Sejarah Internal Control (Revisi Ke-2)
Sejarah Internal Control (Revisi Ke-2)
INTERNAL
@Bambang Setiawan
Manajemen perusahaan diharuskan oleh hukum untuk
membentuk dan mempertahankan Sistem
Pengendalian Internal – SPI (Internal Control
System) yang memadai.
4 Tujuan Umum SPI
Ivar Kreuger
https://en.wikipedia.org/wiki/Ivar_Kreuger
Undang-Undang SEC Tahun 1933
Memiliki dua tujuan utama, yaitu:
(1) mensyaratkan para investor untuk menerima
Informasi keuangan dan berbagai Informasi penting
lainnya yang berkaitan dengan surat berharga yang
ditawarkan ke publik untuk dijual,
(2) melarang pembohongan, penyalahsajian, dan
penipuan lainnya dalam penjualan surat berharga.
Undang-Undang SEC Tahun 1934
(1) Membentuk Securities Exchange Commision (SEC) dan
memberdayakannya dengan kewenangan luas atas
semua aspek industry surat berharga, yang meliputi
kewenangan dengan standar audit.
(2) Mengharuskan berbagai perusahaan yang
diperdagangkan secara publik juga diaudit oleh auditor
independen (yaitu akuntan publik).
(3) Mengharuskan semua perusahaan yang bertanggung
jawab ke SEC untuk mempertahan sistem pengendalian
internal yang dievaluasi sebagai bagian dari audit
eksternal tahunan.
***Catatan: Bagian ini jarang ditegakkan. Penegakan baru dilakukan mulai
tahun 2002 dengan disahkannya Undang-Undang Sarbanes-Oxley.
(B) Undang-Undang Hak Cipta Tahun
1976
• Undang-Undang ini mengalami beberapa kali revisi,
menambahkan perangkat lunak dan berbagai hak cipta
intelektual lainnya ke dalam undang-undang
perlindungan hak cipta yang telah ada.
Enron scandal
https://en.wikipedia.org/wiki/Enron_scandal
WorldCom scandal
https://en.wikipedia.org/wiki/WorldCom_scandal
Adelphia Communications Corporation
https://en.wikipedia.org/wiki/Adelphia_Communications_Corporation