Anda di halaman 1dari 48

Ditkeswa Ditjend BUK

Kemenkes RI
 Cobalah Anda kenang kembali
sebuahkejadian tidak menyenangkan yang
pernah anda alami dan bagaimana anda
bereaksi saat itu...?

 Bagaimana perasaan saat itu ?


 Reaksi yang terkait dengan fisik
 Hal yang dipikirkan ?
 Apa yang dilakukan ?
Situasi Krisis  Kejadian mendadak, tidak
diperkirakan sebelumnya, umumnya membahayakan
dan menuntut aksi pertolongan sesegera mungkin
Reaksi yang biasa muncul beberapa jam
sampai beberapa hari setelah bencana :

 Mati rasa Reaksi yang


 Sensasi fisik meningkat NORMAL
 Cemas ketika
 Merasa bersalah menghadapi
 Konflik batin saat menerima bantuan peristiwa
 Bimbang abnormal
 Ketidakstabilan emosi & pikiran
 Isu utama yang sering muncul pada situasi
KRISIS adalah Kehilangan :
 Perasaan Kehilangan dapat berupa :

◦ Kehilangan orang yang dicintai


◦ Kehilangan sesuatu yang berharga
◦ Kehilangan pekerjaan dan pendapatan
◦ Kehilangan ikatan sosial
◦ Kehilangan rasa percaya dan rasa aman
◦ Kehilangan gambaran diri yang positif
◦ Kehilangan harapan akan masa depan
Kehilangan (Lost of Love Object) merupakan sumber
timbulnya DEPRESI
 BERUPA :
◦ PEMIKIRAN/KOGNITIF
◦ EMOSI
◦ FISIOLOGIS
◦ PERILAKU
REAKSI NEGATIF : REAKSI POSITIF :
 Bingung  Optimis
 Kehilangan orientasi  Keyakinan iman
 Ragu-ragu, sulit meningkat
membuat keputusan  Keberanian meningkat
 Terbayang-bayang/  Punya harapan &
terus berpikir tujuan dalam hidup ke
tentang kejadian depan
 Menyalahkan diri
 Sakit Kepala
 Pusing
 Cepat lelah
 Sakit Perut /lambung perih
 Tekanan darah meningkat
 Sulit Tidur
 Berdebar-debar
 Sesak nafas
 Otot tegang dan Kaku
 Lemas & tidak bertenaga
 Nyeri pada sendi dan tulang-2
 Terkejut
 Menyesal
 Berduka
 Sedih
 Takut
 Marah
 Malu
 Merasa Bersalah
 Berusaha menghibur diri
REAKSI NEGATIF  REAKSI POSITIF
 Menyendiri,  Menyibukkan diri
 melakukan banyak dalam membantu
pekerjaan namun orang lain atau ikt
dalam organisasi
hasilnya tidak efektif, bantuan kemanusiaan
 Resah, tidak bisa diam,  Tetap beraktivitas
 Mudah tersinggung  Lebih aktif dalam
 Peningkatan konsumsi kegiatan keagamaan
rokok, alkohol atau  Banyak berkumpul
obat-obatan dengan orang lain
 Menarik diri
 Histeria
REAKSI NEGATIF:  REAKSI POSITIF:
 Sulit percaya pada • Solidaritas
orang lain • Perilaku menolong
 Mudah tersinggung,
satu sama lain
marah • Bergaul dan
 Tidak sabar
berkelompok
 Mudah terlibat dalam
konflik
 Menarik diri &
menjauhi orang lain
 Faktor dalam diri tiap orang berbeda (internal)
1. Latar belakang individu (usia, gender, tingkat pendidikan,
status ekonomi, ras, dsb)
2. Pengalaman stres sebelumnya
3. Tipe kepribadian
4. Pola pikir
 Faktor dari luar diri tiap orang berbeda (eksternal)
ada/tidak orang/pihak yang mendukung (dukungan
sosial)
 Dukungan dari orang yang
di sekitar sangat penting
dalam menghadapi situasi
krisis
 Kehadiran orang di sekitar

