Anda di halaman 1dari 28

Pertolongan Pertama

Psikologis di Setting
Sekolah
Oleh :
Heni Puspitasari,S.Psi. M.A.CHA.CCP
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB
“Saat menghadapi masa sulit secara
tidak sadar akan
memunculkan rasa tidak nyaman”

Pertolongan
Pertama Secara
Psikologis (P3P)
diperlukan agar dapat membantu
mencegah dampak yang lebih buruk
dan memberikan peluang bagi
seseorang untuk
mengembangkan kemampuan
menghadapi situasi sulit
Apa kaitan P3P
dengan sekolah ?

• Sebagian besar gangguan mood dialami


oleh anak usia sekolah.
• Dampak dari masalah kesehatan mental
pada peserta didik sangat beragam mulai
dari rasa cemas, mudah marah, stres,
depresi bahkan keinginan bunuh diri.
• Seluruh dunia , diperkirakan 10-
20% remaja pernah mengalami
masalah kesehatan jiwa, namun
UNDERDIAGNOSED &
UNDERTREATED.
• Separuh dari kondisi kesehatan
jiwa dimulai pada usia 14 tahun
tapi sebagian besar kasus tidak
terdeteksi dan tidak
mendapatkan pengobatan
(PDSKJ,2018)
• Buruknya kesehatan jiwa remaja
dapat terjadi karena beberapa
alasan seperti kurang
pengetahuan atau kesadaran
tentang keswa diantara tenaga
kesehatan, atau stigma yang
mencegah mereka untuk
mencari pertolongan.
MENGAPA TERJADI ?

• Remaja (10–19 tahun) adalah fase yang unik


dan formatif

• Kebanyakan remaja memiliki kesehatan fisik


dan mental yang baik, namun akibat
perubahan emosi dan social, termasuk
akibat kemiskinan, perkembangan teknologi
informasi, abuse, atau tindak kekerasan
dapat menyebabkan remaja rentan terhadap
masalah Kesehatan jiwa.
• Disfungsi Keluarga >>> memicu kerentanan
psikologis pada remaja

• Peran guru dan sekolah sangat penting


terutama dalam memberikan Pertolongan
Pertama Psikologi (P3P) pada masalah
kesehatan mental peserta didik.
Mengapa perlu
memahami
perkembangan anak
remaja ?
• Masa anak dan remaja merupakan periode
dimana mereka tumbuh dan berkembang
sangat pesat, baik secara fisik, kognitif,
psikologis dan sosial.

• Masa Remaja adalah masa Badai dan


Stres

• Masalah utama yang dihadapi anak


ketika memasuki masa remaja adalah
proses pencarian jati diri.
Tahapan Karakteristik Perkembangan Peran lingkungan sosial

Usia • Perkembangan fisik dengan cepat ∙ orangtua perlu


TAHAPAN 13- • Organ reproduksi semakin matang memantau dan
PERKEMBANGA 18 • Mampu berpikir abstrak dan ilmiah mengawasi dengan
tahu
N ANAK & n
• Pola pikir kekanak-kanakan tetap mendengarkan
REMAJA
(Erikson, Piaget,
muncul pendapat anak dan tidak
Kholberg) • Anak mencari identitas diri terpisah memaksakan sudut
dari ‘diri’ orangtua pandangnya
• Emosi tidak stabil dan ∙ orangtua dan sekolah
kadang meledak-ledak memberikan
• Konsep diri dipengaruhi oleh kesempatan pada anak
teman sebaya tetapi juga berisiko untuk mengeksplorasi
menimbulkan keinginan diri
• pengaruh negatif
Mengenal Masalah Psikososial Anak dan Remaja

Masalah psikososial yaitu suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup
aspek psikologis dan sosial atau sebaliknya.
Perilaku negatif yang seringkali muncul pada remaja, seperti bolos, tidak
mengerjakan tugas, merokok, miras, narkoba, kecanduan game online, kecanduan
pornografi melakukan, bullying, motivasi belajar rendah, dll. Namun, remaja juga
berpotensi mengalami kecemasan yang dapat diamati dari perilakunya.

