Anda di halaman 1dari 34

Runway Configuration

Topic 5
Rekayasa Lapangan Terbang

1
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Konfigurasi bandar udara adalah


implementasi dari pengaturan dan penempatan letak
landasan pacu dan landasan penghubung seefisien mungkin
terhadap posisi gedung terminal yang didasarkan atas desain
geometris landasan pacu dan landasan penghubung serta
analisis angin (wind analysis)

2
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu tunggal (single runway)

3
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar


ambang rata (parallel runway)

4
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu


sejajar ambang tidak rata
(staggered parallel runway)

5
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu bersilang


(intersecting runway)
6
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu V – tertutup (V


- closed runway)

7
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang rata - ganda


(double-parallel runway)
8
KONFIGURASI LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG RATA - GANDA


(DOUBLE-PARALLEL RUNWAY)

9
PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Kai Tak - Hong Kong

10
PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA
Bandar Udara
Internasional Kai
Tak - Hong Kong

Pesawat terbang Boeing B-


747 yang tidak sukses
mendarat dengan aman di
Bandar Udara Internasional
Kai Tak - Hong Kong

11
PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar udara di Kepulauan Maldive

12
PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Sao Paulo, Brazil

13
LITERATUR
Konfigurasi Lapangan Terbang
Yang dimaksud dengan Konfigurasi Lapangan
Terbang adalah jumlah dan arah (orientasi) dari
landasan serta penempatan bangunan terminal
termasuk lapangan parkir yang terkait dengan
landasan.

14
Jumlah landasan tergantung pada beberapa hal antara lain :

1. Volume lalu lintas udara dan orientasi landasan.


2. Arah angin dominan yang bertiup.
3. Luas lokasi yang tersedia bagi pengembangan.

Bangunan terminal ditempatkan sedemikian rupa, sehingga


penumpang mudah dan cepat mencapai landasan.

Konfigurasi Lapangan Terbang meliputi :


Runways, Taxiways, Holding Aprons, Holding Bays &
Terminal.
15
RUNWAYS
Komponen pokok dari lapangan terbang adalah Runway
yang digunakan untuk landing dan take off.

Konfigurasi dasar runway ada 4 macam antara lain :

1. Single Runway (Landas pacu tunggal)


2. Pararel Runway ( Landas pacu paralel )
3. Intersecting Runway (Landas pacu bersilangan)
4. Opening V Runway (Landas pacu V terbuka)

16
1) Single Runway (landa pacu tunggal)

adalah bentuk konfigurasi dasar runway yang paling sederhana dan


sebagian lapangan terbang di Indonesia menggunakan konfigurasi ini.

Kapasitas landasan tunggal dalam kondisi,


VFR (Visual Flight Rules)
berkisar antara 45-100 flight/jam,
sedang dlm kondisi,
IFR (Instrument Flight Rules)
berkisar antara 40-50 flight/jam

VFR, yaitu kondisi penerbangan yang dilaksanakan bila


cuaca benar2 baik, sehingga Penerbangan 100 % dilakukan secara visual,
dalam hal ini tanggung jawab penuh ada
pada pilot.

17
IFR, yaitu kondisi penerbangan yang dilaksanakan bila keadaan tidak
memungkinkan dilakukan secara visual (cuaca buruk, lalu lintas udara
ramai) sehingga harus dibantu dengan instrument, dalam hal ini
tanggung jawab ada pada petugas ATC (Air Traffic Controller).

Runway
L / TO L / TO

Terminal Building
L = Landing (pendaratan), TO = Take off (lepas landas)

18
2) Paralel Runway (landasan paralel).
Umumnya terdiri dari dua landasan paralel/sejajar atau empat
landasan paralel, jarang ada landasan paralel tiga dan jarang ada
landasan paralel lebih dari empat, karena faktor penga turan lalu
lintas udara makin rumit dan juga memerlukan lahan yang cukup
luas.
Jarak antara dua landasan yang paralel sangat bermacam-macam
dibagi menjadi
Tiga macam, yaitu :
 Berdekatan (Close) jarak 700 ft- 3500 ft
 Menengah (Intermediate) jarak 3500 ft-5000 ft
 Jauh (Far) jarak 4300 ft – lebih besar
Konfigurasi dasar paralel runway antara lain :
1) Dua paralel runway threshold segaris.
2) Empat paralel runway.
3) Dua paralel runway threshold digeser (staggered).
Threshold adalah ujung daripada landasan pacu.
19
Runway
L / TO L / TO

Terminal Building
L / TO L / TO
Gambar 1)

Runway
L L
TO TO Close
Terminal Building
Far

TO TO Close
L L

Gambar 2)
20
Runway
L TO

Terminal Building
TO L
Gambar 3)

3) Intersecting Runway (landas pacu bersilangan)


landasan ini diperlukan jika angin yang bertiup kencang
lebih dari satu arah, yang akan menghasilkan tiupan angin
berlebihan bila landasan mengarah ke satu mata angin. Pada satu
saat angin bertiup kencang kesatu arah maka hanya satu landasan
yang bersilangan tersebut bisa digunakan, sehingga mengurangi
kapasitas tetapi lebih baik dari pada pesawat tidak bisa mendarat di
runway.

