Administrasi Pemerintahan Daerah
Administrasi Pemerintahan Daerah
PEMERINTAHAN DAERAH
Prasetyo Isbandono
ADMINISTRASI PEMDA
SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH DI
INDONESIA
(Dalam Koridor UU23/2014)
Mengapa masyarakat kecewa?
Monopoli 1%
Sarana prasarana 5%
Pembanding 9%
Pelayanan
Buruk 68%
4
BAGAIMANA MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN OLEH
PEMERINTAH
DEKONSENTRASI
(PEMERINTAH WILAYAH/FIELD ADMINISTRATION)
FUNCTIONAL FIELD
ADMINISTRATION;
KANDEP/KANWIL
INTEGRATED FIELD
ADMINISTRATION;
KEPALA WILAYAH
PEMERINTAH PUSAT
POWER SHARING
1. OTONOMI TERBATAS
(ULTRA VIRES)
2. OTONOMI LUAS (GENERAL
COMPETENCE)
DESENTRALISASI
(PEMERINTAH DAERAH)
DIMENSI DAN DERAJAT DESENTRALISASI
Desentralisasi penting utk :
Stabilitas politik;
Pemberian pelayanan yg efektif;
Pengurangan kemiskinan;
Keadilan. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 155).
INTISARI DESENTRALISASI :
PEM PEM
FEDERAL PUSAT
DAERA
NEGARA NEGARA DAERAH
H
BAGIAN BAGIAN OTONO
OTONO
/PROV M
/PROV M
Di negara federalis, kekuasaan pemerintahan NEGARA
BAGIAN/PROVINSI sangat luas mencakup kekuasaan eksekutif,
legislatif dan yudikatif.
Di bawah pemerintah nasional terdapat entitas yang lebih kecil
berbentuk negara bagian (spt USA) atau provinsi (spt Canada).
1. Dampak Positif
Desentralisasi geografis :
Membagi wilayah negara kedalam wilayah yg lebih kecil dan
menjadikannya menjadi batas yurisdiksi kewenangannya.
Kriteria yg digunakan dpt berupa jumlah penduduk, bahasa dan
tradisi, skala ekonomi.
Desentralisasi fungsional :
Distribusi kewenangan dan tanggung jawab negara ke dalam
entitas pemerintahan yang berbeda fungsinya, misalnya distrik
pelayanan, daerah otonom dlsb. Dlm praktek, desentralisasi
geografis dan desentralisasi fungsional dipadukan jadi satu.
Desentralisasi politik dan administratif :
* Dekonsentrasi
Adalah pengalihan beban administratif dari kantor-
kantor pemerintah pusat yang berlokasi di ibukota
negara kpd staf lapangan bawahan yg berada di
propinsi atau distrik. tidak mencakup transfer
kewenangan membuat keputus an dan otonomi dr
pemerintah pusat.
Dekonsentrasi dpt mrpkn langkah awal utk
desentralisasi.
* Delegasi :
Derajat yg lebih intensif dari dekonsentrasi adalah delegasi.
Organisasi yg dpt menerima delegasi adalah :
a. secara teknis dan administratif mampu utk menjalankan
fungsi-fungsi spesifik;
b. mungkin dibebaskan dari aturan pemerintah pusat
mengenai pengaturan personilnya;
c. dimungkinkan utk mengenakan pungutan secara
langsung terhadap pelayanan yg diberikan;
d. memiliki kewenangan yg luas utk merencanakan dan
melaksanakan keputusan tanpa supervisi langsung dr
departemen di tingkat pusat; (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001
: 158).
menciptakan kesejahteraan.
bagaimana menjadikan Pemda sebagai instrumen
untuk menciptakan kesejahteraan
DAERAH
Pasal 9
PUSAT
KEBIJAKAN
DESENTRALISASI
Penyerahan Urusan
Pemerintahan
Pasal 21
ELEMEN DASAR PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH PUSAT
Pembinaan,
Pengawasan,
Supervisi,
Monev Fasilitasi
Kab/Kota PELAYANAN
melaksanakan Otda OPTIMAL
KEBIJAKAN DESENTRALISASI
DARI WAKTU KE WAKTU
UU 32/2004
UU 22 / 1999
desentralisasi dominan
UU 5 / 1974
dekonsentrasi dominan
UU 18 / 1965
desentralisasi dominan
PENPRES 6 / 1959
dekonsentrasi dominan
UU 1 / 1957
desentralisasi dominan
UU 22 / 1948
desentralisasi dominan
UU 1 / 1945
dekonsentrasi dominan
DESENTRALISATIE WET 1903
dekonsentrasi dominan
SEJARAH PANJANG UU OTDA DI
INDONESIA
1. UU 1/1945 TENTANG PERATURAN MENGENAI KOMITE
NASIONAL DAERAH
2. UU 22/1948 TENTANG POKOK2 PEMERINTAHAN DAERAH
3. UU NIT 44/1950
4. UU 1/1957 TENTANG POKOK2 PEMERINTAHAN DAERAH
5. UU 6/1959 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN
UMUM KEPADA DAERAH OTONOM
6. UU 18/1965 TENTANG DESENTRALISASI
7. UU 5/1974 POKOK2 PEMERINTAHAN DAERAH
8. UU 5/1979 TENTANG PEMERINTAHAN DESA
9. UU 22/1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
10. UU 32/2007 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
37
PENATAAN KEWENANGAN
FILOSOFI OTONOMI DAERAH:
URUSAN PEMERINTAHAN
CONCURRENT
ABSOLUT (Urusan bersama
(Mutlak urusan Pusat) Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)
44
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
WAJIB
PILIHAN
berkaitan dengan tidak berkaitan
pelayanan dasar dengan pelayanan
dasar
1. lingkungan hidup;
2.
3.
pangan;
administrasi kependudukan dan
1. kelautan dan
pencatatan sipil; perikanan;
4. Pengendalian penduduk dan
1. Pendidikan; keluarga berencana;
2. pariwisata;
2. kesehatan; 5. Perhubungan; dan 3. pertanian;
3. Pekerjaan umum; 6. tenaga kerja;
7. pertanahan; 4. kehutanan;
4. sosial;
5. Perumahan Rakyat;
8.
9.
Komunikasi dan informatika;
Koperasi, usaha kecil, dan
5. energi dan
6. ketentraman dan menengah; sumberdaya
ketertiban umum serta 10. Penanaman modal;
11. Kepemudaan dan olah raga;
mineral;
perlindungan
masyarakat;
12. Pemberdayaan masyarakat desa; 6. perdagangan
13. Pemberdayaan perempuan
perlindungan anak; ;
14.
15.
Statistik;
Persandian;
7. perindustria
16. Kebudayaan; n; dan
17. Perpustakaan; dan
18. Kearsiapan.
8. transmigrasi.
45 22
Pasal
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
URUSAN PEMERINTAHAN
dilimpahkan kepada
GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA
WILAYAH KERJA ADMINISTRASI
PENATAAN KELEMBAGAAN
URUSAN PEMERINTAHAN
PEMETAAN
KEMENTERIAN/LPNK
Melakukan pemetaan prioritas urusan Dasar untuk memfasilitasi
wajib dan urusan pilihan dari provinsi daerah dalam pelaksanaan
dan kab/kota yang dikoordinasikan urusan wajib dan urusan
pilihan secara nasional
dengan Menteri Dalam Negeri.
Sinergi Pembangunan
Pusat dan Daerah
WAJIB PILIHAN mencapai tujuan nasional
PENATAAN PERSONIL