Anda di halaman 1dari 34

PEMERIKSAAN FISIK

HEAD TO TOE
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara
keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk
memperoleh data yang sistematif dan komperehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. (Dewi
Sartika, 2010)
TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK

1. INSPEKSI
Merupakan proses observasi dengan menggunakan mata.
Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik. Inspeksi adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan. (Dewi Sartika, 2010)
2. PALPASI
Dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau
rabaan. Metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri-
ciri jaringan atau organ. Palpasi adalah teknik
pemeriksaan yang menggunakan indra peraba; tangan
dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan dan
organ seperti ; temperature, keelastisan, bentuk, ukuran,
kelembaban dan penonjolan. (Dewi Sartika, 2010)
3. PERKUSI
Merupakan metode pemeriksaan dengan cara mengetuk, dengan
tujuan untuk menemukan batas-batas organ atau bagian tubuh
dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya
gerakan yang diberikan ke bawah jaringan.
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian
permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian
tubuh lainnya dengan menghasilkan suara, yang bertujuan untuk
mengidentifikasikan batas atau lokasi dan konsistensi jaringan.
(Dewi Sartika, 2010)
4. AUSKULTASI
Merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop
untuk memperjelas pendengaran.
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya
menggunakan alat yang disebut stetoskop. Hal-hal yang didengarkan
adalah : bunyi jantung, suara nafas dan bising usus. (Dewi Sartika,
2010)
PRINSIP-PRINSIP
a. Kontrol infeksi
b. Kontrol lingkungan
c. Komunikasi
d. Privasi dan kenyamanan klien
e. Sistematis dan konsistensi
f. Berada di sisi kanan klien
g. Efisiensi
h. dokumentasi
TUJUAN
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat keperawatan
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnose keperawatan
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
klien dan penatalaksanaan
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
PROSEDUR
A. Persiapan
a. Alat
Meteran, timbangan BB, penlight, stetoskop, tensimeter/sphygmanometer,
thermometer, arloji/stopwatch, relfeks hammer, otoskop, handscoon bersih, tissue
dan buku catatan perawat.
b. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dan cukup penerangan.
c. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk rileks
B. Prosedur Pemeriksaan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan pasang handscoon
bila diperlukan
4. Pemeriksaan umum meliputi :
 Penampilan umum
 Status mental
 Nutrisi
2. PEMERIKSAAN TANDA-
TANDA VITAL
1. PEMERIKSAAN NADI
Memeriksa denyut nadi merupakan indikator menilai sistem kardiovaskular.
Denyut nadi dapat diperiksa mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dengan alat
elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi ini dilakukan
pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brakialis pada siku bagian
dalam, arteri dorsalis pedis, atau arteri frontalis pada ubun bayi, guna mengetahui
denyut nadi (irama, frekuensi) dan menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.
Alat dan Bahan :
• Arloji (jam) atau stopwatch
• Buku catatan tanda vital
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur pada pasien
• Atur posisi pasien
• Letakkan kedua lengan di sisi tubuh dengan kedudukan volar
• Tentukkan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
• Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari ke II, III dan IV. Tentukan
frekuensinya, jumlah denyut nadi per menit dan irama (teratur atau tidak)
• Cuci tangan
• Catat hasil
2. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu sebagai berikut :
a. Metode langsung, merupakan metode yang menggunakan kanula atau jarum yang
dimasukkan ke dalam pembuluh darah dengan manometer dan metode ini
merupakan cara yang paling tepat untuk menemukan tekanan darah, tetapi
memerlukan persyaratan dan keahlian khusus.
b. Metode tak langsung, merupakan metode yang menggunakan dua cara, yaitu
sebagai berikut :
 Cara palpasi yang mengukur tekanan sistolik
 Cara auskultasi yang mengukur tekanan sistolik dan distolik. Cara ini
memerlukan stetoskop.
Alat dan Bahan :
• Sphygmanometer
• Stetoskop
• Buku catatan tanda vital
Prosedur Kerja :
Cara palpasi
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur pada pasien
• Atur posisi pasien
• Letakkan tangan yang hendak diukur tekanan darah dengan kedudukan volar
• Lengan baju dibuka
• Pasang manset pada lengan kanan atas sekitar 3 cm di atas fosca cubiti (jangan terlalu ketat atau longgar)
• Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra
• Pompakan udara ke dalam manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
• Pompakan terus setinggi manometer 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba
• Palpasikan pada daerah denyut nadi arteri dan keluarkan udara dalam manset secara pelan-pelan dan
berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara yang berlawanan arah dengan jarum jam
• Catat hingga mmHg pada manometer di mana arteri pertama berdenyut kembali
• Nilai pertama menunjukkan sistolik secara palpasi
• Cuci tangan
• Catat hasil
Cara Auskultasi
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur pada pasien
• Atur posisi pasien
• Letakkan tangan yang hendak diukur tekanan darah dengan kedudukan volar
• Lengan baju dibuka
• Pasang manset pada lengan kana atas sekitar 3 cm di atas fosca cubiti (jangan terlalu ketat atau longgar)
• Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra
• Pompakan udara ke dalam manset samapi denyut nadi arteri radialis tidak teraba dengan di atas rata-rata
tekanan normal
• Letakkan stetoskop pada arteri brakialis dan dengarkan
• Keluarkan udara dalam manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam
• Catat hingga mmHg pada manometer di mana arteri pertama berdenyut kembali
• Catat tinggi mmHg pada manometer :
a. Fase Korotkoff I
Menunjukkan besarnya tekanan distolik secara auskultasi
b. Fase Korotkoff IV/V
Menunjukkan besarnya tekanan diastolic secara auskultasi
• Cuci tangan
• Catat hasil
3. PEMERIKSAAN PERNAPASAN
Pemeriksaan pernapasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat
proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan.

