Anda di halaman 1dari 43

Disorders of

Oesophagus

Filipi 4:6
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
ACUTE OESOPHAGITIS
 Inflamasi akut
 Penyebab :
1. Menelan cairan panas
2. Menelan zat korosif
3. Laserasi karena benda asing
4. Monilial infection dari oral thrush
5. Systemic disorder  pemphigus
 Gejalanya nyeri di belakang sternum, heartburn,
hematemesis.
 Penyebab lain yang sering GERD 
PERFORATION OF OESOPHAGUS
Etiologi
 Instrumental trauma  esofagoscopy misalnya atau alat
pendilatasi striktur dengan bogies. Common site diatas
sphincter kadang kadang pada lower oesophagus dekat
dengan hiatus
 Spontaneous rupture  biasanya diawali oleh muntah dan
mostly pada lower third oesophagus.

 Postemetic rupture of all the layers of oesophagus is called


Boerhaave syndrome.
PERFORATION OF OESOPHAGUS
Diagnosis
Diagnosis awal sangat penting
 Mediastinitis et causa rupture dapat berakibat fatal
 Semua pasien dengan nyeri pada leher atau pada regio
interscapular setelah dilakukan oesophagoscopy harus
dicurigai adanya perforasi.

 Cervical oesophageal rupture  nyeri, demam, sulit


menelan, nyeri tekan surgical emphysema pada leher
(nama lainnya subkutan)
PERFORATION OF OESOPHAGUS
 Thoracic oesophageal rupture  nyeri menjalar ke
interscapular, demam 39-40 derajat C. tanda tanda
shock, surgical emphysema, ada suara crunching pada
jantung (hamman’s sign, karena ada udara pada
mediastinum) dan pneumothorax
 X-rays of the chest and neck are essential. They may
reveal widening of the mediastinum and retrovisceral
space, surgical emphysema, pneumothorax, pleural
effusion or gas under the diaphragm.
PERFORATION OF OESOPHAGUS
PRINSIP TATALAKSANA
 Pemberian oral stop total diganti ke IV route
 Massive dose of antibiotics melalui IV untuk melawan infeksi
 Perforasi awal pada cervical rupture  conservative, drainase jika ada supurasi. Drainase
pada retrovisceral space dan/atau mediastinum atas melalui leher
 Rupture dari thoracic oesophagus lebih serius, dalam 6 jam berhasil didiagnosis maka
dilakukan surgical repair dan didrainase kalau lebih repair tidak mungkin dilakukan dan
surgical hanya untuk drainage infeksi
CORROSIVE BURNS OF
OESOPHAGUS
Etiology
 Asam-basa, senyawa kimiawi yang tertelan, yang tidak
disengaja biasanya pada anak anak. Atau pada dewasa
yang sengaja pada kejadian bunuh diri
CORROSIVE BURNS OF
OESOPHAGUS
Pathology
nature of corrosive substance, its quantity and
concentration and the duration of its contact
Alkalies lebih destruktif dibandingkan dengan asam
karena dapat penetrasi ke deep layer