Dua hal utama yang seringkali menjadi sumber stressor remaja yaitu

Keluarga
1. Hubungan anak dengan orang tua

2. Hubungan anak dengan teman sebaya


sekolah

Masyarakat Misalnya no role model, perkembangan teknologi

Masyarakat
REAKSI YANG MUNCUL PADA SITUASI SULIT

Rasa tidak nyaman, seperti panik, kecewa,


jenuh, cemas, takut
Reaksi-reaksi tersebut
Mudah tersulut emosi seperti marah tanpa wajar ketika dihadapkan
sebab dengan masalah atau
situasi sulit.
Kelelahan fisik

Bingung bagaimana menyesuaikan


diri dengan kondisi

FISIK PSIKOLOGIS SOSIAL


Dampak yang
berkelanjuta 1. Rasa tidak nyaman >>>> ketegangan, stres dan depresi
n 2. Tersulut emosi –marah >>>fungsi tubuh menjadi menurun

3. Kelelahan fisik >>> daya tahan tubuh menurun

4. Kebingungan >>> sulit untuk berpikir jernih


Mengenal lima masalah utama
dalam berperilaku anak

• EMOSIONAL
Masalah emosi dan suasana hati yang sering muncul dalam
bentuk cemas berlebihan dan depresi.

Cemas berlebihan ditandai kesulitan berkonsentrasi, mudah marah, selalu


merasa lelah, mengalami kesulitan tidur, dan gelisah dalam situasi yang
tidak mengancam.

Depresi ditandai mood swing, berat badan turun drastis dalam dua minggu,
kesulitan tidur atau tidur berlebihan, selalu merasa gelisah, selalu merasa
lelah, merasa tidak berharga, merasa bersalah berlebihan, atau sulit untuk
berkonsentrasi.
Mengenal lima masalah utama
dalam berperilaku anak
(Lanjutan)

• RELASI KELOMPOK TEMAN SEBAYA


Memunculkan perilaku berisiko tinggi

• PERILAKU MENGANGGU /CONDUCT DISORDER


Salah satu gangguan tingkah laku yang dapat mudah
terlihat melalui perilaku yang melanggar norma sosial
bahkan melanggar hak orang lain.
Mengenal lima masalah utama dalam
berperilaku anak (Lanjutan)
• HIPERAKTIF DAN TIDAK FOKUS
keadaan ketika seseorang merasa gelisah atau tidak bisa
duduk tenang ketika diminta untuk duduk sehingga
mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian terhadap
tugas yang sedang dilakukan.

• KETIDAKPEDULIAN/ASOSIAL
Perilaku ini dapat menjadi tanda bahwa ia kesulitan
berempati
Proses Pemulihan Saat remaja
Menghadapi Masalah Psikososial

Faktor Pendukung :
Faktor penghambat : Mekanisme pemulihan
pemilihan terhadap alami, ketangguhan,
perilaku berisiko dukungan sosial
Apa yang di lakukan?
Apa yang di butuhkan?
Pertolongan Pertama
Psikologis (P3P)
 P3P atau DPA bisa dianalogikan dengan P3K.
 Bisa dilakukan oleh siapapun (yang sudah
terlatih), termasuk guru dan peserta didik.
 Mengajarkan apa yang bisa dilakukan pada diri
sendiri juga membantu orang lain ketika
MENGHADAPI SITUASI SULIT
• Mengurangi dampak psikologis yang lebih
buruk.
• Mempercepat proses pemulihan agar
kesehatan mentalnya tetap terjaga.
• SERANGKAIAN KETRAMPILAN SEDERHANA
yang bisa mengurangi dampak yang lebih
buruk dan meningkatan kesejahteraan
psikososial seseorang.
Mengapa Guru dan Peserta didik P3P sendiri memiliki tujuan untuk:

perlu memiliki keterampilan 1. Mencegah dan mengurangi dampak


P3P? yang lebih buruk akibat masalah yang
dihadapi.

2. Memberikan kesempatan peserta didik


Peserta didik dan guru menghabiskan
untuk mengungkapkan masalah yang
sebagian besar waktu di sekolah
dihadapi.
sekolah adalah lingkungan yang dekat
3. Membantu menyelesaikan masalah yang
dengan keseharian peserta didik
dihadapi bukan hanya untuk membantu
atau memberi dukungan pada sahabat,
teman, atau orang lain yang sedang
mengalami situasi sulit.

4. Membantu diri sendiri dan orang lain


• Berikan secara langsung dan sesegera mungkin kepada peserta
PRINSIP didik yang membutuhkan bantuan.
Pertolongan • Berikan perhatian pada peserta didik yang membutuhkan.
Pertama • Membantu peserta didik mencari informasi terkait masalah yang
dihadapi.
Psikologi • Selalu bersikap jujur, jangan pernah memberikan janji yang tidak
bisa kita penuhi.
• Tunjukkan kita memberikan dukungan emosional.
• Mendorong peserta didik untuk mencari solusi atas masalah yang
dihadapi.