21
Bila angin bertiup lemah (13–20 knots), kedua landasan bisa
digunakan dan kalau hembusan angin cukup kencang, maka yang
digunakan adalah runway yang searah dengan angin.
Kapasitas dua landasan yang bersilangan tergantung sepenuhnya di
bagian mana landasan itu bersilangan (di ujung atau di tengah) serta
dipengaruhi oleh cara operasi penerbangan yaitu strategi dari pendaratan
dan lepas landas.
L TO L TO L TO

Gambar a) Gambar b) Gambar c)


22
Untuk titik perpotongan runway, makin jauh titik potong runway dari
ujung take off dan thresholds untuk landing, maka kapasitas runway
makin turun, sebaliknya bila titik potong dekat ujung take off dan
thresholds dari pada landing kapasitas runway makin tinggi seperti
tabel berikut :
Kapasitas Operasi Penerbangan
Kondisi Runway a) Runway b) Runway c)
VFR 70-175 flight/jam 50-100 flight/jam 60-100 flight/jam
IFR 60- 70 flight/jam 45- 60 flight/jam 40- 55 flight/jam

Bila tidak terpaksa sebaiknya menghindari Intersecting Runway.

23
4) Opening V Runway (landasan V terbuka)
Landasan dgn arah divergen, tetapi tidak saling berpotongan.
Landasan V terbuka dipilih karena arah angin kencang dari banyak
arah, sehingga harus membuat landasan dengan dua arah. Ketika angin
bertiup kencang dari satu arah, maka landasan hanya bisa dioperasikan satu
arah saja, sedang pada keadaan angin bertiup lemah kedua landasan bisa
digunakan.
Konfigurasi Opening V Runway seperti gambar berikut :
L TO

Gambar a) L Gambar b) TO
24
Strategi pemakaian Opening V Runway ada 2 cara :
 Meninggalkan V (“Divergen”) Gambar a)
 Menuju V (“Konvergen”) Gambar b)
Kapasitas operasi penerbangan Opening V Runway
digambarkan seperti tabel berikut :

Kapasitas operasi penerbangan


Kondisi Runway (a) Runway (b)
(divergen) (konvergen)

VFR 80 – 200 flight/jam 50 – 100 flight/jam


IFR 60 – 70 flight/jam 50 – 60 flight/jam

25
Dari berbagai konfigurasi runway yang paling
banyak digunakan adalah Single Runway karena
menghasilkan kapasitas terbanyak serta pengaturan
lalu lintas udara (ATC) lebih mudah (arah tunggal)
dibandingkan dengan konfigurasi runway yang lain.

26
Parameter yang mempengaruhi panjang pendeknya
runway adalah :

1) Elevasi lapangan terbang di atas permukaan laut.


2) Temperatur rata-rata harian dari bulan-bulan terpanas di
sekitar lapangan terbang.
3) Take off weight yang digunakan, diambil harga yang lebih
kecil dari :
- Zero fuel weight + Payload + BBM yang dibutuhkan untuk
terbang + BBM cadangan.
- Maximum landing weight + Payload + BBM yang
dibutuhkan untuk terbang.
4) Jarak yang diperlukan dari satu lapangan terbang rencana ke
lapangan terbang yang dituju dgn maksimum payload dan
minimum berat BBM.

27
Runway
 Runway adalah tempat pesawat mendarat (landing) dan
tinggal landas (Take Off).
 Run way merupakan Icon dari Bandara
 Konfigurasi Run Way menentukan Konfigurasi
Bandara

28
Bandar Udara Internasional Macau

Terminal Building
Apron

Run way

Taxi way

Runway Designator
Kode Arah bandara

29
Sisi lain tampak bandara Macau

Taxiway Bridge pada Bandar Udara Internasional Macau

30
Bagian –Bagian Run Way
a. Structural Pavement adalah bagian yang memikul beban pesawat yang diberi lapis
keras sesuai dengan perhitungan bebannya
b. Shoulder adalah bagian yang berbatasan dengan structural pavement untuk
menahan erosi akibat air dan hembusan pesawat atau tempat peralatan dalam
melakukan perbaikan
c. Runway Safety Area adalah daerah pengamanan landasan (termasuk structural
pavement dan shoulder) catatan: daerah ini harus mampu mendukung kendaraan
pemadam kebakaran / alat penggusur salju untuk perawatan
d. Blast Pad adalah untuk menahan erosi pada bagian permukaan yang terletak di
ujung runway akibat hembusan pesawat. Oleh karena itu dapat diperkeras atau
ditanami rerumputan. Panjang Blast Pad sekitar 200 ft; bila melayani pesawat
berbadan lebar dapat mencapai 400 ft.
e. Extended Safety Area adalah bagian yang berbatasan dengan structural pavement
untuk menahan erosi akibat air dan hembusan pesawat atau tempat peralatan
dalam melakukan perbaikan.

31
Shoulder

Pavement

Touchdown
Marking

Runway
Designator Code
Arah bandara

Threshold
Marking

Blast Pad

32
Turn Pad
Shoulder
Pavement Runway Blast Pad
Blast Pad Designator Kode
Stop Way
Arah bandara

Threshold
Marking Touchdow
n Marking Clear way
ILS

runway
end
safety
area
(RESA)

Run Way Clear way Extended


Pavement Clear way
33
Runway End Safety Area (RESA)
 adalah suatu daerah simetris yang merupakan
perpanjangan dari garis tengah landas pacu dan
membatasi bagian ujung runway strip yang ditujukan
untuk mengurangi resiko kerusakan pesawat yang
sedang menjauhi atau mendekati landas pacu saat
melakukan kegiatan pendaratan maupun lepas landas.

34

Anda mungkin juga menyukai