Dengan luka bakar alkali, seluruh kerongkongan dan


perut dapat mengelupas menyebabkan mediastinitis
fatal dan peritonitis.
CORROSIVE BURNS OF
OESOPHAGUS
Oesophageal burns run through three stages:
1. Stages of acute necrosis.
2. Stage of granulations: Slough separates leaving granulating ulcer.
3. Stage of stricture: Stricture formation begins at 2 weeks
and continues for 2 months or longer.
CORROSIVE BURNS OF
OESOPHAGUS
Evaluasi
Evaluasi pasien meliputi
a. Jenis zat
b. Tanda tanda shock
c. Obstruksi airway
d. Mediastinitis
e. Peritonitis
f. Gangguan keseimbangan asam basa
g. Burn injury.
h. X-ray
CORROSIVE BURNS OF
OESOPHAGUS
Management
1. Rawat inap
2. Kendalikan shock dan gangguan keseimbangan asam basa dengan cairan IV dan elektrolit 
pastinya pasang urine bag untuk evaluasi
3. Pereda nyeri
4. Jika ada obstruksi tracheostomy dapat dilakukan
5. Penetralisir zat corrosive dengan asam atau basa lemah per oral, efektif dalam waktu 6 jam
6. Parenteral AB dan bisa dikontinu sampai 3-6 minggu
CORROSIVE BURNS OF
OESOPHAGUS
Management
7. Nasogastric tube  jalur makan dan memantain lumen esofagus
8. Oesophagoscopy  melihat derajat dan penyebaran luka bakar dalam 2 hari. Tidak dilakukan pada brun injury yang
parah dan melingkar
9. Steroids should be started within 48–96 h and continued for 4–6 weeks to prevent stricture
10. Oesophagogram rutin dan oesophagoscopy setiap 2 minggu sampai complete healing dan melihat apakah ada striktur
atau tidak
11. If stricture develops it can be treated by:
(a) Oesophagoscopy and prograde dilatations, if permeable.
(b) Gastrostomy and retrograde dilatation, if impermeable.
(c) Oesophageal reconstruction or by-pass, if dilatations are impossible.
12. Long life follow-up
BENIGN STRICTURES OF
OESOPHAGUS
Aetiology
 Striktur biasanya muncul ketika ada otot yang membungkus
oesophagus ada kerusakan. Yang biasa menyebabkannya antara
lain
1. Burns due to corrosive substances or hot fluids.
2. Trauma to oesophageal wall due to impacted foreign
bodies or instrumentation or external injuries.
3. Ulcerations due to reflux oesophagitis.
4. Ulcerations due to diphtheria or typhoid.
5. Sites of surgical anastomosis.
6. Congenital, usually in the lower third.
BENIGN STRICTURES OF
OESOPHAGUS
Clinical Features
 Disfagia, awalnya mungkin makanan saja lama kelamaan kesulitan menelan cairan.
 Ketika terjadi penyumbatan komplit maka bisa timbul regurgitasi dan batuk karena aspirasi
 Pasien akan malnourished (kurang gizi)
BENIGN STRICTURES OF
OESOPHAGUS
TREATMENT
 Prograde dilatation with bougies
Dilatasi dengan oesophagoscope direk

 Gastrostomy
bagus dalam memberikan kesempatan
Esofagus yang meradang untuk healing
Kalau sudah mulai healing bisa pakai dilatasi
BENIGN STRICTURES OF
OESOPHAGUS
TREATMENT
 Surgery
Menghilangkan lapisan striktur dan
rekonstruksi dengan lambung, colon, atau
jejunum
HIATUS HERNIA
Displacement gaster ke rongga dada
 Biasa lebih dari 40 tahun
1. Sliding hernia  lambung kedorong ke thorax sejalan
dengan esofagusnya. Biasanya gejalanya reflux dengan
esophagitis, bisa sampai ulserasi dan stenosis yang
mengakibatkan bisa hematemesis. Due increase of
intraabdominal pressure
2. Paraesofageal hernia  bagian dari lambung lainnya dan
peritonealnya masuk ke meatus disekitar esofagusnya,
makanya dinamakan “para” yang artinya disamping. The
main symptom is dyspnoea on exertion due to position of
stomach in the thorax and sometimes bleeding.
HIATUS HERNIA
Diagnosis of both types of hiatus hernia can be made by barium swallow.

