Anda di halaman 1dari 72

PUNGKY SAMHASTO

Disampaikan pada acara :


Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Lumajang, 27 - 28 Februari 2018
PENDAHULUAN
Meningkatkan derajat kesehatan
FASYANKES masyarakat
Memberikan layanan kesehatan
bermutu,akuntabel,
transparan ke masyarakat
Padat karya

Healthcare
PPI Associated Patient Safety
Infections

Kebijakan Kemkes Dasar Hukum


 Undang-undang RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
 Undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
 SK Menkes No 270/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fas
Yankes Lainnya
 SK Menkes No 382/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman PPI di RS dan Fas. Yankes
Lainnya
 SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 ttg SPM RS
 SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 ttg KARS
 SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan Komite PPI RS
& Tim PPI RS
 PMK No. 27 TAHUN 2017 tentang Pedoman Pencegahan & Pengendalian Infeksi Di
FASYANKES.
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
 Pasal 5 (2)
 Setiap
orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan terjangkau
 Pasal 6
 Setiaporang berhak mendapatkan
lingkungan yang sehat bagi pencapaian
derajat kesehatan
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
 Pasal 10
 Setiaporang berkewajiban menghormati hak
orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan
yang sehat, baik fisik,biologik maupun sosial
 Pasal 11
 Setiaporang berkewajiban berperilaku hidup
sehat untuk mewujudkan, mempertahankan dan
memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
 Pasal 53 (3)
 Pelaksanaanpelayanan kesehatan harus
mendahulukan pertolongan keselamatan
nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya
 Pasal 54 (1)
 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara bertanggung jawab,
aman, bermutu serta merata dan non
diskriminatif
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
 Pasal 24 (1)
 Tenaga kesehatan harus memenuhi ketententuan
kodek etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional
 Pasal 25 (1)
 Pengadaaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan
diselenggarakan oleh pemerintah daerah, dam /atau
masyarakat melalui pendidikan dan/atau pelatihan
UNDANG-UNDANG RI NO 44
TENTANG RUMAH SAKIT
 Pasal 32 (a)
 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS
 Pasal 32 (c)
 Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi
 Pasal 32 (d)
 Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional
 Pasal 32 (n)
 Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di RS
LATAR BELAKANG
Komplikasi yang paling
sering terjadi di
pelayanan kesehatan

Healthcare
Associated
Masalah
Infections
kesehatan CDC
(HAIs) (Centers for Disease
Control & Prevention):
1.7 million /th,
Kematian 99.000/th

TO REDUCE

Setiap saat 1.4 jt di


Di negara berkembang
dunia menderita
20 kali > tinggi dibanding
infeksi di Rumah
negara maju
Sakit
TUJUAN
Kebijakan Kemkes tentang PPI bertujuan :
1. Agar semua Fasyankes melaksanakan program
PPI sesuai standar yang sudah ditetapkan.

2. Meningkatkan mutu pelayanan di Fasyankes,


sehingga dapat melindungi sumber daya
manusia kesehatan, pasien dan masyarakat dari
penyakit infeksi yg berhubngan dengan Yankes.
Keturunan
Mekanisme Pertahanan PENJAMU
PEJAMU
Tubuh
Umur (HOST)
Jenis kelamin
Lingkungan fisik:
Ras cuaca, musim, keadaan
Status Perkawinan geografis dan struktur
Pekerjaan geologi
Kebiasan hidup
Lingkungan non fisik:
budaya, norma, nilai dan
adat istiadat

BIBIT PENYAKIT LINGKUNGAN


(AGENT) Golongan biologik (ENVIRONMENT)
Protozoa, Bakteri,Riketsia,
Virus, Jamur
RANTAI INFEKSI
Mikroorganism
e/agent
bakteri,virus,ja
mur,ritkesia
Host/pejamu Source
immunocom Darah,cairan
tubuh, air,
promised tanah,permukaan
lingkungan

Port of entry Port of Exit


Kulit yang tdk Kulit yang tdk
utuh, membrane utuh, membrane
mukosa/sistem mukosa/sistem
tubuh Transmisi tubuh
Air borne ,
droplet,
kontak
Mikroorganisme
/ agent
bakteri,virus,
jamur, ritkesia
 Mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi

