Anda di halaman 1dari 14

KABUPATEN LUMAJANG

BIMTEK VERIFIKASI FAKTUAL PERSEORANGAN


CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PEMILU
TAHUN 2024

LUMAJANG

06 FEBRUARI 2023
DASAR HUKUM PENCALONAN PERSEORANGAN
PESERTA PEMILIHAN UMUM
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017


tentang Pemilihan Umum 1. Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2022
2. Peraturan Pemerintah Pengganti tentang Pencalonan Perseorangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 Peserta Pemilu Anggota Dewan
tentang Perubahan atas Undang- Perwakilan Daerah.
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang 2. Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2022
Pemilihan Umum tentang Perubahan atas Peraturan
KPU Nomor 10 Tahun 2022 tentang
Pencalonan Perseorangan Peserta
Pemilu Anggota Dewan Perwakilan
Putusan MK 30/PUU-XVI/2018
Daerah.

2
PROGRAM DAN JADWAL KEGIATAN TAHAPAN
PENYERAHAN DAN VERIFIKASI DUKUNGAN MINIMAL PEMILIH

JADWAL KHUSUS PROVINSI PAPUA,


PAPUA BARAT, PAPUA SELATAN,
JADWAL
PAPUA TENGAH, PAPUA
NO PROGRAM/KEGIATAN REGULER
PEGUNUNGAN, DAN PAPUA BARAT
DAYA
AWAL AKHIR AWAL AKHIR
1. Verifikasi Faktual kesatu

a. Penentuan Sampel oleh KPU Sabtu, Minggu, Selasa, Rabu,


Provinsi 4 Februari 2023 5 Februari 2023 14 Februari 2023 15 Februari 2023

b. Persiapan Verifikasi Faktual kesatu Sabtu, Minggu, Selasa, Rabu,


oleh KPU Kabupaten/Kota 4 Februari 2023 5 Februari 2023 14 Februari 2023 15 Februari 2023

c. Pelaksanaan Verifikasi Faktual Senin, Minggu, Kamis, Rabu,


kesatu 6 Februari 2023 26 Februari 2023 16 Februari 2023 8 Maret 2023
d. Rekapitulasi hasil Verifikasi Faktual Senin, Selasa, Kamis, Jumat,
kesatu oleh KPU Kabupaten/Kota 27 Februari 28 Februari 2023 9 Maret 2023 10 Maret 2023
2023
2. Rekapitulasi Verifikasi Persyaratan Dukungan Rabu, Rabu, Sabtu, Sabtu,
Minimal Pemilih Tahap Kesatu oleh KPU 1 Maret 2023 1 Maret 2023 11 Maret 2023 11 Maret 2023
Provinsi

3
PERSIAPAN DAN PENYERAHAN
DUKUNGAN MINIMAL PEMILIH
DUKUNGAN MINIMAL PEMILIH DAN SEBARAN

Pasal 6 Perseorangan dapat menjadi peserta Pemilu anggota DPD setelah memenuhi:
a. persyaratan dukungan minimal Pemilih; dan
b. persyaratan calon.

Pasal 7 Persyaratan dukungan minimal Pemilih harus memenuhi:


a. dukungan minimal Pemilih dan sebaran; dan
b. syarat Pemilih pendukung.

Pasal 8 Jumlah dukungan minimal Pemilih di daerah pemilihan meliputi:


ayat (2)
Provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar Pemilih tetap Dukungan paling sedikit

≤ 1.000.000 (satu juta) orang 1.000 (seribu) Pemilih

lebih dari 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 5.000.000 (lima juta) orang 2.000 (dua ribu) Pemilih

lebih dari 5.000.000 (lima juta) sampai dengan 10.000.000 (sepuluh juta) orang 3.000 (tiga ribu) Pemilih

lebih dari 10.000.000 (sepuluh juta) sampai dengan 15.000.000 (lima belas juta) orang 4.000 (empat ribu) Pemilih

≥ 15.000.000 (lima belas juta) orang 5.000 (lima ribu) Pemilih

Pasal 8 Dukungan minimal Pemilih tersebar di paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah kabupaten/kota di provinsi yang
ayat (3) bersangkutan

5
DUKUNGAN MINIMAL PEMILIH DAN SEBARAN
[Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 478 Tahun 2022 dan
Nomor 529 Tahun 2022]

