Anda di halaman 1dari 16

Kelarutan

Aturan kelarutan
Halogen (Cl-, Br-, I-)
• Larut semua, kecuali Ag+, Pb2+, Hg22+, dan Cu+ (PbX2 larut dalam air panas).
Warna endapan umumnya putih (Cl-) dan menguning (I- dan Br-)
Sulfat (SO42-)
• Larut semua, kecuali Pb2+, Sr2+, dan Ba2+, dengan endapan warna putih.
Sulfida (S2-)
• Tidak larut semua kecuali dengan Li+, Na+, K+, dan NH4+. Warna endapan
umumnya hitam dengan pengecualian (MnS pink, ZnS putih, SnS coklat, dan
CdS kuning)
Aturan kelarutan
Karbonat (CO32-), Fosfat (PO43-), dan Oksalat (C2O42-)
• Tidak larut semua kecuali dengan Li+, Na+, K +, dan NH4+.
Warna endapan umumnya putih kecuali dengan logam transisi

Asetat(CH3COO-), Perklorat (ClO4-), dan Nitrat (NO3-)


• Larut semua

Hidroksida (OH-)
• Tidak larut semua kecuali golongan 1A, 2A selain Be 2+ dan Mg2+, serta NH4+.
Warna endapan umumnya putih kecuali dengan logam transisi
Tetapan kelarutan
Setiap senyawa mempunyai kelarutan yang berbeda, dan
dikarakterisasi dengan hasil kali kelarutannya.
Ca3(PO4)2(s) ⇌ 3Ca2+(aq) + 2PO43-(aq) ← sebagian kalsium fosfat larut dalam air

Tetapan kesetimbangan menjadi Ksp = [Ca2+]3[PO43-]2


Perhatikan bahwa padatan tidak masuk dalam ungkapan tetapan
kesetimbangan, Sebab dari definisi molaritas, terlihat padatan
mempunyai molar yang konstan, sehingga masuk kedalam nilai Ksp
Kelarutan Molar
Kelarutan dapat diungkapkan dalam berbagai satuan, bisa dalam
gram/L, mg/L, dan juga molaritas.
Untuk menghitung kelarutan dapat ditentukan dari persamaan reaksi
Magnesium amonium fosfat dapat
terdisosiasi sebagian secara stoikiometris,
tetapi total hasil kalinya tetap harus sama
dengan Ksp. Dengan demikian
[Mg2+][NH4+][PO43-] = Ksp
s3 = Ksp
s = Ksp1/3 =(2.5x10-13)1/3 = 6.299 x 10-5 M

Hal ini berarti dalam 1 Liter air maksimal hanya dapat larut 6.299 x 10-5 mol MgNH4PO4, dan bila kita
kalikan dengan Mr (24,3+14+4+31+64) bisa didapatkan kelarutan dalam gram/L, yaitu sebesar 8.64x10-3
gram/L. Tentu akan lebih memudahkan bila ditulis dalam mg/L, yaitu sebesar 8.64 mg/L.
Membandingkan kelarutan
Nilai Ksp dapat memberikan gambaran mengenai kelarutan setiap zat, tetapi
terkadang nilai tersebut menipu karena terbentuk multi-ion.
Sebagai contoh endapan CuS dan Cu2S mempunyai nilai Ksp sebesar 8x 10-37
dan 1.2 x 10-49.
Berdasarkan nilai Ksp seharusnya CuS lebih mudah larut (nilainya lebih besar).
Tetapi berdasarkan perhitungan kelarutan molar seperti berikut :