bisa sangat membantu


atau malah memperburuk
 Bentuk dukungan bisa

berupa perkataan, bahasa


tubuh, sikap, ataupun
perbuatan
Situasi sulit/musibah

5.Penerimaan 1. Mengingkari

4.Depresi 2. Marah

3
Tawar -
Menawar
1. Mengingkari : “itu tidak mungkin” ,
“saya tidak percaya”
2. Marah: “Dokter yg salah / kelompok itu yang
salah”
3. Tawar-Menawar : “seandainya saya hati-hati”,
“kalau saya………………”
4. Depresi : “tidak ada harapan lagi”, “saya
tidak berguna”, “Saya yang bersalah”
5. Menerima : “apa yang harus saya lakukan?”
Meliputi serangkaian keterampilan yang bertujuan
untuk mengurangi distress dan mencegah munculnya
perilaku kesehatan jiwa yang negatif yang disebabkan
oleh bencana atau situasi krisis yang dihadapi individu

Perhatian dan dukungan yang bersifat non-intrusif


(Mendengar namun tidak memaksa untuk berbicara),
dan mendorong pendampingan tanpa paksaan dari
orang2 yang berarti di sekitarnya
 Mengurangi dampak negatif dari pengalaman
sulit karena bencana
 Menguatkan fungsi penyesuaian diri terhadap

perubahan yang terjadi, baik jangka pendek &


jangka panjang
 Mempercepat proses pemulihan penyintas

(survivor)
 Berikan bantuan sesegera mungkin langsung pada
orang yang memerlukan dukungan
 Sediakan informasi akurat dan logis tentang situasi
yang ada
 Bersikap jujur, jangan pernah menjanjukan sesuatu
yang tidak bisa kita penuhi
 Sediakan dukungan emosional bagi orang yang
memerlukan dukungan
 Fokus pada kemampuan yang dimiliki orang yang
memerlukan dukungan
 Berikan perhatian yang non-diskriminatif untuk semua
(tidak membedakan latar belakang)
MODEL : SAFETY (Aman), FUNCTION (Fungsi),
ACTION (Aksi)
3 TARGET UTAMA
1. 1. Memenuhi rasa aman pada orang yang
memerlukan dukungan (AMAN)
2. 2. Mendorong keberfungsian optimal orang
yang memerlukan dukungan (FUNGSI)
3. 3. Memfasilitasi tindakan orang yang
memerlukan dukungan untuk pemulihan (AKSI)
 Tujuan : Menegembalikan rasa aman dan Menyediakan
kebutuhan dasar orang yang membutuhkan

Tindakan yang bisa dilakukan :


 Carilah tempat aman dan nyaman yang dpat digunakan

 Tanyalah kebutuhan dasar orang yang memerlukan

dukungan tersebut
 Tanyalah apakah memerlukan pertolongan

medis/pengobatan
 Identifikasi apakah memerlukan kebutuhan khusus
 Tujuan : Memberikan kenyamanan, menenangkan,
mengupayakan kondisi yang lebih stabil pada
orang yang memerlukan dukungan

 Hal-hal yang bisa dilakukan


 Berikan rasa nyaman melalui perilaku verbal dan non-
verbal
 Mengajarkan keterampilan mengelola stress yang
sederhana
 Tanyakan adakah pihak lain yang ingin diberitahu
tentang kejadian yang terjadi
 Hubungkan orang tersebut kepada sumber bantuan
yang tersedia
 Tujuan : Mendorong orang yang
memerlukan dukungan untuk terlibat
dalam proses pemulihannya dan membantu
menyusun rencana tindak lanjut

 Beberapa hal yang bisa dilakukan antara


lain :
◦ Mendorong untuk kembali pada rutinitasnya
◦ Libatkan secara aktif dalam tugas-tugas
pemulihan dan perilaku membantu diri
 Kondisi yang diciptakan PFA adalah :

 RASA AMAN (Safety)


 KETENANGAN & KENYAMANAN (Comfort & Calming)
 DUKUNGAN SOSIAL (Connectedness to others)
 SIKAP POSITIF PADA DIRI & PERASAAN
MAMPU/BERDAYA
(Self- efficacy, Empowerment)
 HARAPAN (Hopefullness)

(AMAN-FUNGSI-AKSI)
 Untuk menjadi penyedia layanan PFA,
dibutuhkan kualitas dan keterampilan SDM
yang baik yaitu :

