molekul dengan cara sebagai berikut : atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam. Ikatan Ion ( elektrovalen )
Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi
kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion). Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum Coulomb). Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam. Contoh soal 1 : Ikatan antara dengan Konfigurasi elektronnya : = 2, 8, 1 11 Na = 2, 8, 7 17 Cl Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia. Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia. Na Na e (2,8,1) (2,8) Cl e Cl (2,8,7) (2,8,8) * * * * ( Na ) Cl * * * Antara ion Na+ dengan terjadi gaya tarik-menarik elektrostatis sehingga terbentuk senyawa ion NaCl. Contoh Soal 2 : Ikatan antara Na dengan O Supaya mencapai oktet, maka Na harus melepaskan 1 elektron menjadi kation Na+ Na Na e (2,8,1) (2,8) Supaya mencapai oktet, maka O harus menerima 2 elektron menjadi anion 2 O 2e O (2,6) (2,8) Reaksi yang terjadi : Na Na e (x2) O 2e O 2 (x1) 2 Na + O 2 Na+ + Na2O Pembentukan Senyawa Ionik Biner Atom →Anion/kation agar stabil (memenuhi aturan oktet): Σe- val. = pada gas mulia (8e-; 2e- untuk He) Contoh: Na• → Na+ + e- kehilangan 1 elektron valensi x - Cl + e Cl memperoleh 1 elektron valensi (tanda x semata-mata untuk membedakan dari mana elektron itu berasal)
Na + Cl NaCl penggabungan membentuk senyawa ionik (garam)
Contoh lain: Ca + 2 Br Ca2+ + 2 Br CaBr2
atom netral kation anion senyawa (tidak oktet) (oktet) (oktet) ionik Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain : Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA) Contoh : NaF, KI, CsF Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA) Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA) Contoh : CaO, BaO, MgS IKATAN IONIK ELEKTRON VALENSI – KULIT – ATOM Unsur golongan utama (kecuali He): + – INTI e- val. atom netral = no. golongan ATOM ELEKTRON TERAS
Model titik-elektron Lewis
1. Elektron valensi digambarkan dengan titik. 2. Elektron teras tidak digambarkan. 3. Empat titik pertama ditulis satu per satu di keempat sisi lambang unsur. 4. Titik-titik berikutnya dipasangkan pada yang sudah ada. Ciri-ciri senyawa ionik: 1. Padatan pada suhu kamar. 2. Titik leleh dan titik didih tinggi Misal: NaCl titik leleh = 801oC dan titik didih = 1413oC. 3. Senyawa ionik padat umumnya kurang baik menghantar listrik, tetapi lelehannya menghantar dengan baik. 4. Komposisi kimia dinyatakan sebagai rumus empiris bukan rumus molekul. Sifat umum senyawa ionik :
Titik didih dan titik lelehnya tinggi
Keras, tetapi mudah patah Penghantar panas yang baik Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit) Larut dalam air Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena) TREEEEEMAAAAKKKKAAASSSSSEEEHH