Alat dan Bahan :


• Arloji (jam) atau stopwatch
• Buku catatan tanda vital
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur pada pasien
• Atur posisi pasien dengan posisi telentang
• Hitung frekuensi dan irama pernapasan
• Cuci tangan
• Catat hasil
4. PEMERIKSAAN SUHU
Pemeriksaan suhu dapat dilakukan melalui oral, rektal, dan aksila yang digunakan
untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu menentukan dini suatu
penyakit.

Alat dan Bahan :


• Termometer
• Tiga buah botol, sebagai berikut:
- botol pertama berisi larutan sabun
- botol kedua berisi larutan desinfektan
- botol ketiga berisi air bersih
• Bengkok
• Kertas/tissue
• Vaseline
• Buku catatan tanda vital
• Sarung tangan
Prosedur kerja :
Pemeriksaan suhu secara oral
 Cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Jelaskan prosedur pada pasien
 Atur posisi pasien
 Tentukan letak bawah lidah
 Turunkan suhu termometer dibawah 34-35 derajat celcius
 Letakan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
 Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit
 Angkat termometerdan baca hasilnya
 Catat hasil
 Bersihkan termometer dengan kertas/tissue
 Cuci dengan air sabun dan disenfektan. Bilas dengan air bersih lalu keringkan
Pemeriksaan suhu secara rektal
 Cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Jelaskan prosedur pada pasien
 Atur posisi pasien dengan posisi sim atau miring
 Pakaian diturunkan sampai kebawah gluteal
 Tentukan thermometer, standarkan pada nilai nol, lalu oleskan Vaseline
 Letakkan telapak tanagan pada sisi gluteal pasien dan masukkan thermometer ke dalam
rektal. Jaga jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu
 Setelah 3-5 menit angkat thermometer
 Catat hasil
 Bersihkan thermometer dengan kertas/tissue
 Cuci dengan air sabun dan desinfektan. Bilas dengan air bersih lalu keringkan
Pemeriksaan suhu secara aksila
 Cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Jelaskan prosedur pada pasien
 Atur posisi pasien
 Tentukan letak aksila dan bersihkan menggunakan tissue
 Turunkan thermometer dibawah suhu 34-35 derajat celcius
 Letakkan thermometer pada daerah aksila dengan lengan pasien di lipatkan ke dada
 Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan di baca hasilnya
 Catat hasil
 Bersihkan thermometer dengan kertas/tissue
 Cuci dengan air sabun dan disenfektan. Bilas dengan air bersih lalu keringkan.
3. PEMERIKSAAN ANGGOTA TUBUH
I. KEPALA
Tujuan :
• mengetahui bentuk dan fungsi kepala
• mengetahui yang terdapat di kepala
Persiapan Alat :
• lampu
• sarung tangan ( jika diduga yang terdapat di kepala)
Prosedur pelaksaan :
• Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kebersihan
rambut dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah dan distribusi rambut.
• Palpasi : adanya pembangkakan/penonjolan, dan tekstur rambut.

II. MATA
Tujuan :
• Mengetahui bentuk dan fungsi mata
• Mengetahui adanya kelainan pada mata
Persiapan alat :
• Senter kecil
• Surat kabar atau majalah
• Kartu Snellen
• Penutup mata
• Sarung tangan
Prosedur pelaksanaan:
• Inspeksi : bentuk bola mata, kesimetrisan, keadaan kelopak mata, konjungtiva, sklera, keadaan pupil kiri dan
kanan, ketajaman penglihatan, penggunaan kacamata/lensa dan respon terhadap bahaya.
• Palpasi : adanya massa (benjolan) dan peningkatan tekanan bola mata.