 Tiga faktor mikroorganisme yang


mempengaruhi terjadinya infeksi
- patogenitas
- virulensi
- jumlah
Source
Darah,cairan
tubuh, air,
tanah,permukaan
lingkungan
 Tempat dimana agen infeksi dapat hidup,
tumbuh, berkembang biak dan siap ditularkan
kepada orang
 Reservoir yang paling umum:
manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air
dan bahan-bahan organik lainnya
 Pada manusia: darah, cairan tubuh, permukaan
kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan
vagina
Port of Exit
Kulit yang tdk
utuh, membrane
mukosa /sistem
tubuh

Membrane mukosa
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Urogenitalia
Anus
Kulit yang tidak utuh
Transmisi
Air
borne ,dropl
et,
kontak

Vehikulum : Vektor :
Bahan yang dapat berperan Artropoda
dalam mempertahankan kehidupan
kuman penyebab sampai masuk (tertelan (umumnya serangga) atau
atau terokulasi) pada pejamu yang rentan binatang lain
Contoh : Contoh :
 Makanan: Salmonella Nyamuk: Demam
 Darah: Hepatitis B, Hepatitis C, berdarah, malaria
HIV
Lalat: makanan
 Air: Hepatitis A, Typhoid,
Cholera, Dysentri Tikus: leptospirosis
Membrane mukosa
Port of entry
Kulit yang tdk Mata
utuh, membrane Hidung
mukosa/sistem
tubuh Telinga
Mulut
Urogenitalia
Anus
Kulit yang tidak utuh
 Faktor yang mempengaruhi:
Host / pejamu umur, status gizi, status imunisasi, penyakit
Immuno kronis, luka bakar yang luas, trauma atau
compromised
pembedahan, pengobatan dengan
imunosupresan, pemakaian alat
 Faktor lain: jenis kelamin, ras atau etnis
tertentu, status ekonomi, gaya hidup,
pekerjaan dan herediter
Pengertian Health Care Associated
Infections (HAIs)
Infeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, dimana ketika masuk tidak
ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi ,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul
setelah pasien pulang, juga infeksi karena
pekerjaan pada petugas rumah sakit & tenaga
kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di
FASYANKES.
Instrinsik Ekstrinsik
Usia
Status Gizi
PETUGAS
Diabetes
Perubahan respon
imunitas
Infeksi di tempat lain PERALATAN
Lama rawat inap
Pre operatif
Obesitas
Merokok LINGKUNGAN
Kolonisasi
mikroorganisme
Perioperative
hypothermia PENGGUNAAN
ANTTIBIOTIKA
 Petugas
 Kurangnya kompetensi tenaga kesehatan
 Kurangnya kepatuhan melaksanakan prinsip-prinsip PPI :
penerapan Kewaspadaan Standar, penerapan bundles of HAIs,
penggunaan antimikroba yang tidak rasional
 Kurangnya kepedulian tenaga kesehatan

Peralatan
 Tidak bersih
 Tidak steril
 Lingkungan
 Udara yang tidak sehat
 Peralatan yang tidak steril
 Permukaan lingkungan yang kotor
 Morbiditas   Pendapatan 
 Mortalitas   Produktifitas 
 Kecacatan   Mutu 
 LOS   Citra 
 Biaya   Tuntutan Hukum

Biaya meningkat per tahun ( 2004) Perhitungan biaya:

•US : $ 6.7 billion • Bayar obat/alat

•United Kingdom : $ 1.7 billion • Laboratorium


• Dokter/perawat
Surgical site infections (SSI) 

Catheter-associated urinary tract


infections (CAUTI) 

Central venous catheter–related


bloodstream infections (CRBSI)
 
Ventilator-associated pneumonia
(VAP)
PENGERTIAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

Suatu upaya kegiatan untuk mencegah,


meminimalkan kejadian infeksi pada
pasien , petugas, pengunjung dan masyarakat
sekitar fasilitas pelayanan kesehatan
(FASYANKES) yang meliputi pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
TUJUAN PPI

Menurunkan atau meminimalkan


insiden rate infeksi terkait dengan
pelayanan kesehatan pada pasien ,
petugas dan pengunjung serta
masyarakat sekitar fasilitas
pelayanan kesehatan,
dengan mempertimbangkan cost
effectiveness
SIAPA YANG MELAKSANAKAN PPI ?
Semua individu
di Fasyankes
HH
APD
Limbah
Semua Lingkungan
K.Standar
Kewaspadaan individu Etika batuk
Isolasi K.Transmisi
Dokter/Perawat

