Anda di halaman 1dari 22

CASE REPORT

Pembimbing:
dr. Irfan Yanuar Hilmi
dr. Digit Galuh Gintana

Disusun Oleh :
Sony Aditya Rizki Sianturi / 2017730115

KEPANITRERAAN KLINIK BAGIAN IKAKOM 1 PUSKESMAS LANGENSARI 1


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. U
• Tanggal Lahir : 10 – 11 - 1948
• Usia : 74th
• Jenis Kelamin : Laki – laki
• Alamat: Bojong Sari 3/8
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Status perkawinan : Menikah
• No. RM : U.002
• Tanggal pemeriksaan : 05 April 2023
ANAMNESIS
 Keluhan Utama :
Nyeri lutut kanan
ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. U, laki – laki, usia 74 tahun datang ke poli umum Puskesmas Langensari 1
dengan keluhan nyeri lutut kanan sejak ......., nyeri dirasakan terus menerus dan
memberat terutama saat berjalan dan posisi sujud saat sholat, nyeri dirasa membaik saat
istirahat dan tidak beraktivitas. Menurut pasien, nyeri dirasakan seperti tertusuk – tusuk
jarum dan lebih sering dirasakan pagi hari disertai rasa kaku selama kurang lebih 5 – 10
menit sehingga sulit digerakan dan sulit saat berjalan. Riwayat demam, trauma, bengkak
disangkal
ANAMNESIS Riwayat Psikososial
 Konsumsi ayam, ikan asin, emping
 Rokok (-) Konsumsi alcohol (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien pernah mengalami hal serupa Riwayat Alergi
tahun 2022  Alergi obat, makanan, dan cuaca (-)
- Riwayat Hipertensi sejak tahun 2002 Riwayat Pengobatan
- Riwayat diabetes melitus, penyakit  5 bulan lalu diberikan Meloxicam 1 x
asam urat (gout), tuberkulosis disangkal 7,5mg
Riwayat Penyakit Keluarga  Obat rutin : Amlodipin 1 x 5mg,
 Keluhan serupa (-) Hipertensi (-) DM (-) Captopril 2 x 25
Gout (-), Tuberkulosis (-)
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sakit ringan Status Gizi :
Kesadaran : Compos mentis  BB : 57,2 kg
 TB : 160 cm

Tanda Tanda Vital :  IMT : 22,3 (Normal)


 TD : 182/99 mmHg
 Nadi : 71x/m
 RR : 21x/m
 Suhu : 36.2
STATUS GENERALISATA
Mata : Konjungtiva anemis(-), sklera anikterik, pupil isokor Kepala : Normocephal.
diameter 3mm, Reflek pupil +/+. Hidung : Normonasi, deviasi septum (-), sekret (-/-),
epistaksis (-/-).
Telinga : Normotia, serumen (-), darah (-)
Mulut : mukosa bibir tampak lembab

Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar.


Jantung:
Paru :
Inspeksi
Inspeksi :
Ictus cordis tidak terlihat
Dinding dada simetris +/+, Retraksi dinding dada -/-
Palpasi
Palpasi :
Tidak dilakukan
VF ka= ki
Perkusi
Ektremitas : Perkusi :
Tidak dilakukan
Atas Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi
• Akral hangat, Auskultasi :
BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
• CRT < 2 detik, Vesikuler dikedua lapang paru
• edema (-/-), (Wheezing -/-, Ronkhi -/-)
• sianosis (-/-)
Bawah Abdomen :
• Akral hangat, Auskultasi : Bising usus (+) normal
• CRT < 2 detik, Inspeksi : Distensi abdomen (-)
• edema (-/-), Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-)
• sianosis (-/-) Perkusi : Tidak dilakukan
• Krepitasi genu dextra
Diagnosa Kerja Diagnosa Banding
 Osteoarthritis Genu Dextra
 Rheumathoid arthritis genu dextra
 Hipertensi Grade II
 Gout arthritis genu dextra
PLANNING

Planning Diagnostik Planning Farmakologi

 Pemeriksaan laboratorium darah rutin, asam  Ibuprofen 200 mg 3x1

urat, GDS Amlodipin 5mg 1x1

Pemeriksaan radiologi X-Ray Genu dextra  Captoril 25mg 2x1


 Natrium diclofenac gel dioles 3x sehari
di area lutut bila nyeri
Planning Non - Farmakologi

 Istirahat yang teratur untuk mengurangi penggunaan beban pada sendi


 Proteksi sendi, dapat menggunakan tongkat atau splint
 Fisioterapi yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri, menguatkan otot dan menambah
luas pergerakan sendi
 Mengurangi makan makanan tinggi purin dan garam guna mencegah risiko peningkatan
kadar asam urat dan risiko hipertensi
PROGNOSIS

o Quo ad vitam : dubia ad bonam


o Quo ad fungsionam : dubia ad malam
o Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Penyakit yang mempengaruhi tulang rawan articular, tulang subkondral, synovium, kapsul dan ligament. Tulang rawan
mengalami degenerasi sehingga terjadi fibrilasi, ulserasi dan hilangnya ketebalan permukaan sendi.

