Anda di halaman 1dari 38

MI3 POKOK BAHASAN 2

VISUM ET REPERTUM (VeR) SESUAI


DENGAN ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM
PENANGANAN KASUS KTP/A TERMASUK
TPPO
TUJUAN PEMBELAJARAN Materi Inti 3
• Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan tata laksana korban
KtP/A terrmasuk TPPO

• Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
• Melakukan tatalaksana penanganan medis korban KtP/A
• Membuat Visum et Repertum (VeR) sesuai dengan aspek medikolegal dalam
penanganan kasus KtP/A dan Rape kit, sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan
• Melakukan tata laksana psikososial korban KtP/A

2
Pokok Bahasan 2
Visum et Repertum (VeR) sesuai dengan aspek medikolegal dalam
penanganan kasus KtP/A termasuk TPPO
1. Aspek medikolegal

2. Pembuatan Visum et Repertum (VeR)

3
PERAN DOKTER DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM
1. Sebagai dokter pemeriksa korban
2. Sebagai saksi ahli

PERAN TENAGA MEDIS LAIN DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM


1.Membantu dalam mendeteksi adanya kemungkinan tindak pidana pada kasus medik
yang ditangani
2.Membantu melakukan pemeriksaan pada korban / tersangka
3.Menjadi saksi atas tindak pidana yang berkaitan dengan masalah kesehatan
4.Merawat pasien baik sebagai korban / pelaku tindak pidana

Dukungan diberikan dengan azas: ilmiah, obyektif, imparsialitas


Dasar Hukum
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana Untuk melakukan kewajiban pasal 179 tersebut
(KUHAP): terdapat pasal dalam KUHP yang melindungi
•Pasal 120 KUHAP: Penyidik bila dianggap yaitu:
perlu dapat meminta pendapat seorang •Pasal 50 KUHP: barang siapa melakukan
ahli. perbuatan untuk melaksanakan ketentuan
•Pasal 133 KUHAP: Penyidik untuk undang – undang, tidak dipidana.
kepentingan peradilan dalam menangani •Pasal 51 KUHP ayat 1: barang siapa melakukan
korban baik luka, keracunan, kematian perbuatan untuk melaksanakan perintah
dapat meminta keterangan ahli dari dokter jabatan yang diberikan oleh penguasa yang
ahli kedokteran kehakiman, dokter atau berwenang, tidak dipidana.
ahli lain. •Dalam hal tindak pidana diperkuat pasal 108
•Pasal 179 KUHAP: Setiap orang yang KUHAP ayat 1 yang mengatakan seseorang yang
diminta pendapatnya sebagai ahli mengalami, melihat dan atau korban tindak
kedokteran kehakiman,dokter atau ahli pidana berhak melapor atau mengadu. Dan
lainnya wajib memberikan keterangan ahli menurut ayat 2, pengawai negeri dalam
demi keadilan. menjalankan tugas wajib melapor.
5
Kasus :
Seorang ibu membawa putrinya yang berusia 13 tahun berobat ke
Puskesmas atau RS Anda, sang anak diduga telah disetubuhi secara paksa
oleh tetangganya. Sang ibu menyatakan tidak mau melapor karena
biasanya dengan melapor ke Polisi, kejadian terhadap anaknya akan
diketahui orang banyak sehingga menjadi stigma bagi anak sampai dewasa.
Keesokan pagi, datang berturut dua orang polwan yang menginginkan
informasi hasil pemeriksaan pasien anak yang anda periksa kemarin,
karena polisi telah menangkap tangan tersangka yang hendak memperkosa
anak lain dan mengaku telah memperkosa anak di sekitar Puskesmas atau
RS Anda, bila tidak ada bukti dari saudara, tersangka harus dilepas kembali
dalam 1 x 24 jam.
Apakah anda akan membocorkan hasil pemeriksaan anak tersebut?
Kompetensi dokter
umum dalam
kedokteran
forensik dan
medikolegal
(SKDI 2012)

Menolak pembuatan VeR masih menjadi salah satu


masalah dalam profesi dokter (sumber SDKI 2012)
Visum et Repertum (VeR)

8
Visum et Repertum (VeR)
• Dibuat Berdasarkan permintaan tertulis dari pihak berwajib
yang digunakan untuk kepentingan peradilan.
• Permintaan Visum et Repertum menurut KUHAP pasal 133,
merupakan wewenang penyidik, permintaan tersebut harus
dibuat dalam bentuk surat resmi, menggunakan kertas
berkepala surat, bernomor dan bertanggal, diakhiri dengan
tandatangan, nama jelas, pangkat dan NRP.

