Anda di halaman 1dari 6

Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

SKENARIO INVESTASI ALTERNATIVE : RENCANA


2050 GREEN WATER DAN BLUE WATER

Wa Ode Siti Nur Rahmadaningsi


F4501202004
• Sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksi kurang karena pada
A1;A2 umumnya intensitas radiasi rendah sepanjang tahun

• Sesuai untuk padi terus menerus dengan perencanaan awal musim tanam yang
OPTIMALISASI POTENSI PERTANIAN TADAH HUJAN UNTUK PRODUKSI PANGAN
baik.
B1penting yang
Peranan Produksi
terkandung dalam iklimtinggi bila
oldeman ini adalahpanen musim
sebagai fungsi kemarau
dari perekonomian bagi mahluk dan tanaman karena dapat mempengaruhi produksi pertanian cocok untuk tanaman seperti karet, pala, cengkeh, dan kelapa
sawit serta padi

• Dapat tanam padi dua kali setahun dengan varietas umur pendek dan musim kering
yang pendek cukup untuk tanaman palawija
B2;B3

• Tanam padi dapat sekali dan palawija dua kali setahun


C1

• Setahun hanya dapat satu kali tanam padi dan penanaman palawija
D1 kedua harus berhati-hati jangan jatuh pada bulan kering

C2; • Tanam padi umur pendek satu kali dan biasanya produksi bias tinggi karena kerapatan
C3; fluks radiasi tinggi. Waktu tanam palawija cukup
C4
• Hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun,
D2; tergantung
D3; D4

• Daerah ini umumnya terlalu kering, mungkin hanya dapat satu kali
E palawija, itupun tergantung adanya hujan
OPTIMALISASI PERTANIAN IRIGASI UNTUK PRODUKSI PANGAN

Selama berabad-abad, manusia mambangun bendungan untuk mengontrol air tawar yang tersedia untuk konsumsi manusia.
Jejak blue water dari bendungan digunakan untuk tujuan Irigasi, Pembangkit listrik dan sumber air perumahan dan industry
serta perlindungan dari banjir.

ketersediaan air dalam suatu bendungan yang sangat menentukan dalam menyediakan air irigasi bagi kebutuhan
tanaman, terutama dalam musim kemarau serta menjadi penjamin ketersediaan air baku. kementerian pupr dalam
kurun waktu 2015-2019, telah menargetkan pembangunan 65 bendungan untukmendukung ketahanan air dan
ketahanan pangan.

kerusakan irigasi di Indonesia saat ini sudah cukup parah, rata-rata mencapai 52%, dengan total kerusakan se-kitar 3,3
juta ha lahan dari total 7,3 juta ha lahan. Sebagai contoh, rata-rata kerusakan irigasi di seluruh Sumatera men-capai
50%. Bahkan, kerusakan irigasi di Aceh mencapai 60% dan di Sumatera Utara mencapai 80%. Data tersebut me-
rupakan hasil pengecekan lapangan di 60 kabupaten yang tersebar di 18 provinsi.
M,
b-=098

Anda mungkin juga menyukai