Terlihat ternyata jumlah mol terlarut dalam 1 Liter air


lebih banyak dari padatan Cu2S dibandingkan dari
padatan CuS. Oleh karena itu untuk
menentukan senyawa dengan kelarutan yang lebih
besar harus dihitung nilai kelarutan molarnya.
Efek ion senama
Kelarutan senyawa mudah dihitung dalam air murni, tetapi bagaimana bila
ada ion dari padatan tersebut yang sudah ada dilarutan sebelum padatan ada?
Ambil contoh BaSO4 murni dengan BaSO4 dalam larutan BaCl2 0.1 M
Terlihat ternyata jumlah mol terlarut dalam 1
Liter air lebih banyak daripada larutan yang
awalnya sudah mengandung ion yang senama.
Dengan demikian ion senama menurunkan
kelarutan senyawa.
Asumsi valid karena 1.1x10-9 jauh lebih
kecil dari 0.1 (s/0.1 = 1.1x10-6 % atau 90
juta kali lebih kecil ).

Jika ternyata nilai s yang didapat lebih besar


dari 1% konsentrasi ion senama awal , Semisal anda punya 90 juta rupiah, lalu ditambahkan 1 perak,
selesaikan dengan persamaan kuadrat. maka bisa dikatakan anda tetap mempunyai 90 juta rupiah saja.
Contoh penentuan kelarutan
Urutkan kelarutan yang terbesar diantara 5 senyawa berikut:
MnS, Ksp = 2.4x10-13; CoCO3, Ksp = 1x10-10; Fe(OH)2, Ksp = 7.9x10-16; Ag2CrO4, Ksp =
1.2x10-12; Al(OH)3, Ksp = 1,2 x 10-33

Jawab:
Untuk MnS dan CoCO3 kelarutan molar = Ksp1/2 = 4.898x10-7 dan 10-5
Untuk Fe(OH)2 dan Ag2CrO4 kelarutan molar = (Ksp/4)1/3= 5.823x10-6 dan 6.694x10-5
Untuk Al(OH)3 kelarutan molar = (Ksp/27)¼ = 2.581x10-9
Sehingga kelarutan molar terbesar adalah Ag2CrO4 > CoCO3 >Fe(OH)2 > MnS> Al(OH)3
Kondisi pelarutan
Meramalkan kelarutan
Kelarutan oksida logam
Kelarutan sulfida logam
Setelah terdisosiasi, anion S2- dari endapan dapat bereaksi dengan air,
yang dikarenakan HS- merupakan asam lemah sehingga S2- basa kuat.
Pengendapan selektif
Kita dapat memanfaatkan Ksp untuk memisahkan campuran ion-ion
yang ada dalam larutan. Senyawa dengan nilai kelarutan molar yang
lebih kecil tentu akan mengendap terlebih dahulu.
Syarat pemisahan yang efektif adalah konsentrasi ion akhir yang
mengendap nilainya kurang dari 1% konsentrasi awal ion tersebut.
Ambil contoh pemisahan ion I- dan Cl- dengan Ag+, diberikan data
seperti berikut:
Pengendapan selektif
Terlihat AgI akan mengendap terlebih dahulu, yaitu ketika Ag+ bernilai
Ksp AgI/[I-] = 8.5x10-16
Saat konsentrasi Ag+ = 8.5x10-16, AgCl belum terbentuk karena
Qc < KspAgCl.
AgCl baru akan terbentuk saat konsentrasi Ag+ =Ksp AgCl/[Cl-] = 1.8x10-9
Saat konsentrasi Ag+ =1.8x10-9 M, [I-]maks bernilai Ksp AgI/[Ag+]= 4.7x10-8 M,
yang jika dibandingkan dengan konsentrasi awal (0.1M) adalah 4.7x10-5
%, tentu jauh dibawah 1%.
Dapat disimpulkan I- terpisah sempurna dari Cl-.
Pembentukan ion kompleks
Ion-ion logam dapat berikatan dengan ligan-ligan tertentu membentuk
senyawa kompleks yang bermuatan. Senyawa yang bermuatan ini
bersifat polar sehingga dapat larut dengan mudah dalam air. Berikut
reaksi yang terjadi.
Contoh soal

Hasil dapat diterima karena nilainya hanya 0.28%


dari konsentrasi awal (pengabaian boleh diterapkan)

Anda mungkin juga menyukai