Surveilans IPCN

Pencegahan dan Bundles Perawat dan Dokter

Antibiotika Rasional Dokter


STUKTUR ORGANISASI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI
DIREKTUR UTAMA /
DIREKTUR

KOMITE
PPI DIREKTORAT DIREKTORAT KOMITE LAIN

TIM PPI
TIM PPI
Tim PPI terdiri dari IPCN dan IPCO,
1 (satu) dokter PPI setiap 5 (lima) IPCN.
RS diwajibkan memiliki IPCN purna waktu,
dengan rasio 1 (satu) IPCN untuk tiap 100 - 150
TT.
IPCN dibantu beberapa IPCLN (Infection
Prevention and Control Link Nurse) dari tiap Unit
yang berisiko
Setiap 1000 tt, memiliki 1(satu)Epidemiologi
KOMITE PPI
KRITERIA:
1. Mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti Diklat dasar PPI.

• Ketua, sebaiknya dokter (IPCO), berminat, peduli,


memiliki pengetahuan, pengalaman, mendalami
masalah infeksi, mikrobiologi klinik, atau
epidemiologi klinik.
• Sekretaris, sebaiknya perawat senior (IPCN),
disegani, berminat, mampu memimpin, aktif.
• Anggota,terdiri dari
• Dokter, epidemiologist, Mikrobiologist,
Patologist,Farmasist,IPCN,CSSD,
Laundry,Sanitasi,K3
TUGAS DIREKTUR
Antara lain :
1. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan SK.
2. Bertanggungjawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap upaya
PPI
3. Bertanggungjawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan
4. Menentukan kebijakan PPI.
5. Mengesahkan SOP, pedoman, kebijakan PPIRS.
6. Mengevaluasi kebijakan PPI atas saran Komite PPIRS
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Menyusun, menetapkan mengevaluasi dan mensosialisasikan
kebijakan PPI - RS.
• Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI - RS
• Membuat SPO PPI bersama-sama Tim PPI
• Menyusun program PPI dan mengevaluasi program tersebut
• Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada masalah KLB HAIs bersama Tim
PPI.
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Memberikan usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan
upaya PPI
• Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan RS dan
FanYanKes dalam PPI
• Mengidentifikasi temua dilapangan dan mengusulkan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan SDM RS dalam PPI
• Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dgn prinsip
PPI dan aman bagi yg menggunakan.
• Mengadakan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Berkoordinasi dengan unit-unit terkait
• Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian
antibiotika yang rasionaldi RS berdasarkan hasil
pemantauan pola kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika
• Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja
• Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient
safety
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Mengembangkan , mengimplementasikan dan secara periodik
mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai
dengan kebijakan manajemen RS

• Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan dan


pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi
ruangan/gedung,cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan
linen sesuai prinsip PPI
TUGAS KOMITE PPI
Antara lain :
• Menentukan sikap penutupan ruangan bila diperlukan
karena potensial menyebarkan infeksi
• Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan
yang menyimpang dari standar prosedur/ monitoring
surveilans proses
• Menerima laporan Tim PPI & membuat laporan kepada
Direktur.
IPCO
(Infection Prevention and Control Officer)
Kriteria :

1. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam


PPI.
2. Mengikuti Diklat dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas IPCO :

Antara lain :
• Berkontribusi dalam diagnosis & terapi infeksi yang benar.
• Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan
surveilans.
• Mengidentifikasi dan melaporkankpeta pola kuman patogen
dan pola resistensi antibiotika
• Bekerjasama dengan IPCN memonitor kegiatan surveilans
infeksi & mendeteksi serta menyelidiki KLB.
Tugas IPCO :

Antara lain :
• Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI
yang berhubungan dengan prosedur terapi.
• Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat
pasien
• Turut membantu semua petugas kesehatan untuk
memahamiPPI
IPCN
(Infection Prevention and Control Nurse)
Kriteria :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen dibidang pencegahan pengendalian
infeksi.
3. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan, inovatif dan percaya
diri.
5. Bekerja purna waktu.
Tugas dan Tanggungjawab IPCN
 Mengunjungi ruangan setiap hari
 Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kepatuhan
petugas dalam menjalankan kewaspadaan isolasi
 Melaksanakan surveilans dan melaporkan kepada Komite PPI
 Bersama Komite mengadakan pelatihan PPI
 Melakukan investigasi terhadap KLB bersama Komite PPI
Tugas dan Tanggungjawab IPCN

 Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah


penularan infeksi dari petugas ke pasien atau sebaliknya
 Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan
memberi konsultasi tentang PPI
 Audit PPI , termasuk kebersihan tangan, penatalaksanaan
limbah, laundry, gizi dan lain-lain terkait PPI
 Memonitor kesehatan lingkungan
 Memonitor terhadap penggunaan antibiotika yang rasional
Tugas dan Tanggungjawab IPCN

