Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI TEORI WEBER

DAN LOSCH PADA


LOKASI PABRIK GULA
BLORA
Safina Fatiha
2104011614006
Lokasi pabrik dan bahan baku

Bahan baku untuk Pabrik Gula Blora


diperoleh dari perkebunan tebu
disekelilingnya. Pabrik Gula Blora
memilih lokasi ditengah hutan untuk
dijadikan perkebunan tebu sebagai
pemasok bahan baku mereka

Perkebunan tebu
Lokasi pabrik dan distribusi hasil produksi
Pembahasan
Faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan
1. Harga: Harga yang diberikan oleh Pabrik Gula Blora sudah ditetapkan harga rata-
ratanya oleh pemerintah untuk setiap jenis gula
2. Produk: Produk gula yang dihasilkan oleh Pabrik Gula Blora adalah gula kristal, raw
sugar dan gula refinerasi
3. Saluran distribusi: Saluran distribusi gula nasional sudah diatur oleh pemerintah untuk
memasok dari parik langsung ke distributor. Namun, untuk Pabrik Gula Blora juga
memasok ke pasar-pasar melalui petani.
Pembahasan
Cara menarik pembeli Pabrik Gula Blora :
■ Produsen tidak menawarkan produknya langsung kepada konsumen, melainkan melalui
saluran distribusi dengan skema sebagai berikut,

produsen distributor Grosir Retailer

Pengaruh pesaing dalam mendapatkan untung pada kasus Pabrik Gula Blora ini
tidak ada sama sekali, hal ini dikarenakan tiap-tiap pabrik gula bersaing dalam
produktivitas mereka dalam melakukan penggilingan tebu dan teknologi
pengolahan gula.
Analisis lokasi menurut Weber dan Losch

Lokasi Pabrik Gula Blora ini menganut teori lokasi pabrik menurut Weber dengan
menganut prinsipnya antara lain:
• Ketersediaan sumberdaya bahan mentah
• Bahan mentah yang tersedia yakni tebu yang langsung didapat dari perkebunan tebu
di blora dan untuk bahan bakar untuk penggilingan mereka menggunakan ampas
tebu sebagai bahan bakarnya.
• Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik
• Bahan mentah yang tersedia berada dekat dengan lokasi pabrik yang memungkinkan
tidak terlalu memakan biaya untuk mengangkut bahan mentah menuju ke pabrik.
KESIMPULAN

■ Lokasi Pabrik Gula Blora dan lokasi pemasok bahan bakunya sangatlah dekat, sehingga
meminimalisir biaya angkut pada faktor produksinya.
■ Lokasi pabrik dengan pasar pun cukup terjangkau dan dengan banyaknya pasar di
daerah tersebut tentu saja menguntungkan mereka.
■ Meskipun Pabrik Gula Blora relevan dengan teori Weber yang berfokus pada
minimalnya biaya produksi, Pabrik Gula Blora tidak berusaha mendapatkan untung
sebesar-besarnya karena mereka memilih untuk menggunakan sistem bagi hasil 70:30
dengan petani.

Anda mungkin juga menyukai