Maajemen Nutrisi Pelat Capd Okt 2019
Maajemen Nutrisi Pelat Capd Okt 2019
pasien CAPD
PENDAHULUAN
• Keadaan status nutrisi pasien dialisis rutin (HD dan CAPD) sangat
menentukan kualitas hidup pasien tersebut
• Status nutrisi yang buruk pada populasi ini menyebabkan angka
morbiditas dan mortalitas kardiovaskular menjadi tinggi
• Mengenal secara dini keadaan nutrisi pasien dialisis rutin akan dapat
mencegah atau memperbaiki keadaan gangguan nutrisi pasien
hemodialisis tersebut
NUTRISI
• Nutrisi adalah zat yang terkandung di dalam makanan yang berguna bagi
tubuh.
• Nutrisi juga disebut “gizi” substansi organik yang dibutuhkan
organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan
pemeliharaan kesehatan.
• Fungsi nutrisi adalah sebagai sumber energi untuk membangun tubuh
dan melindungi tubuh.
Mengapa nutrisi penting untuk pasien dialisis rutin?
MALNUTRISI
Bagaimana keadaan nutrisi pasien
CAPD?
Overnutrition Undernutrition
OBESITY MALNUTRITION
Macronutrient Micronutrient
Malnutrition Malnutrition
Protein Energy
Malnutrition Malnutrition
(kwashiorkor) (marasmus)
Protein - Energy
Malnutrition / Protein Energy Wasting
Penyebab bertambahnya berat badan dan akumulasi lemak
pada pasien DP
• Absorpsi glukosa dari cairan dialisat (100-200 gr glukosa/hari
400-800 kkal/hr
• Karakteristik membran : high transporter lebih suseptibel
• Pasien diabetes mellitus
• Faktor genetik (UCP 2 insertion/deletion polymorphism)
• Berkurangnya aktifitas fisik
DEFINISI
Protein Energy Wasting syndrome (PEW) :
adalah keadaan penurunan cadangan energi yang berupa massa protein
dan lemak, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, umumnya didahului
dengan stress metabolik atau fisiologis dan ditandai dengan lesu, lemah
(fatique), kehilangan massa otot, massa lemak, berat badan dan serum
protein.
Penyebab PEW pada penderita CAPD
DEPRESI
Manifestasi Malnutrisi pada
pasien CAPD
MALNUTRISI PROTEIN MALNUTRISI PROTEIN & ENERGI
↓protein ↓ kalori
+stress Penampilan kurus
Penampilan -↓ berat badan
tidak malnutrisi -↓ lipat kulit tricep
- Edema -↓ lingkar lengan
- Rambut rontok atas
↓ albumin Albumin rendah
Bagaimana mengetahuinya ?
Menilai status nutrisi secara berkala
• Meliputi :
– Anamnesis
– Pemeriksaan fisik
– Test fungsional
– Parameter laboratorium
Penilaian Status Nutrisi
• Albumin
• Jumlah limfosit
• Serum transferrin
• Serum pre-albumin
• Total iron-binding capacity
• Serum cholesterol
MALNUTRITION INFLAMMATION SCORE
(MIS)
• Merupakan suatu penilaian komprehensif dari status nutrisi
• Merupakan pengembangan dari alat sebelumnya : SGA konvensional , Dialysis
Malnutrition Score (DMS)
• 10 komponen penilaian :
– 7 komponen SGA
– 3 komponen baru : IMT, albumin serum dan TIBC
• MIS terdiri dari 4 bagian :
– Riwayat gizi
– Pemeriksaan fisik
– IMT
– Parameter laboratorium
Tujuan pengaturan diet pada penderita PGK yang menjalani
dialisis
• mencukupi kebutuhan protein
• memberikan cukup energi
• mengatur asupan garam (natrium/Na) untuk mengantisipasi
tekanan darah tinggi dan kelebihan cairan
• mengatur asupan cairan untuk mencegah kelebihan cairan
• membatasi asupan phosphor (Ph)
• mencukupi kebutuhan zat gizi lainnya, terutama vitamin