 Mendisain formulir, melaksanakan , memonitor dan mengevaluasi surveilans


infeksi yang terjadi di RS
 Membuat laporan surveilans danmelaporkannya ke Komit PPI
 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
 Memberikan saran diain RS agar sesuai dengan prinsip PPI
 Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung RS tentang PPI melalui
penyuluhan
 Sebagai koordinator antara unit/departemendalam mendeteksi dan
mengendaliakan infeksi di RS
KAPAN DILAKSANAKAN PPI

Setiap saat memberikan


pelayanan kesehatan di
Fasyankes
BAGAIMANA MELAKSANAKAN PPI
Laksanakan
Program PPI
Lapis pertama : Kewaspadaan Standar

1. Kebersihan tangan
2. APD
3. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pengelolaan limbah
6. Penatalaksanaan linen
Laksanakan 7. Perlindungan kesehatan petugas.
Kewaspadaan 8.
9.
Penempatan pasien
Kebersihan pernafasan/Etika batuk &
Isolasi bersin
10. Praktik menyuntik yang aman
11. Praktik lumbal fungsi yang aman
Lapis kedua : Kewaspadaan berdasarkan

transmisi
1. Contact/kontak
2. Airborne/udara
3. Droplet/percikan
Kebersihan
tangan

Tampak kotor

Tidak Tampak kotor


Fasilitas kebersihan tangan dan Kepatuhan
Kebersihan tangan
Alat
Pelindung
Diri
Jika melakukan tindakan, terpapar atau
kemungkinan terpapar darah, cairan
tubuh, sekresi,ekskresi , kecuali
keringat, segera lepas jika selesai
tindakan
Konstruksi Bangunan

Ventilasi baik
Bangunan Fasyankes dipagari
Dinding, plafon kuat dan bersih

Udara
Pengendalian Ventilasi udara cukup.bersih,tidak
Lingkungan bau

Air

Bersih, tampak jernih, tidak bau

Permukaan lingkungan

Bersih, kering, tidak ada serangga ,


tikus,kucing,kecoak,anjing
Infeksius (hazard) 10 %

Patho Kontaminasi darah &


logical cairan tubuh

Penanganan Sharp Jarum


Limbah suntik ,scapel,lancet

General (non hazard) 85 %


Tidak Pembungkus jarum,
kontaminasi cairan,pempers,topi,mask
3R darah &cairan
tubuh
er,sarung tangan,
plabot,tubing set
REUSE
RE DUCE Chemical radioactive 5 %
RECYCLE Gas anaesthesi,limbah
chemotherapi,air raksa
Masuk kantong plastik kuning
dalam kontainer limbah
Infeksius (hazard) 10 % infeksius diberi label, ¾ penuh
dibuang ,dibakar dalam
insenerator

Masuk kantong plastik hitam


General (non hazard) 85 % dalam kontainer limbah non
infeksius diberi label, ¾ penuh
dibuang pada tempat
pembuangan akhir

Dibuang dalam tempat khusus


Chemical radioactive 5 %

Limbah Cair Dibuang dalam saluran limbah


cair (IPAL)
Peralatan Kritikal disterilkan

Peralatan yang masuk ke dalam


pembuluh darah & jaringan steril;
jarum suntik,scapel,instrumen
bedah,kateter vena

Pemrosesan
peralatan Peralatan semi Kritikal MinimalkanDTT

perawatan pasien
Peralatan yang masuk ke dalam
membrane mukosa; ETT, NGT,
Termometer Rectal,
Oropharingeal/gudel

Peralatan non Kritikal Di bersihkan

Peralatan yang menyentuh


permukaan kulit yang utuh saja;
tensimeter ,termometer axilla, bed
pan,urinal linen,t.tidur,kursi roda
Linen kotor infeksius

Linen kotor yang ternoda darah dan cairan


tubuh
Penanganan Pisahkan linen kotor infeksius dengan non
infeksi
Linen Kereta linen kotor dan bersih dipisahkan

Linen kotor non infeksius


Di ruangan

• Linen bersih disimpan Linen kotor yang tidak ternoda darah dan cairan
dalam lemari tertutup tubuh
• Linen kotor ditempatkan Pisahkan linen kotor non infeksius dengan
dalam kantong linen kotor infeksi
Kereta linen kotor dan bersih dipisahkan
Pemeriksaan kesehatan secara
berkala

