Anda di halaman 1dari 37

ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

KUALITAS HANDOVER PASIEN RAWAT INAP DI


RSUD BUDHI ASIH JAKARTA

NENENG HASANAH
20210920100036
 
 
 
 
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
JAKARTA, TAHUN 2023
Latar Belakang
 Mutu pelayanan
keperawatan merupakan
salah satu dari bagian
kualitas pelayanan
kesehatan yang ada di  Salah atu peran untuk
rumah sakit dapat meningkatkan mutu
kualitas pelayanan
keperawatan yaitu melalui
peningkatkan keselamatan
pasien.
Peningkatan
keselamatan pasien
juga dapat dilihat
Handover memiliki
dengan cara melakukan
fungsi untuk dapat
komunikasi efektif
mengkomunikasikan
dalam melakukan
informasi pasien untuk
handover (serah
memastikan
terima)
kesinambungan dalam
rencana perawatan dan
untuk memastikan
keselamatan pasien.
Latar belakang…,,

Fenomena saat ini yang dijumpai dalam pelayanan


keperawatan di rumah sakit terkait dengan komunikasi
perawat dalam kegiatan handover adalah kurang
informasi yang disampaikan, sering terjadi salah
persepsi, isi (content) komunikasi yang tidak fokus
tentang masalah pasien, sehingga perawatan harus
menanyakan ulang kepada perawat yang bertugas
sebelumnya
Tujuan penelitian
 Tujuan Umum : Menganalisa faktor yang
berhubungan dengan kualitas handover pasien
ruang rawat inap di RSUD Budhi Asih

Tujuan Khusus :
• Mengetahui hubungan faktor internal (usia, usia, jenis kelamin,
pendidikan, dan lama bekerja) perawat dengan kualitas
handover pasien ruang rawat inap di RSUD Budhi Asih
• Mengetahui hubungan faktor ekternal (kebisingan, kelelahan,
interupsi, komunikasi,dan pengetahuan) perawat dengan
kualitas handover pasien ruang rawat inap di RSUD Budhi Asih
Tinjauan Teori
Handover merupakan suatu cara yang
dilakukan oleh petugas kesehatan
professional untuk mengalihkan atau
mentransfer tanggung jawab dan
akuntabilitas untuk beberapa atau semua
aspek dari perawatan seorang atau
kelompok pasien ke orang lain atau grup
petugas kesehatan professional lainnya
secara sementara maupun selamanya
Tinjauan teori

SBAR adalah kerangka yang mudah untuk diingat,

mekanisme yang digunakan untuk menyampaikan

kondisi pasien yang kritis atau perlu perhatian dan

tindakan segera.
Kerangka teori
Kerangka Penelitian
Hipotesis Penelitian
 Terdapat hubungan faktor
internal (usia, jenis kelamin,
pendidikan, dan lama bekerja)
terhadap kualitas handover
pasien diruang rawat inap di
RSUD Budhi Asih

 Terdapat hubungan faktor


eksternal (kebisingan, kelelahan,
interupsi, komunikasi dan
pengetahuan) terhadap
handover pasien di ruang rawat
inap RSUD Budhi Asih
Metodologi penelitian
Desain penelitian ini adalah analitik
observasional dengan cross sectional
study
Penelitian ini bertujuan untuk mencari
tahu hubungan antara variabel
dependen dengan independen yang
mempengaruhi kualitas handover
perawat, dengan variabel terikat yaitu
interupsi, efisiensi, komunikasi, isi,
penilaian klinis, professional dan
kompetensi.
Metodologi penelitian..,,
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUD Budhi Asih
Waktu Penelitian
Dilaksanakan pada 1 Maret 2023 sampai dengan April 2023.
Sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh populasi berjumlah 172
responden.
HASIL PENELITIAN
Karateristik Frekuensi Presentase
Responden (n) (%)
Usia    
22-40 Tahun 126 73.3
41-55 Tahun 46 26.7
Jenis Kelamin    
Perempuan 124 72.1
Laki-laki 48 27.9
Lama Bekerja    
1-15 Tahun 130 75.6
16-30 Tahun 42 24.4
Pendidikan    
Vokasi 112 65.1
Profesi 60 34.9
Total 172 100
HASIL PENELITIAN
Variabel Prediktor Frekuensi Presentase
(n) (%)
Kebisingan    
Bising 53 30.8
Tidak Bising 119 69.2
Kelelahan    
Lelah 55 32.0
Tidak Lelah 117 68.0
Interupsi    
Interupsi 88 51.2
Tidak Interupsi 84 48.8
Pengetahuan    
Berpengetahuan 77 44.8
Kurang 95 55.2
Berpengetahuan
Komunikasi    
Tidak Buruk 71 41.3
Buruk 101 58.7
Total 172 100
Hasil penelitian

