Anda di halaman 1dari 30

SNAKE BITE

Dr. Anton Trihartanto, Sp.B


DIVISION OF GENERAL SURGERY
RADEN MATTAHER HOSPITAL, FKIK UNJA
Pendahuluan Snake Bite

🞆Masalah utama masyarakat tropis


🞆Penyakit darurat terkait kerja pada pekerja pertanian
🞆 Dari sudut pandang kepercayaan masyarakat, beberapa
percaya akan pengobatan mistis/agama pada snake bite,
mengakibatkan keterlambatan penanganan
INSIDEN SNAKE BITE
Kematian akibat Snake bite di dunia
June 2013-May 2016
Ular berbisa Terbanyak di Indonesia
Ular berbisa Terbanyak di Indonesia
Ciri-ciri ular berbisa dan tidak berbisa
Ciri-ciri ular berbisa dan tidak berbisa
Lokasi snake bite tersering
Ular yang sehat, lapar, dan terusik lebih banyak mengeluarkan bisa dibandingkan ular
yang kenyang dan terkejut.
Akibat dari bisa tersebut, terdapat penurunan fungsi sel dan hasil akhir yang
bergantung pada jenis bisa.
Snake bite-venom injected

Neurotoxic
enters surrounding tissue
Hematotoxic
direct venom action
Cardiotoxic
Capillary absorption

blood vessels lymphatics

Target organs-systemic effect


Neurotoxic
Hematotoxic
Cardiotoxic
Myotoxic
Tanda Fang Perdarahan menetap dari
tanda fang 40min setelah
gigitan pit viper

Kulit melepuh
dibekas gigitan
Snake bite- Grade (PARRISH)
Other classification
Compartment syndrome
DIC

Pethecie, eccimosis, hematom, subkonjunctival


bleeding Gastrointestinal bleeding
Pertolongan Pertama

🞆 Penangangan awal snake bite dikenal dengan istilah:


🞆 "Do it R.I.G.H.T."
🞆 Terdiri dari:
🞆 R. = Reassure (yakinkan) pasien. 70% pasien snakebite berasal dari spesies tidak berbisa.
🞆 I = Immobilize (imobilisasi) selayaknya fraktur tungkai. Pada anak anak dapat digunakan perban/kain
untuk mengimobilisasi, tetapi jangan sampai mengganggu suplai darah ke jaringan. Jangan lakukan
ikatan terlalu ketat karena tidak memberikan manfaat dan cenderung berbahaya.
🞆 G.H. = Get to Hospital (bawa ke RS) segera. Pengobatan tradisional tidak memberikan manfaat.
🞆 T = Tell (Ceritakan) kepada dokter tentang gejala sistemik lain, seperti ptosis.
PRESSURE IMMOBILISATION

Bertujuan untuk
mencegah bisa dari
tempat gigitan memasuki
sirkulasi darah.
Bermanfaat selama
transport pasien ke RS.
JANGAN LAKUKAN

🞆 Jangan pasang touniqet


🞆 Jangan buat sayatan/insisi pada luka/sekitar luka
🞆 Jangan gunakan kejut listrik
🞆 Jangan bekuka/memberi suhu terlalu dingin pada bekas gigitan
🞆 Jangan hisap bisa dengan mulut anda
🞆 Jangan berikan alkohol/obat-obatan terlarang pada korban
🞆 Jangan mencoba menangkap/membunuh ular, dan jangan
🞆 membawa pasien ke dukun/pengobatan tradisionaal
HOSPITAL MANAGEMENT

Airway breathing circulation Disabiltiy Exposure

Find the sign n symptoms


Hematotoxic, cardiotoxic, neurotoxic, myotoxic

Complete blood count, APTT, PT, INR, Fibrinogen, D-Dimer


SGOT/SGPT, Ureum/Creatinin, electrolite, Blood gas analysis, lactate
ECG
Urine test (Myoglobinuria)
SKIN TEST harus dilakukan
Encerkan dalam normal saline atau D5 500 cc
dalam 30-6o menit
Pemberian SABU

INDIKASI
⮚ Terbukti pada toksisitas sistemik.
⮚ Hemodynamic atau respiratory yang tidak stabil
▪ Hypotension, respiratory distress
⮚ Hemotoxicity
▪ Perdarahan yang signifikan atau pembekuan abnormal
⮚ Neurotoxicity
▪ Beberapa kasus terbukti dimulai dari ketidaknormalan
sistem saraf dan menyebar sampai paralisis, termasuk
diafragma
⮚ Lokal Evaluasi progresifitas soft tissue
▪ Progressive soft tissue swelling dan area yang nyeri dari area yang
swelling dengan menandai edema

tidak nyeri
Pemberian SABU

Berdasarkan pedoman WHO, pemberian SABU melalui 2


cara:
1. Bolus
Pemberian sabu dapat dilakukan dengan bolus
lambat (kurang dari 2ml/menit)
2. Drip
Sabu diencerkan dalam 5-10ml/kgBB cairan isotonik
(250-500cc NaCl/ D5% pada pasien dewasa)

• Pemberian injeksi pada lokasi gigitan tidak


direkomendasikan -> meningkatkan nyeri dan risiko
tekanan kompartemen
• Pemberian secara IM memiliki bioavailability yang rendah
NOTE
Berbeda disteiap negara,
bergantung pada jenis bisa
ular
Manajemen Snake bite PARACETAMOL DONT USE
TRAMADOL NSAID

PAIN
Respiratory paralysis- Cryoprecipitate
ventilator Hematotoxic Fresh frozen plasma
Neurotoxic
Atropine sulfate DIC
VIT K
Nesotigmine Dexamethasone

Wound cleansing
Dopamine Cardiotoxic
ATS/TT
Dressing
Norepinephrine Shock Local wound Elastic bandage
Epinephrine arritmia Antibiotic broad spectrum
Debridement 🡪 close defect

Hemodialisis RENAL Compartment


syndrome
Delayed if
FAILURE Fasciotomy PT/APTT>>>
CVVH
Debridement, fasciotomy, closed defect
REFERENCES

🞆 WHO Fact Sheet On Snake Bite .Geneva.WHO. 2015.


🞆 National snakebite management protocol, India. (2008). [online] Avaialable at www://mohfw.nic.in
(Directorate General of Healthand Family Welfare, Ministry of Health and Family Welfare, India).
🞆 Adiwinata R, Nelwan EJ. Snakebite in Indonesia. Acta Medica Indonesiana. 2015; 47(4). hlm. 358-65.
🞆 Biofarma. Serum anti bisa ular (kuda) [internet]. Bandung: Biofarma; 2015 [diakses tanggal 11 Agustus 2017].
Tersedia dari: http://www.biofarma.co.id/?dt_portfoli o=polyvalent-anti-snake-venom-sera.
🞆 Djunaedi D. Penatalaksanaan gigitan ular berbisa. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi
B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2014. hlm. 1085-93.
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai