebebasan berkontrak yang isinya memberikan
kebebasan kepada para pihak untuk :
1. Membuat atau tidak membuat perjanjian,
2. Mengadakan perjanjian dengan siapapun,
3. Menentukan isi dari perjanjian, pelaksanaan dan
persyaratan,
4. Menentukan bentuk perjanjian yaitu secara tertulis atau
tidak tertulis atau lisan
ASAS KONSENSUALITAS
• Perjanjian itu ada atau tercapai apabila ada kata sepakat
dari kedua belah pihak mengenai hal-hal yang pokok dan
tidaklah diharuskan adanya suatu formalitas tertentu,
• Pengecualian : pada perjanjian penghibahan benda tak
bergerak (tanah) yang harus dilakukan dengan akte notaris,
sehingga harus dalam bentuk tertulis, apabila tidak dalam
bentuk tertulis maka perjanjian tersebut batal,
• Asas konsensualitas terdapat dalam pasal 1320 BW
(KUHPerdata) yang isinya adalah tentang syarat sah nya
perjanjian.
ASAS PACTA SUN SERVANDA
• Pengaturan tentang asas pacta sunt servanda pada hukum positif, diatur
dalam pasal 1338 ayat (1) dan (2) KUHPer yang mengatur:
1. Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya;
2. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan
kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh
undang-undang.
• Para pihak yang melakukan perjanjian harus mematuhi perjanjian yang
mereka buat.
• Perjanjian yang dibuat tidak boleh diputuskan secara sepihak tanpa
adanya kesepakatan bersama.
ASAS KEPRIBADIAN
• Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa
seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak
hanya untuk kepentingan perseorangan saja.
• Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan
atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri, bahwa untuk
mengadakan suatu perjanjian, orang tersebut harus untuk
kepentingan dirinya sendiri.
• Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya.
• Hal ini mengandung maksud bahwa perjanjian yang dibuat
oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang
membuatnya.
ASAS ITIKAD BAIK
• Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik, asas ini
merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur
dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh
maupun kemauan baik dari para pihak.
• Asas itikad baik terbagi menjadi dua macam,
1. Perjanjian yang dibuat harus memperhatikan norma-
norma kepatutan dan kesusilaan,
2. Perjanjian yang dibuat harus mencerminkan suasana
bathin yang tidak menunjukkan adanya kesengajaan
untuk merugikan pihak lain.
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN PASAL 1320 BW
(BURGERLIJK WETBOEK)/KUHPERDATA
1. KESEPAKATAN, subyek yang mengadakan perjanjian harus
bersepakat, setuju mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian,
2. KECAKAPAN PARA PIHAK, orang yang mengadakan perjanjian harus
cakap menurut hokum, cakap menurut hokum adalah dewasa da
sehat akal pikiran,
3. SUATU HAL TERTENTU, apa yang menjadi kewajiban Debitur dan apa
yang menjadi hak dari Kreditur, hal terentu menjadi obyek dari
perjanjian yaitu hak dan kewajiban,
4. CAUSA YANG HALAL, isi dan tujuan dari para pihak dalam melakukan
perjanjian tidak boleh melanggar Undang-Undang, kesusilaan dan
ketertiban umum.
AKIBAT HUKUM APABILA SYARAT PERJANJIAN TIDAK DIPENUHI
• Apabila syarat subyektif, yaitu kata sepakat dan kecakapan
tidak dipenuhi dalam perjanjian, maka perjanjian tersebut
dapat dibatalkan oleh salah satu pihak dan menjadi tidak
berlaku sejak dibatalkan, namun jika salah satu pihak tidak
meminta perjanjian tersebut dibatalkan maka perjanjian
tersebut dianggap sah dan tetap berlaku,
• Apabila syarat obyektif, yaitu sesuatu hal dan causa yang
halal tidak dipenuhi dalam perjanjian, maka perjanjian
tersebut batal demi hokum atau batal dengan sendirinya
artinya sejak semula tidak pernah dilahirkan suatu
perjanjian.
PRESTASI
• Prestasi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitor dalam setiap
perikatan.
• Menurut Pasal 1234 KUH Perdata, setiap perikatan adalah untuk
memberikan sesuatu,untuk berbuat sesuatu,atau tidak berbuat sesuatu.
• Kewajiban memenuhi prestasi dari debitur selalu disertai dengan
tanggungjawab (liability), artinya debitur mempertaruhkan harta
kekayaannya sebagai jaminan pemenuhan hutangnya kepada kreditor.
• Dengan demikian, objek perikatan/perjanjian adalah :
1. Untuk memberi atau menyerahkan sesuatu,contoh: Perjanjian jual
beli,tukar menukar.
2. Berbuat sesuatu,contoh:membuat lukisan,perjanjian perburuhan.
3. Tidak berbuat sesuatu,contoh :tidak mendirikan perusahaan sejenis.
WANPRESTASI
• Wanprestasi adalah suatu keadaan dimana seorang debitur
tidak melakukan janji (tidak melaksanakan prestasi).
• Jadi apabila debitur tidak melakukan apa yang dijanjikan
akan dilakukannya, maka ia dikatakan melakukan
wanprestasi atau tidak dipenuhinya prestasi,
1. Debitur sama sekali tidak memenuhi perikatan.
2. Debitur terlambat memenuhi perikatan.
3. Debitur keliru atau tidak pantas memenuhi perikatan.
FAKTOR YANG MENYEBABKAN
WANPRESTASI
1. Adanya Kelalaian Debitur
Kelalaian adalah peristiwa dimana seorang debitur seharusnya tahu atau
patut menduga, bahwa dengan perbuatan atau sikap yang diambil olehnya
akan timbul kerugian.
2. Karena Adanya Keadaan Memaksa (overmacht/force majure)
Keadaan memaksa ialah keadaan tidak dapat dipenuhinya prestasi oleh pihak
debitur karena terjadi suatu peristiwa bukan karena kesalahannya, peristiwa
mana tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga akan terjadi pada waktu
membuat perikatan.
AKIBAT HUKUM WANPRESTASI
1. Membayar Ganti Rugi
Ganti rugi adalah membayar segala kerugian karena musnahnya atau
rusaknya barang-barang milik kreditur akibat kelalaian debitur.
2. Pembatalan Kontrak atau perjanjian,
Pembatalan ini bukan berarti membebaskan kewajiban Debitur tetapi
memberikan jangka waktu melakukan prestasi.
3. Peralihan resiko
Bentuk peralihan risiko berlaku dalam suatu perjanjian yang berkaitan
dengan objek pada suatu barang, seperti dalam hal perjanjian
pembiayaan leasing.
DEBITUR DAPAT MENGAJUKAN BEBERAPA ALASAN UNTUK
MEMBEBASKAN DIRINYA DARI SANKSI