Kualitas Frekuensi Presentase


Handover (n) (%)

Kurang Efektif 66 38.4


Efektif 106 61.6
Total 172 100
Hasil Penelitian Bivariat

Variable Nilai p-value Nilai alpha

Usia 0.405 0.05

Jenis kelamin 0.405 0.05

Lama Kerja 0.293 0.05

pendidikan 0.320 0.05


Hasil Penelitian Bivariat

Variable Nilai p-value Nilai alpha

Kebisingan 0.00 0.05

kelelahan 0.00 0.05

interupsi 0004 0.05

pengetahuan 0.00 0.05

Komunikasi 0.00 0.05


Parameter ꞵ Std Error df Sig. Exp (ꞵ)
Kebisingan 1.250 .848 1 0.140 3.492
Kelelahan 2.915 .911 1 0.001 18.455
Interupsi 1.999 1.124 1 0.075 0.135
Pengetahuan 4.120 1.162 1 0.000 61.571
Komunikasi 3.818 .800 1 0.000 45.502
Constant 15.571 2.920 1 0.000 0.000

tabel diatas menunjukan bahwa ke lima


variable predictor memiliki nilai signifikan <
0.25, maka variable tersebut memiliki
pengaruh terhadap kualitas handover perawat.
95% C.I for EXP(B)

Parameter ꞵ S.E Wald df Sig. Exp (ꞵ) Lower Upper

Kebisingan 1.250 .848 2.176 1 0.140 3.492 0.663 18.387

Kelelahan 2.915 .911 10.237 1 0.001 18.455 3.094 110.081

Interupsi 1.999 1.124 3.164 1 0.075 0.135 0.015 1.226

12.577 6.316 600.215


Pengetahuan 4.120 1.162 1 0.000 61.571

Komunikasi 3.818 .800 22.764 1 0.000 45.502 9.483 218.340

Constant 15.571 2.920 28.429 1 0.000 0.000    

Berdasarkan tabel 5.13 hasil perhitungan uji wald yang telah dilakukan
untuk variable-variabel yang mempenaruhi kualitas handover Kerena nilai
tersebut > dari Z1-α/2 (1.96), sehingga dapat disimpulkan bahwa variable-
variabel independent diatas memiliki pengaruh terhadap variable dependen
yaitu kualitas handover perawat rawat inap.
Pembahasan
 Karateristik Responden
 Responden dalam penelitian ini sebanyak 172 perawat di RSUD
Budhi Asih mayoritas usia perawat dalam penelitian ini 22-40 tahun
lebih banyak dibandingkan dengan usia 41- 55 tahun.

 Hal ini disebabkan karena pada tahun 2016-2019 RSUD Budhi Asih
melakukan proses penerimaan pegawai perawat baru Non-ASN
khusus perawat dengan adanya penambahan unit baru dan
membutuhkan perawat dengan sertifikasi kekhususan atau
pelatihan tertentu. Tidak hanya itu semakin banyak jumlah pasien
yang ada di RSUD Budhi Asih dan peningkatan beban kerja perawat
sehingga mendorong kenaikan kebutuhan tenaga perawat
Pembahasan
 Responden dalam penelitian ini sebanyak 172 perawat di RSUD
Budhi Asih mayoritas berjenis kelamin perempuan dibandingkan
dengan laki-laki. Hal itu disebabkan karena adanya streotipe di
masyarakat yang menganggap perempuan lebih lemah lembut,
penyayang yang dangat dekat dengan tugas-tugas dalam profesi
perawat (Rahim & Irwansyah, 2016).
 Berdasarkan beberapa penelitian menunjukan bahwa jenis
kelamin yang lebih dominan sebagai profesi perawat adalah
perempuan dibandingkan dengan laki-laki karena pada proses
penempuhan pendidikan perempuan lebih banyak memilih
jurusan perawat dibandingkan laki-laki yang lebih banyak
memilih jurusan selain perawat (Rahmawati et al., 2021).
Pembahasan
 Responden dalam penelitina ini sebanyak 172 perawat di RSUD
Budhi Asih paling banyak memiliki masa kerja 1-15 tahun
dibandingkan dengan yang memiliki masa kerja 16-30 tahun.