III. Telinga
Tujuan :
• Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran.
Persiapan alat :
• Arloji berjarum detik
• Garputala
• Speculum telinga
• Lampu kepala
Prosedur pelaksanaan :
• Inspeksi : daun telinga, keadaan liang telinga, tanda-tanda pendengaran, pengeluaran cairan, intregritas,
warna dan fungsi pendengaran.
• palpasi : nyeri tekan pada kartilago dan tulang mastoid.
Pemeriksaan Telinga dengan Menggunakan Garpu Tala
a. Pemeriksaan Rinne
• Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak atau buku jari tangan yang
berlawanan
• Letakkan tangkai garpu tala pada prosesus mastoideus klien
• Anjurkan klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran lagi
• Angkat garpu tala dan dengan cepat tempatkan di depan lubang telingan klien 1-2 cm dengan
posisi garpu tala terhadap lubang telinga luar klien
• Instruksikan klien untuk memberi tahu apakah ia masih mendengarkan suara atau tidak
• Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut
b. Pemeriksaan Webber
• Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak atau buku jari yang berlawanan
• Letakkan tangkai garpu tala di tengah puncak kepala klien
• Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga atau lebih jelas pada
salah satu telinga
• Catat hasil pemeriksaan dengan pendengaran tersebut
IV. HIDUNG
Tujuan :
• Mengetahui bentuk dan fungsi hidung
• Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya inflamasi atau infeksi
Persiapan Alat :
• Spekulum hidung
• Senter kecil
• Lampu penerang
• Sarung tangan
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi : keadaan septum, bentuk, ukuran, warna, kesimetrisan, pendarahan, pengeluaran cairan, polip
dan kelainan yang terjadi pada hidung
• Palpasi dan Perkusi : frontalis dan maksilaris (bengkak, nyeri dan septum deviasi)
V. MULUT DAN BIBIR
Tujuan :
• Mengetahui bentuk kelainan mulut
Persiapan Alat :
• Senter kecil
• Sudip lidah
• Sarung tangan bersih
• Kasa
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi dan Palpasi Struktur Luar : warna mukosa mulut dan bibir, tekstur, lesi dan stomatitis
• Inspeksi dan Palpasi Struktur Dalam : gigi lengkap/penggunaan, gigi palsu, pendarahan/radang gusi,
kesimetrisan, warna, posisi lidah dan keadaan langit-langit

VI. LEHER
Tujuan :
• Menentukan struktur integritas leher
• Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan
• Memeriksa sistem limfatik
Persiapan Alat :
• Stetoskop
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi : bentuk leher, kesimetrisan, adanya pembengkakan, peningkatan JVP dan warna kulit
• Inspeksi dan Auskultasi Arteri Karotis : lokasi pulsasi
• Inspeksi dan Palpasi Kelenjar Tiroid : nodus/difus, pembesaran batas, konsistensi, nyeri,
gerakan/perlengketan pada kulit, kelenjar limfe (letak, konsistensi, nyeri dan pembesaran) dan
kelenjar parotis (letak dan terlihat/teraba)
• Auskultasi : bising pembuluh darah
VII.DADA DAN PUNGGUNG
Posisi Klien : berdiri, duduk dan baring
Prosedur Pelaksanaan :
A. Sistem Pernapasan
Tujuan :
• Mengetahui frekuensi, sifat dan irama pernafasan
• Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi, keadaan kulit dan dinding dada
• Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan dan traktil premitus
Persiapan Alat :
• Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas (frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan), warna kulit, lesi, edema dan
pembengkakan/penonjolan
• Palpasi : simetris, pergerakan dada, massa, lesi dan tractile fremitus
• Perkusi : paru dan eksrusi diafragma
• Auskultasi : suara nafas, trakea dan brokus
B. Sistem Kardiovaskular
Tujuan :
• Mengetahui ketidaknormalan denyut jantung
• Mengetahui bentuk dan ukuran jantung secara kasar
• Mengetahui bunyi jantung normal dan abnormal
• Mendeteksi gangguan kardiovaskular
Persiapan Alat :
• Stetoskop
• Senter kecil
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi : muka bibir, konjungtiva, vena jugularis dan arteri karotis
• Palpasi : denyutan
• Perkusi : ukuran, bentuk dan batas jantung
• Auskultasi : bunyi jantung dan arteri karotis

