MPLEMENTASI NEW PUBLICMANAGEMENT

ERHADAP KINERJA MANAJERIAL SEKTOR

UBLIK MELALUI GOOD GOVERNANCE
UDI KASUS PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO)

OLEH : Roy Hasiru

C20318021
 LATAR BELAKANG

• KUALITAS KINERJA PELAYANAN PUBLIK : IMPLIKASI EKONOMI & POLITIK

• IMPLIKASI EKONOMI : MENINGKATNYA IKLIM INVESTASI, LAJU PEMBANGUNAN EKONOMI,
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT & KEMANDIRIAN BANGSA
• IMPLIKASI POLITIK : MENINGKATNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEPADA PEMERINTAH
• MAHMUDI (2015), MANAJEMEN KINERJA SEKTOR PUBLIK MEMPERBAIKI DEMOKRATISASI; PERTUMBUHAN
EKONOMI; INFRASTRUKTUR PUBLIK DEMI KEMAJUAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
• WHITTAKER (1993), KINERJA MANAJERIAL SEBAGAI ALAT MANAJEMEN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN & AKUNTABILITAS DALAM MENILAI SUKSES ATAU GAGALNYA PROGRAM
PEMERINTAH
• HENRY MINTZBREG DALAM SOLIHIN (2012) KINERJA MANAJERIAL TERDIRI ATAS PERAN INTERPERSONAL
(INTERPERSONAL ROLES); PERAN PEMBERI INFORMASI (INFORMATION ROLES); & PERAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (DECISION ROLES)
• MANAJEMEN BERBASIS KINERJA : REFORMASI NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) DI AMERIKA & EROPA
TAHUN 1980-AN
• NPM : MANAJER SEKTOR PUBLIK BEBAS DARI ATURAN BIROKRATIS DAN KONTROL ADMINISTRASI,
MENJALANKAN TUGAS SECARA LEBIH BAIK DAN OTONOM
• FERLIE, et.al DALAM KEBAN (2004:25), NPM : ORIENTASI THE DRIVE; DOWNSIZING AND
DECENTRALIZATION; IN SEARCH OF EXCELLENCE; PUBLIC SERVICE
• KEGAGALAN NPM : DENHARDT & DENHARDT (2003 : 24), PELAYANAN PUBLIC DAN PEMERINTAHAN YANG
DEMOKRATIS SERTA CIVICENGAGEMENT BUKAN MERUPAKAN PUSAT PERHATIANNYA
• KEGAGALAN NPM : VIGODA (2003), KURANG BERHASIL MENGELABORASIKAN KEMITRAAN ANTARA
WARGA NEGARA, PEMERINTAH DAN SEKTOR SWASTA
• OPTIMALISASI NPM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PERLU DIDUKUNG OLEH GOOD
GOVERNANCE
• HALIM DAN DAMAYANTI (2007), GOOD GOVERNANCE: PEMERINTAHAN SOLID, BERTANGGUNG JAWAB,
EFEKTIF & EFISIEN DALAM MENJAGA INTERAKSI NEGARA, SEKTOR SWASTA & MASYARAKAT
• SEDARMAYANTI (2014) : PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERDIRI DARI TRANSPARANSI, PARTISIPASI,
AKUNTABILITAS DAN RULE OF LAW.
 RUMUSAN MASALAH
• APAKAH IMPLEMENTASI NEW PUBLIC MANAGEMENT BERPENGARUH SECARA LANGSUNG TERHADAP GOOD
GOVERNANCE PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO?
• APAKAH IMPLEMENTASI NEW PUBLIC MANAGEMENT BERPENGARUH SECARA LANGSUNG TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO?
• APAKAH PRINSIP GOOD GOVERNANCE BERPENGARUH SECARA LANGSUNG TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
SEKTOR PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO?
• APAKAH IMPLEMENTASI NEW PUBLIC MANAGEMENT MELALUI GOOD GOVERNANCE BERPENGARUH SECARA
TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA
GORONTALO?
• BAGAIMANA KONDISI SECARA DESKRIPTIF DARI IMPLEMENTASI NEW PUBLIC MANAGEMENT, PRINSIP GOOD
GOVERNANCE, DAN KINERJA MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO?
 TUJUAN PENELITIAN
BERDASARKAN RUMUSAN MASALAH DI ATAS, MAKA TUJUAN PENELITIAN INI ADALAH UNTUK MENGETAHUI:
• PENGARUH SECARA LANGSUNG IMPLEMENTASI NEW PUBLIC MANAGEMENT TERHADAP PRINSIP GOOD
GOVERNANCE PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO
• PENGARUH SECARA LANGSUNG IMPLEMENTASI NEW PUBLIC MANAGEMENT TERHADAP KINERJA
MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO
• PENGARUH SECARA LANGSUNG PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SEKTOR
PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO.
• PENGARUH SECARA TIDAK LANGSUNG IMPLEMENTASI NEW PUBLIC MANAGEMENT MELALUI GOOD
GOVERNANCE TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA
GORONTALO.
• DESKRIPSI DARI IMPLEMENTASI NEW PUBLIC MANAGEMENT, PRINSIP GOOD GOVERNANCE DAN KINERJA
MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO
LANDASAN
TEORI
 EMPIRICAL GAP

GAP
RESEARCH
 EVIDENCE GAP
• EVIDENCE GAP PADA PENELITIAN INI LEBIH FOKUS PADA KESENJANGAN BUKTI PENELITIAN. TOLAK UKUR DI DALAMNYA ADALAH FAKTA UMUM YANG SUDAH
BIASA TERJADI, ARTINYA KESENJANGAN ANTARA FENOMENA YANG TIDAK ASING DENGAN BUKTI YANG TERDAPAT DI LAPANGAN.
• FENOMENA MASALAH DILAPANGAN YANG ADA MASIH HARUS DIBENAHI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN SAAT INI YAITU ANTARA LAIN:

• MISKINNYA KEBIJAKAN PUBLIK YANG RELEVAN DENGAN KRISIS DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI, SEHINGGA PEMERINTAH TIDAK MEMILIKI CUKUP
INSTRUMEN YANG TERSEDIA UNTUK MEMECAHKAN PERMASALAHAN TERSEBUT;
• TERBATASNYA KEMAMPUAN PEMERINTAH DALAM MENYEDIAKAN STRUKTUR ORGANISASI YANG FLEKSIBEL DAN DINAMIS SERTA SUMBER DAYA
APARATUR YANG MEMILIKI TINGKAT PENDIDIKAN, KAPASITAS KEILMUAN DAN KOMPETENSI YANG SESUAI KEBUTUHAN BIROKRASI PEMERINTAH
DAERAH;
• DIKOTOMI ANTARA KEINGINAN UNTUK PERLUASAN DESENTRALISASI DENGAN ADANYA KEINGINAN UNTUK KEMBALI KE MODEL PEMERINTAHAN
SENTRALISTIK DALAM BERBAGAI ASPEK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN;
• ADANYA TUNTUTAN UNTUK PERUBAHAN MINDSET DAN BUDAYA ORGANISASI KE ARAH MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI;
• DAMPAK PERUBAHAN DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI YANG DEMIKIAN PESAT, KHUSUSNYA DALAM ARUS PERTUKARAN INFORMASI DAN JUGA DALAM
KONTEKS PENINGKATAN DAYA SAING DALAM KONDISI DINAMIKA GLOBAL YANG TIDAK DAPAT DIPREDIKSI;
• MASALAH LAINNYA ADALAH PENYERAPAN ANGGARAN PEMBANGUNAN YANG MASIH SERING TERLAMBAT KARENA KETAKUTAN DAN KEKHAWATIRAN
PIMPINAN OPD TERHADAP REGULASI DAN TERJADINYA POTENSI MASALAH HUKUM DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN OPD.