9
Landasan Hukum VeR:
a. Lembaran negara No. 350 Thn. 1937
b. KUHAP Pasal 179 kewajiban sebagai saksi ahli.
c. KUHAP Pasal 133 penyidik dapat meminta keteterangan ahli.

Istilah Visum et Repertum tidak tercantum pada KUHAP, namun yang


ada adalah Keterangan Ahli. Sesuai penjelasan pasal 186 KUHAP.
Berdasarkan hal tersebut Visum et Repertum merupakan keterangan
ahli baik untuk bagian pemberitaan maupun kesimpulan sehingga
secara keseluruhan Visum et Repertum menurut KUHAP merupakan
alat bukti sah. Keterangan ahli sendiri dapat tertulis atau lisan.

11
Siapa yang berhak membuat Visum et Repertum?
• Visum et Repertum harus dibuat oleh dokter berdasarkan
hasil pemeriksaan medis.
• Setiap dokter berwenang membuat Visum et Repertum
dengan memperhatikan ketentuan bahwa dokter yang akan
membuat Visum et Repertum harus memahami prosedur
medikolegal dan terlatih secara teknis melakukan
pemeriksaan yang diperlukan serta mampu
menginterpretasikannya dengan tepat.

12
Tanggung Jawab Ganda Seorang Dokter
• Kedatangan korban ke dokter dalam rangka penyidikan adalah sebagai ”barang
bukti”, sehingga hak dan kewajiban sebagai pasien berkurang, hasil pemeriksaan dan
pengobatan akan dituangkan kedalam Visum et Repertum.

• Jika korban datang sendiri, merupakan pasien biasa dengan hak dan kewajiban
sebagai pasien. Hasil pemeriksaan dan pengobatan akan dimasukan dalam Rekam
medik.
• Bila korban datang sendiri dan kemudian penyidik memerlukan Visum et Repertum,
ada dua kemungkinan :
1.Penyidik menghubungi Korban untuk menjelaskan kepentingan Visum et Repertum,
bila pasien setuju maka dokter dapat membuat Visum berdasarkan Rekam Medis.
2.Dokter berdasarkan kepentingan banyak orang dan diminta secara legal oleh
penyidik dan sesuai dengan Undang - Undang dapat langsung membuatkan Visum
berdasarkan Rekam medik.
Bentuk Umum Visum et Repertum:
Pembukaan
•Berupa tulisan “Projustitia”. Bukan hanya untuk bebas meterai, tapi mempunyai arti yang lebih luhur,
bahwa Visum et Repertum dibuat / digunakan untuk kepentingan “Keadilan”. Dalam UU Perpajakan
Tahun 1984 meterai hanya untuk perkara perdata – sedangkan perkara pidana bebas meterai.
Pendahuluan berisi :
1.Waktu tempat pemeriksaan
2.Identitas Dokter, pemohon, pengantar (label)
3.Identitas barang bukti / korban / pelaku
Hasil Pemeriksaan
•Berisi hal-hal yang ditemukan dan dilihat oleh dokter yang sifatnya diskripsi (obyektif) terhadap barang
bukti dan hasil laboratorium /pemeriksaan lain.
Kesimpulan
1.Memuat pendapat dokter tentang sebab/akibat dari hal-hal yang ditemukan.
Penutup
1.Berisi penegasan bahwa Visum et Repertum ini dibuat berdasarkan sumpah jabatan dan UU yang
berlaku serta dibuat dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya.

CATATAN :
Pada pengetikan Visum et Repertum angka dan singkatan harus ditulis dengan huruf

14
Jenis Visum et Repertum
1. Visum Et Repertum Perlukaan
a.Visum et Repertum Sementara
b.Visum et Repertum Definitif

2. Visum et Repertum Psikiatrikum

3. Visum et Repertum Jenazah


•Visum et Repertum Pemeriksaan luar.
•Visum et Repertum Luar dan Dalam.