Perhatikan!

• DPA BUKAN usaha yang memaksa peserta didik untuk memberikan informasi
secara detil mengenai masalah yang dihadapi
• DPA BUKAN bentuk terapi atau konseling.
• DPA BUKAN tindakan untuk mendiagnosis gangguan psikologis
Langkah-langkah
Memberikan P3P
Langkah persiapan :

Memahami situasi >> harus memiliki


pengetahuan tentang masalah yang
dialami peserta didik
Membangun hubungan baik

Membangun hubungan baik >>langkah


penting dalam mendukung proses
pemulihan
Langkah Inti dari P3P

• Kondisi saat ini


• Siapa yang membutuhkan
• Resiko yang ada
• Kebutuhan mereka Dengarkan
• Bersiap akan adanya • Mem bantu untuk
reaksi emosi yang kuat (LISTEN) mencari informasi
• Mendekatkan pada
orang yang menyayangi
Cek/Perhatikan • Memulai pem bicaraan dan memberikan
• Mengenalkan diri support
(LOOK) • Mem bantu
• Mendengar aktif
menyelesaikan masalah
• Menerima perasaan
praktis
• Menenangkan • Mengarahkan ke layanan
• Menanyakan kebutuhan lain atau bantuan lain
dan keresahan
• Membantu mencari Hubungkan
solusi akan kebutuhan
dan masalah (LINK)
1. Kebutuhan praktis dan emosional

2. Situasi orang tersebut (apakah sedang


sendirian, bersama teman, dsb.)

3. Resiko apa yang ia alami atau


berpotensi terjadi.

Cek/
Perhatikan Berkaitan dengan keselamatan, rasa nyaman, reaksi
distress yang serius.
(LOOK)
Contoh aktivitas : mengenali dukungan yang dimiliki peserta didik,
menanyakan keberadaan pihak lain yang bisa membantu terkait
masalah yang dihadapi
• Mendengar aktif dan teknik bertanya merupakan
ketrampilan penting karena mendapatkan pemahaman
keseluruhan (cerita, bahasa tubuh, maupun perasaan)
• Mendengar aktif:
• Menggunakan telinga 🡪 menangkap isi
cerita
• Menggunakan mata 🡪 untuk lakukan
Mendengar pengamatan/observasi
• Menggunakan hati (empati) 🡪 untuk
Aktif menangkap
perasaan
• Menggunakan pikiran 🡪 untuk menangkap
kebutuhan
Sikap Sungguh Mendengar
TIDAK SUNGGUH MENDENGAR SUNGGUH MENDENGAR

BAHASA TUBUH BAHASA TUBUH


-‐ Tidak ada kontak mata -‐ Kontak mata
-‐ Sibuk melakukan kegiatan lain, misalnya terus-menerus mencatat, sibuk sms -‐ Posisi tubuh rileks dan agak condong kepada orang yang sedang didengarkan
-‐ Fokus
dan menelpon, merapikan peralatan, dll.
-‐ Sesekali mencatat dan mengangguk
-‐ Tidak tenang, terkesan resah dan terburu-buru

NADA SUARA NADA SUARA


-‐ Terburu-buru -‐ Terkesan sabar, perlahan
-‐ Mengajukan pertanyaan bertubi-tubi -‐ Bertanya dan menjawab satu demi satu

-‐ Kurang ramah -‐ Suara jelas


CARA MEMBERIKAN RESPON CARA MEMBERIKAN RESPON

-‐ Mengarahkan, menuntun -‐ Merefleksikan perasaan


-‐ Memberikan peringatan -‐ Mengulang kembali
-‐ Bertanya, meminta penjelasan lebih lanjut
-‐ (terlalu cepat) memberi nasihat, berkhotbah, memberi tahu
-‐ Mengambilkan keputusan -‐ Membiarkan anak untuk bercerita
-‐ Memberikan perhatian melalui sisipan, seperti “hmm…”,
-‐ (terlalu cepat) menghibur
“ya..”, “lalu…"
-‐ Menilai, menyalahkan, mengkritik, dan merendahkan
-‐ Menerangkan sebelum memindahkan pembicaraan ke topik lain
-‐ Membuat ‘malu’, memberi julukan
-‐ Memberikan informasi relevan pada saat yang tepat
-‐ Menyela -‐ Mengarahkan pembicaraan secara tepat
-‐ Mempertanyakan (tidak percaya)