Penyediaan sarana kewaspadaan


standar
Perlindungan
kesehatan Penatalaksanaan paska luka tusuk
karyawan jarum/benda tajam

Senantiasa menjaga perilaku hidup


sehat

Jika flu berat tidak diperbolehkan


bekerja
Gambaran yang tidak sesuai prinsip PPI
Menggunakan jarum suntik satu kali ,prinsip one
needle,one shoot,one time

Penyuntikan Tidak pernah melakukan re_capping jarum bekas


pakai
yang aman
Memberikan suntikan dengan teknik aseptik dan
antiseptik

Jika obat suntik sudah dilarutkan dalam spuit


harus segera diberikan

Tidak menumpuk-numpuk jarum suntik di laci,di


kulkas
Etika
batuk/bersin
 Masker harus dipakai klinisi saat
Praktik lumbal
melakukan lumbal
punksi pungsi,anaestesi spinal
/epidural/pasang kateter vena
sentral
 Cegah droplet flora
orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial
Lapis kedua : Kewaspadaan berdasarkan
transmisi

Transmisi Contact;
Tempatkan pasien tersendiri bila
memungkinkan, atau kohorting,pakai APD
Sarung tangan &gaun
Laksanakan
Kewaspadaan Transmisi Droplet
Tempatkan pasien tersendiri bila
Isolasi memungkinkan, atau kohorting,pakai APD
masker bedah

Transmisi Airborne
Tempatkan pasien tersendiri bila
memungkinkan, atau kohorting,pakai APD
masker N95,jika melakukan tindakan yang
menghasilkan aerosol, pasien pakai masker
bedah ,jjika masih batuk
CLABSI Prevention Bundles

Surgical site Infection Bundles

Penerapan
Bundles
CAUTI Bundles
HAIs

Ventilator Bundles
Berdasarkan
indikasi

Penggunaan
antibiotika Profilaksis
Rasional Teraupetik

Empirik
PPRA Definitif
 Pendidikan dan Pelatihan Dasar
PPI untuk semua staf perawat dan
dokter
 Pendidikan dan Pelatiahan Umum
PPI untuk semua staf non
medikal/para medis (analis lab,
PENDIDIKAN farmasi, penata rontgen,
phsioterapi, gizi)
DAN  Sosialisasi Umum PPI untuk
PELATIHAN petugas kebersihan, petugas
keamanan, petugas parkir,
pedagang sekitar rumah sakit
 Sosialisasi umum PPI kepada
pasien, keluarga dan masyarakat
sekitar Rumah Sakit
Laksanakan
Surveilance
AUDIT
PROGRAM
PPPI
Kewaspadaan
Standar
Kewaspadaan
Isolasi
Kewaspadaa
berdasarkan
Bundel transmisi
Pencegahan
Laksanakan Infeksi
Monev Penggunaan
Antibiotika

Surveilans
HAIs

Diklat
Proses penilaian yang berfokus
pada pengurangan risiko infeksi,
melibatkan disiplin ilmu dengan
mempertimbangkan populasi pasien
dan fasilitas
Laksanakan
ICRA Renovasi/Kontruksi
Bangunan

Healthcare Associated
Infections

Kewaspadaan Isolasi
RANGKUMAN
• Fasyankes harus memberikan pelayanan yang aman dan
nyaman ke masyarakat melalui penerapan patient safety
• Salah satu goal dari patient safety adalah mengurangi resiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan yang disebut dengan
HAIs
• HAIs dapat dicegah /diminimalkan melalui program PPI
• Penerapan PPI melibatkan dan komitment semua individu
yang berada di Fasyankes
• Dengan melaksanakan program PPI diharapkan dapat
mengurangi HAIs, sehingga mutu layanan kesehatan dapat
ditingkatkan
KESIMPULAN
 Kebijakan Kemenkes bahwa setiap Fasilitas
Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan
PPI
 Direktur / Pimpinan Fayankes harus
membentuk Komite dan / atau Tim PPI dalam
pelaksanaan PPI
IF I HAVE NOT CHANGE BEGINS
WASHED
MY HAND, WITH ME
PLEASE TELL
ME,
AND
IF YOU HAVE
NOT WASHED
YOURS I WILL
TELL YOU
BEGINS TODAY,
HERE AND NOW

THINK BIG

START SMALL

ACT NOW
Prevention
is Primary

Anda mungkin juga menyukai