Treatment
 Operasi
 Pada keadaan awal dan pada pasien yang tidak cocok dilakukan operasi penanganan pertama bisa
dengan : 1. tidur dengan kepala dan dada terangkat 2. jauhi rokok 3. PPI dan H2blocker 4. turunkan
obesitas 5. perhatikan hal hal yang mungkin meningkatkan tekanan abdomen
PLUMMER–VINSON
(PATTERSON– BROWN–KELLY)
SYNDROME
Sekumpulan gejala (syndrome) yang ditandai dengan dysphagia, iron-
deficiency anaemia, glossitis, angular stomatitis, koilonychia (spooning
of nails) and achlorhydria
 Menyerang wanita >40 tahun paling sering
 Atrophy membrane mucous
 Pada barium swallow akan ada tampakan web atau jaringan pada
bagian posterior cricoid oleh karena fibrosis
 Pada 10 % kasus akan ada carcinoma postcricoid, bisa juga pada
lidah, mukosa buccal, faring, esofagus dan lambung
PLUMMER–VINSON
(PATTERSON– BROWN–KELLY)
SYNDROME
Tatalaksana
1. Correct anemia  cek serum iron. Cek juga B6 dan B12 dari ciri ciri anemianya
2. Dilatasi webbed area dengan balon bougies
GLOBUS (HYSTERICUS)
PHARYNGEUS
 Functional disorder
 Ada sensasi seperti benda asing pada tenggorokan
 Hasil pemeriksaan normal
 Pasien merasa takut kena cancer
 Tatalaksana  yakinkan pasien 
MOTILITY DISORDERS OF
OESOPHAGUS
Dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hypermotility disorder
2. Hypomotility disorder
Hypermotility disorder

CRICOPHARYNGEAL SPASM
 Kegagalan sphincter dari esofagus bagian atas untuk
relaksasi dengan baik
 Terjadi ketidakseimbangan antara relaksasi dan
kontraksi
 Biasa terjadi pada pasien dengan cerebrovascular
accidents, Parkinson’s disease, bulbar polio, multiple
sclerosis and muscular dystrophies.
Hypermotility disorder

DIFFUSE OESOPHAGEAL SPASM


 Strong non-peristaltic contraction of body esofagus ketika
fungsi relaksasinya normal.
 Dysfagia dan odynofagia pada substernal chestpain seperti
angina
 Cork-screw type of oesophagus
 Tatalaksana dengan dilatasi dari lower esofagus pada beberapa
kasus perlu dilakukan myotomy dari arkus aorta ke lower
spinchter
Hypermotility disorder

NUT-CRACKER OESOPHAGUS
 Strong, high amplitude oesophageal contraction tapi ini tetap ada Gerakan peristaltic
 Dysfagia dan substernal pain
Hypomotility disorder

CARDIAC ACHALASIA
 Atau yang biasa hanya disebut achalasia biasa adalah kegagalan
relaksasi pada lower oesophageal sphincter
 Absen dari peristaltis dan high resting pressure
 Dugaan bahwa adanya loss of nerve cell sehingga tidak bisa relaksasi
 Bird beak / rat tail lower end, perlu cek endoscopy juga singkirkan
carcinoma
 Manometric studies  low pressure upper high in end
 Gejala berupa disfagia terutama cairan dibanding benda padat
 Tatalaksana modified Heller’s operation / Forceful pneumatic dilatation
of the lower oesophagus
Hypomotility disorder

GASTRO-OESOPHAGEAL REFLUX
 Menurunnya fungsi pada sphincter lower esofagus yang menyebabkan adanya regurgitasi dari
gastric content ke esofagus
 Hal lainnya yang dapat menyebabkan hal ini adalah keadaan seperti pregnancy, hiatus hernia,
scleroderma, excessive use of tobacco and alcohol, and drugs that relax the smooth muscle
(antikolinergik, beta adrenergic, dan CCB)
 Gejala heartburn, sub sternal pain, regurgitasi.
Hypomotility disorder