EPIDEMIOLOGI
• WHO: Prevalensi OA secara global pada usia > 60 tahun yaitu 9,6%
laki-laki, 18% perempuan
• Penyebab disabilitas 302 juta orang di seluruh dunia
• Paling banyak terjadi pada lutut
• RISKESDAS 2018: Prevalensi OA di Indonesia 7,3%
FAKTOR RISIKO

Usia > 50 tahun Perempuan Riwayat Trauma Sendi

Aktivitas Fisik Berlebihan Kelemahan Otot Obesitas

Banyak jongkok dan mengangkat


Riwayat OA di Keluarga ↓ Hormon seks steroid
beban berat
PATOFISIOLOGI
Destruksi Gesekan langsung
Faktor Risiko Krepitasi
kartilago antar tulang

↑ degradasi Pembentukan Keterbatasan


matrix osteofit gerak

Kondrosit Stimulasi
bekerja lebih nosiseptor Nyeri
keras subkondral

Kelelahan  ↑Produksi cairan


apoptosis Efusi sendi
sendi

Debris ke Bouchard &


Inflamasi Perubahan struktur
sinovial Heberden nodes
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

Nyeri berangsur-angsur Tentukan IMT

Kaku sendi < 30 menit Perhatikan gaya berjalan

Bila inflamasi, teraba hangat, bengkak minimal, tanpa


kemerahan kulit Adakah kelemahan/atrofi otot?

Tidak disertai gejala sistemik Tanda – tanda inflamasi / efusi sendi?

Sendi yang terkena: tangan (CMC-I, PIP, DIP), kaki Lingkup gerak sendi (ROM)
(MTP-1), lainnya (lutut, servikal, lumbal, panggul)

Krepitasi, deformitas, nyeri tekan, penonjolan tulang,


Faktor risiko usia, riwayat keluarga OA, aktivitas fisik
pembengkakan jaringan lunak
berat, obesitas, trauma
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tidak ada pemeriksaan spesifik, pemeriksaan darah


tepi dan imunologi umumnya normal

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
X-ray sendi
OA LUTUT

Kriteria Klinis Kriteria Klinis & Radiologis Kriteria Klinis & Laboratoris
Nyeri sendi lutut & min. 3 Nyeri sendi lutut & adanya Nyeri sendi lutut & minimal 5 dari
dari 6 kriteria: osteofit & minimal 1 dari 3 9 kriteria:
kriteria:
• Usia > 50 tahun
• Krepitus saat gerakan
• Kaku sendi < 30 menit
• Kaku sendi < 30 menit • Kaku sendi < 30 menit • Krepitasi pada gerakan
• Usia > 50 tahun • Usia > 50 tahun • Nyeri tekan tepi tulang sendi lutut
• Pembesaran tulang sendi lutut • Krepitus pada gerakan • Pembesaran tulang sendi lutut
• Nyeri tekan tepi tulang sendi
• Tidak teraba hangat
lutut
• LED < 40 mm/jam
• Tidak teraba hangat pada
• RF < 1:40
sendi lutut
• Analisis cairan synovium sesuai OA
TATALAKSANA
Diperlukan Tatalaksana komprehensif:
• Terapi non farmakologi berupa edukasi mengenai perubahan kebiasaan, psikososial, latihan fisik
• Terapi farmakologi baik secara oral, topical maupun intraartikular.

Non-Farmakologi yang direkomendasikan Farmakologi yang direkomendasikan

• Program self-management perubahan gaya • OAINS sebagai pilihan utama


hidup • Topikal OAINS pada OA lutut
• Penurunan berat badan ≥ 5% • Alternatif: asetaminofen (max. 3 g/hari), OAINS topical,
• Latihan aerobic (tai chi dan yoga) OAINS non selektif dengan pelindung lambung, OAINS
• Penggunaan alat bantu seperti tongkat, Cox-2 selective
tibiofemoral bracing, hand orthosis • Inefektif dengan pemberian OAINS: tramadol, duloxetine
• Akupuntur • OA tangan: chondroitin sulfat
• Cognitive Behavioral Therapy (CBT) • OA lutut: capsaicin topical
• Nyeri sedang-berat disertai pembengkakan  aspirasi
cairan sendi dan injeksi intraartikular
TATALAKSANA PEMBEDAHAN

Bila dengan farmakologi tidak membaik, untuk koreksi deformitas dan pada OA stadium 4

Klasifikasi menurut Kellgren-Lawrence


KOMPLIKASI

Subluksasi sendi Malalignment

Varus atau valgus Kista Baker


DAFTAR PUSTAKA

• Soeroso, Joewono dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid 3. Jakarta: InternaPublishing
• PB IRA. 2021. Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. Jakarta: PB IRA
• PB IRA. 2020. Buku Saku Reumatologi. Jakarta: PB IRA
• Kolasinski, Sharon L., et al. 2020. 2019 American College of Rheumatology/Arthritis Foundation Guideline for
the Management of Osteoarthritis of the Hand, Hip, and Knee. Americal College of Rheumatology.
• PB IDI. 2017. Panduan Praktik Klinis Edisi I. Jakarta: PB IDI.

Anda mungkin juga menyukai