• SEMENTARA DISISI LAIN PENERAPAN NPM INI MEMILIKI SISI POSITIF SECARA EKONOMIS DAN SOSIAL POLITIK. SECARA EKONOMIS SISTEM INI DAPAT
MEMPERBAIKI TINGKAT EFISIENSI, MENGURANGI BIAYA, MEMPERBAIKI OUTPUT, DAN LEBIH EFEKTIF MEMANFAATKAN SUMBER DAYA MANUSIA.
• •SECARA SOSIAL POLITIK DAPAT MEMPERKUAT AKUNTABILITAS, KETERAMPILAN BERPOLITIK, DAN INTEGRASI NASIONAL, MEMBAWA PEMERINTAH
LEBIH DEKAT DENGAN RAKYAT, DAN MEMPROMOSI ATAU MENDORONG KEBEBASAN, KESETARAAN SERTA KESEJAHTERAAN. DOKTRIN NPM DINILAI
SEBAGAI SUATU MODEL YANG LAYAK UNTUK DIGUNAKAN DAN DIAPLIKASIKAN KARENA MENJANJIKAN PENINGKATAN KINERJA PEMERINTAH,
TERMASUK KINERJA PEMERINTAH DAERAH
• •MESKIPUN DOKTRIN INI SANGAT MENJANJIKAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEMERINTAH, AKAN TETAPI AKHIR-AKHIR INI MUNCUL KERAGU-
RAGUAN TERHADAP KEBERHASILANNYA. NPM DINILAI TIDAK MENEMPATKAN PELAYANAN PUBLIC DAN PEMERINTAHAN YANG DEMOKRATIS SERTA CIVIC
ENGAGEMENT SEBAGAI PUSAT PERHATIANNYA.
 HIPOTESIS PENELITIAN
• I M P L E M E N TA S I N E W P U B L I C M A N A G E M E N T B E R P E N G A R U H S E C A R A L A N G S U N G T E R H A D A P
P R I N S I P G O O D G O V E R N A N C E PA D A P E M E R I N TA H D A E R A H K O TA G O R O N TA L O
• I M P L E M E N TA S I N E W P U B L I C M A N A G E M E N T B E R P E N G A R U H S E C A R A L A N G S U N G T E R H A D A P
K I N E R J A M A N A J E R I A L S E K T O R P U B L I K PA D A P E M E R I N TA H D A E R A H K O TA G O R O N TA L O
• PRINSIP GOOD GOVERNANCE BERPENGARUH SECARA LANGSUNG TERHADAP KINERJA
M A N A J E R I A L S E K TO R P U B L I K PA D A P E M E R I N TA H D A E R A H K O TA G O R O N TA L O
• I M P L E M E N TA S I N E W P U B L I C M A N A G E M E N T B E R P E N G A R U H P O S I T I F T E R H A D A P K I N E R J A
M A N A J E R I A L S E K TO R P U B L I K PA D A P E M E R I N TA H D A E R A H K O TA G O R O N TA L O M E L A L U I
PRINSIP GOOD GOVERNANCE
• KONDISI SECARA DESKRIPTIF DARI GOOD GOVERNANCE, NEW PUBLIC MANAGEMENT DAN
K I N E R J A M A N A J E R I A L S E K T O R P U B L I K PA D A P E M E R I N TA H D A E R A H K O TA G O R O N TA L O
B E R A D A D A L A M K AT E G O R I YA N G E F E K T I F
JENIS PENELTIAN
• PENDEKATAN : KUANTITATIF METODE
• HUBUNGAN VARIABEL : KAUSAL (SEBAB AKIBAT)
• METODE : EX-POST FACTO PENELITIAN
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
• LOKASI YANG DIJADIKAN SEBAGAI OBYEK PENELITIAN ADALAH PEMERINTAH KOTA
GORONTALO. SASARAN DARI PENELITIAN INI ADALAH PEJABAT ESELON II, III, & IV DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA GORONTALO.
• PENELITIAN INI DILAKSANAKAN SELAMA ± 6 BULAN DARI BULAN JANUARI 2023 SAMPAI
DENGAN BULAN JUNI 2023
POPULASI & SAMPEL
• POPULASI
POPULASI DALAM PENELITIAN INI DIDASARKAN PADA VARIABEL YANG DITELITI YAKNI KINERJA
MANAJERIAL. MANAJERIAL YANG DIMAKSUD DALAM PENELITIAN INI YAKNI PIMPINAN DARI
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD) BAIK DINAS MAUPUN BADAN BAHKAN PADA TINGKAT
KECAMATAN YAKNI CAMAT (PEJABAT ESELON II, III & IV) YANG BERJUMLAH 806 ORANG