Tatalaksana
1. Naikan ketinggian kepala tempat tidur di malam hari.
2. Hindari makanan setidaknya 3 jam sebelum tidur.
3. Antasida.
4. Obat-obatan yang meningkatkan kontraksi sfingter esofagus bawah, misalnya metoclopramide.
5. Antagonis reseptor H2, misalnya cimetidine dan ranitidin.
6. Menghindari merokok, alkohol, kafein, cokelat, permen dan minuman berkarbonasi.
7. Operasi antirefluks, misalnya fundoplication Nissen
Complications of Gastro-oesophageal
Reflux
1. Esofagus
• Esofagitis, erosi mukosa esofagus dan haemorrhage.
• Striktur esofagus jinak.
• Barret’s oesophagus (jadi ceritanya epitel skuamosa normal esofagus digantikan oleh epitel kolumnar
sebagai akibat dari peradangan terus menerus). Ini adalah kondisi pra-kanker.
Complications of Gastro-oesophageal
Reflux
2. Lung
•Aspiration pneumonia.
•Chronic cough.
•Asthma.
•Bronchiectasis.
Complications of Gastro-oesophageal
Reflux
3. Laring
• Laringitis posterior menyebabkan rasa sakit yang samar-samar di tenggorokan, suara serak dan
pembersihan tenggorokan berulang.
• Laring pachydermia. menebal
• ulserasi akibat kontak dengan asam dan granuloma.
• Stenosis glottik posterior.
• Laringospasme paroksismal.
• Karsinoma laring.
Complications of Gastro-oesophageal
Reflux
4. Ear
•Otitis media with effusion.
5. Miscellaneous
•Globus hystericus.
SCLERODERMA
Scleroderma secara primer disebabkan oleh masalah neural dan sekunder
disebabkan oleh masalah pelemahan otot polos dari dua bagian bawah esofagus
dan sfingter esofagus bawah.
 Gejala disfagia dapat muncul duluan lesi kulit.
 Pemeriksaan barium menunjukkan tidak adanya peristaltik 2/3 distal dari
esofagus.
 Banyak dari pasien ini mengalami hiatus hernia, atau refluks esofagitis dan
dapat menyebabkan striktur striktur di bagian distal esofagus karena
peradangan berulang. Kenapa bisa seperti ini?

