Anda di halaman 1dari 10

Produk Kearifan

Lokal
Kelompok 4
Arini Nabilatul (02) Diah Ayu W (09)
Chaterina Fatma (07) Sintya Dwi A (37)
kearifan lokal adalah pengetahuan yang lahir melalui
kumpulan pengalaman. Kemudian, pengalaman ini
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya
dan keadaan alam suatu tempat yang menjadikan ciri
khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal.
jadi produk kearifan lokal adalah produk yang terealisasikan dari
pengalaman masyarakat Indonesia yang kreatif dalam membuat
karya kerajinan . Kelompok kami mengambil contoh dengan
kepandaian masyarakat Indonesia dalam menganyam dan kami
memilih produk anyaman Enceng gondok
Tas Anyaman Enceng Gondok
Enceng gondok adalah tanaman berakar serabut yang
biasa dijumpai di rawa, sungai, hingga danau. Oleh
sebagian orang, tanaman bernama latin Eichhornia
Crassipes ini, dipandang sebagai hama lantaran
mengganggu tanaman dan kualitas air.
Namun hal itu tidak berlaku bagi para pengrajin tas
anyaman di *Jogja* , mereka menganggap enceng
gondok sebagai bahan dasar yang bagus untuk
membuat produk kerajinan, termasuk tas. Dari
Tas Anyaman Enceng Gondok dari kejelian tangan merekalah kini tanaman enceng
daerah Yogyakarta gondok mulai diminati.
Filosofi
Eceng gondok merupakan tumbuhan yang mudah dibudidayakan, tumbuhan eceng
gondok pada awalnya didatangkan dari benua Amerika pada zaman Gubernur Jendral
Inggris, eceng gondok ini sebagai tanaman air punya bunga yang sangat cantik
sehingga disebut dengan water hyricinth. Tanaman eceng gondok secara masih
mendominasi perairan dan menjadi gulma dimana-mana setelah diketahui bahwa
eceng gondok mempunyai kadar solvisi yang tinggi. Namun eceng gondok ini
sekarang banyak diburu untuk dijadikan bahan baku anyaman , perabotan rumah
tangga seperti kursi dan juga penunjang fashion kekinian seperti tas dan juga dompet,
sekarang mereka menyadari bahwa tanaman yang dulunya gulma sekarang menjadi
bahan baku utama mudah dijumpai yang dapat membuahkan hasil bernilai tinggi
hanya dengan kemauan dan kreativitas untuk mengolahnya menjadi sebuah kerajinan
.
Perubahan dari tradisional ke modern
Sebelum adanya globalisasi beberapa peralatan penunjang aktivitas sehari-hari dalam
masyarakat menggunakan peralatan yang berbahan dari alam salah satunya seperti eceng
gondok. Masyarakat memilih eceng gondok untuk menjadi kerajinan anyaman dikarenakan
eceng gondok menjadi salah satu pencemaran sungai, dengan mengubah eceng gondok
menjadi kerajinan anyaman agar dapat mengurangi pencemaran sungai. Akan tetapi setelah
adanya globalisasi sejalan dengan itu pula kerajinan eceng gondok yang dahulu hanya
menjadikan produk seperti tas keranjang topi dan lain-lain sekarang mulai mengubah
kerajinan tersebut agar lebih menarik bagi para masyarakat bahkan bukan hanya di dalam
negeri saja tetapi juga di luar negeri. Para pengrajin mengubah produk kerajinan itu dengan
menambah Hiasan benang dengan berbentuk bunga ataupun dengan dengan pita dan model
mengikuti zaman sekarang dengan menyesuaikan outfit outfit para remaja masa kini
Globalisasi bentuk model tas
EXHIBIT 1 EXHIBIT 3
Proses Pembuatan

Untuk bahan baku eceng gondok, mula mula eceng gondok diambil dari
permukaan air, misalnya danau atau sungai. Kemudian potong batang eceng
gondok dan bagian daunnya dibuang. Eceng gondok yang baik untuk dibuat
anyaman biasanya memiliki tinggi sekitar 30cm, ukurannya besar dan sudah tua.
Kemudian batang eceng gondok dijemur di bawah cahaya
matahari sampai kering, batang eceng gondok ini
dikeringkan selama 2-3 hari atau satu minggu, hingga benar
benar kering. Nanti eceng gondok yang kering berubah
warna menjadi warna coklat.

Batang eceng gondok kering dipotong-potong supaya rapi,


kemudian dipres supaya pipih, menggunakan alat dari
bambu. Sesudah dipipihkan batang eceng gondok kering
bisa langsung dianyam atau bentuk dan ukurannya
disesuaikan dan kreasi apa yang akan dibuat. Supaya
anyamannya kuat pengrajin akan menggunakan lem sebagai
perekat
Thank You
For Attending!

Anda mungkin juga menyukai