• SAMPEL
JUMLAH PEJABAT ESELON II, III & IV YANG MENJADI SAMPEL & OBJEK PENELITIAN YAKNI 268
ORANG
 OPERASIONALISASI VARIABEL
PENELITIAN

METODE
PENELITIAN
• TEKNIK PENGAMBILAN & PENGUMPULAN DATA
• KUESIONER
METODE
• DOKUMENTASI
• WAWANCARA
PENELITIAN
• PENGUJIAN KUALITAS INSTRUMEN PENELITIAN
• UJI VALIDITAS DATA.
SUATU INSTRUMEN PENELITIAN DIKATAKAN VALID APABILA INSTRUMEN TERSEBUT DAPAT MENGUKUR SERTA
MENGUNGKAPKAN DATA DARI VARIABEL-VARIABEL YANG DITELITI SECARA TETAP. SEMENTARA HASIL
PENELITIAN YANG VALID, APABILA TERDAPAT KESAMAAN ANTARA DATA YANG TERKUMPUL DENGAN DATA
YANG SESUNGGUHNYA TERJADI PADA OBYEK YANG DITELITI. KETENTUAN SUATU INSTRUMEN DIKATAKAN
VALID APABILA SYARAT MINIMUM TERPENUHI, YAITU KALAU KOEFISIEN KORELASI >0,3. JADI KORELASI
ANTARA BUTIR DENGAN SKOR TOTAL KURANG DARI 0,3 MAKA BUTIR DALAM INSTRUMEN TERSEBUT
DINYATAKAN TIDAK VALID. (SUGIYONO, 2014).
• UJI RELIABILITAS DATA
RIKUNTO, (2010: 239) RELIABILITAS MERUPAKAN UKURAN KESTABILAN DAN KONSISTENSI
RESPONDEN UNTUK MENJAWAB HAL YANG BERKAITAN DENGAN PERTANYAAN DALAM SUATU
VARIABEL. UJI REABILITAS DIGUNAKAN UNTUK MENGUJI KONSISTENSI INSTRUMEN
MENGGUNAKAN KOEFISIEN ALPA CRONBACH ( ∝). REABILITAS BERUPA PENGUJI BEBERAPA ITEM
PERTANYAAN DALAM SUATU VARIABEL YANG DIJAWAB SECARA KONSTAN. SEKARAN (2011)
BERPENDAPAT BAHWA INSTRUMEN YANG TELAH MEMILIKI TINGKAT KEANDALAN ATAU REABILITAS
YANG TERUKUR ADALAH VARIABEL ≥ 0,60 ATAU 60%.
 Tabel 3.5.
Hasil Pengujian
Validitas

Tabel 3.6.
Hasil Pengujian
Reliabilitas
 METODE PENELITIAN
TEKNIK ANALISIS DATA
• ANALISIS INFERENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS STATISTIC
INFERENSIAL YAITU MENGGUNAKAN ANALISIS SEM DENGAN PLS.
• ANALISIS DESKRIPTIF YAITU MENGGUNAKAN PENDEKATAN IMPORTANCE
PERFORMANCE ANALYSIS (IPA).