 Hal itu disebabkan karena masa usia pension perawat di RSUD


Budhi Asih yang sudah diatur dalam peraturan pemerintah melalui
Surat Kepala BKN Nomor: K.26-30/V.119-2/99 tertanggal 3 Oktober
2017 tentang batas usia bagi ASN yang memegang jabatan
fungsional, yang mengacu pada pasal 239, Pasal 240, Pasal 354,
dan Pasal 355 Peraturan Pemerintah Nomor:  11 Tahun 2017, usia
pensiun perawat fungsional adalah 50 tahun (BKN, 2017).
Pembahasan
 Responden dalam penelitina ini sebanyak 172 perawat di RSUD Budhi Asih
paling banyak memiliki vokasi (D III Keperawatan) dibandingkan dengan
profesi ners. Hal ini disebabkan karena sebelum tahun 2017 Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta hanya memiliki kuota jabatan penerimaan tenaga
perawat dengan pendidikan D III, sehingga perawat di RSUD Budhi Asih
banyak berpendidikan D III daripada Profesi Ners.
 Pendidikan D III keperawatan menempuh waktu hanya tiga tahun untuk
pendidikan lebih cepat dibandingkan dengan profesi ners. Tetapi tidak
hanya itu dalam proses pendidikan, D III keperawatan mendapatkan
proses 60% teori dan 40 praktik, berbeda dengan profesi ners yang
dimana harus melewati pendidikan sarjana terlebih dahulu selama 4
tahun dan 100% teori, lalu dilanjutkan ke profesi ners selama satu tahun
Pembahasan
 Faktor-faktor (variabel predictor) yang mempengaruhi kualitas handover
dalam penelitian ini yaitu kebisingan, kelelahan, interupsi, pengetahuan
dan komunikasi. Hasil analisa univariat penelitian ini didapatkan frekuensi
perawat yang merasa terganggu dengan kebisingan dari suara alat- alat
kesehatan seperti monitor, syring pump, infuse pump, ventilator dan lain-
lain sebanyak 30.8% perawat, sedangkan pada kelelahan didapatkan hasil
frekuensi perawat yang mengalami kelelahan sebanyak 32% perawat. H

 asil analisa univariat pada variabel predictor interupsi didapatkan hasil


51.2% perawat, pada variabel predictor pengetahuan didapatkan hasil
kurangnya pengetahuan perawat sebanyak 55.2% perawat, dan variabel
predictor komunikasi dengan hasil komunikasi buruk didapatkan
sebanyak 58.7% perawat.
Pembahasan
 Berdasarkan hasil uji statsitik bivariate diperoleh nilai p-value =
0.405, artinya tidak ada hubungan signifikan antara faktor usia
terhadap kualitas handover perawat di ruang rawat inap.

 Usia merupakan sebuah variabel predictor yang tidak dapat


lepas dari responden atau individu sehingga perlu dianalisa
untuk dapat menentukan keterkaitan veriabel predictor usia
terhadap kualitas handover. Tetapi pada penelitian ini
membuktikan bahwa usia tidak memiliki hubungan terhadap
kualitas handover perawat di RSUD Budhi Asih
Pembahasan
 Berdasarkan hasil uji statsitik bivariate diperoleh nilai p-value = 0.109,
artinya tidak ada hubungan signifikan antara faktor lama kerja
perawat terhadap kualitas handover perawat di ruang rawat inap.
 Hal itu disebabkan mayoritas perawat hanya melakukan kegiatan
proses asuhan keperawatan yang monotone, yang hanya datang
untuk absen, operan dinas, menulis laporan catatan asuhan
keperawatan, kolaborasi dengan dokter, menyiapkan obat-obatan
pasien, setelah itu operan dinas dan pulang.
 Rutinistas perawat ini dapat menjadi salah satu faktor menurunkan
kualitas handover perawat. Hal ini sejalan dengan (Raeisi et al., 2019)
yang menyatakan lamanya masa kerja seseorang tidak akan dapat
merubah kebiasaan seseorang dalam melakukan pekerjaannya.
Pembahasan
 Hasil analisa bivariate hubungan kelelahan terhadap kualitas
handover pasien di ruang rawat inap di RSUD Budhi Asih
didapatkan nilai p-value = 0.000, yang artinya nilai p-value < 0.05,
sehingga kelelahan memiliki hubungan yang signifikan terhadap
kualitas handover pasien diruang rawat inap RSUD Budhi Asih.
 Menurut peneliti kelelahan pada perawta di ruang rawat inap di
Rumah Sakit dipengaruhi oleh beban kerja, karena kurangnya
tenaga perawat dalam satu shift. Hal itu akan mengakibatkan
ketidak stabilan emosi, kejenuhan, kelelahan fisik dan pikiran.
Pembahasan
 Hasil analisa bivariate hubungan interupsi terhadap kualitas handover pasien
di ruang rawat inap di RSUD Budhi Asih didapatkan nilai p-value = 0.004, yang
artinya nilai p-value < 0.05, sehingga interupsi memiliki hubungan yang
signifikan terhadap kualitas handover pasien diruang rawat inap RSUD Budhi
Asih. Interupsi merupakan penyelaan atau pemotongan pembicaraan
seseorang ketika seseorang sedang bicara (Spooner et al., 2016).

