Monitoring Intraoperatif
Monitoring Intraoperatif
Disusun oleh :
Ailen – 112019009
Meilanessa Karina Dhebata – 112021150
Netalia – 112021301
Januar Ronan Ramadhan - 112021108
Tanpa Alat
Dengan cara inspeksi melalui gerakan dada perut baik saat bernafas spontan atau nafas kendali dan gerakan kantong cadang apakah sinkron. Untuk oksigenasi
warna mukosa bibir, kuku pada ujung jari dan darah pada luka bedah apakah pucat.
Stetoskop
Dengan stetoskop precordial atau esofageal dapat didengar suara pernafasan
Pulse Oxymetri
Dengan saturasi oksigen dapat mengetahui frekuensi nadi dan adanya disritmia
Kapnometri
Mengetahui secara kontinu kadar CO2 dalam udara inspirasi atau ekspirasi
Monitoring Suhu Tubuh
Stimulasi saraf untuk mengetahui apakah relaksasi otot sudah cukup baik atau sebaliknya
setelah selesai anestesi apakah tonus otot sudah kembali normal dengan kriteria:
- Parameter non respirasi: kemampuan membuka mata, menjulurkan lidah, kekuatan pegang
tangan, mengangkat kepala sekurangnya 5 detik, dan kememampuan batuk secara efektif
- Parameter respirasi: volume tidal yang adekuat, kepasitas vital sekurang-kurangnya 15-20
ml/kgBB, kekuatan inspirasi pada tekanan negative 20-25 cmH2O.
Monitoring Sistem saraf
Pada pasien sehat sadar oksigenasi pada otaknya adekuat kalau orientasi
terhadap personal, waktu dan tempat baik.
Pada pasien tidak sadar monitoring terhadap SSP, dikerjakan dengan
cara memeriksa reflek pupil terhadap cahaya, respon terhadap trauma
pembedahan, respon respon otot apakah ralaksasi cukup baik atau tidak.
Monitoring Khusus
Monitoring tambahan biasanya digunakan pada bedah mayor atau bedah khusus seperti
jantung, bedah otak posisi telungkup atau duduk.
Ketiga alat yang digunakan ialah oksimeter denyut, infra red CO2, dan analisa zat
anestetik. Akan tetapi ketiga alat ini ada yang memasukan kedalam monitoring standar.
TERIMA KASIH
Daftar pustaka