DUKUNGAN MINIMAL SEBARAN DUKUNGAN MINIMAL SEBARAN


PEMILIH KABUPATEN/KOTA PEMILIH KABUPATEN/KOTA
NO PROVINSI JUMLAH NO PROVINSI JUMLAH
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
KABUPATEN/ KABUPATEN/
DPT DUKUNGAN SEBARAN DPT DUKUNGAN SEBARAN
KOTA KOTA
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. Aceh 3.523.774 2.000 23 12 20. Kalimantan Barat 3.649.516 2.000 14 7
2. Sumatera Utara 9.746.113 3.000 33 17 21. Kalimantan Tengah 1.698.449 2.000 14 7
3. Sumatera Barat 3.719.429 2.000 19 10 22. Kalimantan Selatan 2.793.811 2.000 13 7
4. Riau 3.906.872 2.000 12 6 23. Kalimantan Timur 2.472.950 2.000 10 5
5. Jambi 2.415.862 2.000 11 6 24. Kalimantan Utara 424.221 1.000 5 3
6. Sumatera Selatan 5.837.179 3.000 17 9 25. Sulawesi Utara 1.831.867 2.000 15 8
7. Bengkulu 1.374.430 2.000 10 5 26. Sulawesi Tengah 2.022.191 2.000 13 7
8. Lampung 5.949.729 3.000 15 8 27. Sulawesi Selatan 6.115.761 3.000 24 12
9. Kepulauan Bangka Belitung 956.764 1.000 7 4 28. Sulawesi Tenggara 1.725.626 2.000 17 9
10. Kepulauan Riau 1.168.188 2.000 7 4 29. Gorontalo 818.750 1.000 6 3
11. DKI Jakarta 7.761.598 3.000 6 3 30. Sulawesi Barat 871.619 1.000 6 3
12. Jawa Barat 33.036.982 5.000 27 14 31. Maluku 1.254.514 2.000 11 6
13. Jawa Tengah 27.650.178 5.000 35 18 32. Maluku Utara 786.329 1.000 10 5
14. Daerah Istimewa Yogyakarta 2.741.825 2.000 5 3 33. Papua 786.880 1.000 9 5
15. Jawa Timur 30.759.019 5.000 38 19 34. Papua Barat 353.643 1.000 7 4
16. Banten 8.072.348 3.000 8 4 35. Papua Selatan 339.524 1.000 4 2
36. Papua Tengah 999.614 1.000 8 4
17. Bali 3.083.972 2.000 9 5
37. Papua Pegunungan 1.329.030 2.000 8 4
18. Nusa Tenggara Barat 3.674.899 2.000 10 5
38. Papua Barat Daya 379.812
6
1.000 6 3
VERIFIKASI FAKTUAL
PERSIAPAN VERIFIKASI FAKTUAL
OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI:
PENENTUAN SAMPEL
Pasal 96 KPU Provinsi melakukan penentuan sampel kesatu dukungan bakal calon anggota DPD setelah rekapitulasi hasil Verifikasi
ayat (1) Administrasi perbaikan kesatu selesai dilakukan.
Pasal 96 Penentuan sampel dilakukan terhadap dukungan yang memenuhi syarat dalam rekapitulasi hasil Verifikasi Administrasi
ayat (2) perbaikan kesatu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2).
Pasal 97 Penentuan sampel dilakukan untuk setiap wilayah kabupaten/kota
ayat (1)
Pasal 104 KPU Provinsi menyusun rekapitulasi penentuan sampel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98, Pasal 99, dan Pasal 101 ke
ayat (1) dalam berita acara penentuan sampel dukungan bakal calon anggota DPD dengan menggunakan formulir MODEL
BA.SAMPEL.DPD-KPU.PROV.

Pasal 104 KPU Provinsi menyampaikan formulir MODEL BA.SAMPEL.DPD-KPU.PROV sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
ayat (2) KPU Kabupaten/Kota melalui Silon.

8
VERIFIKASI FAKTUAL
OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

Pasal 105 KPU Kabupaten/Kota menyusun lembar kerja Verifikasi Faktual PPS dengan menggunakan formulir MODEL
ayat (1) LK.VERFAK.PENDUKUNG.DPD-PPS berdasarkan formulir MODEL BA.SAMPEL.DPD-KPU.PROV sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 104 ayat (2
Pasal 105 KPU Kabupaten/Kota menyampaikan formulir MODEL LK.VERFAK.PENDUKUNG.DPD-PPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ayat (1) kepada PPS melalui PPK.

Pasal 106 KPU Kabupaten/Kota melakukan Verifikasi Faktual kesatu dengan menggunakan formulir MODEL
ayat (1) LK.VERFAK.PENDUKUNG.DPD-PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1).

Pasal 106 Verifikasi Faktual kesatu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk membuktikan kebenaran identitas pendukung
ayat (2) dan kebenaran dukungan.