 Menurut peneliti terlalu banyak interupsi saat proses handover akan sangat
berpengaruh terhadap proses pemberian dan penerimaan informasi yang
didapat dan akan menghasilkan output yang tidak baik karena saat proses
interupsi terjadi maka akan mengalihkan kosentrasi baik pemberi informasi
maupun penerima informasi sehingga informasi tidak dapat secara lengkap
tersampaikan.
Pembahasan
 Hasil analisa bivariate hubungan pengetahuan terhadap kualitas
handover pasien di ruang rawat inap di RSUD Budhi Asih
didapatkan nilai p-value = 0.000, yang artinya nilai p-value < 0.05,
sehingga pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan
terhadap kualitas handover pasien diruang rawat inap RSUD
Budhi Asih.

 Menurut peneliti pengetahuan merupakan hal yang paling penting


dalam melakukan semua pekerjaan, karena semakin tinggi tingkat
pengetahuan maka pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
profesi mereka juga pasti akan memiliki kualitas baik.
Pembahasan
 Hasil analisa bivariate hubungan komunikasi terhadap kualitas
handover pasien di ruang rawat inap di RSUD Budhi Asih
didapatkan nilai p-value = 0.000, yang artinya nilai p-value < 0.05,
sehingga komunikasi memiliki hubungan yang signifikan
terhadap kualitas handover pasien diruang rawat inap RSUD
Budhi Asih.
 Komunikasi merupakan sebuah hal terpenting dari proses
handover karena dinama proses handover itu merupakan
sebuah penyampaian informasi melalui komunikasi. Menurut
(Sudresti et al., 2017)
Keterbatasan Penelitian

1.Perlunya penambahan variabel lain dalam


proses penelitian selanjutnya seperti peran
kepemimpinan kepala ruangan

2. Selain itu mungkin perlu adanya


penggunaak uji regresi linier sehingga dapat
mengetahui secara lebih akurat penilain
tentang kualitas handover di RSUD Budhi
Asih.
Kesimpulan
 Pada penelitian ini didapatkan karateristik responden mayoritas
memiliki
 usia 22-40 tahun sebanyak 73.3%
 responden, berjenis kelamin perempuan sebanyak 72.1%
 memiliki masa kerja 1-15 tahun sebanyak 75.6 % responden,
 memiliki pendidikan vokasi sebanyak 65.1% responden
 kebising sebanyak 30,8% dan tidak bising sebanyak 69.2%,
 kelelahan sebanyak 32% dan tidak lelah sebanyak 68%,
 interupsi sebanyak 51.2% dan tidak interupsi sebanyak 48.8%,
 berpengetahuan sebanyak 44.8% dan kurang berpengetahuan
sebanyak 55.2%,
 komunikasi tidak buruk sebanyak 41.3%, dan buruk sebanyak 58.1%.
 Analisa bivariate dengan uji non parametric chi-square
didapatkan pada faktor internal yaitu
 usia didapatkan nilai p-value = 0.405,
 jenis kelamin didapatkan nilai p-value= 0.109,
 lama kerja didapatkan nilai p-value=0.293,
 pendidikan didapatkan nilai p-value=0.320, yang
artinya nilai p-value > 0.05, sehingga faktor internal
tidak memiliki hubungan dengan kualitas handover
pasien di ruang rawat inap di RSUD Budhi Asih.
 Analisa bivariate dengan uji non parametric chi-
square didapatkan pada faktor ekternal yaitu
kebisingan, kelelahan, interupsi, pengetahuan dan
komunikasi
 didapatkan nilai p-value pada kebisingan,
kelelahan, pengetahuan dan komunikasi =0.000,
 sedangkan interupsi = 0.004, yang artinya p-value
< 0.05, sehingga dikatakan memiliki hubungan
terhadap kualitas handover.
Saran
 Saran
 Bagi Perawat
 Bagi perawat yang merupakan pemberi layanan kesehatan di harapkan dapat
melaksanakan handover dengan baik, karena salah satu faktor keselamatan
pasien dan kesinambungan perawat tergantung pada kualitas handover.
dengan cara meningkatkan keefektifan komunikasi, mengurangi gangguan
di sekitarnya dan mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan perawat.
 Bagi Instalasi Rumah Sakit
 Bagi instalasi rumah saikt diharapkan dapat mengatasi beberapa faktor yang
mempengaruhi handover. karena dengan makin bagus handover maka
pelayanan keselamatan pasien dirumah sakit makin terjamin mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut makin meningkat.
Terima kasih banyak

Anda mungkin juga menyukai