◦ Kualitas Personel : HADIR & EMPATI


◦ Keterampilan Personel : MENDENGAR AKTIF &
MEMBANGUN HUBUNGAN YANG MEMBANTU
Rumah Sakit Jiwa
10-30%
Profesional Kesehatan Mental
Sum Total
Relawan terlatih

Dokter,
Tokoh agama

P FA Keluarga,
Teman
Trauma 2 minggu 1 bulan 2 bulan 6 bulan
Reaksi stres akut
Berkabung
Depresi
Gangguan anxietas

Gangguan stres pasca trauma/PTSD

Psikosis, Skizofrenia, Gangguan bipolar

Gangguan penyesuaian

Eksaserbasi gangguan mental sebelumnya

Penyalahgunaan zat, gangguan makan, gangguan tidur


1. Gangguan stres akut
2. Gangguan stres pasca
trauma
3. Gangguan depresi
4. Psikotik akut
 Setelah trauma penderita  Gejala:
tampak berfluktuasi ◦ Kebingungan
kondisi mentalnya yang ◦ Gelisah atau sangat
jelas terkait dengan reaktif
peristiwa itu. ◦ Menarik diri
 Gejala akan mereda ◦ Gejala cemas:
dalam waktu beberapa misalnya berkeringat,
hari sampai 4 minggu berdebar, muka merah
◦ Tampak murung
 Gejala tersebut bukan
◦ Amnesia (lupa
merupakan eksaserbasi
peristiwa yang terjadi
gangguan mental bahkan mungkin
sebelumnya dirinya)
 Respons cemas yang  Gejala-gejala :
berkepanjangan ◦ Re-experiencing (terbayang
kembali)
terhadap peristiwa Seperti mengalami kembali
traumatik peristiwa traumatiknya
(flashback)
◦ Avoidance (penghindaran):
 Gejala-gejala paling
 Berusaha menghindari hal-
tidak harus terjadi satu hal yang mengingatkannya
bulan setelah peristiwa pada pengalaman trauma
trauma dan berlangsung ◦ Hyperarousal (keterjagaan
setidaknya selama enam yang berlebihan):
bulan  Susah tidur, waspada
berlebihan
 Pasien datang dengan  Gejala penyerta yang sering
didapatkan:
1 atau lebih keluhan
fisik ◦ Tidur terganggu
◦ Jika ditanyai lebih lanjut ◦ Rasa bersalah atau kehilangan
 terungkap depresi percaya diri
atau kehilangan minat ◦ Malas bergerak atau bicara; atau
sebaliknya malah agitasi (teriak2)
◦ Gangguan nafsu makan
 Gejala utama: ◦ Konsentrasi buruk
◦ Mood sedih atau ◦ Merasa tidak berguna
murung ◦ Ada pikiran atau tindakan
◦ Kehilangan minat & mengakhiri hidup
kesenangan
Jika ada risiko bunuh diri atau
◦ Mudah lelah dan tak mencelakakan orang lain 
berdaya segera rujuk ke profesional
keswa
 Penderita mungkin mengalami:
◦ Mendengar suara-suara (halusinasi)
◦ Mempunyai keyakinan atau ketakutan yang
aneh (waham/delusi)
◦ Kebingungan, kekacauan (disorganisasi)

 Keluarga mungkin minta tolong karena


perubahan perilaku yang tidak dapat
diterangkan
 Obat antipsikotik  Obat anti cemas
◦ Haloperidol Inj. 5 mg, 10 ◦ Diazepam tab 2 mg
mg (decanoat)
◦ Alprazolam tab. 0,5 mg
◦ Haloperidol tab 1,5/5 mg
◦ Risperidon tab 2 mg ◦ Lorazepam tab. 1mg
 Obat anti Depresan
◦ Amitriptilin tab 25 mg  Obat anti Epilepsi
◦ Flouxetin caps 10/20 mg ◦ Fenitoin tab 100 mg
 Obat mood stabilizer dan anti
konvulsan
◦ Carbamezepin 200 mg
 Obat anti Perkinson /
◦ Asam Valproat (depakote) tab ekstrapiramidal sindrom
250 mg ◦ Trihexylphenidyl 2 mg
◦ Diazepam tab 5mg, injeksi
10 mg
Populasi setelah Intervensi
Bencana
Individu yang sakit
secara klinis: Dokter, psikiater,
Rumah Sakit psikolog, terapis
gangguan psikiatri
(Jiwa)
apapun