1. Debitur mengajukan alasan bahwa tidak terpenuhinya


kewajiban atau prestasinya debitur dikarenakan adanya
keadaan yang memaksa (overmacht, force majeur);
2. Debitur mengajukan alasan bahwa tidak terpenuhinya
kewajiban atau prestasinya debitur dikarenakan kreditur
selaku pelaku usaha telah lalai (exceptio non adimpleti
contractus);
3. Debitur mengajukan alasan bahwa dikarenakan kreditur
telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi.
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1. Jangka waktu berakhirnya perjanjian/kontrak yang
ditentukan oleh para pihak
2. Jangka waktu berakhirnya perjanjian/kontrak telah
ditentukan oleh undang-undang (Pasal 1066 ayat (3)
KUHPerdata);
3. Salah satu pihak telah meninggal dunia, misalnya dalam
perjanjian/kontrak pemberian kuasa (Pasal 1813
KUHPerdata), perjanjian/kontrak perburuhan (Pasal 1603
huruf j KUHPerdata), dan perjanjian/kontrak perseroan
(Pasal 1646 ayat (4) KUHPerdata);
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
4. Salah satu atau kedua belah pihak menyatakan
menghentikan perjanjian/kontrak, misalnya dalam
perjanjian kerja atau perjanjian sewa-menyewa;
5. Karena putusan hakim. Artinya, berdasarkan upaya
hukum yang dilakukan oleh salah satu pihak yang
dirugikan di pengadilan, akhirnya pengadilan
memutuskan untuk membatalkan suatu
perjanjian/kontrak tersebut. Biasanya gugatan
yang diajukan adalah gugatan cidera janji
(wanprestasi) atau perbuatan melawan hukum
(PMH)
6. Tujuan perjanjian telah tercapai, misalnya kontrak
pemborongan.

Anda mungkin juga menyukai