VIII.DADA DAN AKSILA


Tujuan :
• Mengetahui adanya massa atau ketidakteraturan dalam jaringan payudara
• Mendeteksi awal adanya kanker payudara
Persiapan Alat :
• Sarung tangan sekali pakai (jika diperlukan)
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi payudara : integritas kulit
• Palpasi payudara : bentuk, simetris, ukuran, aerolla, puting dan penyebaran vena
• Inspeksi dan Palpasi Aksilla : nyeri, pembesaran nodus limfe dan konsistensi
IX. ABDOMEN
Posisi Klien : berbaring
Tujuan :
• Mengetahui bentuk dan gerakan-gerakan perut
• Mendengarkan suara peristaltik usus
• Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam rongga perut dan benjolan dalam perut
Alat dan Bahan :
• Stetoskop
• Penggaris kecil
• Pensil gambar
• Bantal kecil
• Pita pengukur
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi : kuadran dan simetris, kontur permukaan, warnna kulit, lesi, scar, ostomy, distensi, tonjolan, pelebaran vena,
kelainan umbilicius dan gerakan dinding perut
• Auskultasi : suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran dan suara pembuluh darah dan friction rub : aorta, aorta
renalis dan aorta illiaka
• Perkusi semua Kuadran : mulai dari kuadran kanan atas bergerak searah jarum jam, perhatikan jika klien merasa nyeri
dan bagaimana kualitas bunyinya
• Perkusi Hepar : batas
• Perkusi Limfa : ukuran dan batas
• Perkusi Ginjal : nyeri
• Palpasi semua Kuadran : massa, karakteristik organ, adanya asistes, nyeri irregular, lokasi dan nyeri
X. EKSTREMITAS ATAS (BAHU, SIKU DAN TANGAN)
Tujuan :
• Memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
• Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu
Alat :
• Meteran
• Posisi pasien berdiri atau duduk
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi Struktru Muskuloskletal : simetris, pergerakan, integritas ROM, kekuatan dan tonus otot
• Palpasi : denyutan aorta brakialis dan aorta radialis

XI. EKSTREMITAS BAWAH (PANGGUL, LUTUT, PERGELANGAN KAKI DAN TELAPAK KAKI)
Prosedur Pelaksanaan :
• Inspeksi Struktur Muskulokletal : simetris, pergerakan, integritas ROM, kekuatan dan tonus otot
• Palpasi : denyutan aorta femoralis, aorta poplitea dan aorta derails pedis

XII.GENETALIA
Posisi Klien : pria berdiri dan wanita lithotomy
Tujuan :
• Melihat dan mengetahui organ-organ yang termasuk dalam genetalia
• Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia
• Melakukan perawatan genetalia
• Mengetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil
Alat dan Bahan :
• Lampu yang dapat diatur pencahayaannya
• Sarung tangan
Pemeriksaan Rektum
Tujuan :
• Mengetahui kondisi anus dan rectum
• Menentukan adanya massa atau bentuk tidak teratur dari dinding rektal
• Mengetahui integritas spingter anal eksternal
• Memeriksa kanker rektal
Alat :
• Sarung tangan sekali pakai
• Zat pelumas
• Penetangan untuk pemeriksaan
Prosedur pelaksanaan :
1. Wanita
• Inspeksi Genetalia Eksternal : mukosa kulit, integritas kulit, contour simetris, edema dan pengeluaran
• Inspeksi Vagian dan Servik : integritas kulit, massa dan pengeluaran
• Palpasi Vagina, Uterus dan Ovarium : letak ukuran, konsistensi dan massa
• Pemeriksaan Anus dan Rektum : feses, nyeri, massa edema, haemoroid, fistula ani pengeluaran dan
pendarahan
2. Pria
• Inspeksi dan Palpasi Penis : integritas kulit, massa dan pengeluaran
• Inspeksi dan Palpasi Skrotum : integritas kulit, ukuran, bentuk, turunan, testes, mobilitas,
massa, nyeri dan tonjolan
• Pemeriksaan Anus dan Rektum : feses, nyeri, massa, edema, haemoroid, fistula ani,
pengeluaran dan pendarahan
EVALUASI
Perawat bertanggung jawab untuk asuhan keperawatan yang
mereka berikan dengan mengevaluasi hasil intervensi keperawatan.
Keterampilan pengkajian fisik meningkatkan evaluasi tindakan
keperawatan melalui pemantauan hasil asuhan fisiologis dan perilaku.
Perawat membuat pengukuran yang akurat, terperinci dan objektif
melalui pengkajian fisik. Pengukuran tersebut menentukan tercapainya
atau tidak hasil asuhan yang di harapkan
DOKUMENTASI
Data di dokumentasikan berdasarkan format SOAPIE, yang hampir sama dengan
langkah-langkah proses keperawatan. Format SOAPIE, terdiri dari :
1. Data (riwayat) Subjektif, yaitu apa yang dilaporkan klien
2. Data (fisik) Objektif, yaitu apa yang di observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi
3. Assessment (pengkajian), yaitu diagnose keperawatan dan pernyataan tentang
kemajuan atau kemunduran klien
4. Plan (perencanaan), yaitu rencana perawatan klien
5. Implementation (pelaksanaan), yaitu intervensi keperawatan dilakukan
berdasarkan rencana
6. Evaluation (evaluasi), yaitu tinjauan hasil rencana yang sudah di
implementasikan

Anda mungkin juga menyukai