NUTRISI YANG DIPERLUKAN TUBUH
•PROTEIN
•KARBOHIDRAT DAN LEMAK
•GARAM (NATRIUM)
•KALIUM
•KALSIUM DAN FOSFOR
•VITAMIN
•AIR
Diet / Asupan Nutrisi pasien CAPD
• Protein (harus lebih banyak dari HD)
• Potassium (kadang-kadang tidak direstriksi)
• Phosphorus (sama denganHD)
• Sodium (biasanya sama dengan HD)
• Cairan (tergantung jumlah urine dan cairan CAPD yang keluar )
• Kalori (sama dengan HD)
KARBOHIDRAT DAN LEMAK
•Mempertahankan berat badan normal/sehat penting
untuk setiap orang
SUMBER ENERGI :
• nasi, lontong
• mie, bihun
• roti
• jagung, kentang, ubi
• makaroni
• gula, sirop, madu
Absorpsi glukosa
(membran peritoneum)
• Cairan dialisat mengandung glukosa
• Agen osmotik
• Absorpsi sekitar 100 – 200 g glukosa per hari (20% asupan
energi total)
• Absorpsi glukosa dapat diestimasikan sebagai kalori yang
diabsorbsi
• Absorpsi energi :
• Larutan 1.5% / 2L = 86,08 Kcal
• Larutan 2.5% / 2L = 144,68 Kcal
• Larutan 4.25% / 2L = 243,91 Kcal
PROTEIN
Protein penting untuk tubuh untuk :
• membangun otot
• mereparasi
• mempertahankan jaringan tubuh
• melawan infeksi
• menyembuhkan luka di tubuh kita
• Menjalani dialisis, kebutuhan protein akan meningkat
karena beberapa protein seperti albumin akan hilang
dari tubuh kita selama proses dialisis
PROTEIN HEWANI :
• Daging segar PROTEIN NABATI :
• Ayam , bebek • Tempe
• ikan dan sea food • Tahu
• Telur (putih telur) • Kacang hijau
• Produk susu ( keju, mentega, • Kacang kedelai
• Kacang tolo
yoghurt
CONTOH MAKANAN MENGANDUNG PROTEIN
Toigo G et al. Clin Nutr, 2000, Cano et al. Clin Nutr 2006
Fouque D et al. EBPG. Nephrol Dial Transplant 2007
MONITORING DAN EVALUASI TERAPI
Content per 1000 ml Gram Asam amino seimbang dengan rasio EAA : NEAA = 60 : 40
mengoptimalkan sintesa protein dan meminimalkan
L- isoleucine 5,10 produk buangan (waste products)
L- leucine 10,30
L- lysine monoacetate 10,01
L- methionine 2,80
Acetylcysteine 0,50 Kadar BCAA tinggi (30%) : membantu sintesa protein
L- phenylalanine 3,80
L- threonine 4,80
L- tryptophan 1,90 Formula disesuaikan dengan gangguan metabolisme
L- valine 6,20 asam amino
L- arginine 4,90
L- histidine 4,30
Glycine 3,20
L- alanine 6,30 Bebas elektrolit : fleksibel menambahkan elektrolit sesuai
L- proline 4,30 kebutuhan
L- serine 4,50
L- malic acid 1,50
Glacial acetic acid 1,38 Osmolaritas rendah (645 mosm/l) : mengurangi resiko
phlebitis
Total amino acids 70
Total energy 280 kcal
Essential amino acids 60% Bebas sulfit : tidak menimbulkan reaksi alergi
Non essential amino acids 40%
Ratio E/N 1,5
BCAA 30% Premium quality : shelf life 3 tahun
Total Nitrogen 10,80
Osmolarity 645 mosm/l
Prevalence (%[95% confidence interval]) of different nutritional
states in maintenance dialysis patient at Roskilde Hospital,
Denmark (n=68)
MODEL KONSEPTUAL ETIOLOGI DAN KONSEKUENSI PASIEN PENYAKIT
GINJAL KRONIK DENGAN PEW
Quartile 1: well-
nourished
Quartile 4:
severely
malnourished
severe malnutrition:
BMI less than 20 kg/m2
body weight loss >10% over 6 months
serum albumin <35 g/l
serum transthyretin <300 mg/l
Monthly Assessment
• Monitor nutritional status for
changes in appetite, food
intake, weight status, serum
