Acute Myelogenous Leukemia (AML)
Acute Myelogenous Leukemia (AML)
Definisi
• AML adalah penyakit keganasan klonal
jaringan hemopoitik yang ditandai dengan:
– Akumulasi sel blast abnormal (leukemik) terutama
di sumsum tulang
– Gangguan produksi sel normal
C
NEJM 1998
• Saluran pernafasan: infiltrasi dapat menyebabkan
obstruksi laring, infiltrat parenkhim, infiltrasi di
alveolar, atau pleura
• Keterlibatan kardiak sering terjadi, namun jarang
menimbulkan simptom. Infiltrat perikardial
simptomatik, dengan trombus intrakardiak dapat
menimbulkan gagal jantung, aritmia dan kematian.
• Ginjal sering diinfiltrasi sel leukemik, namun tidak
selalu menimbulkan gangguan fungsi. Kadang-kadang
ada kelainan pada vulva, bladder neck, prostat dan
testikular.
• Gejala osteoartikular seperti nyeri tulang dan sendi,
nekrosis tulang, artritis dapat ditemukan. Sinovitis
terjadi karena kristal monosodium urate (gout) atau
kalsium pirofosfat dihidrat ( pseudo gout)
• Infiltrasi sistim saraf jarang terjadi, namun
keterlibatan meningeal menjadi pertimbangan pada
AML tipe monositik
GAMBARAN LABORATORIUM
Regimen “7 and 3”
• High dose cytarabine vs standard dose cytarabine:
Pemakaian High dose cytarabine tidak meningkatkan
angka remisi, bahkan menambah efek samping
terutama pada orang tua
• Obat-obat lain:
Penambahan ATRA, gemtuzumab ozomicin,
fludarabin, cladribin, atau topotecan pada regimen
induksi tidak memperbaiki hasil terapi secara
signifikan.
• Terapi antibiotik
– Infeksi merupakan penyebab kematian tinggi post
khemoterapi.
– Bila pasien mulai demam, dilakukan kultur urine,
darah, nasofaring, sputum. Segera diberikan
antibiotik spektrum luas.
– Beberapa center menggunakan antibiotik
profilaksis, antifungal, antiviral profilaksis.
• Hematopoietic Growth Factors untuk sitopenia
– Terapi sitokin pada AML masih kontroversial.
Meskipun GM-CSF dan G-CSF mempercepat
pulihnya neutrofil, namun tidak menurunkan
angka mortalitas dan morbiditas.
• Transfusi komponen darah
– Transfusi PRC s/d Hb 8,0 g/dl atau lebih tinggi pada
kasus-kasus tertentu
– Transfusi platelet digunakan bila ada manifestasi
hemoragik yang berhubungan dengan trombositopeni
dan profilaksis untuk mempertahankan hitung platelet
5000-10.000/ul
Single-donor atau HLA-match platelet lebih
diutamakan.
• Transfusi granulosit tidak boleh digunakan untuk
profilaksis, tapi dapat digunakan pada pasien
dengan demam tinggi, bakteremia yang tidak
respon antibiotik, atau shok septik.
• Terapi untuk hemoragik hipofibrinogenemik
– Pasien dengan DIC → pemberian platelet dan FFP.
Monitor fibrinogen, d-dimer, PT & aPTT
BMP hari ke 15-20 (hitung lekosit darah tepi telah mencapai 1000/ul)
Jika remisi lengkap konsolidasi (21 hari)
1-2 siklus
Nama obat & dosis Cara pemberian Diberikan hari ke
BMP hari ke 15-20 (hitung lekosit darah tepi telah mencapai 1000 / ul)
Jika remisi lengkap maintenance (4-6 minggu ) 4-6
siklus
Nama obat & Cara pemberian Diberikan hari ke
dosis
Daunorubisin Dilarutkan dalam 1
45mg/m2/hari 100ml
Nacl0,9%drip 10
menit
Kriteria relaps:
1.blast/progranulosit >5%,setelah pernah CR
(BMP)
2.Pada transplantasi allogenic : karyotip
kromosom kembali semula.
Transplantasi sumsum tulang
• Pertimbangan
– Ketersediaan donor
– Umur & status kesehatan resipien
– AML remisi
• Jenis:
– Singenik : identik scr genetik, cth: saudara kembar
– Allogenik: HLA cocok,cth sdr kandung atau org lain
– Autologos: dari pasien sendiri
Terapi Leukemia Promielositik Akut
• Kemoterapi:
– Induksi: ATRA 45 mg/m2/hr dlm 2 dosis utk 2 -3 hr
pertama + daunorubisin 50 – 60 mg/m2/hr slm 3 hr
atau idarubisin 12 mg/m2/hr selam 4 hr.
– Komplikasi ATRA: RAS akibat kebocoran kapiler. Gjl:
demam, distres pernapasan, infiltrat paru, efusi
perikard, efusi pleura, GGA.
Th/ dexametason 2 x 10 mg iv
• Suportif bila terjadi perdarahan
– E-aminocaproic acid (EACA)
– Asam traneksamat
PROGNOSIS