BERASUMSI BERTANYA TENTANG RENCANA TINDAKAN


-‐ Menghentikan cerita atau mengalihkan topik -‐ Mengakhiri pembicaraan dengan nada positif
-‐ Menertawakan -‐ Mendorong anak untuk menghubungi kembali apapun hasil pembicaraannya.
-‐ Mendorong anak untuk menyadari bahwa ia mampu bangkit dengan potensi dan
kemampuannya sendiri
Memberikan Bantuan
Praktis &
Menghubungkan
• Dorong peserta didik untuk memikirkan hal yang
dapat ia lakukan untuk membuatnya merasa
lebih baik
• Tanyakan siapa orang menurutnya dapat
membantu
dia merasa lebih baik.
• Berikan informasi mengenai metode yang
membantu peserta didik
• Berikan informasi cara mengakses bantuan yang
lebih
besar
• Rujuk ke layanan spesialis bila dibutuhkan.
• EMPATI
Apa saja Kesediaan dan upaya seseorang untuk memahami pemikiran, perasaan, dan
usaha orang lain dalam menghadapi masalah atau situasi sulit.
Keterampilan
dasar dalam • Mendengar Aktif
Proses dua arah antara peserta didik dan guru. Mendengar aktif juga bukan
memberikan hanya sekedar mendengar, namun berusaha memahami cerita, perasaan,
bantuan P3P? bahasa tubuh yang disampaikan oleh anak. Jadi mendengar aktif bukan
sekedar mendengar, namun juga mengamati anak, menyelami perasaan
anak, menemukenali kebutuhannya dengan cara memahami cerita anak.

Perhatikan!
• Tidak berusaha menasehati, terutama jika tidak diminta.
• Tidak memotong pembicaraan ketika anak atau remaja yang dibantu sedang
bercerita.
• Hindari pilihan kata dan bahasa tubuh yang mengancam, menyalahkan, menghakimi,
meremehkan atau mempermalukan.
• Hadapilah amarah anak dan remaja dengan tenang, jangan terbawa situasi untuk
tersinggung, membela diri dan menjadi marah.
Keterampilan Dasar
Dalam P3P (lanjutan)
• Relaksasi
Salah satu cara sederhana untuk mengurangi ketegangan yang
dirasakan dan membuat tubuh lebih nyaman. Relaksasi dapat diberikan
ketika peserta didik yang membutuhkan bantuan dalam kondisi
TERKEJUT, PANIK, DAN HISTERIS.

• Identifikasi Dini
Merupakan langkah untuk mengenali peserta didik yang membutuhkan
bantuan lebih lanjut.

Identifikasi dini pada peserta didik dapat dilakukan melalui pemberian


“Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan Pada Anak (SDQ) >> Aplikasi Sijiwa

Kuesioner ini TIDAK HARUS DIBERIKAN KEPADA SETIAP PESERTA DIDIK


yang membutuhkan bantuan. Namun, hanya diberikan kepada peserta
didik yang menghadapi masalah dan menunjukkan perilaku
mengganggu selama 6 bulan terakhir
Peserta didik sangat dianjurkan dan harus segera dirujuk ke petugas
kesehatan mental bila mengalami hal-hal berikut ini:
1. Ketakutan atau ancaman untuk membahayakan diri sendiri
atau orang lain;
2. Menarik diri sama sekali dari lingkungan/orang lain, tidak
menunjukkan respons emosional;
3. Rasa putus asa yang menghancurkan diri sendiri;
4. Keresahan yang sangat nyata terlihat;
5. Sering menceritakan berulang-ulang kejadian traumatis;
Mengenal 6. Aktivitas yang tidak terkendali;
Situasi Sulit 7. Ketidakmampuan untuk mengurus kebersihan diri;
8. Cepat tersinggung, marah atau sedih yang terlihat nyata;
dan 9. Kemarahan yang meledak-
10. Halusinasi pendengaran (mendengar suara-suara yang
ledak;
Rujukan tidak didengar oleh orang lain); dan
11. Memiliki keyakinan yang aneh dan tidak masuk di akal.
TerŤm
KasŤ
a

Anda mungkin juga menyukai