Anda di halaman 1dari 23

ANATOMI & FISIOLOGI

dalam VeR korban hidup


Oleh
dr. Juli Purwaningrum, Sp.F.M
Definisi Anatomi & Fisiologi

 Anatomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ana: bagian, memisahkan; tomi
(tomie): Tommeimei: iris, potong.
 Fisiologi berasal dari kata fisis (phisis); alam atau cara kerja; logos (logi) ilmu
pengetahuan.
 Dari kata tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian Anatomi Fisiologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan tubuh atau
potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja secara normal.
• Untuk pemeriksaan Visum et Repertum pada korban hidup, perlu dilakukan
pemeriksaan lengkap terkait dengan luka yang dialami
• Pada pemeriksaan visum hidup, perlu di jelaskan tentang beberapa hal
terkait dengan anatomi fisiologi, antara lain :
a. Keadaan umum korban
b. Pemeriksaan luka pada korban (status lokalis)
c. Pemeriksaaan penunjang pada korban
Posisi Anatomi dalam pemeriksaan

• Posisi Anatomi Tubuh Manusia adalah ketika seorang menghadap ke


depan, dengan kepala tegak lurus, kedua tangan berada di samping dengan
ibu jari berada di samping/luar.
• Ini bertujuan untuk memudahkan kita mempelajari anatomi dan dalam
rangka mencapai keseragaman deskripsi
Keadaan Umum Korban

• Keadaan umum pada korban dilihat berdasarkan identitas korban dan


pemeriksaan vital sign nya
• Identitas korban meliputi gender, usia, berat badan, tinggi badan, warna
kulit dan status gizi
• Pemeriksaan vital sign meliputi kesadaran, tekanan darah, frekuensi denyut
nadi, frekuensi pernafasan, dan suhu tubuh. Itu semua berhubungan dengan
berbagai sistem tubuh.
Pemeriksaan Luka (status lokalis)

Kepala Wajah

Leher
Macam-macam luka
• Luka akibat kekerasan tajam :
a. Luka Iris
b. Luka tusuk
c. Luka bacok
• Luka akibat kekerasan tumpul :
a. Luka lecet
b. Luka memar
c. Luka robek
d. Luka retak
• Luka akibat trauma suhu
a. Hipertermi (luka bakar)
b. Hipotermi
• Luka Tembak
• Kelainan-kelainan lain yang menunjukkan abnormalitas, contohnya afiksia
Luka Robek

Luka lecet
Luka bakar
Luka tembak
Luka tusuk
Luka bacok
Pemeriksaan Penunjang

Untuk memperjelas tentang hasil visumnya, pada korban perlu dilakukan suatu
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan itu contohnya :
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologi (CT-scan, USG, Rontgen)
c. Pemeriksaan EKG
d. Pemeriksaan EEG
e. Pemeriksaan swab vagina (untuk korban kekerasan seksual)
f. Pemeriksaan DNA (jika diperlukan)
Kualifikasi Luka

Ada 3 kualifikasi luka pada korban hidup, yaitu:


• Luka ringan / luka derajat I/ luka golongan C
Luka derajat I adalah apabila luka tersebut tidak menimbulkan penyakit
atau tidak menghalangi pekerjaan korban. Hukuman bagi pelakunya
menurut KUHP pasal 352 ayat 1.
• Luka sedang / luka derajat II / luka golongan B
Luka derajat II adalah apabila luka tersebut menyebabkan penyakit atau
menghalangi pekerjaan korban untuk sementara waktu. Hukuman bagi
pelakunya menurut KUHP pasal 351 ayat 1.
• Luka berat / luka derajat III / luka golongan A
Luka derajat III menurut KUHP pasal 90 ada 6, yaitu:
Luka atau penyakit yang tidak dapat sembuh atau membawa bahaya maut
Luka atau penyakit yang menghalangi pekerjaan korban selamanya
Hilangnya salah satu panca indra korban
Cacat besar
Terganggunya akan selama > 4 minggu
Gugur atau matinya janin dalam kandungan ibu
Contoh gangguan anatomi fisiologi korban hidup

Luka Memar
Luka Memar Luka Lecet
• Luka lecet dan tiga
luka terbuka pada
punggung kaki kiri
• Luka memar dengan
bengkak pada sisi
dalam pergelangan
kaki kiri
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Patah tulang mata kaki dalam


(malleolus medius)
Patah tulang betis kaki kiri (fractur
fibula sinistra)
Pemeriksaan vagina pada
kasus kekerasan seksual
Pemeriksaaan CT-Scan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai