Standardisasi Ekstrak Nonspesifik
Standardisasi Ekstrak Nonspesifik
ekstrak/kontrol kualitas
Nonspesifik
Serangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait
paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam artian memenuhi standar (kimia, biologi dan farmasi)
termasuk jaminan (batas-batas) stabilitas sebagai produk kefarmasian umumnya.
Proses menjamin bahwa produk akhir (obat, ekstrak atau produk ekstrak) mempunyai nilai parameter
tertentu yang konstan dan ditetapkan (dirancang dalam formula) terlebih dahulu
TUJUAN: agar diperoleh bentuk bahan baku atau produk kefarmasian yang bermutu, aman serta
bermanfaat
Standardisasi Ekstrak
mempertahankan senyawa
kandungan
aktif pada ekstrak sehingga dapat
mengurangi signifikan volume
pemakaian per dosis dan dosis yang
diinginkan terpenuhi, serta ekstrak
diketahui kadar senyawa aktifnya ini
dapat dipergunakan sebagai bahan
pembuatan formula lain secara
mudah.
METODE UJI EKSTRAK
nonspesifik
PARAMETER spesifik
Kandungan
kimia ekstrak
Parameter Nonspesifik
1. PARAMETER SUSUT PENGERINGAN
Prinsip:
Tujuan:
Pengukuran sisa zat setelah
pengeringan pada Memberikan batasan
temperature 105°C selama 30 maksimal tentang besarnya
menit atau sampai berat senyawa yang hilang pada
konstan, yang dinyatakan
dalam nilai prosen proses pengeringan
Prosedur Kerja
Ekstrak diratakan di dalam botol timbang dengan menggoyangkan
botol hingga lapisan ± 5-10 mm. Jika yang digunakan ekstrak kental,
ratakan dengan bantuan pengaduk.
Prinsip Tujuan
Pengukuran kandungan air yang Memberikan batasan minimal
berada di dalam bahan atau rentang besarnya
kandungan air dalam bahan
Metode:
a. Cara destilasi
b. Cara titrasi
c. Cara gravimetri
a. Metode Destilasi
1. Alat :
• 1 labu 500 ml dihubungkan dengan
pendingin balik dengan pertolongan alat
penampung.
• Tabung penerima 5 ml berskala 0,1
• ml.
Pemanas, sebaiknya pemanas listrik yang
suhunya dapat diatur atau tangas minyak.
• Bagian atas labu tabung sebaiknya
dibungkus dengan asbes.
ALAT PENETAPAN KADAR AIR (DESTILASI TOLUENA)
D
E
Keterangan gambar :
A. Labu 500 mt
B. Alai penampung
C. Pendingin air lerbalik
D. Labu tabung penyambung yang dibungl<usdengan asbes
E. Tabung penerima 5 ml berskala 0.1 ml
2. Pereaksi
Setelah semua air tersuling, cuci bagian dalam pendingin dengan toluen.
Lanjutkan penyulingan selama 5 menit. Biarkan tabung penerima
6. pendingin hingga suhu kamar.
Jika ada tetes air yang melekat pada pendingin tabung penerima, gosok
dengan karet yang diikatkan pada sebuah kawat tembaga dan basahi
7. dengan toluen hingga tetesan turun.
Setelh air dan toluen memisah sempurna, baca volume air. Hitung kadar
8. air dalam persen.
b. Metode Gravimetri
Pereaksi Karl Fischer harus disimpan di lemari pendingin pada suhu antara
2°C dan 8°C, terlindung dari cahaya.
Prinsip: Tujuan
Timbang
Tujuan
Prinsip
Memberikan jaminan
Menentukan kandungan bahwa selama proses tidak
sisa pelarut tertentu (yang meninggalkan sisa
memang ditambahkan) pelarut yang memang
yang secara umum seharusnya tidak boleh ada
dengan kromatografi gas (Depkes RI, 2000)
(Depkes RI, 2000)
PROSEDUR
KERJA
• Encerkan cairan uji dengan air hingga kadar etanol lebih kurang
1 25%
2
25
heksana P dan kocok kocok untuk mengekstraksi zat mudah
menguap lain yang mengganggu
• Pisahkan lapisan bawah ke dalam corong pisah kedua
3
• Atur aliran gas pembawa dan suhu (lebih kurang 120 °C)
sehingga baku internal asetonitril tereluasi dalam waktu 5
menit sampai 10 menit
• D= Faktor pengenceran larutan uji I
• Ru= Perbandingan respons puncak etanol dan asetonitril
dalam larutan uji II
• Rs= Perbandingan respons puncak etanol dan asetonitril
dalam larutan baku II
5. Parameter Sisa Pestisida
Tujuan
Memberikan jaminan bahwa
Prinsip ekstrak tidak mengandung
Menentukan sisa pestisida melebihi nilai yang
kandungan pestisida ditetapkan karena berbahaya
yang mungkin saja (toksik) bagi kesehatan (Depkes
pernah ditambahkan RI, 2000)
atau mengkontaminasi
pada bahan simplisia Metode
pembuatan ekstrak
(Depkes RI, 2000) KLT dan kromatografi gas cair
6. Parameter Cemaran Mikroba
Prinsip
Tujuan
Siapkan 5 buah tabung atau lebih yang telah diisi pengenceran dengan 9 ml PDF
Hasil homogenisasi dipipet pengencaran 10-1 sebanyak 1 ml ke dalam tabung yang berisi
pengenceran PDF pertama hingga pengencaran 10-2, dikocok hingga homogen.
Buat pengenceran selanjutnya hingga 10-6 atau sesuai dengan yang diperlukan.
Setiap pengencaran dipipet 1 ml ke dalam cawan petri dan
dibuat duplo.
Hasil homogenisasi pada penyiapan dipipet 1 ml pengenceran 10ˉ1 ke dalam tabung PDF
pertama diperoleh suspensi dengan pengenceran 10ˉ2, dikocok sampai homogen.
Seluruh tabung diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24-48 jam, dilakukan
pengamatan terhadap pembentukan gas.
Jumlah tabung yang positif gas dicatat dan hasil pengamatan tersebut
dirujuk ke tabel Nilai Duga Terdekat (NDT)/Minimal Presumtif Number
(MPN), angka yang diperoleh pada tabel MPN menyatakan jumlah bakteri
coliform dalam tiap gram.
7. PARAMETER CEMARAN KAPANG, KHAMIR DAN AFLATOKSIN
Tujuan
Prinsip Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak
Menentukan adanya jamur secara mengandung cemaran jamur melebihi batas
mikrobiologis dan adanya aflatoksin yang ditetapkan karena berpengaruh pada
dengan KLT (Depkes RI, 2000) stabilitas ekstrak dan aflatoksin yang
berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2000)
Prosedur Kerja
•Eluen :
•
– Campuran kloroform : aseton : n-heksan (85:15:20)
•
Jarak rambat : 10 cm
Penampak bercak
– Bercak berwarna biru atau hijau kebiruan setelah lempeng diletakkan
dibawah cahaya ultraviolet (366 nm), menandakan aflatoksin positif.
Temu Hitam