Pasal 106 PPS membantu pelaksanaan Verifikasi Faktual kesatu sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
ayat (3)

9
VERIFIKASI FAKTUAL
OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

Pasal 107 Verifikasi Faktual dilakukan dengan cara:


ayat (1) a. menemui pendukung di tempat tinggalnya atau tempat lain; atau
b. meminta bakal calon anggota DPD dan/atau Petugas Penghubung untuk mengumpulkan pendukung di Kantor PPS atau
tempat lain yang disepakati,
untuk mencocokan nama dan alamat pendukung yang tercantum dalam formulir MODEL LK.VERFAK.PENDUKUNG.DPD-
PPS dengan KTP-el atau KK milik pendukung dan kebenaran dukungan yang diberikan.
Pasal 107 Dalam hal pendukung tidak dapat ditemui di tempat tinggalnya atau tempat lain atau tidak dapat dikumpulkan sebagaimana
ayat (2) dimaksud pada ayat (1), KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS melakukan Verifikasi Faktual kesatu dengan menggunakan
sarana teknologi informasi.

Pasal 107 Penggunaan sarana teknologi informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan panggilan video atau melalui
ayat (3) konferensi video dalam waktu seketika yang memungkinkan KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS untuk saling bertatap muka,
melihat, dan berbicara secara langsung dengan pendukung sebagaimana Verifikasi Faktual kesatu secara langsung.
Pasal 107 Dalam hal penggunaan panggilan video atau melalui konferensi video sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat
ayat (4) dilakukan, KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS meminta bakal calon anggota DPD dan/atau Petugas Penghubung untuk
menyerahkan rekaman video pendukung yang memuat informasi identitas pendukung dan kebenaran dukungan pendukung.
Pasal 107 KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS melakukan Verifikasi Faktual kesatu dengan memeriksa rekaman video pendukung yang
ayat (5) memungkinkan KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS membuktikan kebenaran identitas pendukung dan kebenaran dukungan
pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (2).
Pasal 107 Dalam hal pendukung tidak dapat dilakukan Verifikasi Faktual oleh KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS sampai dengan
ayat (6) berakhirnya tahapan Verifikasi Faktual kesatu, dukungannya dinyatakan tidak memenuhi syarat.

10
VERIFIKASI FAKTUAL
OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

Pasal 108 Dalam hal nama dan alamat pendukung dalam formulir MODEL LK.VERFAK.PENDUKUNG.DPD-PPS sebagaimana
ayat (1) dimaksud dalam Pasal 107 tidak sesuai dengan KTP-el atau KK milik pendukung, dukungannya dinyatakan tidak memenuhi
syarat
Pasal 108 Dalam hal nama dan alamat pendukung dalam formulir MODEL LK.VERFAK.PENDUKUNG.DPD-PPS sebagaimana
ayat (2) dimaksud dalam Pasal 107, sesuai dengan KTP-el atau KK milik pendukung, KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS
mencocokkan kebenaran dukungan

Pasal 108 Dalam hal pendukung menyatakan kebenaran dukungan kepada bakal calon anggota DPD, dukungan dinyatakan memenuhi
ayat (3) syarat.
Pasal 108 Dalam hal pendukung menyatakan tidak memberikan dukungan kepada bakal calon anggota DPD, dukungan dinyatakan tidak
ayat (4) memenuhi syarat.
Pasal 108 Dalam hal terdapat pendukung yang meninggal dunia sejak penyerahan dukungan minimal Pemilih, dukungannya dinyatakan
ayat (5) tetap memenuhi syarat.
Pasal 108 Dalam hal terdapat pendukung yang meninggal dunia sebelum penyerahan dukungan minimal Pemilih, dukungannya
ayat (6) dinyatakan tidak memenuhi syarat.

11
VERIFIKASI FAKTUAL
OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

Pasal 109 KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS meminta anggota keluarga pendukung atau masyarakat setempat untuk mengisi identitas
ayat (1) dan menandatangani Formulir MODEL LK.VERFAK.PENDUKUNG.DPD-PPS sebagai saksi, jika pada saat Verifikasi Faktual
kesatu, pendukung:
a. menyatakan tidak memberikan dukungan kepada bakal calon anggota DPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108
ayat (4);
b. telah meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (5) dan ayat (6); atau
c. tidak dapat ditemui.
Pasal 110 KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi hasil Verifikasi Faktual kesatu dengan cara menjumlahkan status dukungan
ayat (1) yang dinyatakan memenuhi syarat dan status dukungan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat dari setiap desa/kelurahan
atau yang disebut dengan nama lain dan kecamatan atau yang disebut dengan nama lain.

Pasal 110 KPU Kabupaten/Kota menuangkan rekapitulasi hasil Verifikasi Faktual kesatu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam
ayat (2) berita acara hasil Verifikasi Faktual kesatu persyaratan dukungan bakal calon anggota DPD dengan menggunakan formulir
MODEL BA.VERFAK.PENDUKUNG.DPD-KPU.KAB/KOTA dilengkapi dengan formulir MODEL
LK.VERFAK.PENDUKUNG.DPD-PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1).

12
MEKANISME VERIFIKASI FAKTUAL KESATU

13
Terima Kasih

12

Anda mungkin juga menyukai