Layanan
Profesional kesehatan
Individu yang depresi, konseling,
mental yang terampil
trauma psikolog, dokter
konseling
organisasi
agamis

Individu yang syok, Kelompok pemulihan, Tenaga Kesehatan


berduka, takut dan manajemen stres, konseling di Pelayanan
merasa bersalah sesama, pemantauan lanjutan Primer
trauma di komunitas Pekerja sosial terlatih
Keluhan Psikosomatik

PFA  Sensitisasi, Relawan memberikan


Umum: bingung,
psikoedukasi, pelatihan informasi psikososial &
sedih, marah, tidak
keterampilan hidup, dukungan membangun
percaya
spiritual, dll kesadaran
 Latihan Nafas

 Relaksasi Progresif
(Baca penugasan)
 Mengendalikan Pikiran Buruk

 Mengendalikan Rasa marah


 Hipnosis Lima Jari
 Berpikir Positif= Afirmasi
(baca penugasan)
 LingkunganFisik (kebutuhan sandang-
pangan, sanitasi, huntara dll)

 Lingkungan Sosial (dukungan dari


keluarga dan kelompok, pekerjaan,
pendapatan, pengobatan dll )
 Ibadah sendiri

 Ibadah berkelompok
 Kebanyakan masalah kesehatan jiwa yang
akut selama fase kedaruratan akut paling
baik ditangani dengan mengikuti prinsip
“Pertolongan Pertama Psikologik” (PFA)
 Banyak yang menderita gangguan jiwa

mempunyai riwayat gangguan sebelumnya


 Mengorganisir dukungan emosional melalui

pekerja masyarakat relawan / non relawan


dengan mengajarkan atau memberi
pertolongan pertama psikologik
 Melatih dan mensupervisi pekerja
Puskesmas dalam pengetahuan dan
ketrampilan dasar kesehatan jiwa misalnya :
◦ Pemberian medikasi psikotropik yang tepat
◦ Konseling supportif
◦ Mencegah tindakan bunuh diri
◦ Manajemen stress
◦ PFA (self Help Group)
◦ Masalah penggunaan alcohol dan napza
◦ Menjamin ketersediaan obat dan
kesinambungan pengobatan kesehatan
jiwa
◦ Rujukan
 Orang-orang yang menekuni kegiatan
kemanusiaan dapat mengalami kelelahan
kepedulian

 Kelelahan kepedulian (burn-out syndrome)


adalah : Kondisi sso yg berada pada titik
jenuh dalam menghayati aktivitasnya,
seolah-olah (untuk sementara waktu) tidak
dapat berfungsi dengan baik; kelelahan
fisik & mental akibat kerja keras >> untuk
mencapai pengharapan tinggi
 Tidak setiap kepribadian rentan terkena
burn-out syndrome.

 Biasanya terjadi pada orang dengan


kepribadian perfeksionis, idealis,
berkomitmen tinggi, atau memiliki target
tinggi terhadap hasil yang ingin dicapai,
sehingga memberikan lebih banyak dari yang
dapat diberikan olehnya terhadap orang lain.
◦ Kelelahan yang sangat & hilang energi;
◦ perasaan yang menumpul, seperti jauh
dari lingkungannya/merasa sendiri;
◦ cepat marah & tersinggung, tidak sabar;
◦ merasa tidak dihargai, skeptis, sinis;
◦ adanya kesedihan, ketidakberdayaan,
hilang kegembiraan, gangguan tidur
(depresi); gangguan somatik;
◦ mungkin akan lebih mudah marah atau
berbicara kasar
◦ Mengadakan masa bebas kerja secara teratur,
menyediakan waktu beristirahat & berekreasi di
luar lokasi kerja, adanya rotasi/variasi kerja

◦ Memberikan penghargaan dan perhatian terhadap


pekerja atas kerja keras, dedikasi, inisiatif dan
inovasi mereka

◦ Mengembangkan hubungan saling menguatkan


dengan keluarga & rekan kerja; dapat juga
dilakukan kegiatan-kegiatan kelompok untuk
penguatan, konseling & psikoterapi secara berkala

Anda mungkin juga menyukai