albumin level and MIS/SGA No Improvement or
Improvement Deterioration
Intensified Therapy or
Adjunct Pharmacologic
Additional Interventions
Therapies
• Increase quantity of
• Appetite stimulators therapy
Maintenance Therapy
• Anti-depressant • Tube feeding
• If improving:
continue oral supplements
• Anti-inflammatory &/or • Parenteral interventions eg
anti-oxidative
IDPN (esp. if albumin<3.0
• Anabolic &/or muscle g/dL)
enhancing
Kalantar-Zadeh et al Nature Review , 2011
NO KOMPONEN MIS SCORE
0 1 2 3
A. Riwayat Medis
1 Perubahan berat badan kering < 0,5 kg 0,5-1,0 kg ≥ 1 kg tapi <5 % ≥5%
di akhir dialysis (perubahan
secara keseluruhan pada 3-6
bulan terakhir)
2 Asupan diit Nafsu makan baik, Berkurangnya asupan Starvasi karena diit cair pun
asupan tidak Asupan diit padat sub makan padat dan cair tidak masuk
menurun optimal
3 Gejala Gastrointestinal Tidak ada gejala, Gejala ringan, nafsu Sering diare atau muntah,
nafsu makan baik makan buruk atau Kadang muntah atau anoreksia berat
kadang mual gejala GI sedang
5 Komorbiditas, termasuk lama Tanpa Komorbiditas ringan Komorbiditas sedang Setiap komorbiditas berat,
(tahun) dialysis komorbiditas (tanpa MCC), dalam (Termasuk 1 MCC), dalam multipel (2 atau lebih MCC)
dalam dialysis < 1 dialysis 1-4 tahun dialysis > 4 tahun
tahun
MCC (Major Comorbid Condition) meliputi gagal jantung kongestif klas III atau IV, AIDS stadium
akhir, Penyakit jantung koroner berat, penyakit paru obstruksi kronik sedang-berat, sekuele neurologi
berat, metastasis keganasan, atau baru mendapatkan kemoterapi.
Disarankan kenaikan setara untuk serum transferin adalah: > 200 (0), 170-199 (1), 140-169 (2), and
< 140 mg/dl (3)
A. Pemeriksaan Fisik
6 Berkurangnya cadangan lemak atau Tiadak ada Ringan Sedang Berat
kehilangan lemak subkutan perubahan
(dibawah mata, trisep, bisep, dada)
7 Tanda kehilangan masa otot Tidak ada Ringan Sedang Berat
(kening, klavikula, scapula, costae, perubahan
kuadrisep, lutut, interoseous)
Ukuran Tubuh
8 Indeks Masa Tubuh kg/m² ≥ 20 18-19,9 16-17,99 <16
Parameter Laboratorium
9 Albumin serum (g/dl) ≥4 3,5-3,9 3,0-3,4 < 3,0
10 TIBC (Total Iron-Binding ≥ 250 200-249 150-199 < 150
Capacit Serum) mg/dl ♣
BB
IMT =
(TB)2 dalam meter
CONTOH :
BERAT BADAN KERING PASIEN 70 KG,TB: 175 CM
MAKA IMT = 70/ (1,75 x1,75) = 22,86
ALGORITMA DUKUNGAN NUTRISI PADA PASIEN HD PEW
Clinical experience
Spontaneous Lack of Spontaneous intakes
intakes compliance < 20 kcal/kg/day shows:
> 20 kcal/kg/day or stress conditions
Poor compliance
is a limiting factor
for oral nutritional
Enteral Nutrition
Dietary Oral
IDPN if EN is not possible: supplements
counselling supplements
Central venous PN (ONS)2
1. Adapted from Cano NJM et al.
5. IDPN should not be started at a blood flow rate less than 200 ml/ minute.
* If only amino acids will be infused, the infusion rate will be lower and limited by the maximum infusion rate
as indicated in the SmPC
# Needs to be reduced appropriately if only amino acids are administered. Cano NJM et al. : Clin Nutr 2009,28:401-414
RINGKASAN
• Prevalensi PEW pada pasien CAPD cukup tinggi dengan konsekuensi
peningkatan morbiditas dan mortalitas