4. Expertise
Adalah keterangan ahli kedokteran tentang barang bukti yang
berasal dari tubuh manusia.
15
• Visum et Repertum Sementara.
o Diterbitkan apabila Polisi meminta segera dalam rangka proses penahanan pelaku,
kesimpulan hanya berisi jenis kekerasan dan benda penyebab sedangkan derajat
luka dan sebab kematian tidak dicantumkan oleh karena belum dapat ditentukan
oleh dokter atau korban masih dalam perawatan.
o Visum et Repertum sementara dapat dibuat apabila Penyidik memerlukan untuk
menahan pelaku, mencari alat / barang bukti yang digunakan oleh pelaku.
o VeR Lanjutan adalah VeR yang dibuat apabila korban pindah rawat atau pindah
Rumah Sakit.
• Visum et Repertum Psikiatrikum.
o Yaitu keterangan dokter spesialis kedokteran jiwa yang berbentuk surat sebagai hasil
pemeriksaan kesehatan jiwa seseorang di fasilitas pelayanan kesehatan untuk
kepentingan penegakan hukum. Pemeriksaan dilaksanakan paling lama 14 hari.
o Dasar hukum VeRP: Permenkes No. 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Pemeriksaan
Kesehatan Jiwa untuk Kepentingan Penegakan Hukum.

Hasil pemeriksaan tidak boleh diberikan tanpa ada


surat permintaan VeR secara tertulis dari Kepolisian
16
Yang berhak meminta Visum et Repertum:

17
Alur Pelayanan Medikolegal di RS

18
Contoh
Form Visum et Repertum
Rape Kit
Rape Kit
DI ISI SETELAH
SELESAI PEMERIKSAAN
DAN AKAN DI TINDAK’
LANJUTI OLEH PENYIDIK
MOHON DIBACA
PERTANYAAN DIAJUKAN DGN
BAHASA YG DISESUAI DGN UMUR
KORBAN.
HINDARI PERTANYAAN SECARA
VULGAR
CELANA DALAM YANG DIKUMPULKAN ADALAH CELANA DALAM YANG DIPAKAI WAKTU KEJADIAN.
KUMPULKAN BENDA2 ( DAUN –TANAH – KOTORAN ) YG MELEKAT PADA BAJU / TUBUH KORBAN
MASUKKAN PAKAN LUAR
( BAJU /ROK ATAU CELANA PANJANG
SWAB CAIRAN ( SPERMA /DARAH /LIDAH )
YG MELEKAT PADA TUBUH KORBAN.
APABILA DLM KEADAAN KERING
BASAHI SWAB DGN Nacl 0.9 %
- LETAKKAN LEMBARAN KERTAS
PUTIH DIBAWAH BOKONG
KORBAN DGN POSISI LITOTOMI .
- SISIR RAMBUT KEMALUAN KORBAN
DARI ARAH PERUT KEBAWAH. HINGGA
RAMBUT JATUH DIKERTAS PUTIH.
. LIPAT KEMBALI KERTAS SPERTI
SEBELUM DIBUKA.
-CAKUP 5 LEMBAR RAMBUT KEMALUAN
KORBAN UTK PEMBANDING.
CABUT SEKITAR LIMA LEMABAR 9BERSERTA AKAR RAMBUTNYA)
UNTUK PEMBANDING
*AMBIL SWAB 2 KALI ( BAG. LUAR & DLM ALAT
KELAMIN )
•USAPKAN PADA KACA OBYEKTIF HSIL SWAB LUAR &
DLM.
•*KERINGKAN PADA SUHU KAMAR .
• SETELAH KERING MASUKAN
•KEMBAKI PD WADAHNYA..
PD KASUS SODOMI LAKUKAN
SPT PADA SWAB VAGINA
APABILA ADA RIWAYAT KORBAN DISURUH
MENHISAP ALAT KELAMIN PELAKU, LAKUKAN
SWAB MULUT (PIPI BAGIAN DLAM ) .
CABUT RAMBUT KEPALA
SEKITAR 5 LEMABR DGN AKAENYA
SEBAGA I PEMBANDING BILA
DITEMUKAN LEPASAN RAMBUT
LAIN PADA TUBUH KORBAN.
URIN DIAMBIL UTK PEMERIKSAAN
KEHAMILAN TES NARKOBA.
BILA DIBUTUHKAN DARAH
DPT DIAMBIL UTK PEMERIKSAAN
TOKSIKOLOGI & IMUNOLOGI
TERIMA KASIH

38

Anda mungkin juga menyukai