Skleroderma menyebabkan atrofi dan fibrosis otot polos yang menimbulkan


dismotilitasesofagus sehingga gerakan peristaltik hilang secara progresif, sfingter
esofagus inferior melemah,pengosongan esofagus tertunda, dan terjadi refluks
gastroesofagus.
SCHATZKI’S RING
 Pada persimpangan epitel skuamosa dan kolumnar di
ujung bawah esofagus
 disebut lower eoesophageal ring . Biasanya terlihat pada
pasien
 terjadi pada pasien atas 50 tahun. Penyebabnya tidak
diketahui.
 pasien mengeluh disfagia intermiten
 Beberapa pasien bahkan mungkin hadir dengan obstruksi
bolus.  terkait dengan hiatus hernia.
 Pengobatannya dengan esofagus dilatasi.
NEOPLASMS OF OESOPHAGUS
BENIGN NEOPLASMS
 Rare
1. Leiomyoma  paling umum dan merupakan kasus yang
dua pertiga dari semua neoplasma jinak. Itu muncul dari otot
polos dan tumbuh di dinding esofagus. Disfagia dihasilkan
ketika tumor melebihi diameter dari 5 cm. pemeriksaan
barium menunjukkan filling defect ovoid.
Endoskopi mengungkapkan pembengkakan submukosa. Biopsi
seharusnya tidak diambil. Pengobatannya adalah enukleasi
tumor dengan torakotomi
NEOPLASMS OF OESOPHAGUS
2. Polip mukosa, lipoma, fibroma, dan hemangioma  tumor jinak lainnya. Mereka sering bertangkai
dan muncul dalam lumen esofagus. Endoskopi untuk pengangkatan dihindari karena bisa menyebabkan
perforasi esofagus
Pengobatannya adalah eksisi bedah dengan esofagotomi.
CARCINOMA OESOPHAGUS
Insidensi
Insiden karsinoma esofagus tinggi di Cina, Jepang, USSR dan Afrika Selatan. Di India, itu merupakan
3,6% dari semua kanker tubuh pada orang kaya dan 9,13% pada orang miskin
Etiologi
Merokok dan konsumsi alkohol merupakan faktor risiko tinggi dan begitu pula beberapa kebiasaan diet
tertentu. Di India, insiden tinggi dikaitkan dengan mengunyah tembakau dan meroko Sekitar 5%
kanker esofagus muncul pada lesi patologis yang sudah ada sebelumnya, seperti striktur jinak, hiatus
hernia, akalasia, dan divertikula. Sindrom Plummer-Vinson adalah faktor predisposisi lainnya.
CARCINOMA OESOPHAGUS
Pathology
Karsinoma sel skuamosa adalah yang paling umum (93%). Diikuti Adenokarsinoma (3%) tetapi di
esofagus bagian bawah, dan mungkin merupakan perluasan lambung ke atas. Jenis lain jarang terjadi
CARCINOMA OESOPHAGUS
Spread of Carcinoma
1. direk.  Lesi dapat mengisi lumen dan menginfiltrasi dinding
esofagus. Mungkin juga menyebar ke sebelah struktur yang kontak
dengan kerongkongan seperti seperti trakea, bronkus kiri, aorta atau
perikardium. Keterlibatan recurrent laryngeal nerves berulang
menyebabkan masalah aspirasi.
2. Limfatik. Bergantung pada tempat yang terlibat, leher rahim,
kelenjar mediastinum atau celiac mungkin terlibat. Lesi serviks dan
toraks juga menyebar ke supraklavikula node. “Skipped lesions” juga
dapat terjadi karena penyebaran melalui limfatik submukosa.
3. Ditularkan melalui darah. Metastasis dapat berkembang di hati,
paru-paru, tulang dan otak.
CARCINOMA OESOPHAGUS
1. Gejala awal.  Mereka termasuk discomfort pada substernal dan preferensi untuk makanan lunak
atau cair.
2. Disfagia progresif dan menjadi kurus. Disfagia pertama ke padatan dan kemudian ke cairan. Pasien
kehilangan berat badan dan menjadi kurus.
3. Nyeri. Biasanya menandakan penyebaran tumor di luar dinding esofagus, nyeri bisa menjalar ke
belakang
4. Masalah aspirasi. Penyebaran kanker dapat menyebabkan kelumpuhan laring atau pembentukan
fistula yang menyebabkan batuk, suara serak, pneumonia aspirasi dan mediastinitis.
CARCINOMA OESOPHAGUS
Diagnosis
1. Pemeriksaan barium. Ini menunjukkan lumen esofagus
yang sempit dan tidak teratur, tanpa dilatasi proksimal dari
esofagus.
2. Esophagoscopy. Berguna untuk melihat lokasi
keterlibatan, luasnya lesi dan untuk mengambil biopsi.
Esophagoscopy fiber optic sering digunakan karena tidak
butuh anestesi dan tampilan lebih bisar
3. Bronchoscopy. Ini membantu untuk mengevaluasi setiap
perpanjangan pertumbuhan ke dalam trakea dan bronkus.
4. CT scan. Sangat berguna untuk menilai sejauh mana
penyakit dan metastasis nodal.
CARCINOMA OESOPHAGUS
Treatment
Pembedahan dua pertiga bagian atas esofagus sulit dilakukan karena pembuluh darah yang besar dan
nodus pada mediastinum.
Radioterapi adalah pengobatan pilihan.
Pembedahan adalah metode pengobatan yang sering dilakukan untuk kanker sepertiga bagian bawah.
Segmen yang terkena, dengan margin lebar esofagus proksimal dan fundus lambung distally, dapat
dipotong dengan rekonstruksi primer saluran makanan
 Pada kasus advans  palliative
1. A by-pass operation.
2. Oesophageal intubation with Celestin or MousseauBarbin or a similar tube.
3. Permanent gastrostomy or a feeding jejunostomy.
4. Laser surgery: Oesophageal growth is burnt with Nd: YAG laser to provide a food channel.
Chemotherapy is used only as a palliative measure in the locally advanced or disseminated disease.

Prognosis
Five-year survival is not more than 5–10%.

Anda mungkin juga menyukai